#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Jumat, 30 Desember 2011

(FF) The Lost Life Part 3

By : Yessis


                Perlahan Kyuhyun mengambil pisau yang terletak di meja makan, ia genggam erat pisau tersebut. Ia berjalan menuju ruangan lain. Hujan tetap turun dengan derasnya, semua orang tertidur dengan pulas.
***

                Pagi ini gyuri sudah bersiap-siap, ia berdandan lebih lama dari biasanya. Gyuri oemma merasa aneh dengan perubahan anaknya, “Rapi sekali, hari minggu biasanya kamu tidak kemana-kamana.” Kata oemmanya yang datang ke kamar gyuri.

“Eh, oemma.”  Gyuri hanya tersenyum menanggapi oemmanya.

“Kau mau bertemu seseorang ya? Siapa?” tanya oemma mencecar, ia sangat penasaran karena biasanya gyuri tidak pernah seperti ini.

Lagi-lagi gyuri hanya tersenyum. “Sudah ah. Aku pergi oemma. Bye” gyuri cepat mencium pipi oemmanya lalu pergi.

                Gyuri sampai disuatu rumah yang terlihat sangat mewah dan megah. Gyuri terus memandang rumah tersebut. “Waah, rumah kyuhyun besar sekali.” Kata gyuri kagum. Seseorang berlari keluar dari rumah tersebut, ia berlari sangat kencang hingga menabrak gyuri

“Hey, kalau jalan liat-liat dong.” Kata gyuri marah, mereka bertemu pandang.

“Jungmo-shi.” Gyuri masih sangat ingat dengan wajah  teman kyuhyun tersebut.

“Kau sedang apa...?” tanya gyuri, jungmo segera bangun lalu pergi tanpa menjawab apapun.


“Aneh. Kenapa dia. Ketakutan seperti melihat hantu saja. Lalu gyuri bangun dan melanjutkan perjalanannya. Ia melihat pintu rumah kyuhyun terbuka. Gyuri segara masuk kedalam rumah.

“Hallo. Ada orang dirumah?” panggil gyuri. Tapi tak ada seorangpun yang menyahut. Tiba-tiba terdengar suara sirine mobil polisi. Beberapa orang polisi masuk lengkap dengan memegang pistol. Gyuri yang kaget langsung mengangkat tangannya.

“Aku tidak bersalah. Sungguh. Tadi aku masuk karena pintu rumahnya yang terbuka.” Kata gyuri panik. Tapi polisi-polisi itu tidak menanggapi gyuri, mereka berlari melewati gyuri begitu saja. Gyuri lalu mengikuti para polisi hingga sampai disuatu kamar.

“Oh, Tuhan.” Pekik gyuri kaget. Ia melihat kyuhyun duduk dilantai sambil memegang pisau, darah membanjiri seluruh tubuhnya. Disamping  terbujur kaku seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah oemmanya sendiri. Kyuhyun hanya diam membisu. Polisi segera menangkapnya.

“Tunggu dulu. Tidak mungkin dia yang membunuhnya.” Kata gyuri menahan polisi.

“Kami akan menyelidikinya.” Kata polisi lalu membawa kyuhyun pergi. Kyuhyun menengok dan berkata, “Bukan aku. Dia yang melakukannya.”
***

                Gyuri duduk di depan seorang polisi yang sedang sibuk mengetik. “Jadi anda datang beberapa saat sebelum polisi datang? anda tidak melihat kejadian pembunuhan tersebut?” Tanya polisi berkumis didepannya yang biasa dipanggil polisi chang oleh rekan-rekannya, dia menatap gyuri dengan seksama untuk melihat kejujuran dari perkataan yang dikeluarkan oleh gyuri. Gyuri hanya mengangguk menjawabnya.

“Dia…” gyuri terdiam sesaat, kejadian ini membuatnya sangat terkejut, “Dia adalah pasienku.” Kata gyuri

“Pasien? Maksud anda? Tanya polisi chang penasaran.

“Dia sakit. Psikologisnya terganggu.” Selanjutnya gyuri menjelaskan penyakit yang diderita kyuhyun.

“Hmm…Ini akan meringankan hukuman tersangka. Tapi kami akan terus menyelidikinya lebih dalam karena aku tidak ingin seorang penjahat bebas begitu saja.”
“Lalu ketika kau datang kerumahnya, apakah ada yang mencurigakan?” tanyanya

Gyuri terlihat mengingat sesuatu, “Ya..aku berpapasan dengan seseorang. Dia adalah teman kyuhyun, beberapa hari lalu dia terlibat pertengkaran dengan kyuhyun. Dia bekerja di rumah sakit tempat kyuhyun dirawat. Namanya jungmo”  Jelas gyuri.

***

Kyuhyun menatap langit-langit, awalnya dia merasa sangat normal meski orang lain menganggap dia gila, “Jelas sekali dia yang membunuh. Dia yang memintaku bunuh diri. Pasti, dia pasti nyata.” Pikir kyuhyun tentang orang yang terus menghantuinya selama ini.

“Tapi….semua orang tidak meyadari keberadaannya. Atau memang orang-orang benar kalau aku ini sudah gila…ya …aku sudah gila.” Kata kyuhyun pada dirinya sendiri, dia tersenyum sinis.

“Apa yang harus kulakukan. Aku pasti sudah gila….benar-benar gila….aaaaaaa” teriak kyuhyun, dia hampir membenturkan kepalanya, seorang pria bertubuh kekar yang juga sama-sama tahanan menghalanginya, kyuhyun berontak tapi kekuatan pria tersebut lebih besar, dia mengangkat kyuhyun seperti mengangkat seorang anak kecil.

“Berhenti bersikap kekanakan.” Teriaknya.

“Aku tidak ingin proses pembebasanku terhambat hanya karena ada seorang tahanan frustasi yang membunuh dirinya sendiri dihadapanku.” Katanya, kyuhyun berhenti berontak.

“Apa urusanmu.” Kata kyuhyun dingin.

“Hei, anak muda.” Pria tersebut memegang wajah kyuhyun kasar lalu menatapnya dengan tajam, kyuhyun balas menatapnya dengan tajam juga.

Pria terebut tersenyum sinis, “Ternyata kau berani juga. Dengar, apapun masalahmu jangan pernah bertindak pengecut. Kau pikir dengan mati semua masalahmu bisa selesai.”

 Kyuhyun menepis tangan pria tersebut dari wajahnya. “Kau tidak tahu sama sekali tentang kehidupanku.”

“Heuh…Kau pikir hanya kau yang mempunyai masalah. Kau pikir hanya kau yang menderita dalam hidupmu. Picik sekali pikiranmu.” Pria tersebut lalu duduk disamping kyuhyun. Ia merebahkan tubuhnya lalu tertidur. Kyuhyun menatap pria tersebut, “apakah ada yang lebih menderita dari hidupku.” Pikirnya.

Gyuri menatap dari luar teralis besi yang memisahkan mereka, kyuhyun hanya terdiam tak ada ekspresi sedih maupun senang yang Nampak diwajahnya, matanya menatap lurus. Gyuri mengambil hpnya lalu menekan tombol seseorang.

“Hallo. Oppa. Kita harus bertemu”
***

“Ssstttt…ada yang datang.” Kata jungmo, kyuhyun dan jongjin menghentikan pekerjaan mereka melap bola basket.

“Siapa mereka?” Tanya kyuhyun.

“Sepertinya kau mengenal mereka.” Jongjin terlihat mengingat-ingat, “Ah ya, dia anak kelas satu yang tidak pernah lulus namanya baek sin. Tapi satu orang lagi yang mengenakan pakaian biasa, aku tidak kenal.”

Seseorang yang memakai pakaian biasa mengambil sesuatu dari sakunya, sesuatu berwarna putih serbuk. Lalu ia memberikan pada anak berseragam.

“Oh my god. Itu pasti narkotik.” Kata jungmo setengah berteriak, jongjin segera menutup mulut jungmo, bola basket yang dipegang jungmo terlepas, lalu menggelinding kearah dua orang yang sedang bertransaksi. Orang yang berpakaian biasa mengambil bola tersebut, ia melihat kesekeliling, curiga. Kyuhyu, jongjin dan jungmo hanya bisa menahan nafasnya berharap tidak ketahuan. Tapi apa yang mereka inginkan tidak terjadi, orang tersebut menyadari kehadirin mereka. Ia berjalan kearah tempat persembunyian mereka.

Orang tersebut tersenyum tipis, anak sekolahan yang bernama baek sin berdiri di belakangnya, “Apa yang harus kita lakukan?” Tanya baek sin khawatir.
“Kalian berdiri.” Perintah orang tersebut dengan tatapan yang sangat menakutkan. Kyuhyun, jungmo dan jongjin berdiri perlahan. Keringat dingin keluar deras.

Orang tersebut memegang kerah kyuhyun tiba-tiba, “Kalian akan mati jika orang lain tahu tentang ini.” Ia mengeluarkan sebuah pistol lalu menempalkannya di pipi kyuhyun.

“Jangan.” Teriak jongjin,

“Berhenti disitu.” Teriak orang tersebut, “Kalian benar-benar sial.” Katanya sambil tersenyum aneh.

                Hari-hari berikutnya, kyuhyun, jongjin dan jungmo berada dalam kekuasaan orang yang mereka temui beberapa hari yang lalu, namanya woo sun seorang Bandar narkoba disekola-sekolah. Kyuhyun, jongjin dan jungmo dibuat tidak berdaya, mereka dijadikan kurir untuk mendistribusikan narkoba disekolah-sekolah. Mereka sedang berkumpul disebuah gudang tempat persembunyian woo sun. kebetulan saat itu woo sun sedang tidak ada disana.

“Ini salah. Aku tidak mau melakukannya lagi.” Kata jongjin frustasi.

“Tapi…Jika kita tidak melakukannya, woosun pasti akan membunuh kita.” Keluh jungmo. Kyuhyun mengangguk sependapat dengan jungmo.

“Tapi, apa seumur hidup kalian akan terus melakukan ini. Kita telah berdosa pada banyak orang. Kita membuat teman-teman kita menjadi pemakai.”

“Kau benar. Tapi apa yang harus kita lakukan?” Tanya kyuhyun.

“Kalian ingin berkhianat rupanya.” Tiba-tiba woosun sudah berada dibelakang mereka. Ia mengambil pistolnya, ia mengarahkannya pada jongjin, “Kau telah mempengaruhi teman-temanmu. Beraninya kau.” Teriak woosun.

“Aku mohon maafkanlah jongjin, dia  hanya sedang frustasi.” Mohon kyuhyun.

Jongjin berlari menyeruduk woosun sehingga pistolnya terlempar jatuh tepat didepan kyuhyun, kyuhyun segara mengambilnya lalu mengarahkannya pada woosun, woosun tersenyum sinis melihat tangan kyuhyun gemetar memegang pistol, “Kau hanya seorang pengecut. Kau tidak akan pernah bisa menarik pelatuknya.” Woosun memegang jongjin lalu memukulinya. Jungmo berusaha menyelamatkan jongjin, tapi woosun segera melemparnya, woosun terlalu kuat untuk mereka. Woosun terus dan terus memukul jongjin.

“Tembak dia.” Teriak jungmo. Kyuhyun terlihat ragu, ia benar-benar tak berani menarik pelatuknya. Jungmo merebut pistol dari tangan kyuhyun lalu menembak woosun tepat dipunggungnya. Woosun terjatuh, begitupun dengan jongjin. Jongjin sudah berlumuran darah.

“Jongjin-ah, bangun” teriak jungmo sambil memeluk jongjin, kyuhyun berdiri dibelakang jungmo, ia bingung harus berbuat apa.

“Ma….afkan aku.” kata kyuhyun,

“Pergilah…..pergiiiiiiii” teriak jungmo sambil menangis memeluk jongjin. Kyuhyun mundur beberapa langkah, ia benar-benar merasa bersalah.

“Jongjin-ah, sadarlah.” Teriak jungmo, ia segera menggendong jongjin lalu pergi, sesuatu terjatuh dari tangan jongjin. Kyuhyun mengambilnya. Sebuah foto seorang perempuan yang sudah tidak jelas lagi wajahnya karena berlumuran darah.
***

“Tidaaaaaak…” teriak kyuhyun terbangun dari tidurnya, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Pakaiannya basah seperti telah hujan-hujanan. Ia ternyata hanya bermimpi, mimpi yang sama disetiap tidurnya.

“Kau kenapa?” Tanya pria yang telah menyelamatkan kyuhyun dipenjara tadi siang yang ternyata bernama won ahjussi.

Kyuhyun hanya menggeleng. Kyuhyun mengambil sesuatu disakunya, sebuah foto dengan noda merah, “Sebenarnya kau siapa?”

Won ahjussi tidak menghiraukan keanehan yang ditunjukkan oleh kyuhyun dengan memegang sebuah foto yang sudah tak jelas rupanya, “Hei, kau tau hari ini aku akan dibebaskan. Kau harusnya member selamat padaku.” Kata won ahjussi senang.

“Selamat.” Ucap kyuhyun dengan wajah datar. “Bukan seperti itu caranya memberi selamat, kau harusnya tersenyum. Senyum.” Pinta won ahjusi, dia mempraktekannya dengan tersenyum lebar. Kyuhyun tersenyum tipis melihat tingkah pria besar dihadapannya ini,

“Nah, akhirnya kau tersenyum juga.” Tunjuk won ahjussi pada wajahnya.

Seorang polisi datang menghampiri mereka, won ahjussi segera berdiri, “Kau datang untuk membebaskanku kan?” tanyanya antusias, polisis tersebut membuka pintu teralis tersebut, “Kalian berdua bebas. Cepat keluar.” Kata polisi. Won ahjusi melihat kyuhyun, “Kau bebas. Cepat keluar.” Tarik  won ahjussi menarik tangan kyuhyun.

“Aku ?” kyuhyun merasa tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang pembunuh bisa bebas dalam sehari.

                Kyuhyun masuk ruangan para polisi yang sedang sibuk menangani kasusnya masing-masing, salah seorang yang membuat kyuhyun terkejut adalah seorang berambut putih yang duduk didepan seorang polisi yang sedang menginterogasinya, “Mengakulah. Kau pembunuhnya kan?” teriak polisi tersebut.

“Jungmo.” Panggil kyuhyun, jungmo menengok, ia berdiri dengan tangan masih diborgol, “Setelah membiarkan jongjin mati, sekarang kau membuatku menanggung apa yang telah kau lakukan. Kau benar-benar kejam, CHO KYUHYUN.” Teriak jungmo, polisi segara menarik jungmo untuk duduk.
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.” Tanya kyuhyun, tapi jungmo tidak menjawabnya. Ia hanya diam.

“Tuan muda, mari kita pergi.” Panggil seseorang yang tidak lain adalah supirnya. “Tuan Besar sudah menunggu anda dirumah.” Lanjutnya. Kyuhyun sama sekali tidak memperhatikan sopirnya, pikirnya penuh dengan semua pertanyaan di otoknya, kenapa tiba-tiba jungmo menjadi tersangka, kenapa ada yang menginginkan oemmanya mati.
***

Kyuhyun menatap kosong saat peti mati oemmanya dikuburkan. Semua orang berbisik dibelakangnya dan mengatakan bahwa ia adalah anak durhak dan juga seorang pembunuh. Kyuhyun menutup telinganya dan berusaha tak menghiraukannya. Unnienya terus menangis sambil dipegang oleh tunangannya, sedang ayahnya hanya diam terlihat lebih tegar. Satu persatu pelawat yang datang meninggalkan pemakaman, unniny terlihat berat meninggalkan pemakaman tapi tunangannya segara memapahnya untuk pergi. Sekarang hanya ada kyuhyun dan appanya.

“Kenapa appa membebaskanku?” Tanya kyuhyun.

“Tidak penting kita membahas ini.” Jawab appanya, ia melangkahkan kakinya untuk pergi tapi kyuhyun segera berdiri didepannya.

“Aku hanya butuh jawaban appa. Apakah appa percaya padaku? Percaya aku bukan seorang pembunuh?” Tanya kyuhyun sedikit mendesak, apanya memalingkan wajahnya.
“Jadi benar. Appa membebaskanku hanya karena takut aku mencemarkan nama baik keluarga.” Kata kyuhyun sinis, hatinya benar-benar sedih menghadapi kenyataan bahwa tidak ada seorang pun yang percaya padanya.

“Kau sakit. Kau hanya perlu berobat.” Kata appanya,

“APPA…” Teriak kyuhyun, kata-kata terakhir appanya semakin membuatnya sakit. Tiba-tiba dia tersadar ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan, kyuhyun tidak bisa melihat wajah orang tersebut dengan jelas, ia hanya melihat orang tersebut seorang laki-laki yang mengenakan topi, “Jangan-jangan…” kyuhyun segera berlari kearah orang tersebut.

“Kau mau kemana?” teriak appanya,

Kyuhyun terus berlari mengejar dengan orang  tersebut  sedikit terpincang karena kakinya yang baru saja sembuh tapi disebuah tikungan ia kehilangannya. Kyuhyun melihat kesekelilling, ia melihat sebuah sepatu dibalik sebuah tembok. Kyuhyun segera melihatnya, benar saja orang tersebut bersembunyi disana. Ia mendorong hingga terjatuh tapi kyuhyun berhasil memegang kakinya hingga orang tersebut terjatuh, topinya juga terlepas sehingga kyuhyun dapat melihat dengan jelas wajahnya, orang yang telah menghantuinya selama ini.

“Benar. Aku benar. Kau nyata. Aku tidak gila. Dan kau adalah pembunuh.” Teriak kyuhyun memegang kerah baju orang tersebut dan mengangkatnya berdiri. Orang tersebut tersenyum sinis. Tiba-tiba ia memukul kyuhyun hingga terjatuh lalu kabur. Kyuhyun berusaha mengejarnya tapi sekarang ia benar-benar kehilangannya.
***

Ting…tong…seorang perempuan paruh baya berlari  dari dapur untuk melihat siapa yang datang. “Tunggu sebentar.” Perempuan tersebut berlari kecil lalu membuka pintu.

“Kyuhyun-ah.” Panggilnya.

“Annyeonghaseyo, jongjin oemma.hmm...sebenarnya aku tidak enak datang kesini karena kejadian itu.” Kyuhyun menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan.

“Aish, apa yang kau bicarakan. Semua bukan kesalahanmu, penjahat itu yang bersalah. Ayo cepat masuk, tidak enak bicara diluar.  Oemma benar-benar senang kau datang.” Jongjin oemma segera menarik tangan  kyuhyun untuk masuk. Sejak dulu kyuhyun diperlakukan seperti anaknya sendiri. Kyuhyun duduk disebuah sofa yang tidak seempuk dengan sofa dirumahnya, apartemen tersebut pun sangat sederhana.

“Tunggu sebentar. Oemma bawakan minuman dulu.” Jongjin oemma melangkah ke dapur. Kyuhyun mengamati ruangan tersebut, ruangan yang sangat kecil dibandingkan dengan rumahnya tapi kehangatan apartemen tersebut membuatnya dulu betah menginap ketika jongjin masih ada. Jongjin oemma segera datang dengan membawa minuman dan beberapa makanan kecil.

“Oemma benar-benar senang kau datang. Bagaimana kabarmu?” Tanya oemma yang kemudian duduk di samping kyuhyun.

“Aku kesini ingin mengabar bahwa oemmaku meninggal dunia.” Kata kyuhyun tanpa ada ekspresi sedih diwajahnya.

“Oh tuhan. Maafkan oemma tidak tahu. Bagaimana oemmamu bisa meninggal dunia begitu mendadak?” Tanya oemma sedih, air mata mulai keluar.

“Beliau dibunuh.”

“Apa? Bagaimana bisa itu terjadi? Apa pembunuhnya sudah tertangkap?” Tanya jongjin oemma kaget.

“Jongjin oemma tenanglah. Pembunuhnya sudah tertangkap.

“Syukurlah. Ini pasti berat untukmu. Kau harus tetap bersemangat. Dibalik cobaan ini pasti ada hikmah yang tersembunyi.” Kata jongjin oemma berusaha menghibur. Kyuhyun hanya tersenyum. Ia melihat sebuah bingkai foto tertelungkup diatas meja.

“Ini apa?” Tanya kyuhyun berusaha mengalihkan pembicaraan, dia tidak terlalu suka membicarakan oemmanya terus.

“Oh ini. Foto jongjin dan hyungnya.” Kata oemma lalu mengambil bingkai foto tersebut menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Hyung? Setahuku, jongjin tidak memiliki seorang hyung.” Tanya kyuhyun penasaran.

“Jongjin pasti tidak pernah mengatakannya padamu. Jongjin sangat menyayangi hyungnya, tapi dia sangat kecewa ketika hyungnya pergi meninggalkan rumah tanpa berkata apapun.” Jelas jongjin oemma.

“Siapa namanya?” Tanya kyuhyun

“Namanya jongwoon tapi dia sering dipanggil yesung karena dia pintar bernyanyi.”

“sekarang yesung hyung ada dimana?” Tanya kyuhyun lagi.

“Entahlah. Sudah bertahu-tahun lamanya kami tak mendengar kabar darinya.”

“Boleh aku melihat fotonya?” pinta kyuhyun, lalu oemma memberikan foto tersebut pada kyuhyun. Kyuhyun benar-benar kaget melihat foto tersebut, meskipun itu foto yang sudah sangat lama, kyuhyun yakin benar yesung adalah orang yang menghantuinya selama ini.
***

“Oppa. Kumohon berhenti.” Pinta gyuri.

“Semua ini tidak akan pernah mengembalikan jongjin oppa.” Kata gyuri sambil mengeluarkan air mata. Ia benar-benar sakit ketika ia tidak bisa menolong orang yang sangat ia cintai selama ini.

“Yesung oppa.” Panggil gyuri lagi yang melihat yesung hanya diam saja tanpa reaksi.



TBC

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar