#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Kamis, 26 Januari 2012

(FF) The Lost Life Part 5 End


By : Yessis
Flashback
                “Kamu ini anak orang berpendidikan, jangan banyak bermain. Berlajar. Belajar.” Teriak seorang pria pada anaknya yang baru berusia 7 tahun, ia memegang sebuah rotan dan memukulkannya pada kaki sang anak. Anak tersebut terus menangis kesakitan. Kakinya berdarah karena sabetan rotan, tapi ayahnya belum juga puas memukul anaknya. Ibunya berlari memeluk sang anak.

“kumohon berhentilah. Kyuhyun masih kecil. Dia belum mengerti apa-apa.” Kata kyuhyun oemma sambil menangis. Ia tidak berdaya membendung kekerasan hati suaminya.

“Minggirlah.” Teriak kyuhyun appa lalu menarik istrinya menjauhi kyuhyun.

“Ini gara-gara kamu yang tidak becus mendidik anak.” Teriak suaminya.

“Ap…pa…Aku tidak…akan malas lagi…aku…tidak akan bermain lagi….jangan marah pada oemma.” Kata kyuhyun kecil sambil terus terisak. Kyuhyun appa, mengelus rambut kyuhyun.

“Anak baik. Ini baru anak appa.” kata appanya lembut sambil tersenyum lembut, “Kakimu tidak apa-apa kan? Tidak sakit kan?” Tanya appanya mengecek kaki kyuhyun. Kyuhyun menggeleng pura-pura tidak sakit.
EndFlashback
Burning the two photographs of us
One, two, erasing the memory collected


I will go, knowing it too well
The difficult hesitation to stand up


The pouring rain I cannot see before one
Put it all to the side, wishing, hoping to not walk there
Difficultly standing, trembling horribly like on the edge of a cliff
Folding my small two hands to pray


Neither a tear comes down
Crying, not being able to be me


Our separation is but a dream, I will know it’s hanging there
Why is it so hard to wake up


The pouring rain I cannot see before one
Put it all to the side, wishing, hoping to not walk there
Difficultly standing, trembling horribly like on the edge of a cliff
Folding my small two hands to pray


My heart filled with gashes, the deep wounds make me want to hate you
Burning photographs, erasing from my heart, forget all the memories


The pouring rain I cannot see before one
Put it all to the side, wishing, hoping to not walk there
Difficultly standing, trembling horribly like on the edge of a cliff
Folding my small two hands to pray
Again and again
*******

                “Apa yang sedang kau pikirkan saat ini?” tanya jaesuk sosaengnim, ia duduk di dekat kyuhyun yang sedang berbaring di kursi, kursi yang digunakan agar pasiennya merasa nyaman dengan pengobatan yang sedang dijalani. Kyuhyun menatap langit-langit ruangan itu.

“Entahlah. Aku tidak terlalu yakin.” Jawab kyuhyun, ia lalu menatap jaesuk sosaengnim. “Apakah benar aku sakit?”

Jaesuk sosaengnim tersenyum, “Siapa yang tahu? Tidak ada yang pasti dengan hati dan pikiran manusia.” Jawabnya, “Sekarang jangan pikirkan kau sakit atau tidak. Anggap saja obrolan kita saat ini seperti obrolan sesama sahabat. Kau bisa katakan apapun yang kau pikirkan, aku tidak akan memberitahukannya pada orang lain. Karena sahabat itu bisa dipercaya bukan?”

“Tapi....aku tidak punya sahabat. Aku sudah lupa seperti apa memiliki sahabat.” Kata kyuhyun lalu menatap langit-langit lagi. Jaesuk sosaengnim memperhatikan perubahan wajah pada kyuhyun dengan seksama.

“Apa kau tidak pernah punya sahabat?” tanya jaesuk sosaengnim.

Kyuhyun terlihat mengingati sesuatu, “Aku punya sahabat. Beberapa tahun yang lalu.” Jawabnya.

“Lalu kau lupa persahabatan kalian seperti apa?”

Kini kyuhyun terdiam lebih lama, air mata menetes perlahan, ia menutup matanya, “Dia adalah sahabat terbaik yang pernah kutemui.” Katanya, jaesuk sosaengnim diam tak mengeluarkan suara apapun, ia membiarkan kyuhyun mengeluar semua yang ia rasakan, “Aku pernah berbuat kesalahan karena tidak bisa menyelamatkannya.” Kyuhyun diam beberapa saat. Ia membuka matanya menatap jaesuk sosaengnim lalu tersenyum, “tapi aku sudah menyelamatkannya, sekarang dia sudah bahagia.” Lanjutnya, jaesuk sosaengnim mengerutkan dahi seperti  ada yang aneh dengan arti dari senyuman kyuhyun.

“Siapa dia? Siapa sahabatmu itu?” tanya jaesuk sosaengnim penasaran. Kyuhyun melihat jam ditangannya, “Sepertinya waktu konseling sudah selesai.” Kata kyuhyun lalu bangun dari kursinya.

“Kalau begitu aku pergi dulu. Terimkasih karena selama ini telah mendengarkanku.” Kata kyuhyun

“Jangan lupa dua hari lagi untuk datang lagi kesini.” Kata jaesuk sosaengnim mengingatkan.

“Entahlah, sepertinya hari itu aku akan sangat sibuk.” Kata kyuhyun lalu menunduk tanda  pamit.
*******

Gyuri berjalan bersama seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah yesung oemma, mereka sedang mencari sebuah alamat, gyuri memegang kertas yang berisi alamat sambil melihat kesekeliling apakah alamtnya sudah benar atau belum,

“Kamu yakin tahu alamat yesung? kamu yakin yesung ada di seoul?” tanya yesung oemma dengan berlinang air mata, ia benar-benar bahagia sekaligus takut, takut ini hanya sebuah mimpi untuk bisa bertemu dengan anaknya lagi.

“Ini sudah yang ke 479 kali ahjuma bertanya padaku. Tenanglah, aku sudah bertemu dengan yesung oppa, aku mengikutinya hingga ke rumahnya. Aku yakin ini alamat yang benar.” Gyuri memegang tangan yesung oemma untuk menenangkan. Mereka terus berjalan mencari alamat yang ditulis sendiri oleh gyuri meski ia pernah sekali kesana tapi ia masih lupa jalan yang benar.

Setelah beberapa saat berjalan, gyuri merasa semakin dekat dengan tempat tinggal yesung. dari kejauhan gyuri seperti melihat yesung yang memakai topi hitam bersama seorang laki-laki berambut putih, “sepertinya aku kenal orang itu.” Gumam gyuri mengingat jungmo teman kyuhyun.

“WOONIE-AAAAAAH.....” Panggil yesung oemma, seperti ia telah mengenali anaknya sendiri. Yesung menengok ke arah gyuri dan oemmanya. Setelah sadar oemmanya ada disana, yesung segera berlari ke arah yang berbeda, yesung oemma dan gyuri mengejarnya.

“WOONIE-AAAAAH....Ini oemma. Oemma mohon berhentilah.” Panggil oemma sambil terus menangis, gyuri melewati jungmo, mereka sempat saling bertatapan, banyak hal yang ingin ia tanyakan pada jungmo tapi ia harus mengejar yesung terlebih dahulu.

Yesung oemma berhenti berlari karena kelelahan, gyuri berhenti, “Ahjuma tidak apa-apa?” tanya gyuri, “aku.....tidak apa...apa. kau kejarlah jongwoon-ah, bilang padanya oemma sangat merindukannya...” pinta oemma sambil terengah-engah. Gyuri lalu melanjutkan berlari mengejar yesung.

Yesung berlari lebih cepat tapi gyuri masih bisa menyusulnya meski belum bisa menyusulnya. Yesung melihat sebuah tanjakan panjang, ia naik ke tangga tersebut berharap gyuri tidak bisa mengejarnya. Tapi karena kelelahan yesung pun berhenti, begitupun dengan gyuri, mereka berhenti bersama-sama dan terpisah beberapa anak tangga,

“Ber...henti...lah...mengejarku...menyerahlah.” kata yesung sambil terengah-engah, ia menelan ludahnya karena kehausan.

“Op..pa...kumohon...temuilah...oemmamu.” kata gyuri yang juga msih terengah-engah, jantungnya berdegup sangat kencang bukan hanya karena berlari tapi oleh hal lain yang tidak bisa dijelaskan oleh pikirannya sendiri, ia memegang dadanya berusaha menenangkan perasaannya.

“Kau kenapa? Sakit lagi?” tanya yesung khawatir, “Jangan bilang kau belum sembuh. Kau bilang dulu sudah sembuh. Kau bilang hanya sakit jantung ringan dan bisa sembuh.” Kata yesung semakin khawatir karena gyuri tidak menjawabnya sama sekali.

Gyuri menundukkan kepalanya, ‘apa yesung oppa berpikir aku masih sakit.’ Batin gyuri, dia tiba-tiba terduduk memegang dadanya, “pergilah. Jangan pedulikan aku.” Kata gyuri pura-pura kesakitan. Yesung kebingungan melihat gyuri kesakitan, awalnya ia ragu untuk mendekati gyuri, akhirnya ia menyerah lalu menghampiri gyuri,

“Cepat naik.” Perintah yesung, yesung lalu menggendong gyuri dan berlari sekuat tenaga yang ia punya.

“Oppa.” Panggil gyuri.

“Jangan banyak bicara, simpan tenagamu. Tenanglah, sebentar lagi kita akan sampai rumah sakit. Harusnya kau jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit lagi. Aku akan sudah bilang jangan terlalu bekerja keras dan melakukan hal-hal yang berat, apalagi mengejarku seperti tadi.” Yesung terus mengoceh tanpa berhenti.

“Oppa, aku ingin turun.” Kata gyuri, yesung berhenti lalu menurunkan gyuri. Yesung bengong beberapa saat. “Jadi kamu tidak sakit?” tanya yesung bingung.

“Mianh oppa. Kalau aku tidak melakukan ini. Oppa tidak akan pernah mau bertemu denganku.” Kata gyuri sambil tersenyum.

“Ini sama sekali tidak lucu. Kalau terjadi apa-apa padamu, aku tidak tahu bagaimana caranya memaafkan diriku sendiri.” Teriak yesung.

“Mo? Oppa mengkhawatirkanku?” tanya gyuri.

Yesung terdiam, “sudahlah, aku pergi.” Kata yesung lalu membalikkan badannya untuk pergi, Gyuri memegang bagian baju belakang yesung. yesung menghentikan langkahnya, ia merasakan sesuatu seperti dulu, perasaan yang sama yang tidak pernah berubah sama sekali.

“Tidak bisakah oppa melupakan semuanya. Melupakan semua dendam dan hidup dengan damai.” Kata gyuri lemah sambil menundukkan kepalanya, yesung masih belum membalikkan badannya, ia tidak ingin melihat wajah gyuri karena khawatir melemahkan hatinya

“Semua sudah jelas. Nyawa harus dibayar dengan nyawa.” Kata yesung lalu melepaskan pegangan gyuri pada bajunya. Ia melangkah pergi.

“BERHENTI kataku.” Teriak gyuri, “Apa kematian kyuhyun oemma tidak bisa menembus segalanya. Sudah cukup oppa berbuat dosa.” Kata gyuri kelepasan.

“KAU...” yesung sulit mengeluarkan kata-kata, “Terserah apa yang kau pikirkan, lagi pula semuanya akan segera berakhir.” Kata yesung lalu pergi sambil berlari. Gyuri terus menatap kepergian yesung tak terasa air mata jatuh satu persatu, kakinya terasa lemah kemudian gyuri terduduk ditahan dan menangis sekeras-kerasnya.

Seseorang memberikan sebuah sapu tangan, gyur melihat pemilik sapu tangan tersebut, ia melihat kyuhyun tersenyum padanya, “Maafkan aku. Ini semua ini salahku. Ambillah” kata kyuhyun sambil terus menyodorkan sapu tangannya, gyuri lalu mengambilnya.

                Kini mereka duduk disebuah bangku taman. Tangisan gyuri sudah mulai reda. “Jangan minta maaf lagi. Semua ini bukan salahmu. Jongjin oppa meninggalpun bukan salahmu, karena itu diluar kemampuanmu.” Kata gyuri. Kyuhyun menggeleng, “tidak, semua kesalahanku tidak bisa dibayar dengan apapun juga. Aku rela jika memang yesung hyung membunuhku.”

“Jangan katakan itu.” Kata gyuri memotong kata-kata kyuhyun, “Aku benci kata-kata kematian dan pembunuhan.” Lalu tiba-tiba mereka terdiam, tidak tahu apa yang harus dikatakan.

“AKU....”   “AKU....” kata kyuhyun dan gyuri bersamaan, “Kamu duluan.” Kata kyuhyun mempersilahkan.

“kyuhyun-shi, yesung oppa itu bukanlah orang yang jahat. Aku yakin itu, tentang kematian kyuhyun oemma, aku yakin yesung oppa bukan pelakunya. Kumohon bersabarlah. Aku akan mencari tahu apakah yesung oppa atau bukan yang membunuh kyuhyun-oemma.” Kata gyuri menatap kyuhyun.

Kyuhyun menatap lurus melihat beberapa anak bermain skateboard, “Aku sama sekali tidak penasaran dengan siapa pembunuh oemmaku. Ini sudah takdir.” Kata kyuhyun, dari kata-kata dan wajahnya sama sekali tidak menunjukkan kesedihan. Gyuri semakin bingung dengan kyuhyun, ia tidak bisa membaca perasaan kyuhyun, sedikitpun tidak bisa.

“Oh ya. Aku ingin bertanya seseuatu.” Kata kyuhyun, lalu mengambil sesuatu di saku celananya. Ia menunjukkannya pada gyuri, sebuah foto yang sudah usang dan terkena darah. Gyuri mengambilnya memandang foto tersebut dengan seksama.

“Ini?”

“Apakah perempuan didalam foto itu adalah gyuri-shi?” tanya kyuhyun. Gyuri terdiam beberapa saat, lalu mengangguk.

“dari mana kamu dapatkan foto ini?” tanya gyuri penasaran.

“Itu milik jongji. Aku mengambilnya dari jongjin, pada hari itu jongjin....” kyuhyun tidak meneruskan kalimatnya. Gyuri mengerti maksud kyuhyun.

“Jongjin oppa pabo. Aku sudah bilang jangan menyukaiku lagi. Tapi dia tetap saja sama, keras kepala sama seperti hyungnya.” Kata gyuri tersenyum mengingat masa-masa ketika jongjin dan yesung masih ada.

“Baiklah semuanya sudah jelas dan semuanya akan segera berakhir. Aku pergi dulu.” Kata kyuhyun lalu berdiri sambil merapihkan jas yang ia pakai.

“Maksudnya?” tanya gyuri tidak mengerti.

Kyuhyun menengok sambil tersenyum, “Aku pergi dulu.”

Gyuri benar-benar bingung dengan maksud kyuhyun, ia menatap kepergian kyuhyun dengan kebingungan.
*****

                Gyuri ke rumah sakit untuk menemui jungmo, ia masih penasaran kenapa jungmo menemui yesung. ia melihat seorang suster yang cukup ia kenal,

“Hyemi-shi” panggil gyuri, suster hyemi berhenti lalu tersenyum melihat gyuri.

“Gyuri-shi. Sudah lama tidak melihatmu datang ke rumah sakit.” Kata hyemi.

“Aku sedikit sibuk. Oh ya, hyemi-shi kenal jungmo-shi?” tanya gyuri, “Kenal.” Jawab hyemi,

“Kamu tahu dia ada dimana?”

“Hari ini dia tidak masuk, katanya ada urusan yang penting. Kenapa kamu menanyakannya?” tanya hyemi

“Aku ada sedikit keperluan dengannya. Kamu punya no hp nya?” tanya gyuri. Lalu hyemi memberikan no hp jungmo. Kemudian  mereka pun saling berpamitan.

                Gyuri segera menelpon jungmo, agak lama panggilannya tidak dijawab tapi gyuri terus mencobanya hingga ada jawaban dari jungmo, “Hallo.” Kata jungmo menjawab.

“Hallo jungmo-shi. Ini aku gyuri, boleh kita bertemu, ada yang ingin kutanyakan padamu tentang yesung oppa” kata gyuri.

“Oh, gyuri-shi. Kebetulan sekali. Aku sedang disekolahan.” Kata jungmo.

“Sekolah?”

“Ya, sekolahan SMA aku, kyuhyun dan jongjin. Kamu datanglah kesini. Yesung hyung akhirnya setuju untuk berbicara dengan kyuhyun.” Kata jungmo.

“Yesung oppa? Kyuhyun?” gyuri terlihat panik, apa yang terjadi jika yesung bertemu dengan kyuhyun, gyuri tidak ingin membayangkannya. Apakah ini maksud dari perkataan kyuhyun dan yesung ‘semuanya akan segera berakhir’ kata-kata ini terus terngiang ditelinga gyuri.

“TIDAK. Mereka tidak boleh bertemu.” Teriak gyuri. Klek... Tiba-tiba jungmo menutup telponnya. Gyuri berlari keluar rumah sakit, ia melihat seorang kakek sedang mengayuh sepeda. Ia berhenti dihadapan kakek tersebut, kakek tersebut menghentikan sepedanya mendadak.

“Anak gila. Pergi dari hadapanku.” Teriak kakek itu kesal karena ulah gyuri. Gyuri segera mendesak kakek tersebut turun dari sepedanya, lalu ia mengayuh sepeda kakek tersebut.

“Toooloooooooooooong...sepedaku dirampok.” Teriak kakek tersebut.

“Maafkan aku. Aku segera mengembalikannya.” Teriak gyuri sambil mengayuh sepeda dengan kencang.
******

                “Kamu yakin, yesung hyung mau bertemu denganku?” tanya kyuhyu sangsi, rambutnya tertiup oleh angin yang cukup kencang karena mereka sedang berada diatap sekolah. Malam yang pekat membuat suhu semakin terasa dingin.

“Tenanglah. Aku yakin yesung hyung akan datang. Jika kita bertiga meyakinkan yesung hyung, aku yakin yesung hyung akan luluh dan memaafkanmu.” Kata jungmo berusaha menenangkan. “gyuri pun sudah aku hubungi, mungkin beberapa saat lagi ia akan datang.” Kata jungmo lagi.

Kyuhyun tersenyum, “terimakasih. Kamu selalu membantuku. Sejak kita bertemu, kamu selalu membantuku.”

“Kita adalah sahabat. Sahabat akan selalu saling membantuk.” Kata jungmo memegang pundak kyuhyun.

“Malam ini gelap sekali. Tidak ada bintang sama sekali, bulan pun tidak muncul. Suasananya hampir mirip ketika aku mencoba bunuh diri beberapa waktu yang lalu.” Kata kyuhyun.

“Aku menyesalkan kejadian itu. Sebagai seorang sahabat seharusnya aku berada disisimu untuk menguatkan.” Kata jungmo.

                Gyuri memarkirkan sepedanya dihalaman sekolah, ia berlari masuk kedalam sekolah, “Mereka ada dimana.” Kata gyuri pada dirinya sendiri. Ia berlari ke kelas jongjii dan kyuhyun dulu, tapi disana kosong, keadaan yang gelap membuatnya kesulitan untuk melihat, ia berlari ke lapangan, juga tidak ada orang, ia periksa setiap kelas, kantin dan laboratorium tapi ia tidak menemukan siapapun. Gyuri berhenti sejenak sambil terengah-engah “dimana lagi haru aku periksa.” batinnya, matanya melihat sebuah tangga, “Ah ya. Atap sekolah. Aku belum memeriksa atap sekolah. Gyuri segera berlari ke atap sekolah. Ternyata benar dengan dugaannya, ia melihat kyuhyun bersama jungmo sedang berbicara,

“Kyu....” gyuri baru saja akan memanggil kyuhyun tapi sebuah tangan telah menutup mulutnya. Gyuri berusaha berontak, tapi tangan itu terlalu kuat.


“Ssstttthhh.....In i aku yesung.” gyuri berhenti berontak setelah mendengar suara yesung.

“Yesung oppa.” Kata gyuri. “Oppa kumohon jangan melakukan apapun.” Pinta gyuri.

“Kau...” yesung terdiam sejenak, “Kau masih belum mempercayaiku?”

Gyuri hanya diam ditanya seperti itu, “Bukan aku  yang membunuh kyuhyun oemma.” Kata kyuhyun.

“Syukurlah. Aku percaya dengan apa yang oppa katakan.” Kata gyuri mengehela napas lega, “Lalu siapa yang membunuh kyuhyun oemma?”

“Kyuhyun.” Jawab yesung. gyuri terhenyak mendengarnya,

“Tidak mungkin. Tidak mungkin kyuhyun oppa melakukannya.” Kata gyuri tidak percaya. Yesung tidak memperhatikan kata-kata gyuri, ia melihat sesuatu yang ganjil ditangan kyuhyun.

“Oppa dengarkan aku...” kata gyuri, tapi yesung tidak menghiraukannya. Gyuri melihat ke arah yang yesung lihat.

“Itu. Bukannya itu.....”

Kyuhyun memegang sesuatu yang mengkilat ditangannya, jungmo berada didepannya sedang melihat pemandangan malam, “Jungmo-ah, jongjin pasti kesepian di atas sana.” Kata kyuhyun.

“Kau benar. Seandainya ia masih ada, kita pasti bisa lebih bahagia. Aku ingin jongjin selalu bahagia.”  Kata jungmo.

Kyuhyun menatap langit, “Jongjin-ah, kamu tenanglah. Kamu tidak akan kesepian lagi.” Kata kyuhyun, ia bersiap menusuk jungmo dengan pisau ditangannya, jungmo membalikkan badannya. Jlleeeeb....tapi terlambat, pisau kyuhyun sudah menusuk tepat diperut jungmo, kyuhyun memeluk jungmo lalu berkata, “Kita akan menemani jongjin diatas sana.” Kyuhyun mencabut pisaunya, Jungmo meringis kesakitan, darah keluar mengalir deras dari perutnya. Yesung berlari lalu mendorong kyuhyun hingga terjatuh. Ia memegang jungmo lalu berlari pergi, gyuri pun ikut membantu memegang jungmo. Mereka turun dari atap sekolah. Kyuhyun mengejar dari belakang.

                Mereka berhasil menuruni tangga, tapi karena keadaan yang gelap sulit untuk gyuri dan yesung untuk mengenali arah keluar, “Kita harus kemana?” tanya gyuri panik. Jungmo semakin terlihat lemah, yesung lalu menggendongnya, mereka berlari berdasarkan feeling, entah kemana perginya, yang penting menjauh dari kyuhyun.

“Gyuri-ah. Hpmu. Telpon polisi.” Perintah yesung sambil terus berlari dan menggendong jungmo, gyuri yang berlari dibelakangnya segera mengambil hpnya dari saku tapi karena tangannya gemetar, ia kesulitan mengambilnya. Setelah berhasil ia memegang phpnya erat, “Polisi...polisii...dimana nomor polisi....” kata gyuri sambil terus mencari nomor polisi di daftar nomor hpnya.

“119” teriak yesung. mereka terus berlari dilorong yang panjang,

“Ah ya. 119. Kenapa aku bisa lupa.” Kata gyuri, ia lalu menekan nomor 119. Seseorang menjawab panggilan gyuri.

Brraaakkk...suara benda terjatuh, membuat gyuri kaget dan menjatuhkan hpnya.  “Hpku....dimana hpku...” teriak gyuri, ia berjongkok mencari hpnya yang hilang terjatuh. Yesung berhenti sejenak, “Sudahlah. Kita harus segera pergi.”

                “Hy...ung...” kata jungmo lemah. “ turunkan aku. Aku hanya akan menghambat kalian.”

“Hentikan omong kosongmu dan tetaplah diam. Aku akan menyelamatkanmua. Aku harus menyelamatkanmu.” Kata yesung.

“Kumohon lepaskan aku, selamatkanlah dirimu dan juga gyuri, jagalah gyuri. Itu pesan terakhir jongjin untukmu.” Kata jungmo, yesung berhenti sejenak, gyuri pun ikut berhenti. Sementara yesung masih melamun, jungmo mengeluarkan sisa tenaganya untuk melepaskan peganggang yesung sehingga ia terjatuh.

“Jungmo-ah.” Yesung memegang jungmo yang terjatuh kelantai, “Kumohon pergilah.” Kata jungmo, tangannya memegang perutnya yang tertusuk, darah membanjiri lantai..

“Aaaaa..OPPA....” teriak gyuri, kyuhyun berhasil menangkapnya. Yesung menengok, ia berlari lalu memegang kyuhyun. Kyuhyun tersenyum, senyuman yang sangat dingin. Gyuri terlempar, kyuhyun pun berusaha melepaskan pegangan yesung, entah mendapat kekuatan dari mana, kyuhyun menjadi lebih kuat dari biasanya, ketika kyuhyun menghempaskan yesung, pisau kyuhyun berhasil menggores lengan yesung, goresan yang cukup dalam. Gyuri berlari ke arah yesung, kyuhyun berjalan perlahan ke arah yesung dan gyuri.

“HENTIKAN....”teriak jungmo, “Kau tidak pantas menjadi sahabatku dan jongjin.” Lanjutnya, kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik arah menuju jungmo.

Kyuhyun tersenyum melihat jungmo kesakitan, “Kau tidak tahu siapa sebenarnya sahabatmu. Kau akan tahu apa yang aku lakukan adalah sesuatu yang benar setelah kau MATI.” Kata kyuhyun lalu menusuk jungmo tepat dijantungnya.

Jungmo menatap kyuhyun, air mata menetes dipipinya, kyuhyun menghapus air matanya dengan tangannya yang berlumuran darah, “Tenanglah, aku akan segera menyusulmu.”

Melihat adegan tersebut, gyuri sama sekali tidak bisa berteriak, yesung segera menariknya pergi, gyuri masih melihat kebelakang, melihat kyuhyun menusuk jungmo berkali padahal jungmo sudah tidak bergerak sama sekali.

                Yesung dan gyuri terus berlari, kyuhyun mengejar mereka dari belakang.

“Oppa. Tanganmu terluka.” Kata gyuri melihat dari menetes kelantai dari tanganny. Yesung tidak menghiraukannya dan terus berlari.  Ketika tepat disebuah kantin, jalannya menjadi buntu, hanya ada tangga naik dan jalan balik, jika mereka mereka memilih jalan balik maka mereka akan bertemu dengan kyuhyun. Yesung menarik gyuri menaiki tangga, kyuhyun menyusul dari belakang. Kini mereka berada diatap sekolah lagi. Yesung dan gyuri berlari hingga ujung atap yang tidak ada jalan lagi. Kyuhyun berada tepat beberapa meter didepan mereka.

“Gyuri-ah, jongjin sangat mencintaimu. Aku yakin dia akan bahagia jika aku mengirimkanmu kepadanya.” Kata kyuhyun, tangannya memegan pisau yang sudah berlumuran darah.

“Jika aku mengirimkan kalian berdua padanya, dia pasti akan sangat bahagia.” Kata kyuhyun lagi, “Sayang aku tidak sempat mengirimkan jongjin oemma.” Kata kyuhyun, raut wajahnya berubah seperti seseorang yang menyesal.

“Jangan pernah menyentuh oemmaku.” Teriak yesung.

“Aku tidak bisa membuktikanmu membunuh jongjin, tapi aku akan memastikan kau mati ditanganku.” kata yesung lagi.

“Apa?” gyuri benar-benar kaget mendengarnya

Kyuhyun tersenyum, “Aku tidak membunuhnya hyung. Aku hanya menyelamatkannya dari rasa sakit. Dokter-dokter bodoh itu mengatakan jongjin tidak memiliki harapan, kalaupun ia bangun dari komanya ia akan lumpuh. Aku tidak ingin jongjin bersedih karena menyadari dirinya lumpuh. Aku hanya melakukan apa yang diinginkan oleh jongjin.” Jelas kyuhyun, wajahnya berubah serius dan sedih.

“Lalu dengan kyuhyun oemma? Kau membunuhnya?” Tanya gyuri.

Kyuhyun meneteskan air mata lalu tersenyum, “Oemma akan kesepian kalau aku tidak ada. Lagipula aku tidak akan membiarkan oemma tinggal bersama pria bejat itu.” Tatapan kyuhyun berubah menjadi sebuah amarah yang sangat mengerikan, ia benar-benar membenci appanya.

“Kau gila. Kau harusnya dirawat di rumah sakit jiwa tapi appamu yang kaya membuatmu berkeliaran kemanapun yang kau suka.” Kata yesung kesal. Gyuri hanya diam tidak bisa berkata apapun. Yesung melihat sebuah balok kayu, ia berpikir untuk mengambilnya agar bisa melumpuhkan kyuhyun.

‘aku harus cepat’ batin yesung, kyuhyun menatap yesung seperti mengerti apa yang dipikirkan yesung, ia tersenyum melihatnya. Yesung berlari dengan kecepatan penuh, pada saat yang bersamaan kyuhyun berlari ke arah gyuri, pisaunya sudah siap menusuk gyuri, menyadari hal itu yesung berbalik arah mendorong kyuhyun ke ujung atap. Kyuhyun memegang yesung erat, ketika yesung menghentikan dorongannya agar tidak terjatuh, kyuhyun menarik yesung erat hingga mereka terjatuh bersama.

“TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAkkkkkkkkkkkkkkkkkk.....” teriak gyuri.
****

10 tahun kemudian
                Cuaca sangat cerah dengah sedikit awan dilangit, dibawah anak-anak banyak yang sedang beristirahat, ada yang sedang bermain basket, ada yang sedang makan, dan lain-lain, seorang perempuan berdiri di atap sekolah sambil memegang sebuah bunga mawar berwarna putih, roknya melambai-lambai dipermainkan angin. Ia meletakkan bunga di lantai. Ia kemudian berdiri melihat anak-anak tersebut.

“Kuharap kalian bahagia disana.” Kata gyuri lalu pergi.

                “Siapa wanita itu?” tanya salah seorang anak pada kedua temannya, mereka bersembunyi dibalik drum memperhatikan gyuri.

“Entahlah. Tapi tiap tahun dia pasti akan datang kesini. Pada tanggal yang sama.” Jawab temannya.

“Katanya, dulu ada mantan siswa sari sekolah ini yang gila dan membunuh teman-temannya diatap ini.” Kata temannya yang lain. Kedua temannya memukulnya bersamaa, “Aishhh...Kau percaya saja gosip bodoh sepert itu. Mereka hanya ingin mereka kita takut dan tidak datang ke atap ini.

“Yaaakkk....sakit tahu.” Teriak teman yang dipukul.

“Kalian sedang apa?” tanya gyuri. Mereka menenong bersamaan, ternyata mereka sudah ketahuan oleh gyuri. Lalu mereka berdiri dihadapan gyuri. Mereka bertingkah kaku, bingung sekaligus malu karena ketahuan mengintip. Gyuri tersenyum melihat tingkah mereka.

“Nama kalian siapa?” tanya gyuri.

“Namaku woohyun.” Kata murid yang paling tampan.

“Namaku kim sungyu.” Kata murid yang berada ditengah.

“Namaku chae dowook.” Kata murid yang paling tinggi.

Melihat mereka seperti melihat kyuhyun, jongjin, dan jungmo. “Kalian berteman?” tanya gyuri, mereka mengangguk.

“Bukan sekedar teman tapi kami adalah sabahat.” Jawab dowook yang perwakannya mirip kyuhyun.

“Bagus. Aku senang mendengarnya. Jangan pernah saling menyakiti dan saling tolong menolonglah kalia.” Kata gyuri lalu pergi meninggalkan mereka, mereka bingung dengan kata-kata gyuri, kenapa tiba-tiba gyuri mengatakan itu. Sebelum pergi gyuri sempat mendengar sungyu menganggkat telponnya, “Iya hyung. Aku akan segera kesana.” Ia lalu menutup telponnya, “Maafkan aku, hyesung hyung memanggilku, aku pergi dulu. Bye.”

THE END

Catatan : Senang rasanya bisa menyelesaikan FF yang sudah kubuat. semoga kalian bisa terus membaca FFku, dan minta komen ya, kali aja ada yang ga bagus jadi bisa bahan koreksi. thanks.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar