Senin, 08 Agustus 2011
(FF) Yesung "I'm A Singer" Part 2
By : Yessis
Yesung masuk kedalam rumah, dia memang memiliki kunci duplikat rumah, karena biasanya ia pulang larut malam setelah latihan vokal di seoul. Ia melihat kedalam kamar oemmanya, ia tatap wajah oemmanya dengan lekat, ’aku harus bertahan. Aku pasti bisa menjadi penyanyi.’ Batin yesung, ia melihat gelang hitam ditangannya, ’banyak orang yang mendo’akanku, aku pasti berhasil.’ Lanjutnya. Lalu ia cium pipi oemmanya dengan lembut kemudian pergi kedalam kamarnya.
Pagi sekali yesung sudah siap untuk berangkat sekolah. ”Jongwoonie...apa yang kau lakukan dengan rambutmu?” tanya oemma, ia kaget melihat rambut anaknya yang sudah berubah warna menjadi merah. Yesung merasa dengan mewarnai rambut ia bisa memulai hal baru dengan penuh semangat.
”Ini...” yesung memegang kepalanya sambil nyegir kuda...^^. ”Tadi pagi aku mencoba pewarna rambut. Biar tambah keren.” kata yesung tersenyum. Oemma geleng-geleng kepala melihatnya.
”Hyung, kau ingin dihukum guru.” kata jongjin yang baru saja datang. Yesung merasa perkataan jongjin benar, apa yang harus dilakukannya jika bertemu guru.
”Hallo. Jae jung. Tolong aku…….” Yesung menutup telponya, dia masih berdiri di luar sekolah. Dia berjalan mondar mandir menunggu kedatangan temannya. Jae jung merupakan teman akrab yesung semenjak mereka sama-sama diterima di SME, suara keduanya sama-sama bagus tapi jae jung lebih beruntung karena bulan depan ia akan memulai debutnya disebuah grup band dengan nama DBSK. Mereka sekolah di SMA yang sama.
Dari kejauhan jae jung berlari kearah yesung, tangannya memegang sebuah helm.
”Ini.” kata jae jung memberikan helm yang ia bawa kepada yesung, yesung terlihat sangat senang sekali lalu ia memakainya.
”Kau yakin akan memakai ini ke kelas?” tanya jae jung tidak yakin.
”Aku pikir ini bukan ide yang bagus.” lanjut jae jung.
”Kau tenang saja.” kata yesung memegang pundak jae jung, dia tersenyum penuh keyakinan lalu pergi menuju kelasnya. Jae jung mengikutinya dari belakang, perasaannya tidak tenang karena ide yesung. Peraturan sekolah melarang siswanya mewarnai rambutnya dan yesung nekad mewarnai rambutnya. Dia sudah melarang yesung untuk mewarnai rambutnya tapi yesung tidak mendengarkannya.
Semua anak dikelas melihat kearah yesung, ”Jongwoon-ah apa yang kau lakukan dengan kepalamu? Kenapa kau memakai helm ke kelas?” tanya geun in teman sekelasnya.
”Kau tidak tahu? Ini sedang ngtren di jepang.” jawab yesung sekenanya, semua temannya tertawa mendengar jawaban yesung. Mereka sudah terbiasa dengan keanehan yang dilakukan oleh yesung.
”Jae jung, kita tukar bangku dulu ya.” pinta yesung, jae jung mengangguk. Yesung pindah ketempat duduk jae jung di bagian paling belakang. Ia menghindari pandangan guru terhadapnya. Bel masuk berbunyi, guru kelas masuk kedalam kelas untuk mengabsen murid-muridnya.
”Pagi anak-anak.” sapa bu song yi kyung,
”Pagi bu.” jawab murid-murid. Guru song melihat ada sesuatu yang aneh. Ia edarkan pandangannya pada murid-murid, sampailah matanya pada murid yang duduk paling belakang dekat jendela. Kepalanya masih memakai helm, guru song tak dapat melihat wajahnya karena murid tersebut terus menunduk. Guru song berjalan kearah murid yang memakai helm. Guru song menatap lekat wajah muridnya yang memakai helm.
”Kim jong woon, apa yang kau lakukan? Buka helm mu.” perintah guru song.
”Maafkan aku guru song.” ucap yesung takut.
”Kenapa kau tidak membuka helmmu?” tanya guru song.
”Kepalaku terlalu besar sehingga sulit untuk membuka helm ini.” kata yesung dengan entengnya membuat alasan yang aneh.
Yesung berdiri ditengah lapangan dengan kedua tangan di atas, semua anak memperhatikannya.
”Hahaha...anak itu lucu sekali. berlaga jadi artis dia.” kata salah seorang murid yang lewat. Yesung sama sekali tidak menghiraukan cibiran mereka, dia yakin suatu hari nanti dia bisa menjadi penyanyi yang terkenal. Yang terpenting sekarang adalah dia terhindar dari hukuman memotong rambutnya dengan syarat dia harus merubah kembali warna rambutnya menjadi hitam. Dari kejauhan seorang perempuan menatap yesung lekat, yesung menyadari kehadirannya dan memberikan sebuah senyuman padanya, tapi perempuan tersebut tidak membalas senyuman yesung, dia pergi begitu saja tanpa menghiraukan yesung.
”Ji eun kenapa? Apa dia marah padaku.” pikir yesung. Hp yesung berbunyi, sebuah sms masuk. Yesung membukanya.
Sender : My Lovely Ji eun
Pulang sekolah, ditempat biasa.
Pulang sekolah yesung bergegas kesebuah toko es krim yang sering dikunjunginya dengan ji eun. Ditengah jalan yesung melihat ada yang menjual boneka. Lalu ia membelinya.
”Mudah-mudahan ini bisa meredakan marahnya.”
Yesung melanjutkan perjalanannya. Ia melihat ji eun sudah duduk menunggunya.
”Maaf aku terlambat. Tadi guru memintaku menulis surat permintaan maaf dulu.” yesung duduk tepat didepan ji eun, ji eun hanya tersenyum sedikit mendengarnya.
”Oh ya, kau tahu? Kemarin aku hampir tertabrak mobil.” kata yesung memulai pembicaraan.
”Tapi untunglah aku bisa selamat, ada orang yang menyelamatkanku. Ini gara-gara aku memakai head set dan tidak memperhatikan jalan. Kau tahu? orang yang menyelamatkanku juga memberikan sebuah gelang hitam....”
”Kita putus.” kata ji eun memotong pembicaraan. Yesung terperangah, dia bingung denga apa yang dikatakan oleh ji eun.
”Apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Bukankah kau menyukaiku?” tanya yesung.
”Aku menyukaimu sangat suka tapi aku hanya suka menjadi temanmu.” jelas ji eun.
”Apa alasanmu? Apa aku telah berbuat salah? Atau kau kesal karena aku sering berbuat aneh? Aku janji tidak akan melakukannya lagi, aku janji tidak akan berbuat aneh” kata yesung meyakinkan.
“Selama 1 bulan ini aku terus berpikir. Kita memang sahabat sejak kecil dan tidak terpisahkan. Tapi setelah aku mencoba menjadi pacarmu, aku merasa sangat tidak nyaman. Jadi aku mohon hormati keputusanku. Kita bisa menjadi sahabat baik seperti dulu.” kata ji eun, wajahnya terus menunduk, ia tidak berani menatap wajah yesung. Lalu pergi meninggalkan yesung sendirian
”Aku tidak mengerti, sungguh tidak mengerti.” kata yesung sedih.
Yesung masuk kedalam kereta, seperti biasanya ia pergi ke seoul untuk berlatih vocal. Ia terlihat sangat sedih, kemarin ia sedih mendengar temannya telah debut sedang ia belum juga debut, hari ini ia baru saja diputuskan oleh pacarnya, yesung menyukai ji eun sejak kecil dan baru bulan kemarin ia menyatakan perasaannya tapi dalam waktu yang singkat ia telah diputuskan, apa yang salah dengan hidupnya. yesung menatap gelang hitam yang ia pakai, ia teringat ucapan michi,
“Aku yakin orang yang memiliki keinginan kuat untuk menggapai mimpinya, dia pasti akan berhasil, sebentar atau lama hasilnya tidak masalah.”
Yesung menegakkan kepalanya, ”Anak itu benar. Aku pasti bisa menggapai mimpiku, masalah apapun yang datang, aku pasti bisa mengahadapinya.” pikir yesung
” Kim Jong woon kamu harus kuat.” teriak yesung, semua orang dikereta melihat kearahnya tapi yesung sama sekali tidak malu melakukan hal aneh seperti itu.
”Jongwoon-ah, kau kemana saja?” Tanya jae jung yang sudah dari tadi berada diruang latihan.
”Aku ada perlu dulu. Kapan kau akan pindah ke seoul?” tanya yesung.
“Rencananya minggu depan. Beberapa bulan bandku akan mengeluarkan album perdana. Bahkan kami akan diperkenalkan ke jepang.” jawab jae jung senang.
”Wah, hebat.”
”Kau harus semangat, suatu hari nanti kau pun akan debut sepertiku.” kata jae jung memberi semangat. Yesung mengangguk.
”Tentu saja, kan suaruku lebih bagus.” kata yesung pede.
”Mwo? Tentu saja suaraku yang lebih bagus.” balas jae jung.
“Hei, jae jung selamat ya.” kata baek min yang baru saja datang keruang latihan, ia langsung memeluk jae jung. Mereka bertiga merupakan teman karib, baek min sama seperti yesung yang belum juga debut.
”Terimakasih.”
”jongwoon-ah, kau kenapa? Di putus pacaramu?” tanya baek min bercanda.
“Iya.” Jawab yesung sambil tersenyum. Baek min dan jae jung yang tadinya tertawa menjadi diam.
”Kamu serius?” Tanya Jae jung. Yesung mengangguk.
”Kenapa?” tanya baek min, ia memegang pundak yesung.
”Hahha...Kalian serius sekali. Aku yang diputuskan kenapa kalian yang murung.” kata yesung berusaha ceria.
”Ji eun itu perempuan yang kau sukai sejak kecil. Kenapa kalian putus?” tanya jae jung.
”Aku tidak tahu. Ji eun tidak memberikan alasan yang jelas.” Wajah yesung berubah murung.
”jae jung-ah, Kapan kau akan mentraktir kami?” tanya baek min mengalihakan perhatian.
”Kapanpun kalian bisa.” kata jae jung, dia mengerti maksud baek min.
”Benarkah?” tanya yesung dan baek min bersamaan, kalau masalah traktiran mereka akan sangat bersemangat.
”Bagaimana kalau kita kesana.” baek min menunjukkan tangannya ke sebuah Bar.
”Tapi kita kan belum cukup umur. Mereka tidak akan menerima kita.” kata yesung khawatir,
”Benar.” Kata jae jung setuju.
”Apa kalian tidak penasaran dengan tempat itu? Orang-orang dewasa senang sekali kesana, kalau aku sih penasaran kenapa mereka suka pergi kesana” kata baek min membuat jae jung dan yesung juga penasaran.
”Bagaimana? Mau tidak? Hanya sekali saja, setelah itu kita tidak perlu datang lagi hingga dewasa.”
Yesung dan jae jung pun setuju.
”Tapi bagaimana caranya kita masuk? sedang KTP kita masih menunjukkan umur 16 tahun.” tanya jae jung bingung.
”Tenang saja, serahkan padaku. Aku bisa membuat KTP palsu.” jawab baek min.
”Wow, keren.” kata yesung
”Keren apanya? Itu melanggar hukum, aku tidak mau.” bantah jae jung.
”Ajarkan aku bagaimana cara membuatnya.” Kata yesung tidak menghiraukan, baek min lalu menjelaskannya sedang jae jung hanya diam, dia tidak bisa membuat teman-temannya sadar, dia hanya bisa mengikuti mereka dengan perasaan khawatir.
“Kau yakin ini akan berhasil?” jae jung terlihat masih takut, dia berdandan seperti orang dewasa dengan topi hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
“Aku yakin. Mereka tidak akan mengenali kita.” Jawab baek min yang terlihat sangat antusias, rambutnya sangat klimis, entah berapa banyak gel rambut yang ia pakai.
“Aku sangat tegang.” Kata yesung yang juga terlihat antusias, dia seperti jae jung memaki topi hitam yang menutupi sebagian wajanya.
“Kita harus masuk ketika ramai pengunjung, agar petugasnya tidak mengenali kita.” kata baek min.
”Ok.” jawab yesung dan jae jung.
Baek min berjalan paling awal sedang jae jung berjalan dibelakang yesung. Dia benar-benar khawatir dengan apa yang mereka lakukan. Jika dia ketahuan, debutnya bisa tertunda. Mereka menunjukkan karu pengenal mereka. Salah satu petugas memperhatikan yesung, ia menatap yesung curiga. Yesung tersenyum padanya.
“Apa ada yang aneh denganku?” Tanya yesung.
“Tidak.” Jawab petugas lalu membiarkan mereka masuk. Di dalam terdengar suara musik yang sangat bising, orang-orang terlihat menari-nari dilantai dansa, masing-masing orang memegang minuman.
”Wah, ramai seklai. Ini luar biasa.” kata baek min, dia mulai menggerakkan badannya mendengar suara musik.
”Aku pusing mendengarnya.” kata jae jung.
”Ikut aku.” kata baek min. Mereka duduk di meja bar.
”Kau ingin minum apa?” tanya baek min.
”Jus strawberry.” Jawab yesung.
”Yang benar saja. Masa kita cape-cape kesini minum jus. Yang lain saja.”
”Kita belum cukup umur. Tidak boleh minum.” kata jeajung.
”Hanya sekali saja sepertinya tidak apa-apa. Bagaimana?” tanya baek min.
”Terserah kau saja lah.” jawab yesung.
“Aku akan minta yang aneh-aneh saja ya?” ,,,yesung dan jae jung mengangguk.
”Aku ingin ke toliet. Sebentar ya.” kata yesung lalu ia pergi.
”Wah, ramai sekali.” yesung melihat antrian di toilet. Banyak orang mabuk ditoilet, dia merasa tidak nyaman dekat mereka. Yesung menutup hidungnya karena bau alkohol yang menusuk.
”Hei.” seseorang memegang pundak yesung. Yesung menengok, dia melihat seorang pria bertubuh besar memegang pundaknya. Tangannya perlahan akan membuka topi yesung tapi cepat-cepat yesung kabur darinya. Ia berusaha melarikan diri dari kejarannya. Yesung pergi ke tempat jae jung dan baek min,. Sementara itu pria bertubuh besar tetap mengejarnya.
”Gawat. Jangan-jangan kami ketahuan.” pikirnya.
”Baek min-ah, jae jung-ah....” panggil yesung. Ketika sampai yesung terlihat terengah-engah karena kecapaian.
”Cepat kita pergi.” perintah yesung. Tapi dia melihat ada yang aneh dengan jae jung.
”Ada apa dengannya?” tanya yesung, jae jung terlihat sangat mabuk.
”Dia hanya minum seteguk tapi hasilnya begini.” Jawab baek min, dia merasa sangat bersalah.
’Halllllow...Baby...” kata jae jung memegang pipi yesung.
”Dia mulai gila.” kata yesung ngeri.
”Sudahlah. Ayo cepat kita pergi. Mereka sudah mengetahui penyamaran kita.” perintah yesung, dia melihat petugas yang tadi mengejarnya mulai mendekat. Yesung dan baek min memegang jae jung agar dapat berlari. Ditengah keramaian membuat petugas tersebut kesulitan untuk mengejar mereka. Tapi petugas yang lain ikut membantu pengejaran.
Mereka berlari kesebuah tempat yang berlorong. Sepertinya itu tempat eksklusif untuk karaokean.
”jongwoon-ah, bagaimana ini?” tanya baek min bingung. Mereka masih terus berlari sekuat tenaga mereka.
”Terus, berlari.” perintah yesung.
”Ini salah. Seharusnya aku tak memaksa kalian. Kejadian ini aka berakibat buruk bagi jae jung.” kata baek min, ia mulai menangis.
”Sudahlah, lebih baik kita mencari tempat bersembunyi.” yesung melihat kesekeliling. Ia melihat sebuah pintu tempat penyimpanan peralatan pembersih.
”Kau dan jae jung masuk kedalam.” perintah yesung.
”Kau juga ikut.” pinta baek min
”Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Setelah para petugas itu pergi kau bawa jae jung keluar dari tempat ini.” kata yesung menjelaskan strateginya.
”Tapi...”
”Jae jung sbentar lagi debut. Kita tidak bisa menghancurkan mimpinya.” kata yesung. Akhir baek min menyerah. Yesung menutup pintunya ia menjauh dari pintu, setelah petugas datang baru ia berlari agar mereka mengejar dirinya.
”Hei, berhentiiiiiii...” teriak petugas. Yesung terus berlari hingga ia menuju jalan buntu. Tanpa berpikir yesung masuk ruangan yang paling ujung. Ia berharap tempat itu kosong.
Semua orang melihat kearah yesung yang baru saja masuk. Itu adalah tempat karokean, beberapa orang sedang duduk sedang yang lain berdiri memegang mic.
”Annyeong...” Kata yesung sambil tersenyum pada semua orang yang berada diruangan. Petugas yang mengejarnya berhasil menangkap yesung. Si petugas terlihat sangat kecapean.
”Kenapa kau melarikan diri? Aku hanya ingin memberikan handphone mu yang terjatuh.” kata petugas lalu memberikan hp yesung. Yesung menerimanya.
”Maafkan aku. Aku pikir kau ingin menangkapku.” kata yesung polos.
”Kalau begitu aku pergi dulu.” lanjutnya.
”Tunggu.” Panggil seseorang. Yesung merasa mengenal suara tersebut. Ia tidak berani membalikkan badan. Ia benar-benar tahu suara siapa itu. Orang tersebut memegang pundak yesung, dia merasa jantungnya sudah mau copot. Mulutnya komat-kamit berdo’a. Yesung membalikkan badannya. Orang tersebut membuka topi yesung. Wajahnya terlihat sangat kaget.
”KIM JONG WOON.” teriaknya. Dia adalah Lee soo man. Yesung hanya bisa menutup matanya tidak berani.
”Siapa lagi teman-teman yang datang bersamamu?” tanya lee soo man. Yesung kini berada diruangan lee soo man. Dia tak menyangka seorang bos besar seperti lee soo man dapat mengingat wajahnya. Padahal dia hanya seorang trainer. Yesung sama sekali tidak fokus dengan apa yang ditanyakan lee soo man, dia lebih tertarik memperhatikan interior ruangan lee soo man yang memang menarik, ruangan modern dan simple.
’kupikir dia orang tua yang membosanka.’ Batin yesung.
”Kim Jong woon-shi, kau mendengarkan ku tidak?” tanya lee soo man kesal, ia sadar yesung tidak memperhatikannya. Yesung tersadar kemudian menatap lee soo man agar lebih fokus.
“Aku datang sendiri.” Jawab yesung.
”Petugas disana bilang kau datang bersama 2 orang temanmu. Siapa mereka?” tanya lee soo man lagi.
”Sungguh pak, aku datang sendiri.” yesung tetap dengan jawabannya.
”Baiklah. Aku terpaksa menjatuhkan hukuman untukmu. Kau harus menambah masa training mu selama 2 tahun.”
Gleeggaaaaaaaaaaaaaar...suara petir seperti terdengar di telinga yesung. Ia sudah training selama 3 tahun dan harus menambah masa trainingnya selama 2 tahun.
”Tapi pak, itu terlalu kejam.” kata yesung.
”Aku tidak akan kejam jika kau mau memberitahuku siapa saja yang datang bersamamu?” lee soo man tersenyum licik bagi yesung. Yesung berdiri lalu menunduk sebentar kemudian pergi.
”Kau mau kemana?” tanya lee soo man bingung.
“Bukankah bapak sudah selesai bicara padaku?” Tanya yesung.
“Kau…” lee soo man semakin merasa kesal, “keluar.” Teriak lee soo man. Yesung menutup kupingnya karena kaget dengan teriakan lee soo man.
”Baik pak. Saya segera keluar.” yesung segera pergi sebelum lee soo man benar-benar marah besar.
Baek min dan jae jung menunggu diluar, yesung tersenyum pada mereka. ”Bagaimana? Apa yang dikatakan lee soo man?” tanya jae jung khawatir.
”Semuanya beres. Aku hanya diberikan sedikit hukuman.” jawab yesung.
”trainingku diperpanjang 2 tahun.” lanjutnya lalu tersenyum.
”Gila. Itu lama sekali.” baek min terlihat geram.
”Aku akan masuk dan mengatakan semuanya.” baek min terlihat makin emosi.
”Jangan. Aku tidak ingin debut jae jung tertunda.” kata yesung melarang.
”Hanya 2 tahun tak masalah bagiku.” lanjutnya, tangannya memegang gelang hitamnya, ia merasa butuh kekuatan lebih untuk menerima hukuman ini.
”Terimakasih yesung.” ucap jae jung lalu memeluknya.
Yesung berjalan ke kelasnya dengan lesu. Dia masih kepikiran dengan hukuman yang harus diterimanya. Dia melihat salah satu temannya berjalan kearahnya, ia memegang lengannya.
”Kau akan beruntung hari ini.” Kata yesung dengan tatapan mata serius. Temannya merasa sangat aneh. Yesung beberapa kali melakukannya, hal itu merupakan salah satu caranya agar tetap semangat dan percaya diri. Tanpa sadar ia sampai di kelas ji eun.
”Kenapa aku disini?” tanyanya pada diri sendiri, dia melihat kedalam kelas tapi ji eun tidak ada disana. Yesung seperti memdengar suara tawa ji eun dari belakang, ia membalikkan badannya.
”Ji eun...” yesung menghentikan kalimatnya ketika melihat ji eun sedang berjalan dengan seoran siswa lain, tangan mereka saling bergenggaman. Ji eun yang sadar dengan kehadiran yesung berubah ekspresi. Ia terlihat tidak enak dengan yesung sementara itu yesung hanya tersenyum lalu pergi.
”Kim Jong Woon, semuanya sudah selesai.” kata yesung pada dirinya sendiri.
Ketika yesung pulang, ia melihat baek min berdiri di depan gerbang sekolahnya, yesung segera menghampirinya.
”Baek min. Kenapa kau ada disini? Kau tidak sekolah?” tanya yesung. Baek min sekolah SMA di seoul.
”Aku sengaja ke kota untuk mengucapkan perpisahan.” jawab baek min.
”Apa maksudmu?” tanya yesung bingung.
“Aku menyerah dengan mimpiku. Aku akan pergi ke prancis dengan ayahku. Aku akan meneruskan sekolahku disana.” Jelas baek min. yesung masih terdiam.
”Kenapa kau menyerah? Kau bilang demi mipimu menjadi penyanyi, kau bahkan menentang ayahmu untuk pergi ke Prancis. Tapi...kenapa sekarang kau...” yesung tak meneruskan perkataannya.
”Jongwoon-ah, aku sudah lelah mengejar mimpiku. Dan aku sudah bosan dengan latihan-latihanku. Besok aku pergi. Kuharap selamanya kita akan menjadi teman.” baek min memeluk yesung. Yesung hanya diam bingung, dia tidak percaya akan berpisah dengan teman dekatnya. Dia akan benar-benar sendirian, jae jung akan sibuk dengan grupnya dan baek min akan pergi ke prancis.
”Jangan lupa kirimi akau roti prancis.” kata yesung. Baek min tertawa mendengarnya.
”Tentu saja. Ketika aku berhasil disana, aku akan membawakan roti prancis terenak.”
TBC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar