#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Minggu, 01 Januari 2012

(FF) The Lost Life Part 4



Flashback

                Gyuri berlari dengan kencang agar tidak terlambat bekerja, ia khawatir jaesuk soesaengnim akan marah-marah lagi. Kereta dalam beberapa detik lagi akan segera berangkat, gyuri meloncat kedalam kereta, ia beruntung bisa masuk kereta tepat waktu tapi sialnya ia terjepit pintu kereta, seorang pria tinggi menariknya, tubuhnya berhasil masuk tapo kini tas punggungnya yang terjepit pintu kereta, “miringkan tasmu.” Perintahnya, sambil terus memegang tas gyu ri, gyu ri mematuhi perintahnya, hingga akhirnya gyu ri dapat terbebas dari insiden terjepit pintu kereta, “terimakasih.” Ucap gyu ri pada pria yang menolongnya, ia tidak berani melihat wajah pria tersebut karena malu lalu ia pergi mencari tempat lain yang agak jauh dari pria tersebut.

Kereta segera berhenti distasiun tujuan gyuri, “Aku ingin melihatnya.” Batin gyuri, ia penasaran seperti apa wajah pria yang telah menolongnya, gyuri melihat pria tersebut, seorang pria tinggi yang menggunakan sebuah topi, dia menatap gyuri dengan pandangan yang aneh.

“Yesung Oppa?” panggil gyuri tidak percaya.


Mereka turun dari kereta berjalan beiringan, tak seorang pun yang memulai pembicaraan, gyuri terus menundukkan kepalanya, setelah berpisah sekian lama, akhirnya ia bisa bertemu dengan orang yang sangat ia cintai.

“Gyuri-ah.” , “Yesung oppa.” Panggil Yesung dan gyuri bersamaan. Mereka saling berpandangan.

“Kemana oppa selama ini?” tanya gyuri penasaran. Ketika SMP yesung kabur dari rumah karena pertengkarannya dengan appanya.

“Aku sangat merindukanmu.” Kata gyuri pelan.

“Lupakan aku, gyuri-ah. Adikku lebih pantas kau sukai.” Lanjut yesung.

“Kepergian oppa tidak akan merubah apapun, pertengkaranmu dengan orangtuamu maupun rasa sukaku pada oppa. Aku hanya mengangap jongjin oppa sebagai kakakku.” Jelas gyuri. Yesung menghentikan langkahku.

“Jongjin...” tiba-tiba suara yesung berubah ketika menyebut nama jongjin. “Dia anak yang baik dan juga pinta lebih pintar dariku.” Lanjutnya, suaranya mulai bergetar.

“Jangan bilang oppa baru tahu jongjin oppa sudah...” gyuri tidak tega mengatakan jongjin sudah meninggal dunia. Ini merupakan pukulan berat bagi yesung, mereka kakak beradik yang sangat dekat.

“Adiku tidak pernah menyakiti siapapun. Dia pun selalu berbuat baik kepada teman-temannya. Ini sama sekali tidak adil.” Kata yesung, tiba-tiba sorot matanya menunjukkan kebencian yang sangat besar.

“Oppa. Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.” Tanya gyuri, dia benar-benar aneh dengan kata-kata yesung.

“Setelah 10 tahun aku pergi, kedatanganku ke korea adalah menemui keluargaku. Aku sangat merindukan jongjin. Tapi kesuksesanku tidak ada artinya sekarang bagiku. Aku sudah kehilangan adikku. Kupikir aku bisa menyekolahkannya, membuatnya menjadi barisata yang ia cita-citakan sejak kecil.” Yesung menghela nafas sejenak, seperti ada beban berat yang ditanggungnya.

Yesung memandang gyuri lembut, “Gyuri-ah, aku pergi.” Katanya sambil tersenyum hambar, gyuri hanya bisa menatap kepergiannya tanpa bisa mencegahnya sama sekali, “kenapa kau datang dan pergi sesuka hatimu oppa?”

End FlashBack

                Gyuri duduk termenung didepan televisi mengingat pertemuannya dengan yesung dikereta, “Aku tak menyangka oppa bisa sejauh ini.” Gyuri mengingat lagi pertemuannya yang kedua kali di gudang rumah sakit, ketika kyuhyun melihat yesung digudang, ia terpaksa berbohong pada kyuhyun kalau ia tidak melihat yesung. selain itu ia juga melihat yesung keluar dari rumah kyuhyun pada hari kejadian pembunuhan kyuhyun oemma, tapi ia berbohong pada polisi, ia hanya mengatakan melihat jungmo disekitar rumah kyuhyun, tapi ia tidak mengatakan melihat yesung yang jelas-jelas keluar dari rumah tersebut dengan tergesa-gesa.

“Apa yang sedang kau rencanakan oppa? Apa benar kau yang telah membunuh kyuhyun oemma?” batin gyuri. Ia ingin mengingkari semua kemungkinan tentang yesung dan kasus pembunuhan tersebut tapi kebohongannya membuat batinnya tersiksa.

“HEEEY...” teriak Ryeowook adik gyuri, sambil cengengesan, dia senang karena telah mengerjai kakaknya.

“OH...kau mengagetkanku.” Gyuri mekempar bantal pada adik laki-lakinya yang paling kecil, gyuri mememiliki 4 saudara, dua orang kakak perempuan dan dua orang adik laki-laki. Kedua kakaknya telah menikah dan sudah memiliki rumah masing-masing, sedang adik laki-lakinya yang pertama sedang mejalankan tugas wajib militer, kini hanya ada mereka berdua dirumah bersama oemma dan appanya. Gyuri sangat menyayangi adiknya, meski kadang nakal dan membuat kesal. Tapi hatinya akan luluh jika adikny sudah meminta maaf, apalagi kalau sudah dimasakan sebuah masakan yang enak. Gyuri sendiri kalah oleh ryeowook jika soal masak-memasak.

“Hehehe...nuna, kenapa melamun terus? Wajahmu jelek jika bengong seperti itu.” Kata ryeowook lalu duduk disamping gyuri, ia meletakan ddoekbokki buatannya diatas meja lalu mengambil remot kontrol dan memindahkan channel tv.

“Kau ini. Senang sekali membuat nunamu kelas. Duuh.. adikku yang ganteng ini tetap saja anak kecil.” Kata gyuri kesal lalu mengacak-acak rambut ryeowook, ryeowook buru-buru menepisnya.

“Ahh..nuna.” teriak ryeowook, “Jangan memegang kepalaku lagi. Aku ini sudah besar. Malu diliatnya. Gyuri tertawa mendengar protes ryeowook.

“Ya ampun, segitu marahnya. Adik kecil tetaplah adik kecil, tidak akan pernah berubah.” Kata gyuri sambil tersenyum penuh kemenangan sementara itu ryeowook hanya bisa cemberut dan memindah-mindahkan channel tv tanpa tahu apa yang dicarinya, gyuri mengambil ddoekbokki buatan ryeowook lalu memakannya dengan lahap.

“Hmmh...masakanmu memang nomor satu. Enak sekali.” Puji gyuri, ryeowook tersenyum senang karena telah dipuji.

“Oh ya. Bagaimana latihan pianomu? Apakah menyenangkan?” tanya gyuri.

“Ya menyenangkan.” Jawab ryeowook singkat. Wajahnya tiba-tiba mendung. Ryeowook merupakan siswa SMA di sekolahan musik, ia bercita-cita menjadi seorang musisi. Gyuri senang adiknya memiliki impian dengan begitu dia tidak akan melakukan hal tidak berguna seperti siswa-siswa berandalan yang sering dia lihat dijalan.

“Kau kenapa? Ada masalah ditempat latihan?” tanya gyuri sambil terus makan ddoekbokki buatan adiknya.

“Nuna...aku ingin bertanya padamu?”

“Apa?”

“Apakah jika kita melindungi orang yang kita sayangi itu salah?” tanya ryeowook.

“Apa? Kau mempunyai pacar?” teriak gyuri, “Tidak boleh. Tidak boleh. Kau masih kecil dan belum bertanggung jawab. Apa kau ingi main-main?”

“Bukan begitu nuna. Aku tidak punya pacar, ini tentang temanku, teman. Teman laki-laki, nuna kenal kibum kan? Yang sering datang kesini dan bermain PS denganku?”

“Oooh...kupikir apa. Memang ada apa dengan temanmu? Lagi pula melindungi teman merupakan perbuatan yang baik.”

“Hmm...” ryeowook mengangguk pelan tapi wajahnya tetap terlihat suram.

“Kau ini kenapa? Ceritakan pada nuna dengan jelas agar nuna bisa memberi saran yang lebih baik.” Pinta gyuri, ia meletakkan ddoekbokkinya diatas meja agar dapat berbicara dengan adiknya lebih serius.

“Hah...” ryeowook menghela nafas, “Begini nuna. Aku dan kibum sangat dekat, kami adalah sahabat.” Lanjut ryeowok, gyuri mendengarkan cerita ryeowook dengan seksama. “kibum sangat baik padaku. Dia benar-benar baik padaku. Suatu hari disekolah ada kompetisi membuat lagu, yang menang akan memiliki kesempatan untuk debut secara resmi oleh perusahaan intertaimen, aku sekuat tenagaku membuat lagu yang sangat indah, tapi teman sekelasku jikwoon mengakui karyaku, dan ia memenangkan kompetisi tersebut, aku benar-benar marah, aku sudah memberitahukan perbuatan jikwoon pada guru tapi mereka tidak percaya padaku, mereka lebih percaya pada jikwoon karena jikwoon merupakan anak donatur terbesar bagi sekolahan. Kibum tahu kelicikan jikwoon, dia benar-benar marah. Sangat marah. Tanpa sepengetahuanku dia pergi mencari jikwoon, aku melihat kibum membawa jikwoon kesebuah tempat kosong lalu ia memukuli jikwoon sangat parah. Aku hanya melihat saja tanpa berbuat apapun.” Ryeowook berhenti sejenak,

“Aku...aku benar-benar merasa bersalah tidak berbuat apapun.” Lanjut ryeowook.

“Bukankah itu bagus. Perbuatan jikwoon sekarang sudah mendapatkan balasannya.” Kata gyuri.

“Tapi nuna. Aku tetap merasa bersalah, karena aku telah membiarkan kibum melakukan kekerasan.” Wajah ryeowook menunjukkan kekhawatiran.

Kata-kata ryeowook menohok hati gyuri, apa bedanya dirinya yang telah membiarkan yesung melakukan kejahatan.

“Nuna..” panggil  ryeowook, “Nuna kenapa melamun lagi?” tanya ryeowook memabangunkan gyuri dari lamunannya.

“Kau benar. Kau tidak boleh membiarkan temanmu melakukan hal yang tidak baik, kalau kau sayang pada sahabatmu hentikan ia. Buatlah kibum minta maaf karena kesalahannya, meski ini telihat sulit tapi aku yakin kibum akan mendengarkanmu. Tentang jikwoon yang berbuat curang, aku yakin dia akan mendapatkan balasan atas apa yang telah ia lakukan. Lagi pula nuna yakin dengan kemampuanmu, suatu hari kau akan menjai penyanyi yang terkenal.” Jelas gyuri.

Ryeowook tersenyum lega, “Terimakasih nuna. Aku mengerti sekarang.”

gyuri bangkit dari sofa. “Tak masalah, lagi pula kau sudah membuatkanku ddoekbokki yang sangat enak. Masakanmu memang semakin enak kalau kau sedang galau.” Kata gyuri lalu tertawa. Lalu kabur kedalam kamarnya.

“Ah..nuna.” teriak ryeowook lalu mengejarnya. Tapi percuma, kamar gyuri sudah terkunci, “Nuna, awas ya pembalasanku.” Teriak ryeowook dari balik kamar.
                Gyuri tertawa didalam kamar melihat tingkah adiknya yang masih kekanak-kanakan, ia kemudian duduk diatas tempat tidurnya, lalu berpikir, “aku harus menyelamatkan yesung oppa.” batinnya, ia mengambil hpnya lalu menekan  nomor seseorang,

“Hallo. Kyuhyun-shi. Bisa kita bertemu?”
****

                “Apa?” kyuhyun kaget mendengar cerita gyuri, ia terdiam. Mereka sedan berada disebuah cafe, gyuri menceritakan semua yang ia ketahui pada kyuhyun.

“Aku tak ingin yesung oppa berbuat lebih jauh. Aku harap kyuhyun-shi bisa membantu yesung oppa dengan menghentikannya. Aku tahu yesung oppa membencimu karena jongjin, tapi aku juga tahu kamu tidak bersalah.”

“Semua kesalahanku.” Kata kyuhyun tiba-tiba muram ketika gyuri menyinggung tentang jongjin, “kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Bahkan oleh kematianku sama sekali.” Lanjutnya.

“Kyuhyun-shi, aku mohon berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, hal ini yang membuatmu sakit selama ini. Kau jadi kehilangan percaya diri. Kau bahkan menjadi sulit dunia nyata dengan dunia khayalan. Tapi sekarang aku yakin, kau tidak sakit sama sekali, yesung oppa yang telah membuatmu percaya bahwa dirimu sakit.” Kata gyuri menyemangati.

“Terimakasih gyuri-shi.” Ucap kyuhyun tulus.
***

                Kyuhyun masuk kedalam rumahnya yang megah, rumah itu semakin dingin ketika ditinggalkan oleh oemmanya karena hanya oemma yang sering berada didalam rumahnya. Appanya sering pergi berbula-bulan untuk urusan bisnis, nunanya kuliah di eropa sedang dirinya sibuk meratapi nasib karena tak bisa menyelamatkan sahabatnya sendiri. Ia baru sadar oemmanya pasti lebih kesepian dibanding dirinya tapi oemma tetap sabar pada dirinya. Lubang dihatinya semakin besar setelah ia kehilangan oemmanya, ia benar-benar merasakan kesepian. Kyuhyun melewati ruang tamu, ia bertemu seorang pelayan yang segera menyambut kedatangnnya. Kyuhyun segera mengibaskan tangannya tanda tak ingin di ganggu, ia langsung pergi kedalam kamarnya. Ia rebahkan tubuhnya dikasur, semua masalah membuatnya sangat lelah.

“Sepertinya hidupmu semakin nyaman setelah kehilang oemmamu.” Kata seseorang. Kyuhyun segera bangkit karena kaget, ia melihat disudut kamar dekat jendela ada seseorang yang memakai topi berdiri disana, ia tak melihat wajahnya dengan jelas karena gelap.

“Kau yesung kakaknya jongjin, benarkan?” tanya kyuhyun, orang tersebut hanya tertawa. Kyuhyun segera menyalakan lampu dan ternyata benar ia adalah yesung. kyuhyun hanya terdiam karena terkejut.

“Kenapa? Kau seperti kaget aku berada disini?” tanya yesung lebihnya sebuah pernyataan bukan pertanyaan.

“Ya aku sangat kaget. Meski seharusnya aku tdak perlu kaget lagi, karena kau dapat masuk dan keluar dari rumah ini dengan mudah, tapi tetap saja aku kaget.” Kata kyuhyun terdiam sejenak.  “maafkan aku, Kau benar, aku tak pantas hidup. Bunuh aku, kau boleh bunuh aku, tapi kumohon jangan ganggu keluargaku, mereka tidak bersalah.” Lanjutnya.

Yesung tersenyum sinis, “sangatlah mudah meminta maaf. Tapi...sulit bukan membuat orang yang mati kembali hidup. Kau tahu, tak semudah itu kau bisa hidup ataupun mati dengan tenang. Aku akan membuatmu mederita.”

Kyuhyun kemudian berlutut dan memegang kaki yesung, “Aku mohon jangan ganggu keluargaku. Aku mohon, kau bisa membunuhku sekarang juga.” Yesung melepaskan pegangang kyuhyun lalu berjalan ketempat lain, kyuhyun berdiri.

“Kalau tidak biar aku yang membunuh diriku.” Kyuhyun mencari sesuatu diruangannya, sesuatu yang tajam tapi ia tidak menemukannya. Ia melihat sebuah pas bunga lalu memecahkannya, ia ambil salah satu pecahan kaca pas bunga lalu mendekatkan pada urat nadi ditangannya,

“Kita lihat apa kau seberani kau terjun dari gedung. Mati dengan cara itu akan membuatmu kesakitan.” Kata yesung.

“Tuan mudaaaaaaa...” teriak seseorang dari kejauhan, lalu seorang pelayan masuk kedalam kamar diikuti dua orang pelayan lainnya, mereka segera memegang kyuhyun kencang.

“Lepaskan aku.” Teriak kyuhyun, “Biarkan aku mati.” Mereka terus memegang kyuhyun hingga amukannya mereda, setelah tenang kyuhyun sadar yesung sudah tidak ada dikamarnya.

“Kemana orang itu?” tanya kyuhyun pada pelayannya,

“Siapa?” tanya pelayannya bingung, ini bukan pertama kali dia mendapati kyuhyun seperti orang yang berkhayal.

“Aneh. Dia nyata, tapi datang dan pergi seperti hantu.” Gumam kyuhyun. Pelayannya hanya memandang kyuhyun dengan prihatin, ia memanggap tuan mudanya benar-benar sudah gila.
***

                Kyuhyun duduk disebuah ruang tunggu, berbagai macam orang lalu lalang tapi yang sering ia lihat adalah para polisi yang mengenakan seragam. Ia menunggu seseorang, seseorang yang penting baginya. Seorang laki-laki berambut putih berjalan kearahnya dengan didampingi seorang polisi, kyuhyun segera berdiri menyambutnya.

“Terimakasih telah membantu temanku.” Kata kyuhyun pada polisi sambil sedikit menunduk.

“sama-sama. Lagi pula semua bukti pembunuhan oemmamu tidak mengarah padanya, ia hanya kebetulan terlihat berada dilingkungan rumahmu, selanjutnya kami pasti dapat menemukan pembunuh yang sebenarnya, kalau begitu saya pergi sekarang.” Jelas polisi lalu pergi meninggalkan jungmo dan kyuhyun. Jungmo pun kemudian pergi meninggalkan kyuhyun. Kyuhyun segera mengejarnya.

“Tunggu aku.” Panggil kyuhyun, ia lalu memegang tangan jungmo, jungmo berhenti lalu menepis tangan kyuhyun.

“Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf. Setelah kejadian itu aku tidak pernah hidup tenang, aku tidak pernah bisa tertidur dengan nyenyak, aku benar-benar telah dihukum. Bahkan oemmapun dibunuh karena kesalahanku” kata kyuhyun memohon. Jungmo masih diam tapi wajahnya menjadi lebih santai dibandingkan tadi.

“Apa?” tanya jungmo kaget, “siapa yang membunuh oemmamu?” tanyanya.

“Itu tidaklah penting. Karena semua itu kesalahanku.” Jawab kyuhyun.

“Apanya yang tidak penting. Cepat katakan siapa?” teriak jungmo, ia merasa kasihan dan bersalah pada kyuhyun, ia sadar betapa menderitanya kyuhyun selama ini. “cepat katakan.” Jungmo memegang kerah baju kyuhyun.

“Yesung kakaknya jongjin.” Jawab kyuhyun lemah.

“Apa?”

TBC

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar