#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Selasa, 28 Juni 2011

(FF) No Other Part 5 End

Part 1  2  3  4
By : Yessis

            Seorang lelaki berlari didalam kegelapan, wajahnya menyiratkan ketakutan yang amat sangat. Ia berlari di gang-gang yang sangat sempit, nafasnya tersengal-sengal. Ia berhenti sejenak setelah yakin tak dikejar. Ia menjatuhkan tubuhnya ketanah, punggungnya terasa panas. Seorang berbaju hitam menyarangkan pelurunya ketubuh pria tersebut. Pengawalnya memeriksa keadaan pria yang tertembak.

“Dia sudah mati.” Lapor pengawalnya.

“Bagus.” Kata pria yang telah menembak, ia membuka kaca matanya, terlihat sekali dari matanya kebencian yang amat sangat. Kemudian dia masuk kedalam mobilnya. Dan pergi begitu saja meninggalkan mayat pria yang tertembak begitu saja tanpa disentuh sama sekali.
           
“Bagaimana tubuhnya?” tanya mika, melihat kondisi mayat yang mengenaskan akibat tertembak.

”Dipekirakan dia meninggal tadi malam. Tubuhnya banyak bekas pukulan tapi kematiannya disebabkan oleh tembakan peluru dai jarak jauh.” jelas sungmin pada mika. Mika terlihat berpikir.

”Kenapa dia dibunuh?” tanya mika lebih pada dirinya sendiri.

”Mungkin ini berhubungan dengan kriminalitas preman-preman yang ada disekitar sini.” jawab siwon.

”Kau sudah tahu jenis peluru yang dipakai?” tanya mika pada sungmin.

”Yang membunuhnya bukan senjata biasa. Senjata ini sangat mahal dan tidak mungkin preman biasa bisa membelinya.” jelas sungmin sambil membenarkan kaca matanya.

”selidiki latar belakang pria ini.” Perintah mika, sungmin mengangguk.
Mika mendekati mayat yang masih terbujur kaku ditempatnya, mayatnya belum dipindahkan untuk keperluan penyelidikan. Mika menyelidikinya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

”Kenapa kau mati?” tanya mika pada mayat yang sudah terbujur kaku itu.

”Permisi, kami akan membawa mayat ini.” Kata dua petugas yang menyadarkan mika dari lamunannya. Mika melihat kesekeliling, ia tak melihat adanya CCTV disekitar lingkungan itu. Ia pergi kejalan yang agak jauh dan melihat CCTV yang mungkin dapat merekam kejadian semalam.

”Sungmin-ie.” panggil mika, sungmin mendatanginya.

”Kamu lihat itu. Coba kau cari rekaman yang tadi malam.” pinta mika.

”Baiklah.” sungmin segera menjalankan perintah mika.

            ”Aaah, bosan.” kata shindong hanya duduk-duduk saja dikantor, sementara sungmin masih sibuk dengan komputernya. Siwon pun sibuk dengan latihan taekwondonya. Mika membuka pintu.

”Sungmin, bagaimana laporanmu?” tanya mika. Sungmin membuka filenya.

”Ini hasil CCTV yang aku dapatkan. Mereka memang merekamnya tapi karena jarak yang sangat jauh, sulit untuk mendeteksi siapa orang tersebut.” jelas sungmin.

”Baiklah. Kau tetap usahakan bagaimana caranya mendeteksi orang tersebut. Aku minta salinan copynya.” pinta mika, lalu sungmin memberikannya.
           
            Mika masuk kedalam sebuah toko yang menjual film. Ia melihat seorang laki-laki menggunakan headset. Dia terlihat menikmati lagunya. Mika berdiri dihadapannya, laki-laki tersebut menyadarinya. Ia tersenyum pada mika.

”Sudah lama sekali kau tak kesini.” katanya.

”Aku membutuhkan bantuanmu.” kata mika tanpa basa-basi, ia menunjukkan cd yang ia bawa.

”Baru juga ketemu, bukannya menanyakan kabar. Tapi ini malah langsung minta bantuan.” kata tersenyum.

”Kibum-ah, cepatlah. Aku harus memecahkan kasus ini.” pinta mika.

”Baiklah.” kata kibum mengambil cd dari tangan mika. Kibum merupakan temannya sejak kecil, dia pintar dibidang pemprograman. Waktu muda dia pernah dipenjara karena menghack program polisi. Kibum masuk kedalam ruangannya di ikuti oleh mika. Didalam ruangannya yang ada hanya komputer dan alat-alat pendukungnya, bahkan untuk tempat tidurnya pun tidak ada, hanya ada sebuah sofa kecil. Kibum memasukkkan cd yang mika berikan kedalam komputer kemudian melihatnya.

”Aku ingin kau mendeteksi siapa orang tersebut.” pinta mika.

”Ini mudah.” kata kibum. Dalam beberapa detik kibum sudah dapat memperlihatkan wajah beberapa penjahat yang tertangkap kamere CCTV. Mika melihat satu persatu, ia sangat kaget ketika melihat wajah salah seorang yang ia kenal. Mika pergi tanpa berpamitan.

”Hei, mau kemana?” tanya kibum, tapi percuma mika sudah pergi. Kibum hanya bisa menggelengkan kepalanya.

            Kim jongwoon berdiri didepan lobi kantornya menunggu mobilnya datang. Ia melihat mobilnya berhenti tepat didepannya. Kemudian dia masuk kedalamnya. Dia kemudian duduk lalu menyalakan laptopnya.

”Pegi ke tempat selanjutnya.” perintah jongwoon. Supirnya hanya diam tak menjawab, jongwoon merasa aneh, lalu melihat kearah supirnya. Dia bukanlah supirnya.

”Kau, siapa kau?” tanya jongwoon melihat mika membawa mobilnya.

”Aku harus bicara padamu.” kata mika. Jongwoonn berusaha tenang. Ia menutup laptopnya, lalu hanya terdiam. Mika membawa mobil tersebut kesebuah tempat.

            Mika keluar dari mobil lalu, ”keluarlah.” pinta mika, jongwoon keluar dari mobilnya. Ia memandang mika agak lama.

”kumohon jangan lakukan lagi.” pinta mika.

”bukankah kau polisi itu?” tanya jongwoon bingung. Mika menampar jognwoon.

”Jangan pura-pura lagi. Aku tahu kau tidak hilang ingatan.” teriak mika, matanya sudah berbinar-binar, ia menahan sekuat tenaga agar tidak menangis.

”Apa maksudmu? Aku sama sekli tidak mengerti.” kata jongwoon memegang pipinya, ia merasakan sesuatu yang aneh ketika ditampar bukan rasa marah dia sama sekali tidak marah.

”Baiklah, terserah kau mau mengingatku atau tidak. Aku hanya memintamu untuk menghentikan aksimu, aku sendiri yang akan menangkap pembunuh anakmu.” jelas mika.

”Apa maksudmu? Tentu saja aku serahkan pada polisi untuk menangkap penjahat yang telah membunuh anakku.” kata jongwoon.

”Sudahlah, aku banyak sekali urusan, aku harus pergi.” lanjutnya, ia akan masuk kedalam mobil. Mika memegang tangannya,

”Kumohon jangan lakukan apapu. Atau aku sendiri yang akan menangkapmu.” ancam mika. Jongwoon ssedikit kaget ternyata aksinya telah ketahuan. Jongwoon melepaskan pegangan mika.

”Aku benar-benar  tidak mengerti.” kata jongwoon berusaha tenang. Lalu ia masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan mika sendirian.

            ”Minnie  aku lapar kau punya makanan tidak?” tanya shindong, dari tadi dia mondar mandir mencari makanan,

”Beli aja sih. Repot banget.” kata sungmin kesal, dia sedang sibuk mengotak atik laptopnya.

”Masalahnya itu aku tidak punya uang untuk beli, gajiku sudah menipis.” jelas shindong.

Braaaak,,, mika membuka pintu dengan keras, perasaannya masih kesal karena kejadian sebelumnya.

”Ada apa?” tanya siwon heran.

”Ada berita apa tentang kasus kita?” tanya mika tanpa menjawab pertanyaan siwon.

”Kami sudah mendapatkan semua penculik yang membunuh putri kim jong woon.” kata sungmin melaporkan hasil kerja mereka. Siwon memberikan beberapa lembar kertas berisi data para penculik.

”Tapi kita masih kurang bukti untuk  menangkap mereka.” kata sungmin.

”Tak apa. Siwon dan sungmin terus pantau mereka, aku khawatir ada yang akan beniat jahat pada mereka.” perintah mika, siwon dan sungmin mengangguk.

”Aku bagaimana?” tanya shindong.

”Kau ikut denganku.” perintah mika.

            Jong woon melihat lewat jendela kamarnya, ia tahu mika terus mengintainya. Sulit baginya untuk pergi melancarkan aksi balas dendamnya.

”Sebaiknya tuan jangan pergi. Biar saya yang melaksanakan tugas.” pinta misun asisten terbaiknya.

”Tidak. Aku ingin membunuh sendiri putriku.” tolak jongwoon.

”Siap aku pakaian untuk menyamar.” perintah jongwoon. Misun segera melaksanakan perintahnya.

            Jognwoon memandang dirinya di cermin, dia memakai pakaian tukang kebun, ia pakai topinya agar tak terlihat jelas. Ia keluar dari rumahnya memakai mobil lost bak. Ketika berpapasan mika dan shindong sama sekali tak menyadainya.

”Orang itu terlihat muram sekali.” komentar shindong.

”Siapa?” tanya mika.

”Tukang kebun tadi.” jawab shindong. Mika seperti menyadari sesuatu.
”cepat kejar mobil tadi.” teriak mika, shindong segera menstarter mobilnya. Ia mengendarai mobil dengan kencang mengejar mobil yang baru saja pergi. Jongwoon tidak sadar dirinya diikuti mika.

”Kemana dia akan pergi?” tanya shindong.

”Entahlah. Kau ikuti saja terus.” perintah mika, dia pun sangat penasaran kemana jongwoon akan pergi.

            Jongwoon berhenti dekat sebuah rumah. Beberapa mobil sudah menantinya disana. Ia keluar lalu bertemu orang-orang tersebut. ,ereka memberi hormat pada jongwoon.

”Sepertinya mereka anak buah jongwoon.” kata shindong.

”Apa yang aku pikirkan akan terjadi. Telpon siwon dan sungmin, bawa beberapa polisi. Kita akan menangkapa mereka.” jelas mika.

”Memang apa yang akan mereka lakukan?” tanya shindong masih belum mengerti. Tapi mika tidak menghiraukannya, ia keluar dan memperhatikan gerak-gerik jongwoon dan anak buahnya.

            ”Kalian sudah siap?” tanya jongwoon. Anak buahnya mengangguk.

”Ingat, habisi semuanya kecuali orang itu.” perintah jongwoon. Mereka berlari kedalam rumah dan mengobrak abrik seisi rumah. Dalam rumah tersebut terdapat seorang istri, 3 anak lak-laki dan seorang anak perempuan, mereka dikumpulkan dalam sebuah ruangan.

”Telpon ayah mereka.” perintah jongwoon, dia duduk disebuah sofa sedang tawanannya semua terduduk dilantai, wajah mereka terlihat sangat ketakutan.
Tiba-tiba terdengar suara keributan diluar,

”Ada apa diluar?’ tanya jongwoon.

”Ada dua orang polisi yang berusaha mengacau, tapi kami sudah membereskannya.” jawab anak buahnya. Mika dan shindong sudah berada dalam ikatan anak buah jongwoon, mereka duduk dekat keluarga yang jongwoon tawan.

”Perbuatanmu tidak akan mengembalikan michan.” kata mika kesal.

”Polisi, tadinya aku tidak ingin menyakiti kalian. Tapi kalian terlanjur tahu perbuatanku. Aku terpaksa menyingkirkan kalian.” kata jongwoon sinis.

”Sadarlah, kau dulu tidak seperti ini.” teriak mika. Jongwoon hanya diam, kemudian dengan isyarat meenyuruh anak buahnya membawa tawanan mereka ketempat persembunyian.

            Mika melihat kesekeliling, dia tidak tahu mereka ada dimana.

”Apa yang harus kita lakukan?” tanya shindong dengan berbisik.

”Sekarang, kau berusahalah membuka ikatan tanganmu.”perintah mika.

”Dia sudah datang.” kata buah jongwoon melapor.

”Bagus. Bawa dia kemari.” perintahnya. Seorang laki-laki datang demi keluarganya.

”Sudah kuduga. Kaulah yang selama inimenaruh dendam padaku.” kata jongwoon, orang tersebut tersenyum sinis.

”CHO KYUHYUN.” teriak jongwoon,

”Kupikir selama ini kau adalah sahabatku. Tak kusangka kau....” jongwoon tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.

”Lepaskan keluargaku. Atau kau tidak akan selamat.” ancam kyuhyun. Sejak kecil mereka sudah bersahabat.

”Apa salahku, hingga kau membunuh anakku?” tanya jongwoon tidak percaya.

”Kau tak ingat. Apa yang pernah kau lakukan padaku?” benar-benar tidak ingat?” tanya kyuhyun.

Jognwoon terlihat sedang berpikir, dia sama sekali tidak tahu perbuatan apa yang ia lakukan pada kyuhyun.
”Ketika aku meminta bantuanmu untuk menolong oemmaku yang sakit. Kau sama sekali tidak menghiraukanku, kau dengan kejam mengusirku dari rumah.” teriak kyuhyun yang terlihat sangat emosi.

Jongwoon ingat pada waktu itu dia baru saja ditinggalkan oleh orang yang sangat ia cintai tapi dia tidak ingat siapa orang tersebut. Pada saat itu dia terlalu labil sehingga menyakiti sahabatnya kyuhyun. Ketika dia sudah sadar dengan kesalahannya, dia mendapat kabar oemma kyuhyun sudah meninggal. Ia cari kyuhyuun tapi tak dapat ditemukan. Jongwoon sangat menyesal dengan apa yang dilakukannya.

”Tapi semua itu tidak bisa membenarkanmu membunuh anakku. Dia tidak bersalah sama sekali.” kata jongwoon.

”Dan tindakanmu sekarang, dengan menyandera keluarga yang tidak bersalah juga tidak dapat dibenarkan.” kata kyuhyun. Terdengar keributan diluar. Terjadi adu tembak antara anak buah jongwoon dan kyuhyun.

”Ada apa?” tanya jongwoon.

”Kita diserang.”

”Ikat orang tersebut.” perintah jongwoon pada anak buahnya untuk mengikat kyuhyun. Sementara itu dia keluar untuk melihat keadaan.

            Shindong terus berusaha membka ikatannya, hingga akhirnya dia berhasil membukanya.
”Berhasil.” kata shindong, lalu secara diam-diam dia memukul anak buah jongwoon yang sedang berjaga. Setelah itu dia membuka semua ikatan para sandera.

”Shindong kau bawa mereka keluar. Dan ingat jaga kyuhyun, jangan sampai dia melarikan diri.” kata mika mengingatkan. Sementara itu mika pergi mengejar jongwoon.

            Mika melihat baku tembak yang cukup dahsyat antara anak buah jongwoon dan kyuhyun. Jongwoon mellihat mika berlari kearahnya, dia berusaha menebak mika tapi pelurunya tidak mengenai mika. Jongwoon pergi menjau, mika terus mengejarnya. Hingga ia kehilangan jejak jongwoon.”

            Tanpa sadar, seseorang menendang tangan jongwoon hingga pistolnya terlepas.
”Kau akan mati ditanganku.” kata kyuhyun.

”Kita lihat saja.” kata jognwoon, hingga mereka terlibat dalam petarunagan yang cukup sengit. Keduanya terlihat berimbang. Jongwoo mengeluarkan tendangannya hingga membuat kyuhyun terjatuh, ia mengambil pistol yang ada dilantai lalu mengarahkannya pada kyuhyun.

”Tidaaaaak.” teriak mika

”Kumohon jangan lakukan. Kau tega membunuh sahabatmu sendiri? Kau tega membuat istrinya kehilangan suami? Kau tega membuat anak-anaknya menjadi yatim? Dan apakah kau yakin anak-anaknya tidak akan membalas dendam padamu. Sampai kapan balas dendam ini akan berakhir. Kumohon padamu, jangan lakukan” pinta mika. Perlahan jongwoon menurunkan pistolnya, ia menundukkan kepala, ia teringat michan, tangisannya, tawanya dan rengekannya. Tanpa ia sadari, kyuhyun mengambil pistol disaku celananya. Mika melihat gerakan kyuhyun.
Duaaaar... timah panas mengenai punggung mika. Ia menjadikan dirinya tameng jongwoon. Dengan cepat jongwoon menembak kyuhyun hingga ambruk.

            Setiap memori tentang mika berdatangan dalam ingatannya. Ia benar-benar ingat siapa mika. Jongwoon segera menangkap tubuh mika, darah mengalir deras akibat terkena tembakan.

”Tidak, kau tidak boleh pergi, aku baru saja menginagatmu” kat  jongwoon, napasnya terasa sesak, kini ia sudah bisa mengingat semuanya. Mika memandang jongwoon dengan lemah, tangan kanannya memegang luka didadanya, dia merasakan sakit yang amat sangat.

”Cepat panggil ambulans.” teriak jongwoon. Mika memegang wajah jongwoon, jongwoon segera memegang tangan mika.
Sungmin, siwon dan shindong baru saja datang, mereka merasa menyesal karena terlambat datang.

”Kau tidak boleh pergi. Kumohon bertahanlah.” pinta jongwoon, air mata mulai mengalir dipipinya, kali ini ia bisa menangis. Mika tersenyum lemah, perlahan ia menutup matanya.

”Tidaaaaaak.” teriak jongwoon, ia peluk tubuh mika erat.

The End


Artikel Terkait

6 komentar:

  1. Eh, siapakah gerangan?
    terimakasih udah ngasih coment...^^

    BalasHapus
  2. saya ? aku dhea ^^.
    aku suka bnget sma yesung hahha , sama2

    BalasHapus
  3. Iya, suki-desu (Pake jepang, koreanya apa ya???^^).
    salam kenal dhea, aku yessis, temenku kyura sukanya sama kyuhyun.

    BalasHapus
  4. suki desu koreanya saranghae
    Ceritanya bagus banget kak Yessi! Saya sampe nangis bacanya.... T-T

    BalasHapus
  5. senengnya bikin orang nangis...eh...maksudnya senengnya ada yang terbawa emosi oleh ceritaku...hehhehe

    BalasHapus