#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Selasa, 24 April 2012

(FF) A vs B : Special yesung-michi couple Wedding (one shoot)


               FF ini merupakan debut pertama sunggyu di ff yessiskyura...^^ dan dibuat dalam rangka ulang tahun sunggyu yang ke 23 tahun masehi. selamat menikamti

By : Yessis

 Bulan gugur telah datang, bunga sakura berguguran. Saat itu adalah saat yang paling kamu sukai, aku selalu ingat itu karena kamu selalu mengatakannya berulang kali. Dan itu artinya pernikahan kita semakin mendekat. Perasaanku menjadi campur aduk, antara senang dan takut. Senang karena pada akhirnya kami bisa bersatu dan bisa membangun rumah tangga bersama, takut karena jika aku bukanlah yang tepat untuknya....atau mungkin dia yang tidak tepat untukku. Aku selalu bertanya-tanya benarkah ia jodohku???

                Yesung berlari dengan sekuat tenaga, kiri dan kanan jalan terdapat pohon sakura yang bunganya berguguran, meski suasananya menyenangkan tapi yesung sama sekali tidak menikmatinya. Ia terus berlari hingga ia menemukan orang yang ia cari. Orang tersebut berdiri disebuah pohon sakura, orang tersebut terlihat sangat menikmati bunga-bunga sakura yang berguguran.


“Yesung-shiiii......Kesini.” teriak orang tersebut. Yesung menghampirinya sambil terengah-engah.

“Kenapa masih memanggil namaku? Panggil oppa....OPPA.....” kata yesung kesal.

“Maaf. Aku hanya merasa aneh dengan sebutan itu.” Kata orang tersebut sangsi.

“MICHI-SHI.....Sebentar lagi kita akan menikah. Hanya 3 bulan lagi. Apa memanggilku dengan panggilan oppa itu sebuah dosa?” yesung terlihat semakin kesal dengan calon istrinya, michi.

“Maaf...maaf....”

“Lalu kenapa memanggilku kemari?” yesung melihat kesekeliling, “Kamu bukan tipe orang yang mau mengajak calon suami ini untuk jalan-jalan. Bahkan ketika aku ulang tahunpun, kamu hanya mengatakannya lewat sms. Ada apa?” tanya yesung curiga.

Michi tersenyum, “Karena kupikir teman-temanmu pasti akan membuat pesta kejutan untukmu, dan pasti para fans pun akan melakukan itu.” Kata michi beralasan.

“Itu karena kamu tidak ingin aku memperkenalkanmu pada semua orang. Semua orang sudah tahu aku akan menikah tapi mereka tidak tahu siapa calon istriku.”

“Aku belum siap, aku tidak suka sorot kamera, aku tidak suka privasiku di bicarakan di tv.” Michi menundukkan kepalanya.

“Suka tidak suka kamu pasti akan berhadapan dengan itu semua. Aku pikir kamu sudah tahu resiko itu.”

“Aku tahu...aku tahu...maafkan aku.” Kata michi dengan suara yang lemah.

“Sudahlah...Maafkan aku, mungkin aku terlalu lelah.” Kata yesung menyesal.

“Sepertinya begitu.” Lalu  michi mengambil alas duduk dan bekal makanan yang telah dibuatnya. Ia  menggelar tikar lalu duduk disana. Yesung masih terus berdiri melihat kegiatan yang dilakukan michi.

“Kenapa terus berdiri? Cepat duduk.” Ajak michi, yesung lalu duduk, ia memperhatikan dengan tatapan curiga.

“Kenapa hari ini kamu begitu perhatian? Pasti ada sesuatu yang salah. Apa kau menghilangkan cincin yang aku berikan? Benarkan? Sudah kuduga kau akan melakukan ini. Ini sudah kedua kalinya kamu kehilangan cincin yang aku berikan, bagaimana bisa.....?” yesung berhenti bicara ketika michi memperlihatkan jarinya dengan sebuah cincin tersemat dijari manisnya.

“Cerewet.” Kata michi.

“Ok. Kalau bukan karena cincin yang hilang, lalu apa?” yesung terlihat berpikir keras, “Jangan bilang kau ingin membatalkan pernikahan kita? Aku tidak setuju. Sama sekali tidak.....”

“OPPA....” panggil michi dengan suara lebih keras. “Berhenti menduga-duga. Apalagi dugaannya salah semua. Lagi pula cincin pertama, oppa yang menghilangkannya” Protes michi. Ia lalu membuka bekal makanannya.

“Tidak sengaja.” Kata yesung menyesal.

Michi membuka bekal makanannya, “Ini pertama kalinya aku membuat kimbab. Aku harap oppa suka.” Michi menyodorkan bekal makanannya pada yesung, yesung tersenyum melihat bentuk kimbab yang berantakan.

“Kenapa? Jangan mentertawakanku. Sudah kubilang, mulai saat ini aku akan belajar memasak. Tapi kamu harus memakan semua masakan yang kubuat meski itu enak atau tidak.” Kata michi cemberut.

“Aku mengerti.” Yesung masih tetap tersenyum, ia lalu memakan kimbab yang dibuat michi.

“Hambar.” Komentar yesung.

“Aku tahu. Jadi aku bawa kecap. Makannya dengan kecap maka rasanya tidak akan hambar.” Michi memberikan mangkuk berisi kecap pada yesung.

“Sekarang rasanya lebih baik.” Komentar yesung lagi, dia makan dengan lahap. Michi senang melihatnya.

“Kamu sudah tahu kan aku sudah lulus kuliah?” tanya michi memulai pembicaraan.

“Ya aku tahu.” Yesung terlihat masih sibuk makan.

“Sekarang aku akan mengajar. Jadi guru SMA.” Kata michi lagi. Yesung langsung tersedak. Michi segera memberikan botol air mineral pada yesung. yesung segera meminumnya.

“Bukankah kau bilang ingin menjadi ibu rumah tangga? Aku tidak pernah memaksamu untuk dirumah ataupun menjadi wanita karir. Tapi kenapa kamu merubah apa yang kau katakan sendiri?” tanya yesung bingung.

“Aku tetap ingin menjadi ibu rumah tangga. Aku tetap ingin mengurus anak-anakku sendiri bukan orang lain. Tapi sebelum kita punya anak, aku ingin merasakan dunia kerja. Bolehkan?” tanya michi meminta ijin.

Yesung mengalihkan pandangannya dari michi, “Terserah.”

“Jangan marah.” Pinta michi.

“Aku tidak marah.” Bantah yesung.

“Lalu kenapa cemberut?” tanya michi.

“Entahlah. Aku tidak tahu.” Kata yesung lagi. Michi mengambil sebuah kimbab lalu memasukkannya pada mulut yesung.

“Jangan marah lagi ya.” Pinta michi, yesung tersenyum.

“Lagi...” pinta yesung dengan wajah memelas.

“Makan sendiri.” Kata michi cuek.
*****

                Yesung duduk termenung di ruang ganti, kyuhyun duduk disebelahnya sedang asyik dengan games PCnya, sementara itu ryeowook masih sibuk dengna make upnya. Hari ini  KRY akan melakukan perform dalam rangka mengumpulkan dana amal.

“Hyung, kenapa murung terus?” tanya ryeowook, sekarang ia sibuk merapihkan rambutnya yang sebenarnya sudah sangat rapi.

“Aku pusing.”

“Pusing kenapa? Harusnya orang yang akan segera menikah itu bahagia. Ya kan kyu?” tanya ryeowook.

“Tidak juga.” Jawab kyuhyun singkat, ia semakin seru dengan gamesnya.

“Kenapa bisa begitu?” tanya ryeowook bingung, karena ia sendiri memang belum menikah, sedangkan kyuhyun sudah menikah beberapa tahun yang lalu dengan yuri.

“Semakin kita mendekati hari pernikahan. Maka akan semakin banyak cobaan yang datang. Namanya ujian cinta.” Jawab kyuhyun yang terlihat lebih dewasa setelah menikah walaupun tetap tidak bisa menghilangkan kebiasaannya untuk ngegames.

“Kamu benar.” Kata yesung setuju, “masalah fanslah, masalah oemma dengan michilah. Masalah pekerjaanlah. Dan lain-lain. Aku benar-benar pusing.”

“Bukannya oemma dan michi sudah akur?” tanya ryeowook.

“Akur. Tapi masih sering berbeda pendapat juga. Oemma ingin pernikahan dalam gedung, sedang michi ingin pesta kebun. Oemma ingin pakaian tradisional, michi ingin gaun modern. Dan masih banyak lagi. Aku benar-benar capek.”

“Hahahaha....hyung seperti mempunyai dua pacar.” Ryeowook tertawa dengan kencang. Yesung memandang ryeowook tajam, ryeowook menghentikan tawanya.

“Nikamati saja. Semua akan berlalu dengan sendirinya.” Saran kyuhyun singkat.
****

                                Michi berdiri didepan gedung sekolah, sudah banyak siswa yang masuk ke sekolah, hari ini merupakan hari pertama ia mengajar. Ia merasa sangat gugup.

“Aaaa….kenapa tegang sekali….hah…” michi menghela nafas panjang, “Bagaimana kalau mereka lebih pintar dariku….gawat….bagaimana ini.” Michi terus mengoceh sendiri. Hpnya berdering.

“Hallo. Yesung-shi…eh…oppa.” Michi mengangkat telponya.

“Bagaimana hari ini? Kau pasti tegang sekali?” Tanya yesung.

“Ya, aku sangat tegang dan gugup.” Jawab michi, ada sedikit kelegaan ketika yesung menelponnya, ia seperti menandapat kekuatan tambahan.

“Untuk awal-awal pasti tegang, tapi kau pasti bisa. Semangat.”

“Hmm….komawo.” michi menutup telponya.

 Setelah merasa lebih tenang, michi melangkahkan kakinya menuju sekolah.

“Annyeonghaseyo, soseangnim.” Sapa seorang murid laki-laki yang mengendarai sepeda, ia menyapa michi lalu berlalu darinya.

“An…nyeong….” Jawab michi bingung, ia merasa tidak mengenali anak tadi. 

****

                Michi diperkenalkan didepan semua guru oleh kepala sekolah, “Saya titipkan murid-murid kelas 3G pada anda.” Kata kepala sekolah mengakhiri pertemuan pagi itu.

Michi berjalan menuju kelasnya diantarkan oleh seorang guru lain. Murid-murid yang tadinya ramai karena tidak ada guru kembali duduk dengan tenang. Guru yang mengantarnya pamit untuk mengajar dikelas lain.

Michi berdiri didepan kelas dengan sedikit gugup. Semua mata memandangnya membuatnya semakin gugup. Setelah menarik nafas panjang, michi mengeluarkan suaranya.

“Annyeonghaseyo anak-anak. Aku adalah wali kelas kalian yang baru, aku menggantikan guru kalian yang sebelumnya karena cuti hamil.  Aku harap kita bisa bekerjasama dengan baik. Namaku kim michi guru fisika ” kata michi memperkenalkan diri. Murid-murid masih terdiam.

“Ada yang ingin kalian tanyakan padaku?” Tanya michi.

“Umurnya berapa bu?” celetuk salah seorang murid yang membuat kelas kembali gaduh. Michi tersenyum melihat tingkah murid-murid. Meskipun mereka sudah terlihat besar-besar tapi tingkahnya masih seperti anak kecil.

“Umur ibu 25 tahun.” Michi merasa kegugupannya menjadi cair setelah melihat keceriaan anak-anak muridnya.

“Sudah punya pacar bu?” Tanya yang lain, “Huss…itu pertanyaan pribadi tahu.” Kata murid perempuan.

“Ya kali aja ada lowongan.” Kata murid laki-laki yang diikuti tawa semua murid.

Michi tersenyum, “Sebentar lagi ibu akan menikah. Doa’akn.” Jawab michi.

“Yaaaah….Patah hati sebelum bunga berkembang.” Kata murid yang bertanya pada michi.

                “Sudah-sudah…..Sepertinya perkenalan tentang ibu sudah cukup. Sekarang gentian, ibu yang ingin mengenal murid-murid ibu.” Michi membuka buku absen yang ia bawa. Lalu mengabsen satu-persatu anak muridnya. Selain mengabsen michi juga bertanya tentang mimpi mereka.

“Lee woohyun.” Panggil michi, ia mengingat-ingat wajah dan nama mereka.

“Apa mimpimu?” Tanya michi.

“Hmmm…” woohyun terlihat bingung, “Aku tidak tahu. Mungkin mengambil alih toko tahu milik ayah.” Kata woohyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Diikuti teriakan teman-teman sekelasnya, “Huuuuuuuu…..”

“Tidak masalah apapun mimpimu yang penting kau suka dan serius menjalaninya.”

“Terimakasih bu.” Kata woohyun senang ada yang membelanya.

“So eun Yae.” Michi memanggil murid selanjutnya.

“ya bu. Aku ingin menjadi model. Aku ingin menjadi artis yang terkenal.” Jawab eun yae tanpa ragu sama sekali. Semua orang bertepuk tangan karenanya. Secara fisik eun yae memang merupakan murid yang paling cantik dikelas dan ia juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

“Kau harus bekerja keras untuk menggapai mimpimu. Ibu harap kau bisa berhasil menggapai mimpimu.” Kata michi memberi semangat.

Michi memanggil murid selanjutnya, “Kim Sunggyu.” Seorang murid laki-laki mengangkat tangannya. Michi ingat murid tersebut adalah murid yang menyapanya tadi pagi.

“Aku ingin menjadi ahli astronomi.” Jawab sunggyu singkat.

“Uwooooooooooo…..” murid-murid kagum, karena sunggyu merupakan murid tercedas disekolah. Ia tidak hanya berprestasi dalam pelajaran tapi juga cemerlang dalam kepemimpinan, ia merupakan mantan ketua osis dan masih menjabat sebagai ketua English club, sunggyu masih aktif di club remaja ilmiah yang khusus untuk melakukan penelitian. Michi belum tahu itu semua.

“Wah…Aku sangat jarang mendengar ada orang yang bercita-cita menjadi ahli astronomi. Kenapa kau ingin menjadi ahli astronomi?”Tanya michi,  karena jaman sekarang biasanya remaja seumuran mereka bercita-cita menjadi penyanyi atau bintang film sehingga menjadi terkenal.

“Karena aku penasaran dengan alam semesta ini. Bumi hanya sebagian kecil dari alam semesta, seperti debu kecil  diruangan ini. Atau mungkin lebih kecil lagi dari itu, banyak hal yang tidak aku tahu, dan aku ingin membebaskan diriku dari rasa tidak tahu.” Jelas sunggyu dengan bahasa yang membuat michi heran. Sunggyu terlihat lebih dewasa dari umurnya. Semua murid hanya diam, mungkin mereka sudah tahu dengan sifat sunggyu yang seperti itu.

“Oooh…begitu.” Komentar michi, ia tidak tahu harus menanggapinya seperti apa.
****

                Michi merentangkan tubuhnya dikasur, setelah seharian mengajar ia merasa lelah. Michi mengambil hpnya lalu mengerimkan sms pada yesung.

Michi     : Bagaimana hari ini?

Yesung : Suaraku tidak dalam kondisi yang bagus. Sepertinya aku harus kedokter lagi.

Michi     : Mangkanya jangan cerewet…hehehe…becanda…cepatlah pergi kedokter, oppa terlalu sering sakit tenggorokan. Apalagi pernikahan kita sebentar lagi, aku tidak ingin di hari pernikahan kita oppa tidak bisa bicara karena kehabisan suara.

Yesung : Siap Boss….^^ Lalu bagaimana dengan hari pertamamu menjadi guru? Menyenangkan?

Michi     : Menyenangkan. Walaupun pada awalnya aku gugup. Tapi tingkah anak-anak membuat kegugupanku menghilang. Tadi ada anak yang sangat cerdas dikelas. Aku jadi takut kalau berhadapan dengannya.

Yesung : Kenapa takut?

Michi     : aku takut kalau ditanya pelajaran olehnya dan aku tidak bisa. Aku takut dia lebih pintar dariku.

Yesung : Hahaha…harusnya kamu senang punya murid yang lebih pintar. Bukankah itu lebih baik untuk kedepannya. Oya, besok setelah pulang kerja, oemma ingin mengajakmu untuk fiting baju. Kamu pergi kerumahku ya. Nanti aku akan menjemput kalian berdua.

Michi     : iya, aku akan berusaha pulang lebih awal. Oya, ulang tahun oemma sebentar lagi, hadiah apa ya yang bagus untuk oemma?

Michi mengirim smsnya, 5 menit belum ada balasan dari yesung. 10 menit masih juga belum ada balasan.

Michi     : oppa? Kau tidur?

30 menit kemudian yesung belum juga membalas sms michi.

Michi     : sepertinya memang sudah tidur….heu…-_-‘

Hp yesung terus menunjukkan nada masuk sms tapi pemiliknya telah tertidur dengan lelap dikasurnya bersama peliharaan kesayangannya, kkoming.
***

                Waktunya istirahat, michi pergi ke kanting untuk makan siang. Ia mengambil beberapa makanan kesuakaannya. Michi melihat kantin sudah penuh oleh murid-murid dan  para guru.

“Ibu michi. Kesini.” Panggil sena guru matematik, ia sedang makan bersama dua guru perempuan lainnya, eunha dan minah. Michi kemudian duduk didekat sena.

“Bagaimana bu? Sudah betah mengajar disini?” Tanya eunha.

“Lumayan. Mereka lucu-lucu.”

“Yang bener aja bu, masa pada lucu. Mereka kan sudah besar-besar begitu. Bahkan badannya ada yang lebih tinggi dari kita.” Protes sena.

Michi tertawa, “Bukan badannya, tapi pemikirannya. Tapi….ada satu murid yang sepertinya ia lebih dewasa dari teman-temannya.”

“Annyeonghaseyo soseangnim.” Sapa sunggyu ketika melewati meja para guru. Ia lalu pergi ke meja teman-temannya.

“Pasti anak itu kan? Kim sunggyu.” Tebak minah.

“Yup.”

“Sunggyu itu murid yang pintar, dijelaskan sekali dia akan langsung mengerti. Dia sangat membantu ketika teman-temannya tidak mengerti pelajaran, dia akan menjelaskan dengan detail dan mudah dimengerti.” Sena menjelaskan dengan berapi-api diikuti anggukan setuju guru yang lain.

‘sepertinya guru-guru menyukai sunggyu’ michi melihat sunggyu sedang bercanda dengan teman-temannya, ‘dan para muridpun sepertinya menyukainya’.
**********
               
Michi duduk dikelas memeriksa kertas ujian anak-anak. Salah seorang anak menghampirinya, dia adalah woohyun, anak yang tidak tahu apa cita-citanya.

“Bu belum pulang?” Tanya woohyun ia  menggambil kursi dan duduk didepan meja michi.

“Belum. Ibu sedang memeriksa ujian tadi.”

“Soalnya susah sekali sih bu.” Protes woohyun.

“Tapi sunggyu benar semua ini.” Kata michi yang telah memeriksa kertas ujian sunggyu.

“Sunggyu sih jangan ditanya bu. Mana mungkin kami bisa mengungguli sunggyu.”

Michi menghentikan aktifitasnya mendengar woohyun bicara seperti itu, “Kenapa tidak? Kalian sama saja, sama-sama manusia.”

“Tapi dia dilahirkan dengan kesempurnaan. Otak yang cerdas, wajah yang tampan, dan kaya tentunya.”

“Kau ini. Kenapa tidak percaya diri seperti itu. Kalau kita berusaha, apapun bisa kita lakukan.” Kata michi menggeleng-gelengkan kepala.

“Kata bu sena kalau sunggyu saja tidak bisa mengerjakan soal apalagi kami, kami pasti tidak mungkin bisa mengerjakan soal tersebut.” Woohyun terlihat tidak percaya diri, atau jangan-jangan semua murid berpikir seperti itu batin michi. Pikiran seperti ini sudah tidak sehat untuk seorang murid.

“Ibu menyukai sunggyu?” Tanya woohyun,

“Maksudnya?”

“Ya lebih menyayangi sunggyu daripada murid yang lain karena dia anak yang pintar.” Jelas woohyun.

“Ibu menyayangi semua murid ibu, tidak ada perbedaan sama sekali.”

“Meskipun kami bodoh?” Tanya woohyun.

“Kalian tidak bodoh hanya perlu lebih berusaha. Kamu tahu otak manusia itu sangat luar biasa. Dan manusia hanya menggunakan sedikit sekali dari kemampuan otak itu. Agar kemampuan otak menjadi optimal, kita perlu lebih rajin untuk mengasahnya. Dan kamu bisa jadi orang yang luar biasa seperti sunggyu bahkan lebih.” Jelas michi.

“Hehehe….terimakasih bu atas hiburannya.” Woohyun tersenyum.

“Ibu tidak menghibur tapi ini kenyataan. Belajarlah lebih giat.”

“Siap Bu.” Woohyun langsung memberikan penghormatan. Michi tertawa dengan tingkah woohyun yang lucu.

“Tapi bu…”

“Kenapa?”

“Aku merasa sunggyu seperti berkepribadian ganda.” Kata woohyun serius. “Dia selalu terlihat baik didepan guru tapi….” Woohyun berhenti bicara.

“Bukankah dia juga akrab dan baik pada murid.” Kata michi.

“Iya sih. Tapi…. Aku merasa ia tidak tulus dan terlalu mendominasi, ia tidak suka ada yang lebih hebat darinya. Pada saat pelajaran sastra kebetulan nilaiku pernah diatas dirinya, beberapa hari dia tidak menyapaku walaupun aku menyapanya, dia menyapaku setelah ulangan selanjutnya, nilainya lebih tinggi dariku. Tapi… entahlah, mungkin aku salah.” Jelas woohyun, michi sebenarnya merasakan hal yang sama dengan woohyun, woohyun tidak tahu sebenarnya ia cocok jadi psikolog.

“Kalau begitu aku pamit pulang bu.” Woohyun bangkit dari duduknya

“Ya, hati-hati dijalan.”
*****

                Michi kembali dari kelas, ia meletakkan semua buku yang ia bawa diatas mejanya, sena menghampiri michi.

“Bu ada  hal penting yang harus dibicarakan.” Kata sena dengan nada serius.

“Ada apa?” Tanya michi

“Tadi kepala sekolah menunjuk bu michi untuk membimbing anak murid untuk olimpiade fisika.”

“”Oh, begitu. Siapa anaknya?”

“Dari kelas ibu, kim sunggyu.”

“Kalau begitu aku akan mepersiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu. Olimpiadenya kapan?”

Sena terdiam tidak menjawab, “Bu?” Tanya michi.

“Olimpiadenyaa….besok.” jawab sena pelan.

“Apa? Kenapa mendadak sekali?” Michi terlihat kaget dan bingung.

“Aku tidak tahu. Ini sudah keputusan kepala sekolah. Aku harap anda tidak keberatan.” Sena merasa tidak enak. Sedang michi terduduk lemas, selain karena ia belum mengumpulkan bahan untuk latihan, dia juga harus membatalkan janjinya dengan oemma yesung untuk fiting gaun pernikahan.
****

                Michi membawa semua soal yang ia kumpulkan diinternet untuk bahan latihan sunggyu, ia melihat sunggyu sudah duduk di meja perpustakaan. Sunggyu terlihat serius mengejakan soal-soal dari buku.

“Maaf kau menunggu lama.” Kata michi lalu duduk disebelah sunggyu.

“Tidak apa. Bu, aku tidak mengerti soal yang ini.” Kata sunggyu menunjuk sebuah soal dibuku. Michi melihat soal yang diberikan oleh sunggyu, ia membacanya berulang kali untuk mengingat metode untuk memecahkan soal tersebut.

“Tunggu sebentar. Aku sedikit lupa dengan soal ini.” Michi lalu mencoret buku catatan yang ia bawa.

“Oh. Begini caranya.” Michi lalu menjelaskan pada sunggyu jawabannya. Dengan cepat sunggyu dapat mengerti apa yang diajarkan oleh michi.

“Kapan kau diberitahu untuk mengikuti olimpiade ini?” Tanya michi.

“Tadi siang.” Jawab sunggyu tanpa mengalihkan pandangannya pada soal-soal. Ia seperti memiliki dunianya sendiri.

‘mereka keterlaluan, kenapa memberitahu dengan sangat mendadak seperti ini.’ Batin michi.

“Ibu, tidak perlu merasa bersalah. Aku senang pelajaran fisika.” Kata sunggyu seperti mengerti pikirannya. Michi lalu berusaha melupakan kekesalannya lalu membantu sunggyu memecahkan soal-soal olimpiade.

                Nada sms dari hp michi, michi membukanya.

Yesung : Kenapa tidak jadi fiting?

Michi     : Maafkan aku. aku lupa memberitahumu, aku harus membantu anak yang akan olimpiade besok. Tapi aku sudah memberitahu oemma.

Yesung : Ya tidak apa-apa. Tapi kenapa mendadak sekali?

Michi     : aku diminta oleh kepala sekolah juga dengan mendadak. Mereka sangat keterlaluan, kasian muridnya karena harus belajar keras dalam semalam. (michi menumpahkan kekesalannya, ia merasa lebih lega setelah berbicara dengan yesung)

Yesung : Ya, keterlaluan. Tapi sekarang bukan waktunya untuk merasa kesal. Yang penting berusaha hingga akhir. Oya pulang jam berapa?

Michi     : sepertinya malam, pkl. 09.00

Yesung : Baiklah. Nanti aku jemput.

Michi     : Jangan. Nanti ada yang lihat. Aku bisa pulang sendiri. Lagi pula oppa pasti sibuk.

                “Bu, soal ini bagaimana caranya?” Tanya sunggyu pada michi yang sedang sibuk sms-an dengan yesung.

“Oh mianhe. Yang mana?” Tanya michi. Mereka lalu tenggelam dalam soal-soal olimpiade.

Ratusan soal sudah mereka kerjakan, michi merasa punggungnya sangat pegal dan kepalanya penat. Rumus-rumus fisika berkeliaran dikepalanya. Ia melihat jam di perpus menunjukkan pkl. 09.00.

“Kita belajar hingga lupa waktu. Sampai disini saja belajar. Kau harus segera pulang.” Kata michi. Sunggyu mengangguk.

“Oya. Kau pasti belum makan?” Tanya michi

“belum. Tapi aku bisa makan di….” sunggyu berhenti sesaat. “rumah.” Kata sunggyu pelan lalu membereskan kumpulan soal dan buku-buku yang berserakan di meja.

“kamu tidak boleh telat makan. Kau akan olimpiade besok dan  malam ini kau mengurask otakmu dengan keras. Kau harus makan untuk menambah energy otakmu. Ayo ibu traktir.”

“Tidak apa-apa bu. sungguh”

“Tenang saja. Ibu tahu tempat yang enak dan murah. Ayo.” Michi berjalan keluar, sunggyu terpaksa mengkutinya dari belakang.

                Sunggyu mengambil sepedanya, sementar itu michi menunggu di depan gerbang. Sekolah terlihat sepi dan menyeramkan ketika malam hari. Michi merasa merinding karenanya. Sunggyu mengayuh sepedanya lalu berhenti dihadapan michi.

“Ayo bu.” Sunggyu menisyaratkan michi untuk duduk dibelakang.

“Tidak bisakah kita jalan kaki saja?” Tanya michi tidak yakin.

“Kenapa?” Tanya sunggyu heran.

“Hanya sedikit aneh saja.” Kata michi, sunggyu mengerti maksud michi.

“Takut calon suami ibu salah paham ya?” kata sunggyu menggoda. Michi mengangguk dengan pasti.

Dari kejauhan yesung memperhatikan michi dan sunggyu mengobrol didepan gerbang lalu mereka berjalan bersama meninggalkan sekolah. Yesung mengikuti dengan mobilnya dari belakang.

                “Bagaimana? Makanannya enak kan?” Tanya michi, sunggyu dengan lahap menyantapi semua makanan yang dipesan.

“Enak bu. Sering-sering aja ibu traktir aku seperti ini.”

“Tekor dong ibu.” Mcihi dan sunggyu tertawa. Sedang yesung berdiri di sebrang jalan memperhatikan michi dan sunggyu yang sedang makan. Ia menggunakan topi, kacamata dan syal agar tidak ada yang mengenalinya.

“Ibu sering pergi kesini ya?”

“Iya.”

“dengan calon suami ibu?” Tanya sunggyu, mendengar pertanyaan jawaban itu wajah michi berubah murung.

“Kenapa bu? Ada kata-kata ku yang salah?” Tanya sunggyu khawatir menyinggung perasaan michi.

“Tidak. Tidak apa-apa. Mana mungkin dia mau pergi ketempat ini. Kita bahkan sulit untuk bertemu. Sudahlah, jangan bahas orang itu.” Kata michi. Sunggyu mengangguk lalu meneruskan makannya.

Terdengar suara sms masuk. Michi membukanya.

Yesung : Siapa pria yang duduk disebelahmu?

Michi melihat kesekeliling, “apa dia ada disini?” gumam michi.

“Ada apa bu?” Tanya sunggyu.

“Tidak apa-apa. Teruskan makannya.” Kata michi.

Michi     : Dia muridku. Oppa ada dimana?

Yesung : didepanmu

Michi     : oppa jangan bercanda. Didepanku sunggyu.

Yesung tidak membalas sms michi yang terakhir. Sementara itu sunggyu telah menyelesaikan makannya.

“Terimakasih bu atas makannya.” Kata sunggyu.

“Sama-sama. Oya, kamu pulanglah duluan, ibu masih ingin disini.” Pinta michi. Sunggyu mengangguk lalu berpamitan untuk pulang.

Michi masih mengedarkan pandangannya untuk mencari yesung. Michi memicingkan matanya kearah sebrang jalan didepannya. Disana berdiri seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam. Wajahnya sangat sulit dilihat, tapi michi yakin itu yesung. Michi lalu pergi menghampiri pria tersebut.

“Oppa.” Panggil michi, ia melambai pada yesung, tapi yesung tidak membalasnya.

Sekarang michi sudah berada didepan yesung, wajah yesung tidak telihat karena memakai kacamata dan syal.

“Kenapa? Oppa marah?” Tanya michi. Michi tersenyum dengan sifat pencemburu yesung,

“Kenapa tersenyum?” Tanya yesung serius.

“Masa cemburu dengan anak kecil. Lagi pula dia itu muridku.”

“Tapi kenapa kau makan malam dengannya. Aku saja tidak pernah makan malam denganmu.” Protes yesung.

“Setelah menikah kita bisa makan malam setiap hari. Sudah cemburunya. Senyum dong.” Pinta michi. Yesung tersenyum terpaksa.
****

                “oemma tidak bisa datang karena ada teman lamanya yang datang.” Kata yesung sambil menyetir mobilnya, michi duduk disebelahnya. Hari ini  mereka akan fiting baju pernikahan mereka.

“Ya, tadi oemma menelponku. Sayang sekali, padahal oemma sangat ingin mencoba pakaiannya. Aku juga sudah mengambil cuti berharap bisa jalan-jalan bersama oemma”

“Kau mulai akrab dengan oemma.” Kata yesung senang.

“Dari dulu juga kita akrab.”

“Hahaha….arraso.” yesung tertawa mengingat dulu betapa tidak akurnya oemma dan michi tapi sekarang mereka akrab seperti sahabat, bahkan dirinya sering diabaikan kalau mereka jalan bertiga. Dasar wanita aku tidak mengerti jalan pikirannnya batin yesung.

“Melamun lagi. Memikirkan apa? Jangan-jangan memikirkan jung eun soo.” Kata michi menyebutkan nama artis perempuan yang sedang digosipkan dengan yesung. Yang disebut-sebutkan oleh media bahwa eun soo adalah calon istri yang dimaksudkan oleh yesung.

“Kenapa? Cemburu?” Tanya yesung untuk menggoda.

“Ih, kenapa harus cemburu dengan eun soo, apa coba kelebihannya?”

“Dia cantik. Suaranya juga bagus.” Kata yesung memuji eun soo.

“Tapi dalamnya aku lebih baik.”

“Euuuhhh….Percaya diri sekali.”

“OPPA….” Teriak michi mulai kesal.

“Iya…iya …iya…Ampun. Kau lebih baik dari eun soo. Dan yang paling penting hanya kau bisa mengambil hatiku.” Kata yesung dengan serius

“Gombal. Aku merasa merinding. Mulai kambuh penyakit gombalnya.” Michi memeluk tubuhnya seolah ia kedinginan. Yesung tertawa melihat tingkah michi yang salah tingkah kalau diberi kata-kata romantis.

                Mereka sudah sampai di boutique yang ditunjuk yesung untuk membuat baju pernikahan mereka. Dari bangunannya yang besar dan mewah michi dapat menilai pakaian yang dibuat disana pasti berkualitas internasional dan mahalnya yang tidak masuk diakal. Tapi karena ini keinginan yesung, michi hanya bisa mengikutinya.  Meskipun dia seorang wanita tapi yesung lebih perhatian soal penampilan mungkin karena dia seorang artis. Seorang pegawai perempuan datang menghampiri yesung, ia tahu yesung akan datang bersama michi. Ia lalu membawa baju yang telah yesung pesan.

“Ini gaun yang telah anda pesan. Jika merasa kurang cocok kami akan segera memperbaikinya.” Kata pegawai tersebut menyerahkan gaun pengantin pada michi.

“Cobalah.” Pinta yesung. Yesung juga mencoba bajunya.

Yesung melihat penampilannya dikaca menggunakan pakaian pernikahannya. “Aku terlihat gagah.” Kata yesung memuji dirinya sendiri.

“Michi-ah. Sudah belum?” Tanya yesung.

“Sebentar. Pakaiannya ribet sekali.” Yesung tertawa mendengar jawaban dari michi.

“Cepatlah. Aku tidak sabar ingin melihatnya.” Teriak yesung lagi.

“Iya…iya…”

“Yesung-shi?” sapa seseorang, yesung membalikkan badannya. Yesung kaget karena melihat eun soo disana.

“Eun soo? Sedang apa disini?” Tanya yesung tergugup.

“Aku? aku sedang mengambil pakaianku untuk movie award besok malam.” Jawab eunsoo, “Kau sedang apa?” eunsoo memeperhatikan pakaian yesung dari atas hingga bawah.

“Baju untuk pentas?” Tanya eunsoo.

“Eh…oh…I..ini…Ya begetulah.” Jawab yesung dengan tidak jelas.

“Oooh….Kau terlihat gagah dengan pakaian itu. Seperti pakaian pernikahan” Komentar eunsoo. Yesung hanya bisa tersenyum terpaksa mendengarnya.

Michi mendengar pembicaraan yesung dan eunsoo segera mengganti gaunnya dengan pakaian biasa. Ia keluar dari kamar ganti lalu melewati yesung dan eunsoo yang sedang mengobrol, ia berpura-pura tidak mengenal mereka. Yesung tidak bisa menghentikan michi pergi karena eunsoo disana.
****

Michi keluar dari boutique sendiri. Ia mengambil hpnya lalu meng-sms yesung.

Michi     : Pakaiannya sudah cocok dan cantik, aku suka, tidak ada yang perlu diperbaik. Aku pergi duluan ya.

Yesung : Maafkan aku. naik taksi saja. Jangan sampai kepanasan.

Michi     : ok.

Michi berdiri dipinggir jalan. Perasaan sedikit tidak enak melihat yesung dan eunsoo terlihat akrab seperti itu tapi ia berusaha menghilangkan pikiran buruk seperti itu.

“Kenapa tidak ada taksi sih.” Michi berdiri cukup lama tapi taksi belum juga lewat. Michi menghilangkan rasa bosannya dengan melihat suasana jalan. Diseberang jalan ia melihat orang yang ia kenal. “Kim sunggyu?”  michi melihat jam tangannya.

“Ini belum waktunya untuk keluar sekolah.” Taksi berhenti dihadapannya. Michi masuk lalu meminta taksi tersebut mengikuti sunggyu

                Michi mengikuti sunggyu yang memakai sepedanya sampai di hongdae kawasan yang penuh dengan klub. Dan sunggyu masuk kedalam salah satu klub tersebut. Michi mengikuti sunggyu hingga depan klub, tapi ia tidak berani untuk masuk. Michi menunggu sunggyu didepan klub tersebut hingga malam hari. Jam menunjukkkan tengah malam tapi sunggyu belum juga keluar. Tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut. Beberapa orang berbadan besar menyeret tubuh kurus dan  mabuk ke tengah jalan. Michi menjauh dari mereka karena takut. “bukankah itu sunggyu?” pikir michi

“Dasar anak kecil tidak tahu diri beraninya menipu kami. Kau masih kecil. Tidak boleh masuk.” Teriak salah seorang dari orang berbadan besar tersebut.

“Beraninya kau mengeluarkanku. Aku punya uang. Aku bahkan bisa membeli bar kalian.” Teriak sunggyu yang terlihat sudah mabuk berat.

Buuk….Orang yang berbadan besar menendang perut sunggyu beberapa kali sehingga sunggyu terkapar ditanah lalu mereka pergi. Sunggyu masih berbaring ditanah. Michi menghampirinya. Ia berjongkok melihat keadaan sunggyu.

“Ckckckck….Sakit?” Tanya michi dengan dingin. Sunggyu mengumpulkan tenaganya untuk bangkit. Ia berdiri dengan limbung.

“Ayo kerumah sakit.” Ajak michi.

“Tidak mau.” Tolak sunggyu, ia pergi meninggalkan michi. Plaaak….michi memukul kepala sunggyu sehingga sunggyu terjatuh lagi.

“Anak bodoh. Kenapa kau mabuk-mabukan HAH?” teriak michi dengan kesal. Ia tak menyangka anak yang ia anggap anak baik-baik dan cerdas bisa berbuat bodoh seperti ini. Ia merasa gagal sebagai seorang guru. Michi lalu memegan tangan sunggyu untuk bangkit.

“Beraninya kau memanggilku bodoh. Aku ini anak pintar, cerdas. Juara kelas bahkan aku memenangkan olimpiade fisika walau hanya belajar dalam semalam. Siapa kau hah?” teriak sunggyu dalam keadaan mabuk.

“Sudahlah. Aku seperti orang bodoh bicara dengan orang mabuk.” Michi memegang sunggyu agar tidak limbung. Ia melambaikan tangan untuk menghentikan taksi, tapi siapa sangka ia melihat mobil yesung lewat. Dalam mobil tersebut ada seorang wanita yang seperti memeluk yesung. Mata michi dan yesung saling bertemu, tapi yesung berlalu begitu saja. Michi merasakan sakit dalam hatinya.
****
Yesung : dimana?

Michi     : rumah sakit.

Yesung : Aku jemput.

Michi     : Tidak usah

Michi mematikan hpnya.

                Sunggyu tertidur ketika dokter mengobati luka-lukanya akibat dipukul tadi. Michi duduk melamun disamping sunggyu. Beberapa saat kemudian sunggyu sadar. Ia melihat michi berada disampingnya meneteskan air mata.

“Sosaengnim?” panggil sunggyu. Michi tersadar lalu menghapus air matanya.

“Kau sudah sadar? Masih sakit?” Tanya michi, sunggyu menggeleng.

“Kenapa ibu ada disini?” Tanya sunggyu, ia tidak ingat kejadian di depan bar.

“Kenapa kau berada dibar dan melewatkan belajar disekolahmu?” Tanya michi. Sunggyu terdiam, wajah ramahnya berubah menjadi dingin.

“Itu bukan urusan ibu.” Kata sunggyu, lalu ia bangkit untuk pergi.

“Kemana?” Tanya michi.

“Pulang.” Jawab sunggyu singkat. Wajah sunggyu yang sekarang michi tidak mengenalnya sama sekali.  Michi mengikuti sunggyu dari belakang.

“Aku melihat rekor masukmu. Kau tidak pernah bolos sama sekali. Tapi kenapa hari ini kau bolos?” Tanya michi.

“Itu bukan urusanmu.” Sekarang sunggyu bahkan tidak menggunakan bahas formal dengannya. Michi benar-benar merasa heran.

                Sunggyu berdiri dihalte menunggu bus datang. “Ini sudah sangat malam. Akan sangat lama jika harus menunggu bus, kita naik taksi saja.” Kata michi.

“Tidak usah.” Jawab sunggyu dengan tetap dingin.

Sebuah mobil hitam berhenti didepan mereka. Yesung keluar dari mobil tersebut. Ia berjalan kearah michi.

“Ayo pulang.” Ajak yesung tanpa memandang sunggyu disebelah michi.

“Aku naik taksi.” Jawab michi, ia masih merasa kesal dengan yesung.

“Ada mobil kenapa harus naik taksi?” yesung menarik tangan michi, tapi tidak seperti biasanya michi menahan tangannya, ia bersikukuh tidak ingin naik mobil yesung. Tiba-tiba sunggyu memegang tangan yesung.

“Jika dia tidak ingin pergi jangan dipaksa.” Sunggyu melepaskan genggaman yesung dari michi.

“Siapa kau?” Tanya yesung kesal

“Kau siapa?” tantang sunggyu.

“Aku calon suaminya.” Jawab yesung.

“Apakah dia calon suamimu?” Tanya sunggyu pada michi.

“Aku tidak kenal.” Jawab michi.

“Kau dengar, dia bahkan tidak mengenalmu sama sekali.” Sebuah taksi berhenti, sunggyu menarik michi masuk kedalam taksi dan meninggalkan yesung sendirian.
****

                Hari ini sunggyu tidak masuk lagi. Sudah tiga hari ia bolos sekolah, “Sebagai walikelasnya, anda harus datang kerumahnya dan bertemu dengan orang tuanya untuk membicarakan keadaan sunggyu.” Kata kepala sekola pada michi, michi berjalan berkeliling komplek perumuhan untuk mencari rumah sunggyu.

Michi mengetok beberapa kali rumah yang sesuai dengan alamat yang ia cari, seseorang membukakan pintu.

“Annyeonghaseyo. Aku guru sunggyu.” Kata michi memperkenalkan diri. Orang yang menerima michi merupakan kepala rumah tangga disana. Rumah sunggyu besar bukan main. Seperti istana-istana yang ia bayangkan dalam dongeng

“Silahkan duduk.” Kata kepala pelayan tersebut yang memperkenalkan namanya sebagai lee yoon man dan biasa dipanggil tuan lee. Ia datang dengan dua orang pelayan yang membawakan makanan dan minuman.

“Tidak usah repot-repot. Aku kesini hanya ingin bertemu dengan sunggyu dan orang tuanya.”

“Tidak merepotkan sama sekali.” Kata tuan lee, lalu ia duduk dihadapan michi.

“Jika anda kesini untuk bertemu dengan ayah sunggyu, beliau sedang pergi keluar negeri.”

“Tidak apa-apa, saya bisa bertemu dengan ibunya.”

Tuan lee menggelengkan kepalanya, “Saya tidak tahu nyonya ada dimana.”

“Maksudnya?” Tanya michi bingung.

“Karena anda wali kelas sunggyu saya akan menceritakan suatu rahasia dalam keluarga ini. Saya harapkan yang terbaik untuk sunggyu, dan saya harap anda bisa membantu sunggyu.”

“Baiklah. Saya akan menjaga rahasia ini dengan baik. Tak aka nada yang tahu bahkan kepala sekolah sekalipun.”

“Kepala sekolah sudah tahu.”

“Oh…” kalau begitu bukan rahasia namanya pikir michi, pikirannya mulai melantur. Ia kembali berusaha fokus.

“Sunggyu merupakan anak satu-satunya dalam keluarga ini. Sebagai seorang anak orang yang cukup berpengaruh dinegara ini, sunggyu dituntut oleh berbagai hal yang sangat memberatkan untuk anak seusianya.”

“Tapi dia seperti anak orang biasa, bahkan kesekolah dia hanya memakai sepeda.”

“Ya, beruntung sunggyu anak yang baik dan penurut. Kecerdasannya juga diatas rata-rata. Ia bahkan anak yang ceria dan disukai banyak orang tapi semua keceriannya itu hanya sebuah topeng untuk menutupi kelemahannya. Ia bisa bertahan karena ada ibunya yang terus mendukungnya” Tuan lee berhenti sesaat seperti merasakan rasa sakit dalam diri sunggyu.

“Sunggyu tidak pernah mengeluh dengan berbagai tuntutan yang tetapkan oleh ayahnya. Ia berencana mengambil double degree untuk memenuhi keinginan ayahnya.”

“Maksudnya?” Tanya michi tidak mengerti.

“Ia akan mengambil study management bisnis untuk memenuhi keinganan ayahnya dan study astronomi untuk menggapai mimpinya. Tuan sama sekali tidak masalah dengan hal tersebut, asalkan sunggyu mengambil sekolah bisnis untuk melanjutkan perusahannya.”,,,mungkin ini yang membuat sunggyu sangat mendominasi dan tidak mau kalah karena ia memiliki banyak tuntutan dari orang tuanya pikir michi.

“Ohh…” michi mengangguk-angguk. “Lalu kenapa dia bolos selama tiga hari ini? Padahal sebelumnya dia tidak pernah bolos.” Tanya michi.

“Karena orangtuanya bercerai. Perceraian bukan yang membuat sunggyu terpukul karena ia tahu sifat ayahnya yang seperti, cepat atau lambat keduanya pasti akan bercerai. Tapi yang membuatnya terpukul karena ibunya berselingkuh dengan pria lain. Padahal ia sangat mengagumi ibunya.”

“Aku mengerti, itu pasti sakit sekali. Sekarang sunggyu dimana?” Tanya michi.

“Tempat dimana ia bisa melihat waktu, itu yang dikatakan sunggyu.”

“Dimana itu?” Tanya michi bingung.

“Saya tidak tahu.”
****

                “Tempat dimana ia bisa melihat waktu? Dimana itu?” michi berbicara sendiri dijalan. Hp michi berdering, disana tertulis nama yesung. Michi ragu untuk mengangkatnya. Tapi pada akhirnya ia mengangkat juga.

“Hallo.” Jawab michi

“Dimana? Kita perlu bicara.” Kata yesung

“Apa yang perlu kita bicarakan?” Tanya michi dingin.

“Semuanya. Anak itu dan apa yang kau lihat dimobil.”

“Sudah jelas anak itu hanya murid yang perlu aku bantu. Sudahlah, aku tutup.”

“Tunggu…tunggu…Tapi kau belum mendengar penjelasanku.”

“Baik. Jelaskan.”

“Tidak mungkin ditelpon, telalu sulit dijelaskan.” Jelas yesung. Michi terus berjalan, sesaat ia melamun melilhat bayangan dari rumah-rumah dan tiang listrik.

“Hallo……halooo….” Panggil yesung. Michi masih sibuk dengan pikirannya, ia melihat matahari.

“Bukankah, matahari dan bulan menunjukkan waktu. Bulan matahari adalah bintang, jadi mungkin ia ada di planetarium.” Michi berbicara sendiri.

“Planetarium? Apa maksudmu?” Tanya yesung tidak mengerti.

“Sudah dulu. Aku sibuk.” Michi menutup telpon lalu pergi menuju halte terdekat untuk pergi ke planetarium, “Kenapa aku lupa kalau mimpinya menjadi ahli astronomi pasti dia akan menyukai tempat seperti planetarium.”
*****

                Michi sampai diplanetarium, ia sudah berkeliling planetarium tapi belum menemukannya juga. “Dimana dia? Kalau bukan diplanetarium lalu ada dimana?” michi duduk disebuah kursi dekat sketsa galaksi milkyway. “Apa disini ada tempat tersembunyi yang tidak bisa dimasuki sembarang orang.” Pikir michi. Michi melihat petugas kebersihan.

“Permisi. Apa disini ada tempat untuk melihat waktu?” Tanya michi pada petugas.

“Melihat waktu? Disini adanya planet-planet bukan jam.”

“Maksud saya…mmmm….” Michi berusaha berpikir lebih keras, “tempat matahari atau bulan?”

“Bukankah itu bulan dan matahari?” kata petugas menunjuk pada bola berbentuk bulan dan matahari.

“Iya. Tapi tidak ada disana.” Kata michi frustasi.

“Atau jangan-jangan yang anda maksud. Proyektor alam semesta?”

“Apa itu?”

“Itu seperti melihat alam semesta secara nyata. Tapi tidak semua orang bisa pergi kesans?”

“Kenapa?”

“Itu bukan untuk umum. Hanya para peneliti yang diperbolehkan masuk.”

                Michi secara diam-diam mencari tempat yang dimaksud petugas tadi. Ia membuka sebuah ruangan, michi kaget karena ruangan tersebut seperti alam semesta. Bintang- bintang berterbangan, ia melihat matahari yang dikelilingi oleh planet-planet, ia melihat bulan mengelilingi bumi. Ia seperti berada dialam semesta. Dan disana ia melihat sunggyu sedang tertidur dengan pulas. Michi menghampiri sunggyu.

“Sunggyu-ah.” Panggil michi. Sunggyu membuka matanya. Ia sedikit kaget melihat michi disana.

“kenapa ada disini?” Tanya sunggyu

“Tempat ini sangat indah.” Kata michi tersenyum tanpa menghiraukan pertanyaan sunggyu. Tiba-tiba sunggyu merasa aneh dengan jantungnya ketika melihat senyum michi.

“Ada apa? Kenapa melamun?” Tanya michi.

“Tidak apa-apa. Ibu kenapa ada disini?” Tanya sunggyu lagi.

“Kau tahu tempat seindah ini kenapa tidak memberi tahu ibu. Jika teman-temanmu diajak kesini mereka pasti sangat senang.” Michi masih tidak menghiraukan pertanyaan sunggyu.

“Tempat ini tidak sembarangan orang bisa masuk kesini. Hanya para peneliti yang bisa masuk.”

“Kau bukan peneliti.”

“Aku asistennya.” Sunggyu kelepasan bicara.

“Aaaah….ayahmu tahu?” Tanya michi. Sunggyu terlihat gugup ketika disebutkan nama ayahnya.

“Ini apa?” Tanya michi penasaran, ia ingin mengalihkan pembicaraan.

“Itu alat untuk perjalanan.” Jawab sunggyu.

“Kemari.” Sunggyu meminta michi berdiri di alat tersebut. Sunggyu memasang alat tersebut dikaki hingga pinggang, sebuah kotak tipis yang digunakan sebagai pengaman. Sunggyu naik kealat lain disebelah michi dan mulai memencet tombol-tombol yang tidak dimengerti oleh michi. Tiba-tiba alat tersebut bergerak begitupun dengan alam semestanya.

“Kita mulai perjalanan kita dari galaksi milkyway.” Teriak sunggyu. Berkat efek dari gerakan alat dan proyek membuat michi dan sunggyu seperti terbang dialam semesta.

“Aaaaaaaaaaaaaaaa….” Teriak michi, tidak hanya itu, anginpun tiba-tiba berhembus.

“Hentikaaaaaaaaaaaan….”teriak michi ketakutan karena sunggyu mensetting dengan kecepatan penuh. Sunggyu lalu mengurangi kecepatan. Michi membuka matanya dan menikmati betapa indahnya alam semesta.

“Ini sangat keren.” Kata michi girang, sunggyu merasa bahagia ketika melihat senyuman michi.
*****

                Michi dan sunggyu duduk ditaman planetarium sambil meminum soda yang dibeli oleh michi, “Terimakasih sudah memberi kesempatan padaku untuk melihat alam semesta.”

”Kurasa kau sudah membayarnya dengan ini.” Kata sunggyu menunjukkan kaleng sodanya.

“Syukurlah.Tapi….kenapa kamu berbicara tidak sopan pada ibu. Kamu harusnya memang ‘ibu’ bukan kau.” Protes michi. Sunggyu tidak menjawabnya.

“Kapan kembali sekolah?” Tanya michi. Sunggyu masih belum juga menjawab, ia masih dengan tenang meminum sodanya.

“Aaa…soda ini membuat tenggorokan menjadi kering. Kau tahu ibu tidak terlalu suka meminum soda.” Kata michi mengalihkan pembicaraan.

“Lalu kenapa kau membelinya?”

“Kupikir anak muda seperti kalian suka minum soda.” Jawab michi.

“Aku bukan anak kecil lagi. Tolong berhenti memperlakukanku seperti anak kecil.” Kata sunggyu.

“Baiklah. Baiklan. Ibu mengerti.” Michi melihat yesung dari kejauhan, “Sepertinya ibu harus pergi.” Kata michi lalu pergi.

“Tunggu….” Panggil yesung, ia berhasil menghentikan michi. Sunggyu memperhatikan dari tempat duduknya.

“Dengarkan  dulu penjelasanku.” Pinta yesung. Michi hanya diam membisu

“Yang kau lihat dimobil, itu kesalah pahaman. Aku mengantarkan eunsoo karena kebetulan mobil eunsoo tiba-tiba mogok.”

“Apa perlu kalian berpelukan dimobil?”

“Itu bukan pelukan….itu….itu bukan pelukan....”  yesung kebingungan harus menjelaskan seperti apa.

“Lalu apa kalau berpelukan?”

“Michi mengertilah, percayalah padaku.  Sebentar lagi kita akan menikah kau harus percaya padaku.”

“Aku menjadi ragu dengan pernikahan kita.” Kata michi dingin.

“Apa maksudmu?”

“Pergilah. Kau sudah terlalu mengganggunya.” Kata sunggyu berdiri dihadapan yesung.

“Apa urusanmu? Kau hanya muridnya. Minggirlah.” Yesung menarik sunggyu tapi sunggyu tidak ingin pergi.

“Ada. Karena aku mencintainya.” Kata sunggyu tiba-tiba. Tidak hanya yesung yang kaget tapi juga michi.

“Apa yang kau katakan? Dia calon istriku, berani-beraninya kau....” teriak yesung.

“Dia bilang ragu dengan pernikahan kalian. Jadi masih ada kesempatan untukku.” Kata sunggyu dengan entengnya.

“Kau...” hampir saja yesung memukulnya, dan sunggyu mengambil ancang-ancang untuk menangkis pukulan yesung.

“BERHENTI......aaah...kaliani benar-benar membuatku gila.” Michi meninggalkan kedua orang tersebut.
*****

                Michi menjadi serba salah ketika ada dikelas. Sunggyu memang sudah masuk  sekolah lagi dan bertindak seolah tidak terjadi apapun, ia ceria seperti biasa. Tapi apa yang dikatakannya kemarin membuat michi tidak enak berada didekatnya. Michi sedang berjalan menuju kantin, sunggyu berjalan dari arah berlawanan, michi dengan cepat berbelok menuju perpustakaan.

“Sosaengnim...tunggu,,,,” panggil sunggyu, tapi michi semakin mengencangkan jalannya, sunggyu berlari untuk mengejar michi.

“Ibu bersikap seperti anak kecil.” Kata sunggyu, michi menghentikan jalannya.

“Apa maksudmu? Atas apa yang kau katakan kemarin, tentu saja ibu tidak bisa bersikap biasa.”

“Hahahaahaha.....” Sunggyu tertawa.

“Kenapa tertawa? Kau bercanda ya? Kau mengatakan itu untuk mengusir calon suami ibu kan? Jadi semua yang kau katakan kemarin itu tidak benar?” tanya michi, ia merasa sedikit lega.

Sunggyu berhenti tertawa, “Aku tidak pernah bercanda dalam hal yang serius.” Kata-kata sunggyu kembali menjadi beban berat untuk michi.

“Ibu mau kan jadi pacarku?” tanya sunggyu.

“Kau murid dan aku guru. Umur kita berbeda 7 tahun. Terlebih lagi aku sudah akan menikah.” michi pergi meninggalkan sunggyu.

“Soal umur bukan masalah bagiku.”

“Itu masalah bagi ibu.”

“Soal pernikahan, bukankah ibu akan membatalkannya?” tanya sunggyu

Michi terdiam sejenak, “Gila....aku benar-benar akan gila....” michi pergi meninggalkan sunggyu.

“Bu, aku tidak bercanda.” Teriak sunggyui.
****

                “Cepat, sebelum dia pergi.” Paksa kyuhyun pada yesung. mereka sedang berada di backstage.

“Aku tidak enak melibatkan eunsoo dalam masalahku.” Kata yesung ragu.

“Tapi jika dibiarkan berlarut-larut, pernikahan hyung bisa batal.”

“Tidak bisakah kau meminta yuri untuk membujuk michi?”

“Kata yuri itu tidak mungkin, michi itu keras kepala.” Jelas kyuhyun.

Eunsoo berjalan menuju yesung dan kyuhyun, “Annyeonghaseyo. Sepertinya sedang asyik nih.” Kata eunsoo menyapa.

“Annyeong....”

“Cepat katakan...” bisik kyuhyun pada yesung.

“Begini eunsoo.” Kata yesung

“Ya? Ada apa?” tanya eunsoo

“Eeuuuh....Bagaimana kabarmu? Kamu terlihat kurusan.” Tanya yesung, kyuhyun hanya bisa menepuk keningnya dengan apa yang dilakukan yesung.

“Eunsoo-shi, bisakah kamu menjelaskan pada tunangan yesung?” tanya kyuhyun secara langsung.

“Kyuhyun-ah....” yesung menarik lengan kyuhyun.

“ya?” tanya eunsoo tidak mengerti.
*****

                “Ibu, kenapa jawabanku salah? Sedang jawaban woohyun benar.” Protes sunggyu ketika kelas berakhir. Nilai ujian fisikanya 9,7 sedang woohyun 100. Ia tidak dapat menerimanya.

“Ada apa sunggyu-ah?” tanya michi.

“Jawabanku dengan woohyun sama tapi kenapa nilai kami berbeda.”

“Sunggyu-ah, jawaban detail memang bagus. Tapi jawaban yang sederhana dan mudah dimengerti itu lebih bagus. Ibu mengerti kau ingin menjelaskannya dengan detail tanpa ada point yang hilang.”

“Jadi karena jawabanku detail, sehingga pointku berkurang?”

“Bukan.”

“Lalu apa?”

“Lihat disini. Meskipun jawaban akhirmu benar tapi kamu lihat dipertengahan proses. Kamu lupa proses diantara kedua proses ini. Harusnya seperti ini” Michi menunjukkan rumus-rumus yang telah sunggyu tulis.

“Ini.,,,,” sunggyu baru tersadar ada proses yang ia tidak tahu.

“Nilaimu sangat memuaskan kenapa harus bersedih? Kamu harusnya bahagia. Tersenyum, smile.” Michi menunjukkan senyumannya,

“Ibuuuuuuu.....nilaiku 6. Aku sangat senang.” Kata yoon jae datang pada michi.

“Wah, kamu ada peningkatan. Terus giat belajar, pasti nanti nilaimu lebih baik.

“Jadi 8 ya bu. Aku akan giat belajar. Terimakasih bu.” Yoon jae lalu pergi. sunggyu masih melamun dari raut wajahnya ia masih terlihat kesal

“Lihat. Bersyukur dengan apa yang didapat, akan membuatmu bahagia. Tentu saja bukan berarti kau mengendurkan usahamu.”kata michi. sunggyu mengambil kertas ujiannya lalu pergi.

                Michi pergi kekantin untuk makan siang, ia pergi mengambil nampan dana peralatan untuk makan.

“Nasinya setengah saja bu.” Pinta michi pada petugas yang membagikan makanan.

“Ingin makan apa?” tanya petugas tersebut. Michi mengedarkan pandangannya melihat masakan yang sudah tersaji disana.

“Mau chicken spicy?” tanya petugas tersebut menawarkan.

“Itu makanan kesukaan yesung, aku tidak mau. Ada yang lain?” tanya michi.

“Kimchi?”

“Itu juga kesukaan yesung.”

“sweet potato?”

“Bu, kenapa hari ini memasak semua makanan kesukaan yesung?” michi terlihat kesal karena tanpa sadar ia terus memikirkan yesung.

“Siapa yesung? Penyanyi?”

“Bukan siapa-siapa. Aku bahkan tidak mengenalnya.” Michi pergi dengan hanya membawa nasi dan air minum.

“Bu, duduk disini.” Panggil woohyun yang duduk dengan beberapa murid yang lainnya. Michi lalu duduk bergabung dengan muridnya.

“Eeeeh...Kenapa ibu hanya makan nasi?” tanya woohyun heran.

“Sedang diet.” Jawab michi asal.

“Orang diet justru tidak makan nasi. Mereka hanya akan makan sayur.” Jelas kye sang.

“Ibu diet untuk pernikahan ya?” tanya woohyun. Tapi michi tidak menghiraukan gurauannya.

Sunggyu berjalan menuju kantin, ia mengambil makanan, woohyun melambaikan tangan pada sunggyu, “Duduk disini.” Kata woohyun menawarkan. Tapi sunggyu tidak menghiraukannya sama sekali. Ketika sunggyu melewati woohyun, woohyun menghalangi jalan sunggyu.

“Minggirlah.” Pinta sunggyu.

“Ada apa? Kenapa kau marah padaku?” tanya woohyun.

“Aku tidak marah.”

“Atau karena nilai ujian itu?”

“Aku tidak marah.” Teriak sunggyu, ia berusaha untuk pergi tapi woohyun menghalanginya sehingga terjadi dorong mendorong diantara keduanya. Michi satu-satunya guru disana tidak bergerak sama sekali, dia hanya diam membiarkan keduanya bertengkar.

Sunggyu sedang memegang nampan berisi makanan, woohyun menahan nampan sunggyu ketika aksi dorong mendorong menuju puncaknya nampan tersebut terlempar mengenai michi yang sedang melamun. Sayur, nasi dan ayam tumpah diatas kepala michi. Michi menatap keduanya tajam.

“Aku minta maaf bu.” Ucap woohyun merasa bersalah. “Sunggyu-ah, minta maaflah.” Pinta woohyun,

“Aku tidak salah.” Tolak sunggyu,

“Iya sunggyu-ah, minta maaflah.” Pinta teman-teman yang lainnya.

“Berhentilah berakting baik didepanku.” Teriak sunggyu pada teman-temannya. Teman-temannya terlihat kaget melihat perubahan wajah sunggyu karena biasanya ia selalu ramah.

“Kami tidak berakting, sunggyu-ah.”

“Aku…Aku…Aku benar-benar membenci kalian semua.” Sunggyu lalu pergi tanpa meminta maaf.
****

                ”Bersihkan semua peralatan digudang. Bersihkan ruang olah raga dan semua toilet disekolah ini. CEPAT.” Teriak michi. Sunggyu dan woohyun lalu   membersihkan peralatan olahraga digudang.

Michi memegang rambutnya nelangsa, “Aku hanya makan nasi. Tapi kenapa semua bau makanan berada dikepalaku...Aaaaaaarggh..” michi kesal sendiri. Woohyun dan sunggyu pura-pura tidak dengar.

“Aku pulang dulu. Sore nanti semua harus sudah selesai. Aku akan datang lagi untuk memeriksanya.” Michi pergi meninggalkan keduanya, tanpa mereka sadari sebenarnya michi tersenyum, ‘ini saatnya mereka baikan.’ Batin michi.

                Sunggyu dan woohyun bekerja dalam diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan sama sekali.

“Sssstttttt.....sssssttttttt...sssstttttttt...”

“Seperti ada yang memanggil.” Woohyun menghentikan pekerjaannya. Sunggyu melihat didekat pintu ada orang yang berpakaian serba hitam. Sunggyu dan woohyun menghampiri orang tersebut.

“Siapa anda?” tanya woohyun.

“Guru kalian, michi dimana? Mereka bilang michi ada disini” tanya orang tersebut yang tak lain adalah yesung.

“Kau....” sunggyu sepertinya telah mengenali yesung.

“Anak ini lagi.” Kata yesung tidak suka.

“Kalian sudah saling kenal?” tanya woohyun.

“TIDAK.” Jawab yesung dan sunggyu bersamaan.

“Baiklah, tidak perlu marah.” Kata woohyun. “bu michi tidak ada disini? Beliau pulang dulu kerumah.” Lanjutnya.

“Itu artinya dia akan kembali kemari?” tanya yesung.

“Sepertinya begitu.” Jawab woohyun.

“Kalau begitu aku akan menunggu disini.”

“Pergilah, kau menganggu pekerjaan kami.” Kata sunggyu lalu pergi.

“Anda jangan marah, orang itu memang sedikit begini.” Woohyun menyilangkan jari telunjukknya di dahi.

“Aku tahu.” Kata yesung setuju.

                Sunggyu naik kelemari untuk membersihkan kaca bagian atas, “Hati-hati.” Kata woohyun memperingatkan, woohyun memegang lemari tersebut. Karena memang lemari tersebut sudah tua dan sering goyang-goyang.

“Pergilah. Aku tidak perlu bantuanmu.” Perintah sunggyu.

“Baiklah.” Woohyun lalu mengerjakan pekerjaan lain.

Sunggyu melap semua kaca dengan sangat bersih, ia lalu bersiap untuk turun, tapi lemari tersebut semakin bergoyang sehingga membuat sunggyu terjatuh.

“Sunggyu-ah.” Pekik woohyun. Yesung yang mendengar ada keributan langsung masuk.

“Ada apa?” tanya yesung. woohyun melihat keadaan sunggyu.

“Sepertinya kakimu terluka.” Kata woohyun.

“Aku tidak apa-apa.” Sunggyu berusaha bangkit tapi kakinya sangat sakit dan tidak bisa berdiri.

“Naik ke punggungku, kita harus kerumah sakit.” Pinta woohyun.

“Tidak usah.” Tolak sunggyu.

“Atau kau ingin aku yang menggendongmu?” tanya yesung menawarkan diri. Sunggyu hanya diam saja.

“Jangan keras kepala. Cepat naik.” Pinta woohyun, akhirny sunggyu mau digendong oleh woohyun.

“Naik mobilku saja.” Kata yesung. lalu mereka berlari menuju mobil yesung.
*****
               
                “Apa yang terjadi? Kenapa kau ada disini?” michi datang dengan tergesa-gesa. Ia melihat yesung duduk didepan ruang UGD.

“Kaki sunggyu luka. Tapi sepertinya tidak terlalu parah.” Kata yesung menjelaskan.

“Apa yang terjadi? Kalian bertengkar? Berkelahi? Kenapa kau menanggapi anak kecil? Kau sudah dewasa, harusnya kau bisa lebih berkepala dingin. Jangan terbawa emosi oleh ulah anak-anak.”

“Michi-shi.” Yesung memotong perkataan michi.

“Dengarkan dulu penjelasanku. Aku tidak melakukan apapun pada sunggyu. Anak itu terjatuh dari lemari, itu salahnya sendiri, bukan salahku.” Jelas yesung.

                Woohyun menunggu sunggyu didalam, “Kakimu hanya terkilir. Dalam beberapa hari bisa sembuh.” Kata woohyun menjelaskan pada sunggyu.

“Terimakasih.” Ucap sunggyu dengan tulus.

“Kenapa kau menolongku. Bukankah kau membenciku?” tanya sunggyu.

“Aku tidak pernah membenci kecuali kalau sifat angkuhmu kumat.” Kata woohyun.

“Maksudmu?”

“Ya, kalau nilaimu lebih kecil dari orang lain kau akan membenci orang tersebut. Bukankan itu namanya angkuh?”

Sunggyu tersenyum, “Aku tidak menyadarinya sama sekali. Aku hanya tidak suka kekalahan.”

“Kau tahu? Kalah dan menang itu sudah biasa, kekalahan bukanlah selalu hal yang buruk karena dengan kekelahan kita akan merasakan betapa kemenangan itu terasa sangat manis dan berharga.”

“Lain kali aku akan mengalahkanmu lagi.” Kata sunggyu sambil tersenyum

“Tapi jangan marah jika kau kalah lagi.” Kata woohyun meledek.

“Baru dua kali melewatiku saja sudah bangga. IQku inI 130.”

“hahaha...baru 130 saja sudah bangga. IQku 600.”

“Mana ada IQku sebesar itu.”

“Ada. IQku ditambah IQ bu michi, ditambah guru-guru yang lain, ditambah guru privateku.” Kata woohyun nyengir.

“Curang.” Pekik sunggyu.

Michi dan yesung memperhatikan dari luar keakraban yang mulai terjalin antara woohyun dan sunggyu.
*****

                “Aku tidak yakin eunsoo mau menjelaskannya pada michi.” Kata yesung sangsi.

“Memang agak ragu sih. Soalnya eunsoo tidak memberikan tanggapan apapun setelah kita jelaskan. Apa karena ia kaget saja setelah tahu siapa tunangan hyung?” kata kyuhyun memberi tanggapan.

“Atau mungkin dia benar-benar menyukai hyung?” kata ryeowook menambahkan.

“Husss....Jangan membuat gosip yang tidak-tidak.” Kata kyuhyun. Mereka bertiga duduk bersama dimeja makan untuk memecahkan masalah yesung.

“Bagaimana kalau hyung pura-pura bunuh diri saja. Supaya hati michi luluh.” Kyuhyun memberikan usulannya.

“Benar-benar. Itu akan terlihat romatis” Ryeowool terlihat sangat setuju.

“Dengan cara apa bunuh dirinya?” tanya yesung.

“Gantung diri?” usul kyuhyun.

“Jangan. Aku takut talinya benar-benar membunuh yesung hyung. Bagaimana kalau pakai pisau.” Usul ryeowook.

“Pisau bohongan? Akan ketahuan.” Tolak kyuhyun.

“Loncat dari gedung.” Kata yesung dengan penuh keyakinan.

“Kalau hyung jatuh beneran bagaimana?” tanya ryeowook khawatir.

“Ya jangan gedung yang langsung bawahnya jauh.”

“Maksudnya? Aku tidak mengerti.” Tanya kyuhyun.

"Begini...!@#$%%^&*(()(&^%%$@." Kata yesung berbisik
******
                Sunggyu masuk sekolah tidak seperti biasanya mengayuh sepeda, hari ini dia diantar oleh seorang sopir dengan mobil yang mewah, karena kakinya yang belum sembuh. Ketika sunggyu keluar dari mobil semua mata memandang padanya.

“Ternyata, gossip tentang dia orang kaya itu benar.” Semua orang berbisik-bisik. Sunggyu melangkahkan kakinya dengan tongkat untuk membantunya berjalan.

“Aku bantu ya.” Kata salah seorang murid menawarkan bantuan,

“Tidak usah. Terimakasih.” Kata sunggyu menolak dengan lembut. Ia lalu melangkah kakinya menuju kelas.

                Ketika sunggyu masuk kelas tidak ada seorang pun yang menyapanya, “Teman-teman, maafkan atas kesalahanku beberapa hari yang lalu. Aku benar-benar menyesal”. Sunggyu berdiri didepan kelas, tapi tak ada seorang temanpun yang bereaksi dengan permintaan maafnya. Sunggyu tidak banyak Tanya, ia lalu duduk di mejanya.

“Sungyeol-ah. Kemarin belajar apa?” Tanya sunggyu pada teman satu bangkunya karena ia tidak masuk untuk dirawat dirumah sakit.

“Aku tidak tahu.” Jawab sungyeol dengan singkat.

Ketika guru masuk satu per satu ke kelas, hal yang sama terjadi tidak ada yang menghiraukannya. ‘mungkin mereka masih marah padaku’ pikir sunggyu. Hingga pelajaran selesai semua orang tidak ada yang menghiraukan sunggyu. Ketika akan pulang sunggyu dengan cepat maju kedepan kelas.

“Aku benar-benar minta maaf. Kumohon maafkanlah aku.” pinta sunggyu dengan sangat.

“Minta maaf karena apa?” Tanya salah seorang temannya.

“Karena kesalahanku selama ini. Karena keangkuhanku.” Jawab sunggyu lemah.

“Baiklah, kami akan memaafkanmu setelah kau mendapat hukuman dari. Apa kau setuju?” Tanya woohyun.

“Baiklah.” Jawab sunggyu. Tiba-tiba mereka menutup semua jendela dan pintu. Entah apa yang akan mereka lakukan, sunggyu hanya pasrah.  Ruangan kelas menjadi gelap dan hening, tidak ada yang bicara satupun.

“Saengil chukahamida….” Terdengar suara orang menyanyikan lagu ulang tahun, dia adalah michi guru mereka, michi membawa kue ulang tahun dengan lilin yang menyala. Semua orang bertepuk tangan dan menyanyikan ulang tahun untuk sunggyu. Sunggyu tidak mengerti dengan apa yang terjadi, dia benar-benar terharu dan meneteskan air mata.

“Aku pikir kalian membenci dan iri padaku karena prestasiku.” Kata sunggyu.

“Ya, sedikit iri tapi kami tidak pernah membencimu, kami menyayangimu.” Kata woohyun, lalu semua maju kedepan memeluk sunggyu bersamaan.

‘Aaaaww….Kakiku.” teriak sunggyu ketika kakinya tak sengaja terinjak. Semua orang tertawa bahagia. Termasuk michi.

                Hp michi berdering, michi mengangkatnya. “Hallo. Kyuhyun-shi? Ada apa?” Tanya michi. Sunggyu melihat michi berbicara dengan serius di tekpon. Sementara murid yang lain sibuk memakan kue ulangtahun.

“Kau jangan bercanda kyuhyun. Itu tidak mungkin.” Kata michi. Michi lalu menutup telponnya. Ia terlihat bengong.

“Ada apa?” Tanya sunggyu.

“aku ditelpon katanya yesung akan bunuh diri. Ah…itu pasti bohong. Aku tidak percaya.” Sanggah michi.

“Kalau itu benar terjadi bagaimana?” Tanya sunggyu. Wajah michi berubah panik.

“Naik mobilku saja, kita kesana.” Ajak sunggyu.
****

                Yesung sudah bersiap dipinggir gedung untuk meloncat. Ia memandang ryeowook yang sedang bersembunyi, ryeowook mengacungkan jempolnya yang artinya semua sudah siap. Michi sudah terlihat dari kejauhan. Ia lalu berdiri berberapa meter dihadapan yesung. Sedang sunggyu berdiri dibelakang michi.

“Apa yang kau lakukan? Jangan kekanak-kanakan.” Kata michi.

“Hanya ini yang bisa aku buktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu.” Kata yesung

Michi menghela nafas “Ya sudah. Kalau memang mau bunuh diri, bunuh diri saja.” Kata michi merestui. Yesung malah jadi bingung sekarang.

“Kau tidak takut kehilanganku?” Tanya yesung.

“Takut. Tapi mau bagaimana lagi, kau bersikeras untuk bunuh diri.”

“EH? Setidaknya kau melarangku begitu.” Protes yesung. Suara hp yesung berdiring, disana terlihat nama eunsoo. Yesung lalu mengangkatnya,

“Hallo. Ya?”

“Aku sudah menjelaskannya pada michi. Aku harap bisa segera mendapat undangan pernikahan kalian.” Kata eunsoo.

“Jadi? Michi sudah tidak salah paham lagi.?” Tanya yesung.

“Ya. Sudah dulu aku sebentar lagi mau syuting.” Eunsoo lalu menutup telponnya.

Yesung menatap michi dengan bingung. “Dari eunsoo?” Tanya michi.

“Iya.”

“Aku  sudah tahu semuanya. Dia hanya membetulkan aerphonemukan?”

“Iya.”

“Kenapa tidak kau jelaskan dari dulu?”

“Karena kupikir kau akan lebih marah jika kau tahu yang sebenarnya,”

“Sudah kubilang jangan menduga-duga. Apalagi dugaanmu salah semua.”

                “Ah…Kenapa lama sekali.” Ryeowook dan kyuhyun keluar dari tempat persembunyiannya.

“Semuanya sudah selesai.” Kata yesung bahagia.

“Jadi tidak ada adegan dramatisnya?” Tanya kyuhyun. “Tidak asyik sama sekali. Padahal aku sudah capek-capek menyiapkan matras.” Protesnya. kyuhyun membawa matras untuk melengkapi drama bunuh diri mereka.

Yesung menyadari kehadiran sunggyu dibelakang michi, “Anak ini kenapa ada disini?” Tanya yesung.

“Berhenti memanggilku anak, aku punya nama. kim sunggyu. lagi pula aku hanya mengantarnya.” Jawab sunggyu.
****

                Michi duduk diruang pengantin. Ia menunggu waktu yang penting untuknya, waktu ketika yesung akan menikahinya.

“Cantik sekali.” Komentar yuri.

“Terimakasih.”

“Gaunnya maksudku.” Kata yuri menggoda,

“Yuri-ah. Jangan menggodaku aku sedang tegang. Oya yesung sudah datang?” Tanya michi.

“Belum. Kyuhyun sudah menungu didepan tapi yesung belum datang juga.” Jawab yuri, “Jangan khawatir mungkin yesung terjebak macet seperti aku dulu.”

“Aaah…Aku benar-benar tegang. Aku telpon hpnya tapi tidak diangkat juga. Ada apa sebenarnya? Awas saja kalau dia melarikan diri.” michi semakin terlihat gelisah.

“Melarikan diri untuk apa? Bukankah dia juga menginginkan pernihakahan ini.”

“Iya sih. Tapi tetap saja aku menjadi berpikiran buruk.”

“Ya sudah, aku keluar dulu untuk mencari tahu.”

                Michi duduk sendiri diruang ganti, keringat dingin keluar karena ketegangannya, sudah 30 menit yesung telat dan tidak memberi kabar. Padahal oemma, appa dan jongjing sudah ada dilokasi pernikahan.

“ehem…ehem…” seseorang membangunkan michi dari lamunannya.

“Sunggyu-ah?”

“Ibu cantik sekali dengan pakaian itu.” Puji sunggyu,

“Sedang apa disini?” Tanya michi.

“Aku bosan diluar. Semua tamu sudah datang tapi pengantin prianya belum juga datang.” Kata sunggyu membuat wajah michi kembali murung.

“Kalau calon suami ibu tidak datang, bagaimana kalau aku saja yang menggantikannya?”

“Berhenti bercanda.”

“Aku serius bu.” Kata sunggyu sambil menahan tawa. Ia senang melihat michi panik seperti itu. Michi tidak menanggapinya.

“Meski sekarang aku terlihat bercanda, tapi sebenarnya aku benar-benar masih mencintai ibu. Jika suatu hari nanti aku masih punya kesempatan, aku benar-benar ingin bersama ibu.”

“Sunggyu-ah, carilah wanita lain yang lebih baik dari ibu, bahkan lebih cantik dari ibu.” Pinta michi,

“Aaah….calon suami ibu lama sekali.” Kata sunggyu mengalihkan pembicaraan.

Michi mengambil hpnya lalu menelpon yesung, yesung masih tidak mengangkat panggilan michi, “Kenapa dia tidak mengangkat telponku? Yesung-shi kalau kau tidak datang aku akan menikah dengan sunggyu.” Teriak michi padahal telponnya belum tersambung.

“JANGAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNN….” Teriak yesung, ia keluar dari tempat persembunyiannya dibalik pakaian-pakaian ganti. Michi dan sunggyu kaget melihat yesung datang tiba-tiba.

“Jadi,,,dari tadi oppa ada disana?” Tanya michi. Yesung mengangguk.

“Lalu kenapa oppa memakai kain itu?” Tanya michi melihat yesung, menutupi kepalanya dengan kain. Yesung hanya cemberut tidak menjawab.

“Ada apa?” Tanya michi.

“bolehkah kita mengundurkan pernikahan kita, 5 bulan, atau mungkin 3 bulan.” Pinta yesung.

“Apa maksud oppa?” Tanya michi bingung. michi menghampiri yesung lalu menarik kain yang menutupi kepala yesung. Michi menahan tawanya ketika melihat rambut yesung, sedang sunggyu dengan lepas tertawa. Yesung hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Kemarin aku ingin mengganti gaya rambut. Karena gayanya terus tidak sesuai selera hingga akhirnya rambutku menjadi pendek seperti ini. Aku benar-benar malu untuk keluar,” jelas yesung.

“Hahahahaha….” Michi akhirnya tertawa juga setelah mendengar penjelasan yesung.

“Jangan tertawa. Itu menyakiti hatiku.” Kata yesung. Michi dan sunggyu lalu menghentikan tawanya.

“Lalu kita harus bagaimana? Aku tidak mau pernikahan kita diundur.” Kata michi,

“Aku ada ide.” Sunggyu lalu mengacak-acak aksesoris yang berada dalam kardus. Ia menemukan sebuah topi berwarna putih. “Pakai ini. Topi ini akan menutupi semua kepalamu sehingga mereka tidak akan tahu rambutmu yang pendek.” Jelas sunggyu.

“Tapi topi seperti ini sedikit aneh.” Kata yesung memperhatikan bentuk topi tersebut. Ia lalu memakainya.

“Tidak apa-apa. Kau terlihat tampan dengan topi itu.” Kata-kata michi membuat yesung lebih percaya diri.
****

                Yesung keluar menuju tempat pernikahan, semua mata memandang dengan aneh karena topi yang dipakai oleh yesung, “Itulah yesung, dihari pernikahanpun ia melakukan hal yang aneh.” Komentar kyuhyun. -_-‘

Yesung mengambil cincin pernikaha lalu menyematkannya dijari tangan michi, “Jangan pernah menghilangkannya.” Kata yesung memperingatkan.

Michi tersenyum, “Kalaupun aku menghilangkannya. Aku tidak akan pernah menghilangkan rasa cintaku padamu.” Yesung tersenyum, ini pertama kalinya michi mengatakan kata-kata cinta untuknya.


END

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar