#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Minggu, 27 Maret 2011

(FF) No Other Part 3


By : Yessis

             “ada seorang anak pengusaha terkenal yang telah diculik?” kata siwon setelah menutup telpon,

“kamu tahu dari siapa? Kenapa tidak ada laporan yang masuk?” tanya mika,

“dari mata-mata, dia temanku. Memang sangat aneh karena tidak ada loparan ke kantor polisi.” Jawab siwon,

“mungkin dia diancam oleh penculiknya.” kata sungmin yang sedang membersihkan laptopnya,

“Hmmm.” Shindong ikut-ikutan.

“ya bisa jadi ada ancaman dari penculiknya. Siwon kamu terus pantau bagaimana keadaan dilapangan, sungmin kamu cari tahu latar belakang pengusaha tersebut dan siapa saja musuh-musuhnya.” Perintah mika, siwon dan sungmin langsung melaksanakan perintah mika,

“aku harus apa?” tanya shindong dengan mulut penuh makanan,

“kamu...”mika berhenti sejenak, “lanjutkan makannya.”lanjut mika.”,


“horeee.” Sorak shindong seperti anak kecil,

“setelah itu ikut aku ke lapangan.” Mika melanjutkan kata-katanya yang membuat shindong cemberut. Mika hanya tersenyum melihat tingkah shindong.

            Shindong masih terus menyetir sementara mika menelpon sungmin, “bagaimana? Kamu sudah mendapat data pengusaha tersebut?” tanya mika, sungmin segera mengirim datanya ke laptop mika,  ketika mika membukanya dia langsung terdiam seperti patung,

“kamu baik-baik  saja?” tanya shindong,

“ah...aku tak apa-apa.” Jawab mika, dia membaca detail data yang dikirimkan sungmin, takut dia salah liat. Oh Jongwoon umur 28 tahun, seorang pengusaha muda berbakat dengan memiliki ratusan cabang perusahaan, istrinya meninggal lima tahun yang lalu dan memiliki seorang anak bernama Oh michan. Mika menatap foto yang ada dilaptop, tidak salah lagi meskipun penampilannya berubah, dia merupakan Oh jong woon yang dia kenal. Tanpa sadar mika meneteskan air mata, tapi untungnya shindong tidak menyadarinya.

“kita sudah sampai.” Kata shindong,

“kita liat keadaan dulu baru datang kerumahnya.” Kata mika.

            Malam tiba, tapi tak ada tanda-tanda jongwoon keluar ataupun masuk rumah, “kita masuk sekarang sebelum terlalu malam.” Perintah mika lalu membuka mobil diikuti oleh shindong yang sedang kelaparan,

“apa tidak sebaiknya kita  makan malam dulu.” Usul shindong, mika tidak menghiraukannya lalu memijit tombol bel, seseorang berbicara lewat speaker,

“siapa?” tanya orang tersebut,

“kami polisi, kami ingin bertemu dengan Tn. Oh.” Jawab mika sambil menunjukkan tanda pengenal polisi kearah kamera.

            Mika dan shindong menunggu diruang tamu, ruangan tersebut sangat besar. Dari tadi perut shindong terus berbunyi ketika pelayan datang menghidangkan makanan, shindong tanpa ragu memakan semuanya. Mika sudah hafal dengan kelakuannya dilarangpun dia tidak akan menurut jadi mika membiarkannya saja meskipun harus mendapat tatapan aneh dari para pelayan. Mika melihat jam tangannya sudah hampir satu jam mereka menunggu tapi jongwoon belum keluar juga, seorang perempuan datang mengahmpiri mereka. wajahnya cantik dengan setelan blezer krem, dia adalah sekretaris sekaligus asisten jongwoon namanya misun,

“maaf Tn Oh tidak dapat ditemui, hari ini dia sibuk sekali.” Kata misun,

“kami tahu anaknya diculik, kami akan membantu Tn. Oh.:” kata mika,

“Maafkan saya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Jika Tn. Oh berkata tidak bisa, berarti dia sangat sibuk sekali.” Kata misun,

 “pelayan tolong antarkan tamu keluar.” Lanjut misun dingin,

“baiklah kami akan pergi sekarang tapi kami akan kembali lagi samapai kami bisa bertemu dengan Tn. Oh.” kata mika lalu pergi diikuti shindong yang sudah kekenyangan.

            Misun masuk kedalam kamar yang sangat megah dan artistik bergaya eropa klasik, disebuah tempat tidur terbaring seserang dengan dokter disampingnya,

“bagaimana keadaannya dok?” tanya misun,

“sekarang sudah membaik, besok dia akan sadar. Mudah-mudahan luka dikepalanya tidak berakibat buruk bagi dirinya.” Jelas dokter,

“maksud dokter?” tanya misun,

“ ada dua kemungkinan terburuk yang terjadi, sistem keseimbangan tubuhnya akan terganggu atau hilang ingatan.” Jelas dokter,

 “dua-duanya bukan hal yang bagus. Saya mohon sembuhkan dia dok.”pinta misun,

“saya akan melakukan yang terbaik.” Jawab dokter. Kemudian misun menelpon seseorang,

“Bagaimana? Kamu sudah menemukan jejak michan?” tanya misun,

 “bagus. Terus beri tahu aku jika ada perkembangannya.” Kemudian misun menutup telponnya.

            Mika masih belum tertidur, “ini teh ginseng kesukaanmu.”kata ibunya membawa secangkir teh,

“terimakasih bu.” Ucap mika lalu meminum tehnya,

“jangan terlalu lelah, nanti kamu bisa sakit.” Kata ibunya menepuk punggung anaknya halus, mika mengangguk,

“ibu pegri tidur dulu.” Lanjutnya,

“selamat tidur oemma.” Ucap mika lalu dia meneruskan pekerjaanya, dia sedang melihat data-data yang didapatkan oleh sungmin dan membaca laporan informasi yang dikumpulkan oleh shiwon. 

“kenapa para penculik belum menghubungi keluarga Oh?” tanya mika pada dirinya sendiri,

“sepertinya ini bukan permasalahan uang. Tapi apa motif mereka?.” mika terus berpikir hingga ia tertidur diatas meja belajarnya.
***
            Misun segera ke kamar jongwoon setelah mendapat kabar jongwoon sudah siuman, “bagaimana keadaan Tn Oh?” tanya misun,

“aku merasa lebih baik.” jawab jongwoon,

“lalu bagaimana dengan michan?” kamu sudah bisa melacaknya?” tanya jongwoon khawatir.

“saya sudah melacaknya, memang sedikit agak sulit tapi sebentar lagi pasti ketemu.” jawab misun.

“syukurlah.” Ucap jongwoon,

“Sebaiknya Tuan beristirahat agar cepat sembuh.”pinta  misun, jongwoon mengangguk kemudian memejamkan matanya. Misun menemui dokter yang menangi jongwoon diluar ruangan jongwoon,

“bagaimana keadaan jongwoon dok?” tanya misun,

“keseimbagan tubuhnya bagus, dan dia tidak mengalami amnesia. Semuanya bagus. Tn Oh bisa sembuh dengan cepat.” Jawab dokter,

“syukurlah.”ucap misun lega.

“tapi saya merasa aneh.” Kata dokter.

“Maksud dokter?” tanya misun heran,

“kenapa setelah dipukul begitu keras tapi tidak ada pengaruh apa-apa terhadap tubuhnya.” Jawab dokter,

“dia memang orang yang kuat.” Kata misun,

“tapi untuk berjaga-jaga saya harap dokter terus memanatau kesehatannya.” Pinta misun.
***
            Mika dan shindong kembali datang kerumah jongwoon, dan seperti kemarin yang menyambut adalah misun,

“kami harus bertemu dengan Tn. Oh.” Pinta mika,

“maaf tapi Tn. Oh tidak bisa.” Jawab misun, mika kehilangan kesabarannya, ia berjalan menuju lantai atas, beberapa orang menahannya  tapi mika bisa melewati mereka dengan mudah, penjaga yang lain ditahan oleh shindong. Mika membuka kamar yang pertama kali dilihatnya tapi kosong, dia terus melakukannya hingga bertemu sebuah pintu yang berbeda dari kamar lainnya, disana terlihat pintu mungil dengan beberapa gambar kartun, mika membukanya secara perlahan, didalamnya terlihat sebuah kasur seperti didalam dongeng-dongeng  putri. Mika melihat disampingnya ada dua buah foto, yang pertama foto perempuan dewasa dengan seorang laki-laki, mika tahu siapa laki-laki tersebut dia adalah jongwoon, itu artinya perempuan tersebut adalah istrinya. Sedang foto yang kedua adalah foto jongwoon dengan seorang anak perempuan, dia adalah michan. Mika memegang foto tersebut.

”Siapa kamu?” teriak jongwoon, mika terkaget hingga menjatuhkan foto ditangannya, mika kenal betul suara siapa itu. Sedang jongwoon tidak dapat melihat wajah orang yang masuk kedalam kamar putrinya karena dia sedang memunggunginya.

”kamu siapa?” jongwoon mngulang pertanyaannya.

Mika membalikkan badanya, ”siapa kamu?” ini untuk ketiga kalinya jongwoon bertanya, mika merasa kaget karena jongwoon tak mengenalnya sama sekali,

”aku....” mika sulit untuk mengeluarkan suaranya, tenggorokannya seperti tercekat. Jongwoon memegang kepalanya, ”aaaaaaaaaargh...” teriak jongwoon kesakitan dibagian kepalanya.

TBC

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar