#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Jumat, 22 Juli 2011

(FF) A vs B : Special yesung-michi couple Meeting parent-in-law (one shoot)



By : Yessis
Cast : Yesung And family

Seperti hari-hari biasanya michi pulang lebih lama dibanding karyawan yang lain demi mendapat uang lembur. Michi melihat jam di dinding yang tidak pernah diganti oleh pemilik restoran sepertinya jam tersebut memiliki arti sejarah yang sangat berharga. Berkali-kali michi meminta jam tersebut diganti dengan yang baru karena sering tiba-tiba mati, tapi pemiliknya bersikeras ingin jam tersebut menggantung.

“Sudah lewat jam 10 malam. Seharusnya dia sudah pulang hari ini.” Michi berbicara sendiri. Semakin malam perasaanya semakin kesal karena sesuatu. Michi mengambil sebuah catatan di saku bajunya, ia membuka catatan didalamnya.

“723 hari.” Michi melihat jam, “22 jam 30 menit 2 detik.” Michi kemudian mendesah.

“mungkin hari ini dia tidak akan dating, dia sudah melupakanku.” Michi menutup buku catatannya kemudian bersiap untuk pulang.

Michi keluar restoran lalu mengunci pintu, ia merasakan sesuatu yang aneh, tiba-tiba saja terasa udara dingin padahal saat itu masih musim panas. Michi cepat-cepat mengunci pintu, ketika ia membalikan badannya tiba-tiba….

“Aaa..” michi berteriak kaget seseorang dengan memakai topi, wajahnya tidak asing buat michi, ia tersenyum puas karena berhasil mengagetkan michi.

“Kau…” michi sedikit tidak percaya bias melihatnya lagi.

“Kenapa? Kaget karena aku jauh lebih tampan sekarang?” Tanya orang tersebut dengan pedenya.

Michi hanya memasang muka tidak setuju, “Tapi sifatmu masih sama seperti dulu. Selalu membuat orang lain merasa aneh.” Balas michi. Orang tersebut adalah yesung yang sudah 2 tahun tidak bertemu dengannya, orang yang selalu ditunggunya.

“Hehe…” yesung menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Kenapa memakai topi? Aku ingin melihat kepalamu yang botak.” Kata michi mulai bisa mengendalikan kerinduannya.

“Jangan.” Yesung langsung memegang topinya, “Aku tidak botak hanya berambut pendek saja.”

“Mana? Aku ingin lihat.” Michi berusaha membuka topi yesung, tapi yesung lebih tinggi sehingga ia kesulitan untuk membuka topi yesung.

“Kumohon jangan. Aku malu.” Kata yesung menghindari michi. Sebuah buku kecil jatuh dari saku michi. Yesung langsung mengambilnya.

“Apa ini?” Tanya yesung lalu membuka buku tersebut.
“Jangan dibuka.” Sekarang giliran michi yang ketakutan. Yesung mengangkat bukunya sehingga michi kesulitan untuk menggambilnya. Ia membuka halaman per halaman disana hanya tertulis angka-angaka saja, tapi yesung mengerti maksud dari angka-angka tersebut. Wajah yesung berubah serius, michi segera mengambil bukunya ketika yesung lengah.

“Ternyata kau sudah menungguku selama itu.” Kata yesung.

“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti.” Tanya michi pura-pura tidak tahu.

“Sekarang, aku tidak akan membuatmu menunggu lagi.”

“Jangan berjanji, jika kau seandiri tidak tahu bisa menepati janji tersebut atau tidak.”

Mereka saling terdiam, bingung untuk berbicara apa lagi, setelah sekian lama tidak bertemu banyak yang ingin ditanyakan tapi setelah bertemu semua pertanyaan itu hilang semua.

“Kenapa malam sekali menemuiku?” Tanya michi memecah kesunyian.

“Kenapa? Kamu sangat merindukanku?” Tanya yesung menggoda. Michi memasang muka serius.

“Ok..Ok.. Aku serius sekarang.” Kata yesung sembari membetulkan letak topinya, “Oemma tidak mau melepaskanku, dia sangat merindukanku. Jadi setelah oemma tidur, aku baru bisa keluar.” Jelas yesung.

“Ooooh..”

“Komentarnya pendek sekali.” Protes yesung.

“Aku ngantuk, ingin tidur.” Kata michi lalu pergi menuju halte bus.

“Aku baru saja dating, masa kau mau pulang.” Protes yeung lagi lalu mengejar michi.

Kebetulan bus michi sudah dating, michi berlari mengejarnya lalu masuk kedalam bus.

“Daaah..” kata michi sambil tersenyum ceria.

Yesung hanya melihat bus michi pergi, ia pun tersenyum bahagia.

“Tadinya aku ingin memberikannya padamu sekarang.” Gumam yesung sambil memegang sebuah kotak cincin.

Michi berada didepan toko makan babtol’s milik keluarga yesung, “Ayo cepat masuk, kenapa melamun disitu.” Kata yesung yang berada disamping michi.

“aku tegang. Apa keluargamu akan menyukaiku?” Tanya michi, yesung tersenyum mendengar kata-kata michi.

”Tentu saja mereka akan menyukai orang yang aku cintai. Kamu tenang saja, ayo kita masuk.” kata yesung berusaha meyakinkan.

”Tunggu. Apa aku sudah terlihat rapih dan cantik?” Tanya michi berusaha meyakinkan.

 Yesung memegang dagunya pura-pura berpikir, “Sudah cantik. TOP.” Kata yesung mengacungkan jempol

            Akhirnya michi mau masuk kedalam restoran, didalam sangat ramai sekali, michi melihat kesekeliling mencari ibu, ayah dan adik yesung. Orang-orang menatap yesung yang baru saja masuk, salah seorang remaja  menghampiri yesung dan meminta tanda tangannya sehingga diikuti oleh yang lain. Michi menyingkir dari kerumunan.

“Itu resiko punya calon suami seorang artis.” Kata sseseorang  di belakang michi, michi membalikkan badannya. Ia melihat seorang laki-laki yang mirip dengan yesung hanya saja dia lebih muda.

“Perkenalkan, Kim Jongjin. Adik Kim Jongwoon.” Kata jongjin  memperkenalkan diri. Michi masih diam tak memberikan reaksi apapun.

”Hallo...apa kau terpana melihat ketampananku?” kata jongjin sambil mengibaskan tangannya didepan michi.

Michi tersadar, ”Ah, maaf. Kau mirip sekali dengan oppa.” kata michi malu karena ketahuan melamun.

 ”Kamu juga cocok jika jadi artis seperti hyungmu.” lanjut michi.

Jongji tersenyum, ”Aku tidak tertarik menjadi artis. Aku tidak suka. Hidup menjadi artis tidak bisa bebas, lihat hyungku dia harus tetap tersenyum walaupun dalam keadaan sehat maupun sakit.”

”Kau benar, jadi artis belum tentu menyenangkan.” kata michi setuju dengan pendapat jongjin. Dan dia pun harus siap dengan konsekuensi menjadi istri artis.

”Jangan murung. Kalau sudah cinta apapun bisa dilewati.” Kata jongjin menghibur,

“Atau kau menikah saja denganku. Wajah kami mirip, anggap saja aku kim jongwoon. Hahahaha.” kata jongjin berusaha menghibur.

Tiba-tiba seseorang memukul kepala jongjin,”Pabo.” kata yesung , jongjin memegang kepalanya yang sakit .

”kau ingin merebut calon istriku.” Lanjut yesung. Michi tertawa melihat tingkah kedua saudara tersebut.

”Kalian sama anehnya.” kata michi tertawa.

”ayo ikut  aku.” kata yesung mengajak michi ke ruangan lain meninggalkan jongjin sendiri, ternyata itu adalah sebuah dapur. Ada dua orang laki-laki yang sibuk sekali menyiapkan masakan yang telah dipesan.

”Ahjussi. Oemma kemana?” tanya yesung pada salah seorang koki yang paling tua. Dia berhenti dari pekerjaan, ia melihat michi dengan seksama.

”Dia yang kau ceritakan?’ tanya ahjussi, yesung mengangguk tersenyum. Michi memberi salam.

”Ibumu sedang memeriksa stok bahan makanan, mungkin sebentar lagi datang.” jelas ahjussi.

            ”Kau tunggu saja disini. Oemma dan appa sepertinya sedang sibuk hari ini.” jelas yesung.

”Hmm...Baiklah.” kata michi berusaha memaklumi.

”Ibumu orang yang seperti apa?” tanya michi, michi dan yesung belum sempat menceritakan keluaga masing-masing. Tiba-tiba hari ini yesung muncul di restoran tempat michi kerja, ia mengajak michi bertemu dengan orangtuanya, entah apa yang dipikirkannya. Baru kemarin yesung melama michi dipesta pernikahan kyuhyun dan yuri, esoknya ia melakukan hal yang mengejutkan lagi dengan membawa michi bertemu orang tuanya.

Yesung terdiam sebentar, ”Aku paling dekat dengan oemma, oemma orang yang mengerti perasaanku. Dia orang yang menyenangkan walau kadang sangat cerewet. Dia selalu mensuportku agar tetap bertahan menjadi seorang penyanyi.” jelas yesung.

”Sepertinya orang yang menyenangkan. Lalu apa yang dia sukai dan tidak sukai?” tanya michi lagi. Sebelum sempat yesung menjawab, jongjin datang dengan beberapa makanan kecil dan minuman.

”Oemma itu menyukai appa.” kata jongjin asal.

”Kau ini mengganggu saja. Jangan dengarkan dia.” kata yesung pad michi. Jongjin duduk diantara yesung dan michi.

”Mau ngapain sih.” kata yesung kesal.

”Aku ingin ngobrol sama calon kakak ipar, iya kan noona?.” kata jongjin, pipi michi merona karena malu. Yesung hanya cemberut karena diganggu adiknya.

”Noona kenapa suka pada hyung? Dia kan aneh.” Kata jongjin, ”udah gitu dia kan cerewet, noona kuat mendengarkannya?” tanya jongjin.

”Kau ini apa-apaa sih. Jelekin orang didepan orangnya.” protes yesung. Jongjin sama sekali tidak menghiraukan kakaknya, dia melanjukan obrolannya dengan michi.

”Bagaimana noona? Apa kau mau menerima orang yang aneh?” tanya jongjin, michi hanya tertawa mendengar penjelasan jongjin.

”Masa sih? Apa keanehannya sangat parah?” tanya michi pura-pura tidak tahu.

”Jadi noona belum tahu? Wah, wah.” jongjin memegang dagunya seolah tidak percaya.

”Kenapa?” tanya michi pura-pura penasaran.

Jongjin memegang pundak yesung, ”Hyung, alamat sebentar lagi akan diputus nih.” kata jongjin kemudian pergi. Yesung hanya cemberut tak berkata apapun. Michi hanya bengong melihat jongjin yang tiba-tiba pergi tanpa menjelaskan apapun.

”Hahahaha...Adikmu sama anehnya denganmu.” michi tiba-tiba tertawa.

”Sudahlah. Aku sudah sering mendengar kata aneh. Tidak bisakah kau jangan menyebutku aneh?” tanya yesung, wajahnya terlihat kesal.

”Ngga ko, oppa ga aneh.” kata michi berusaha menghibur.

”Benarkah?” tanya yesung meyakinkan. Michi mengangguk.

”Oppa itu tidak aneh. Oppa itu unik.” kata michi dengan senyum yang ditahan.

”Yaah, sama aja dong.” kata yesung kecewa.

”Oppa kenapa harus marah disebut aneh. Aku suka dengan keanehan oppa.” kata michi. Yesung kemudian tersenyum

”Oya, oppa belum menceritakan appa. Bagaimana dengan sifanya?” tanya michi. Ia meminum jus yang dibawakan oleh jongjin.

”Appa itu jika bertemu dengan orang yang baru dikenal terlihat sangat kaku. Jadi kamu jangan kaget kalau appa jarang tersenyum padamu. Tapi kalau sudah kenal, sifat aslinya akan terlihat.” jelas yesung.

”Sifat aslinya seperti apa?” tanya michi penasaran.

”Appa orang yang lucu dan cuek.” kata yesung singkat.

”Oh begitu, seperti appaku.” kata michi.

”Sepertinya ada tamu.” kata seseorang wanita yang michi yakin dia merupakan yesung oemma. Yesung memeluk ibunya.

”Anak oemma. Lama sekali baru datang.” kata oemmanya tersenyum.

”Maaf oemma. Aku sibuk sekali.” kata yesung melepaskan pelukannya.

”Oemma ini michi.” kata yesung mempekenalkan. Michi berdiri lalu menundukkan kepalanya.

”Saya michi.” kata michi memperkenalkan diri. Yesung oemma tersenyum, lalu memeluk michi. Michi kaget karena langsung dipeluk.

”Aku senang bertemu denganmu.” kata yesung oemma.

            Michi belum mendapat kesempatan untuk mengobrol lebih banyak dengan oemma karena harus mengurus restorannya. Tadinya michi ingin membantu tapi yesung melarangnya. Khusus untuk hari ini restoranya tutup lebih awal jam 6. Kemudian mereka pulang kerumah dekat restoran mereka.

”Oemma mau masak?” tanya michi yang melihat oemma sedang sibuk mempersiapkan bahan-bahan makanan.

”Iya, kau mau membantu oemma?” tanya oemma, michi mengangguk lalu pergi membantu oemma. Sementara itu yesung dan jongjin sedang asyik bemain PS.

            Michi sebenarnya agak gugup. Karena dia sama sekali tidak tahu cara memasak.
”Kita akan memasak apa?” Tanya michi.

”Kita akan masak makanan yang sangat mudah. Semua orang pasti bisa membuatnya, kau tahu apa itu?” tanya oemma.

Michi terlihat berpikir, ”Hmm..Ramen.” Jawab michi dengan polosnya. Oemma tertawa mendengar jawaban michi.

”Kamu lihat bahan-bahan ini, kira-kira ini untuk apa?” tanya oemma, disana terdapat banyak sekali sawi putih.

”Aaa, kita akan membuat kimchi.” jawab michi baru sadar.

”Betul sekali. Kamu cuci sawi-sawi ini lalu potong ya. Oemma akan membuat bumbunya.” perintah oemma. Michi segera mengambil satu baskom penuh dengan sawi putih. Michi berusaha mencuci sawi-sawi tersebut sebersih mungkin, ia ingin oemma menyukainya. Oemma sudah selesai membuat bumbu. Melihat michi yang masih mencuci sawi, oemma mengambil alih.

”Biar oemma saja yang membersihkannya. Michi memotong sawi-sawi yang sudah bersih ya.” pinta oemma. Michi agak kecewa ’pasti aku mencuci terlalu lama.’ Pikir michi. Lalu ia mengambil pisau, ’Gawat aku tidak tahu seperti apa bentuk potongannya.’ Kata michi dalam michi.

”oemma aku ke toilet dulu ya.” kata michi  lalu menelpon yuri.
Selesai menelpon michi mulai untuk memotong sawi yang sudah bersih.

”sudah selesai?” tanya oemma. Oemma melihat sawi yang sudah dipotong michi baru sedikit.

”Biar oemma saja yang memotong. Kamu ambil bumbu yang oemma siapkan ya.” pinta oemma. Michi semakin kecewa dengan dirinya sendiri. Bagaiman oemma dapat menyukainya, semua pekerjaan yang ia kerjakan tidak ada yang beres.

Selesai memotong, oemma memasukan sedikit demi sedikit bumbu kedalam sawi yang ditempatkan pada baskom besar. lalu mengaduk dengan tangannya.
”Huachim...huachim...” michi terus bersin mencium bau cabe yang sangat menyengat.

”Cara terbaik membuat kimchi adalah mengaduknya dengan tangan. Tuang lagi  bumbunya.” pinta oemma. Michi masih terus bersin.

”kamu tidak apa-apa? Biar oemma saja yang menyelesaikannya.”

”Tidak apa-apa. Aku memang sedikit flu.” kata michi berbohong.

”Kau ingin mencoba mengaduknya?” tanya oemma. Michi mengangguk, lalu mengikuti gerakan oemma mengaduk kimchi. Lama kelamaan tangan michi terasa panas karena bumbu cabe. Tapi dia berusaha bertahan, ’kenapa oemma terlihat tidak apa-apa’ pikir michi.

”Sepertinya sudah cukup bumbunya. Kau coba, apa sudah pas bumbunya.” kata oemma lalu menyuapkan kimchi pada michi. Michi tidak yakin bisa memakannya karena dia tidak tahan terhadap makanan pedas. Tapi michi memakasakannya.

”Bagaimana enak?” tanya oemma.

”Enak.” kata michi berusaha menelan kimchi yang dia makan, matanya sudah berbinar-binar karena pedas.
”Sepertinya sudah cukup.” kata oemma yang mencoba sendiri kimchinya. Oemma bediri lalu mengambil beberapa tempat untuk menyimpan kimchi, semetara itu michi berlari mengambil air minum. Dia benar-benar kepedasan.

            Sekarang mereka sudah siap di meja makan termasuk yesung appa. Yesung benar appanya jarang sekali bicara pada michi, dia terlihaat pendiam dan tidak banyak bicara. Semua makanan yang disediakan kebanyakan pedas, michi bingung akan memakan yang mana.
”Ini, makanlah.” kata yesung mengambilkan kentang manis, dia tahu michi tidak tahan terhadap makanan panas.

”Terimakasih’ ucap michi.

”Keluargamu sudah tahu hubungan kalian?” tanya oemma. Michi menggangguk.

”Tapi oppa belum sempat bertemu mereka.”jelas michi.

”Jongwoonie, kenapa belum keasana?” tanya oemma.

”Iya, setelah ada waku luang aku akan segera bertemu mereka.” kata yesung.

”Appamu bekerja apa?” tanya appa yang sejak tadi diam saja.

”Appaku sudah meninggal sejak aku kecil. Aku tinggal bersama oemma dan kedua adikku. Oemma bekerja sebagai guru.” Jelas michi.

”Oh  maaf, kami tidak tahu.” kata oemma.

”Tidak apa-apa.” kata michi

”Aku senang jongwoon sudah menemukan pendamping hidupnya, jadi oemma tidak akan kesepian lagi. Oemma bisa mempunyaii anak perempuan.” kata oemma.

”Rumah ini tidak akan sepi” Lanjutnya.

”Maksudnya?” tanya michi tidak mengerti.

”Iya, aku senang jika setelah menikah kalian tinggal disini.” jelas oemma. Michi merasa ada yang tidak beres, kenapa yesung sama sekali tidak membicarakan hal ini padanya.

“Oh ya, nanti kalau sebelum kalian menikah oemma akan merenovasi kamarmu agar lebih luas.” Kata oemma. Yesung merasa tidak enak dengan michi, ‘apa yang harus kulakukan’ pikir yesung.

“Aku juga ingin kamarku direnovasi.” Pinta jognjin dengan manja.

“Kamu nanti saja kalau sudah akan berkeluarga.” Kata oemma

“Itu sih lama sekali.” Protes jongjin. Michi berhenti makan, ia benar-benar tidak bisa menahan sesuatu yang ingin ia katakana walaupun itu menyakitkan.

Michi benar-benar tidak tahan untuk mengatakann sesuatu yang dari tadi mengganjal dalam hatinya.
“Oemma maafkan aku. Tapi aku ingin mempunyai rumah sendiri, mengurus rumah tanggaku sendiri.” Jelas michi dengan sangat singkat. Yesung tak menyangka michi akan berani mengakatakannya. Oemma tiba-tiba terdiam.

“Oh begitu.” Kata oemma singkat. Ia berdiri merapikan alat makannya.

“Oemma sudah selesai.” Kata oemma lalu pergi kekamarnya
.
“Oemma tidak biasanya makan cepat.” Kata jongjin yang sama sekali tidak sadar dengan keadaan yang sebenarnya.

”Oh ya, noona kuliah apa?” tanya jongjin.

Michi merasa tidak terlalu enak jika ditanya tentang pendidikannya karena dia bukan berasal dari keluarga yang mampu.
”Aku tidak kuliah. Aku hanya lulusan SMA.” jelas michi. Terlihat perubahan di wajah yesung appa, entah apa yang dipikirkan

Sementara jongjin dn michi masih mengobrol, yesung sama sekali tidak fokus dengan pembicaraan mereka. Ia tahu oemma pasti sangat marah.

“Ikut aku.” Pinta yesung, ia pergi ke teras belakang, michi mengikutinya dari belakang.

“Kenapa semuanya pergi?” Tanya jongjin bingung.

“Sudah kamu makan saja.” Kata appa yang masih cuek makan. Jongjin melanjutkan makannya tanpa khawatir sama sekali.

            “Apa yang kau lakukan?” Tanya yesung, dia berusaha menahan marahnya.
“Kenapa kamu tidak mendiskusikan denganku dulu dimana kita akan tinggal?” Tanya michi.
“Oh, masalah itu. Kupikir kau akan senang jika kita tinggal bersama keluargaku. Lagi pula hanya ada appa, oemma, dan jongjin.” Jawab yesung.

“Dari dulu, impianku adalah punya rumah sendiri. Bisa mengatur rumah tangga sendiri tanpa campur tangan dari orang lain.” Jelas michi, dadanya terasa sesak, ia ingin marah tapi tidak bisa dikeluarkan.

“Jadi maksudmu keluargaku pengganggu?” Tanya yesung dengan nada meninggi.
“Bukan seperti itu. Kamu sama sekali tidak mengerti perasaanku.” Kata michi mulai menangis. Yesung merasa bersalah karena terlalu keras. Ia sama sekali tak mengerti dengan pemikiran michi ‘memang kenapa kalau tinggal bersama keluarga sendiri.’ Pikir yesung. Ia tersadar michi sudah lama pergi. Kemudian ia berlari menyusul michi.

“Maafkan aku.” Ucap yesung.

 “Aku hanya mengatakan apa yang tak bisa kau katakana pada oemma.” kata michi ia berusaha menahan tangisnya.

“Tapi, bukan begitu caranya.coba kamu bersabar sebentar saja, kejadiannya tidak akan seperti ini, kau lihat tadi reaksi oemma?” Kata yesung berusaha memberi penjelasan.

“Kapan oppa akan mengatakannya? Melihat sifat oppa, oppa sama sekali tidak akan berani mengatakannya.” Suara michi mulai meninggi.

“Aku tidak ingin menyakiti oemma. Kamu baru saja bertemu denganku sedang oemma orang yang telah melahirkan dan membesarkanku. Aku tidak mungkin menyakitinya.” Yesung pun berkata dengan suara yang makin meninggi.

“Jadi…maksud oppa aku bukanlah apa-apa bagi oppa? Begitu?aku sama sekali tak meminta oppa mengurangi kasih sayang dan rasa hormat oppa pada oemma, tidak sama sekali” kata michi, matanya mulai berbinar lagi, yesung tahu dia salah berkata.

“Kalian sedang apa?” Tanya jongjin tiba-tiba datang, sepertinya ia telah menyelesaikan makannya
 .
“Tidak apa-apa.” Kata michi lalu masuk kedalam rumah.

“Kalian bertengkar?” tanya jongjin curiga.

“Kamu masih kecil, tidak perlu tahu.” Kata yesung kemudian duduk dibangku, jongjin ikut duduk dibangku juga. Ia tahu percuma memaksa hyungnya bercerita.

“Kalian sedang apa disini?” tanya appa yang tiba-tiba datang, kemudian duduk dekat yesung dan jongjin.

“Sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini.” Lanjut appa, dia melihat kedua anaknya dengan pandangan bangga.

“Woonie ternyata kau sudah sangat besar. Appa tak menyangka anak appa akan segera menikah.” Kata appa melihat yesung, yesung hanya tersenyum mendengarnya.

“Katakan apapun yang mengganjal hatimu, mungkin appa bisa memberikan saran” pinta appa. Yesung terlihat berpikir. Jongjin hanya terdiam dia tidak ingin mengganggu pembicaraan appa dan hyungnya.
“hmm..Aku….Sudah lama sekali aku berjanji pada oemma jika menikah nanti akan tinggal bersama oemma dan appa. Dan sekarang aku menemukan orang yang cocok untukku, hanya saja…” yesung menggantungkan ucapannya, appa masih menunggu dengan sabar penjelasan yesung.
“Michi ingin memiliki rumah sendiri. Mungkin karena ia khawatir kurang leluasa. Tadi aku terlalu keras bicara padanya sehingga ia marah” Jelas yesung. Appa membenarkan kaca matanya.

“Oh, seperti itu. Seorang lelaki memang akan dihadapkan pada dua orang wanita yang sangat penting bagi hidupnya. Ibu dan istri. Keduanya sangat penting walaupun ibu harus diutamakan. Kamu harus bisa bersikap adil pada keduanya, jangan sampai menyakiti hati salah satu dari mereka karena hati perempuan itu sangat lembut sehingga mudah sekali tersakiti.” Jelas appa. Yesung mengangguk.

“Menurut appa, apa yang harus aku lakukan?” Tanya yesung,
“Aku tidak berani bicara pada oemma.” Lanjutnya.

“appa mengerti oemmamu, dia akan sedih akan hal ini. Tapi ini adalah hidupmu yang akan menjalani hidup adalah kamu. Kamu harus berani mengambil keputusan, apapun resikonya.” Jelas appa.

Sudah beberapa hari ini yesung tidak dating maupun menelpon michi, beberapa kali michi memeriksa hpnya tapi hanya ada sms dari yuri teman akrabnya. Ia ingin mernceritakan kesedihannya pada yuri tapi ia takut mengganggu karena yuri sendiri sudah disibukkan oleh suami dan anaknya. Yuri baru sebulan yang lalu melahirkan.

“Apa aku telalu egois.” Pikir michi.

“Tentu saja oppa akan lebih memilih oemmanya, dan memang itu yang seharusnya terjadi. Mungkin aku harus minta maaf dan mau menerima keinginan oppa.”
“Tapi…apa aku bisa serumah dengan oemmanya yesung. Kenapa aku harus takut. Oemmanya sangat baik.” Michi terus bergulat dengan pikirannya sendiri.

Michi memutuskan untuk pulang lebih awal agar bisa bertemu dengan oemmanya yesung dan meminta maaf. Ia membeli beberapa buah segar untuk oleh-oleh.

Michi berjalan menuju babtol’s, dari kejauhan ia melihat oemma yesung sedang sibuk melayani para tamu. Keraguan mulai menghinggapi pikirannya lagi.

“Apa yang harus lakukan?” michi menatap buah jeruk ditangannya. Kemudian dia membalikkan badan untuk pergi.

“Kau tidak masuk?” yesung sudah berada didepan michi. Michi terlihat semakin gugup, ia simpan buah jeruk yang ia bawa dibelakang punggungnya.

“Aku…” tenggerokan michi terasa kering tiba-tiba.

“Aku sudah memutuskan…” kata yesung menyela michi, “Kita berpisah.” Kata yesung dengan wajah datar kemudian pergi. Michi seperti berada dalam mimpi mendengar kata-kata yesung, michi memegang erat buah jeruknya hingga berair.

“Oemma..” yesung memeluk oemmanya erat.

Oemma yang sedang sibuk memebereskan makanan bekas tamu, membuka lengan yesung dengan dingin.

“Oemma masih marah padaku?” Tanya yesung. Oemma pergi kedapur membawa piring-piring kotor. Ia masih diam tidak berkata apapun pada yesung. Yesung terus mengikuti oemmanya.

“Oemma. Dengarkan aku.” Yesung memegang tangan oemmanya agar mereka dapat berbicara. Oemma menatap yesung dengan sangat dingin.

“Oemma. Aku sudah putus dengannya. Aku akan menikah dengan perempuan yang oemma sukai.” Kata yesung sambil tersenyum lalu pergi. Raut wajah oemma berubah, ia merasakan kesedihan bukan sebuah kebahagiaan karena anaknya tidak akan pergi kemanapun. Oemma menatap yesung yang sedang ngobrol dengan jongjin, wajah terlihat ceria mungkin bagi orang orang lain yesung baik-baik saja tapi oemma dapat melihat dimatanya ia sangat sedih.

            “Hyung cepat kemari, kita makan.” Panggil jongjin yang sudah duduk di meja makan bersama appanya, sedang oemma masih mengambil beberapa makanan yang masih belum terhidang. Yesung duduk dekat bangku appa dan oemma. Ketika makan dimulai hanya oemma saja yang masih terlihat diam biasanya oemma orang yang paling cerewet.  Sedang appa memang dari dulu pendiam, jongjin dan yesung asyik mengobrol dengan ditanggapi sedikit oleh appa.

“Hyung, makannya lahap sekali?” Tanya jongjin heran, biasanya yesung hanya makan sedikit dan perlahan tapi kali ini yesung makan banyak dan cepat.

“Aku sangat kangen dengan makanan oemma. Masakan oemma memang the best.” Kata yesung dengan makanan masih penuh dimulutnya. Yesung bahkan menambah nasinya samapai 3 kali.

“Aaah, perutku full.” Kata yesung tidak bisa beranjak  dari kursinya karena kekenyangan. Jongjin hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah hyungnya yang keluar dari kebiasaannya.

Seminggu kemudian

“Hyung, kenapa sakit radang usus lagi? Padahal beberapa hari terakhir hyung selalu makan banyak dan tepat waktu.” Protes jongjin yang sedang menemani yesung dirumah sakit. Yesung tersenyum lemas, wajahnya masih terlihat pucat.

“Dari dulu aku memang sakit radang usus. Mungkin memang kalau sudah sakit radang usus sulit untuk sembuh.” Jelas yesung.

“Oemma dan appa masih direstoran?” Tanya yesung. Jongjin mengangguk.

“Sebenarnya sudah lama aku ingin menanyakan ini. Tapi aku takut hyung sedih.”

“Apa? Tanyakan saja.”

“Hyung sudah putus dengan michi? Mungkin hyung sakit karena ini” kata jongjin hati-hati berusaha tidak menyakiti hati yesung. Yesung tersenyum.

“Pabo. Mana mungkin aku sakit karena patah hati. dulu kau kan tahu, waktu aku sma oemma tidak menyukai pacarku kemudian aku putuskan dia dan aku baik-baik saja kan?”

“Iya sih. Waktu itu baik-baik saja dan tidak melakukan hal diluar kebiasaan.” Kata jongjin setuju tapi dia tidak ingin mendebat yesung yang sedang sakit.

michi berdiri didepan kamar yesung. Setelah mendapat kabar dari jongjin bahwa yesung sakit dan dirawat dirumah sakit ia langsung kerumah sakit tapi ketika ia sudah samapai didepan kamar yesung, ia ragu untuk masuk.

“Kenapa tidak masuk?” Tanya seseorang, michi terkaget, orang tersebut merupakan oemma yesung. ‘ibu dan anak sama saja suka dating tiba-tiba.’ Batin michi.

Michi masih dia dan tidak berkata apapun.

“Masuklah.” Perintah oemma kemudian mereka masuk. Jongjin masih duduk disamping kasur yesung.

“Oemma? Michi?” kata jongjin tidak percaya.

“Dari tadi dia diluar, oemma piker dia ingin menjengukmu.” Kata oemma dingin. Jongjin mengambil makanan yang dibawa oemmanya. Lalu oemma duduk disofa sambil membuka-buka majalah.

Michi menghampiri yesung. “Kamu sudah lebih baik?” Tanya michi

“Aku sudah lebih baik. Terimakasih sudah menjengukku.” Kata yesung tersenyum.

“Ini untukmu.” Michi memberikan kotak berisi makanan, jongjin dengan sigap mengambilnya.

“ini apa?” Tanya jongjin.

“Itu jajangmyun dari restoran tempat aku bekerja.” Jawab michi.

“woonie sedang sakit radang usus tidak boleh semabarangan makan.” Kata oemma tiba-tiba. Michi merasa bodoh karena membawa mie untuk yesung.

“Maafkan aku.” Kata michi bingung harus bicara apa

“Tidak apa-apa, aku suka jajangmyun.” Kata jongjin.

“Terimakasih jongjin.” Kata michi, “kalau begitu aku pergi. Kamu ceapat sembuh ya.” Kata michi pada yesung. Yesung mengangguk.

“Tanggal berapa kalian menikah?” Tanya oemma menghentikan langkah michi. Michi, yesung, dan jongjin menatap oemma berbarengan. Oemma masih melihat majalah ditangannya.

“Maksud oemma?” Tanya jongjin.

“Oemma harus tahu tanggal pernikahanm kalian agar bisa mempersiapkan segalanya. Pesta, baju pernikahan, dan lain-lain.” Jawab oemma lalu memandang yesung dan michi.

“Oemma, aku tidak mengerti.” Kata yesung. Oemma berdiri lalu memeluk yesung.

“Oemma ingin kamu bahagia. Tidak masalah dimanapun kau tinggal, oemma percaya michi bisa menjagamu.” Kata oemma, air mata mulai mengalir di pipinya. Yesung melap air mata oemmanya.

“Terimakasih oemma.” Ucap yesung.

“Aku…” michi mulai mengeluarkan suarany, “Aku tidak apa-apa jika memang harus tinggal dengan oemma. Oemma sangat baik denganku, aku akan nyaman tinggal bersama oemma.” Kata michi.

“Benarkah boleh?” yesung merasa sangat senang sekali.

“Tidak nak, oemma terlalu egois pada kalian. Kalian harus bisa mandiri, membina keluarga kalian sendiri.” Oemma memeluk michi, michi merasakan kehangatan dan kebahagian.

Tiba-tiba pintu terbuka, appa baru saja dating. Ia merasa heran melihat semua orang menangis.

“Ada apa ini?” Tanya appa

“Appaaaa.” Teriak yesung, karena senang ia meloncat dari tempat tidurnya.

“Awaaaas.” Teriak michi dan oemma bersamaan. Tapi terlambat yesung sudah terjatuh.

THE END

Artikel Terkait

5 komentar:

  1. anyeonghaseo^^
    huaa. baru pertama baca ff di sini... waahh, ff lama yaa, tapii bagus loh... ada kalanjutan nya kah..?

    BalasHapus
  2. kamsahamida...untuk ff yg ini edisi spesial jd ga ada kelanjutannya...tapi ada yang edisi bersambungnya , ff a vs b....selamat membaca dan jangan lupa komenny supaya penulis bisa leih baik lagi....^^

    BalasHapus
  3. aku lagi borring eon... mampir ah.. baca ff... (biasanya ak ga suka baca ff)
    eon... banyak salah ketiknya tuh.... eh enggak ding... paling kesalahan ngeja di ms word... datang jadi dating....
    oya btw di atas gambar yesung sam siapa?

    BalasHapus
  4. uri dongsaeng baca ffku,,,senengnya...iya nih, suka males buat ngedit tulisan...nu mau jadi editornya kah???^^

    BalasHapus
  5. ga tahu itu foto yesung sama siapa tapi karena cantik yang dimasukin aja kedalam cerita...kkkk

    BalasHapus