#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Jumat, 25 Februari 2011

(FF) Memories of ddangkoma Part 1/2

Part 2         
By : Yessis

                Aku duduk diruang ruang tunggu dengan sanagat bosan, menunggu temanku Sora yang sudah satu jam yang lalu masuk kedalam sebuah ruangan yang pintunya masih saja tertutup rapat. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan kenapa begitu lama, dan bodohnya kenapa aku masih bertahan menunggu Sora. Ku buka hp entah mau apa, waktu berjalan terasa lambat, ku edarkan pandangan keseluruh ruangan banyak orang lalu lalang sepertinya sibuk sekali, beberapa orang sedang menunggu sepertiku ada yang bermain hp ada juga
yang membaca koran. Seseorang dengan pakaian yang tidak formal dan membawa kotak besar duduk disebelahku, kami hanya terpisah satu bangku. Sikapnya menarik perhatianku, dia bicara pada kura2 yang berada dalam kotak yang ia bawa, dia terlihat sangat asyik curhat pada kura2nya. Aku mengalihkan pandangan pura2 tak memperhatikan ketika ia menengok padaku, “hey lihat, kura2ku sudah besar ya?” katanya, aku menoleh padanya kemudian pada kura2nya yang memang besar sekali, aku takut melihatnya karena ini pertama kalinya aku melihat kura2 secara nyata, dia mendekat duduk disebelahku, “mau mengelusnya?” dia memasukkan tangannya kedalam kota dan mengelus2 kura2nya, aku menggeleng dan tersenyum terpaksa, “kenapa?”, “aku takut digigit” jawabku jujur, dia malah tertawa, aku merasa tak ada sesuatu yang lucu. “boleh minta tolong, foto aku bersama kura2ku.”pintanya, aku mengambil hp yang diberikannya dan ku foto beberapa kali dia dan kura2nya. Kemudian kami sibuk dengan aktifitas kami masing2, aku memandang sekeliling sambil terus menunggu, sedang dia melihat foto yang aku ambil sebelumnya.
            Aku mulai lelah menunggu dan juga mengantuk, baru sebentar memejamkan mata orang tersebut membuatku terkejut, dia meletakan kandang kura2 berisi kura2 padaku, “titip sebentar.” Dia tersenyum tanpa dosa dan pergi meninggalkanku bersama kura2. aku takut melihat kura2 yang ada dipangkuanku, aku letakkan kura2 tersebut disampingku, aku terus memperhatikannya, aku tak membenci kura2 hanya saja aku takut memegangnya. Sora keluar dari ruangan, “maaf menunggu lama, ayo kita pergi.”, Sora menarik tanganku, “tunggu, aku dititipi kura2 oleh seseorang, dia sedang pergi sekarang.”, “apa? Untuk apa dia titip padamu,?” aku hanya bisa mengangkat tangan tak tahu apa yang dipikirkan orang tersebut. “ah, aku tahu. Kita titipkan saja pada paman itu. Sepertinya dia masih lama disini.” Sora menunjuk seorang pria berdasi yang sedang membaca koran. Aku mengikuti usul Sora. Kemudian kami pergi. Ketika diluar gedung Sora bertemu dengan temannya dan mereka bebincang cukup lama, aku tak terlalu tertarik dengan pembicaraan mereka, aku melihat sekeliling, orang aneh tersebut ada dipinggir jalan seperti sedang mencari sesuatu, aku melihat kejalan seekor kura-kura berada ditengah jalan, orang tersebut mengambil kura2nya, aku berteriak melihat sebuah mobil ugal2an menuju orang tersebut, tapi aku terlambat tabrakan telah terjadi.

            ”apa yang terjadi pada yesung-ah?” seorang perempuan menghampiriku, wajahnya sangat panik, ”dia tertabrak mobil.” jawabku  pendek, aku tak terlalu suka mengingat kejadian tabrakan tersebut. ”bagaimana keadaannya?” aku menggelengkan kepala. Seorang suster keluar dai ruang gawat darurat, perempuan tersebut menghampirinya, ”suster bagaimana keadaan teman saya?”, ”anda siapanya pasien ya?”tanya suster memastikan hubungan pasien dengannya, ”saya managernya, jadi bagaimana keadaannya?”, ”harap anda lebih tenang, Saat ini pasien sedang menjalani operasi, dokter sedang berusaha yang terbaik.” perempuan tersebut mulai tenang dan menelpon, entah siapa yang dia telpon. ”maaf mengganggu, boleh saya pergi, saya tak mungkin memakai baju ini terus,” dia melihat bajuku yang berlumuran darah. ”ah, maaf saya sampai lupa karena panik. Terimakasih telah menyelamatkan yesung.”, ”tidak apa-apa itu sudah kewajiban.”, ”perkenalkan nama saya yuna, siapa nama anda?” yuna mengulurkan tangannya, ”namaku mari,” setelah sedikit berbicara tentang kejadian tabrakan kemudian aku pergi.
            Aku segera membersihkan badanku yang berlumuran darah, aku masih mengingat kejadian itu, semoga orang tersebut bisa sembuh. Keluar dari kamar mandi aku dikagetkan oleh seekor kura-kura  yang berada didalam kamarku,”bukankah itu kura-kura milik yesung.” aku mengambi sebuah kardus dan dengan sedikit takut aku masukkan kura-kura tersebut kedalam kardus. Aku putuskan untuk pergi mengantarkann kura-kura tersebut ke rumah sakit.
            ”Terimakasih kau menemukan kura-kuranya. Aku sangat khawatir jika kura-kura ini benar-benar hilang.” kata yuna manager yesung, yang kutahu yesung memang seorang artis yang cukup terkenal dan sekarang banyak berita tentang kecelakaannya di media. ”Bagaimana kadaannya?” tanyaku, ”dokter bilang, keadaannya cukup parah, entah kapan dia bisa bangun dari komanya.” jawab yuna, wajahnya pucat mungkin karena sedih dengan apa yang terjadi pada yesung. ”kalau begitu saya pulang dulu. Semoga yesung cepat yesung.” kataku pamit, yuna menggangguk dan tersenyum lemah mengantar kepergianku.
            Ku buka pintu kamar, ”aaaaaaaaaaaaaaaa...” aku berteriak melihat kura-kura milik yesung ada dikamarku, ”ada apa tanya kakakku.” dia nampak khawatir mendengar teriakanku, ”itu.” aku menunjuk kura-kura, ”Oh, hanya kura-kura. Kirain ada apa.” kakakku pergi meninggalkanku pergi begitu saja. Aku tutup pintu kamar, secara perlahan aku mendekati kura-kura tersebut, ”kenapa kamu ada didalam kamarku lagi?” tanyaku pada kura-kura, perlahan aku mengelus-elus kura-kura teersebut tiba-tiba asap mengepul disekitar kura-kura tersebut, aku tak bisa bergerak saking kagetnya, kura-kura tersebut berubah menjadi manusia, setelah ku perhatikan dia mirip yesung, dia melihat kesekeliling kamarku, ”aku ada dimana?” tanyanya, aku hanya diam melihatnya, ”hei, tolong jawab aku ada dimana?” teriakannya membangunkanku, ”kamu? Kamu?” aku sama sekali tak bisa berkata-kata, bagaiman mungkin orang yang masih koma ada diadalam kamarku dan terlihat sehat bugar, ”kamu kenapa? Seperti melihat hantu.” tanyanya, ”kamu han...tu?” tanyaku ketakutan, yesung tertawa, ”tentu saja aku masih hidup. Apa kau gila?” jawabnya, ”tapi yang dirumah sakit siapa?” tanyaku heran, ”rumah sakit? Apa maksudmu?” tanya yesung, ”bukankah kam kecelakaan? Dan masih koma dirumah sakit?” jelasku, yesung terdiam mengingat sesuatu, dia berlari ke pintu ketika dia akan membuka pintu, tangannya sama sekali tidak bisa menyentuh gagang pintu, yesung bingung dengan keadaanya semua benda tidak bisa ia sentuh, bahkan dia bisa menembus pintu, yesung masuk lagi kedalam kamar, ”tolong jelaskan apa yang terjadi padaku?” tanyanya bingung, ”aku tidak tahu.” jawabku singkat dengan wajah penuh keheranan, ”sepertinya kita sama-sama bingung.” lanjutku.
            Aku melihat yesung masih terbaring lemah dirumah sakit, ”itu aku?” tanya yesung , ia menatap orang yang sedang terbaring dikasur, aku mengangguk sedikit ragu, ”ini khayalan atau mimpi?” tanyanya tak percaya, ”bukan keduanya, ini kenyataan.” jawabku, yesung memukul meja tapi tangannya lolos begitu saja, ”ada apa denganku?” teriaknya, ”sabarlah, kia pasti akan tahu apa yang terjadi.” aku berusaha menenangkan yesung. ”setidaknya kita ambil sisi positivenya.”, ”apa sisi positivenya?” tanya yesung yang mulai tenang, ”kamu belum meninggal, kamu masih hidup. Dan masih ada harapan kamu bisa sembuh.”jawabku. ”anda siapa?” tanya seseorang yang mendekatiku, ”oemma,” yesung memanggilnya oemma, ”aku...aku...” aku bingung harus menjawab apa, ”dia yang membawa yesung kerumah sakit,” kata yuna yang baru saja masuk, ”terimakasih sudah menolong anak saya.” kata oema yesung, aku melihat yesung menangis disamping oemmanya.
            Kami berjalan menuju rumah, ”kenapa mengikutiku?” tanyaku, yesung terbangun dari lamunannya, ”karena hanya kamu yang mengetahui kebradaanku, hanya kamu yang bisa melihatku.” jawabnya, ”tapi aku bisa berbuat apa-apa untukmu. Lebih baik kamu menunggu dirumah sakit, siapa tahu kamu akan bersatu dengan jasadmu kembali.”, yesung terdiam mendengar perkataanku, ”kenapa berhenti?” tanyaku, ”bukankah kau tak ingin aku mengikutimu.” jawabnya, ”iya sih, tapi....ya sudah ikut aku.” aku merasa kasihan melihatnya. ”tapi ingat jangat mengajakku ngobrol jika ada orang. Nanti aku disangka gila.”, ”Hmm..”yesung mengangguk.
            Setelah selesai makan malam, aku kembali kekamar, ”aku lapar.” yesung memegang perutnya, ”aneh, bagaimana mungkin arwah bisa lapar?” tanyaku, ”yang jelas aku lapar.” yesung terus melihat apel yang aku bawa, ”mau? Nih. Tapi itu juga kalau kamu bisa memegangnya.” yesung berusaha mengambilnya tapi tangannya tetap tembus, aku meletakkan apelnya diatas kasur kemudian pergi belajar, yesung masih terus berusaha meraih apel tersebut. Aku mulai mengantuk setelah belajar cukup lama, ”Yeeeeeeee...”teriak yesung tiba-tiba, aku melihatnya sudah memegang apel dan memakannya dengan mudah, ”kamu sudah bisa memegang benda?” tanyaku antusias, ”entahlah, aku baru memegang apel ini.”, ”coba pegang ini.” aku memberikannya sebuah pensil, yesung meraihnya tapi tak bisa memegangnya, lalu ia memegang benda lain dan juga masih belum bisa, ”itu artinya kamu hanya bisa memegang benda yang benar-benar kau inginkan.” kataku membuat kesimpulan, yesung hanya mengangguk dan terus memakan apelnya hingga habis, ”bawakan aku apel lagi.” kata yesung sambil tersenyum memelas.
            ”kenapa terus mengikutiku? Aku mau kuliah.”, aku merasa tak nyaman seharian terus diikuti oleh arwah, ”lalu aku harus apa? Aku akan bosan jika terus ada dirumah ataupun rumah sakit.” jawabnya, ”tapi jika dirumah sakit kamu bisa melihat oemmamu.”kataku, ”dan aku akan terus menangis melihat wajah oemma.”, ”ya sudahlah.”, aku menyerah berdebat dengan yesung.
            Aku mengantuk mendengar dosen menerangkan pelajarannya, ”Huss, bangun.”, aku terkaget karena teriakan yesung, ”Issh, jangan kagetkan aku.” bisikku pada yesung, ”bukannya belajar, ko malah tidur.” protesnya, ”Iya, tapi jangan mengagetkan aku.”aku protes dengan cara yesung membangunkan, ”Hei, kamu dari tadi berisik. Tolong keluar sekarang.” dosen sepertinya sangat marah dengan kelakuanku yang dari tadi tertidur dan setelah bangun malah membuat keributan, aku terpaksa keluar. Yesung tertawa melihat aku yang diusir oleh dosen, ”ini gara-gara kamu.” kata kesal, yesung menghentikan tertawaannya. ”kita kerumah sakit ya?” mohon yesung, aku sebenarnya masih kesal tapi apa boleh buat aku sudah tak ada kuliah lagi daripada bengong dikampus, ”Baiklah.” jawabku.
            Rumah sakit sangat ramai, ”kita tidak bisa masuk, disana ramai sekali.” kataku, ”sepertinya anak-anak sj datang menjengukku.” katanya, ”darimana kamu bisa tahu?” tanyaku, ”lihat itu.” yesung menunjuk poster-poster dengan tulisan superjunior dan foto-foto mereka, ”mereka fans kalian?” tanyaku, yesung mengangguk, ”kamu beruntung banyak orang yang mendo’akan kesembuhanmu. Eh, jadi kita masuk lewat mana?” tanyaku, ”Hmmm...aku tidak tahu.” kata yesung bingung, ”Kelamaan mikirnya.” kataku lalu pergi kearah kerumunan fans sj, dengan susah payah akhirnya aku bisa menembus kerumunan tersebut. ”kamu hebat juga.” kata yesung yang dengan mudahnya bisa masuk. ”aku menunggu disini ya, kamu masuk saja melihat teman-temanmu.” aku duduk diruang tunggu, ”beneran ga mau ikut? Padahal kamu bisa bertemu dengan member yang lain dan bisa minta tanda tangan.” godanya, aku menggeleng kemudian memainkan hpku. Beberapa menit kemudian semua member sj keluar dari rumah sakit, sekilas aku bisa melihat mereka, wajah mereka terlihat murung sekali. Yesung berada dibelakang mengikuti mereka, ”Hey, mau kemana?” teriakku pada yesung, semua member sj melihatku, aku menunduk minta maaf, lalu mereka pergi, ”gara-gara kamu lagi, orang lain salah paham padaku.” kataku kesal, ”Hehehe...maaf, aku masih merasa bagian dari mereka padahal mereka tak melihatku sama sekali.” ucap yesung, ”minta maafnya ga usah pake hehehe...”kataku, aku masih kesal dengan kejadian hari ini. ”Mari-shi.” seseorang memanggilku, ”ah, yuna-shi. Apa kabar?” kataku basa-basi, ”aku baik. Anda mau menjenguk yesung?”tanyanya, ”ah, ya.” jawabku ragu, ”bagaimana dengan keadaan yesung, apa dia sudah lebih baik?”, tanyaku, yuna membenarkan kacamatanya, ”belum, keadaannya masih sama dia masih blum sadarkan diri. Oh ya, ddangkoma menghilang.”, ”apa? Menghilang?” tanyaku kaget, itu artinya ddangkoma yang berubah jadi yesung adalah benar-benar ddangkoma, ”mari-shi, anda tak apa-apa?” yuna membangunkanku dari lamunan, ”ayo kita melihat yesung.” ajak yuna, ”aku sudah melihatnya, aku pergi dulu.” aku berbohong untuk menolak ajakannya, ”kenapa kau tak ingin melihatku.” protes yesung, ”aku sudah cukup sering melihatmu untuk apa aku melihatmu lagi.” jawabku sekenanya.
            Yesung terus bernyanyi padahal sudah berkali-kali dilarang untuk tidak menyanyi karena aku akan belajar, ”hentikan nyanyianmu.” teriakku, ”kenapa? Kamu tidak suka?” tanya yesung heran, padahal semua orang suka dengan suaranya, ”aku sedang belajar, jika aku mendengar suaramu aku jadi ngantuk.” yesung tertawa mendengar penjelasanku, kemudian pergi keluar, aku melanjutkan pelajaranku. Setelah bosan belajar, aku memikirkan yesung yang sudah lama pergi, ”sedang apa dia?” tanyaku pada diri sendiri. Aku putuskan untuk mencarinya, ”kemana dia pergi?” aku mencari kesemua sisi rumah tapi dia tidak ada juga. ”Kak, kakak buka pintunya.” aku mengetuk pintu kamar kakakku yang laki-laki, ”ada apa sih? Ngantuk tahu.” kakakku membuka pintu dengan enggan, aku menerobos masuk, ternyata benar dugaanku, yesung ikut tidur dikamar kakakku, tapi aneh kenapa arwah bisa mengantuk juga.

TBC

Artikel Terkait

2 komentar:

  1. Yesung jadi transparan n melayang-layang, pasti lucu :)

    BalasHapus
  2. yesung jadi arwah... ckckck.. lucu juga ngebayanginnya.. hehe :D ;)

    BalasHapus