#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Sabtu, 29 Januari 2011

LOVE IS POWER / Part 1 ( Super Junior Yesung Kyuhyun Fanfiction )

Part 2 Part 3 Part 4
By: Mr.Kyura

Desember 2007
            Aku mulai tertidur di mejaku dikelas 3E SMP Negeri Makpo, samar-samar aku mendengar guru matematika menerangkan persamaan garis lurus, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara bel sekolah, aku terperanjat bangun  melihat anak-anak disekitarku yang membereskan buku-bukunya, beberapa langsung pergi meninggalkan kelas bergerombol, beberapa lagi masih di kelas mengobrol, tertawa-tawa

ga jelas, aku langsung membereskan barang-barangku dan pergi meninggalkan kelas, aku mempercapat langkahku, keluar melalui pintu belakang sekolah, berjalan tergesa-gesa menuju taman berjarak sekitar 400 meter dari halaman belakang sekolah, Yesung Opa pasti sudah menungguku, aku tidak sabar untuk menemuinya, Yesung opa adalah pacarku, umurnya empat tahun lebih tua dariku, aku sangat mencintainya, aku sekarang berada sekitar seratus meter dari pagar beakang sekolahku, segerombolan anak SMA cwo mendekatiku “hai gadis manis, bekencanlah denganku” katanya sambil tertawa, aku tidak punya waktu untuk basa basi, aku tidak mau Yesung Opa menungguku, langsung saja aku mengeluarkan Jurus-jurus taekwondo, mereka tampak kaget “kau ini cwe bukan?” aku memukul dan menendang mereka, jumlah mereka ada lima orang, aku menang dengan mudah, mereka kabur meninggalkanku. 


            Oh tidak.. aku telat, Yesung Opa tunggu aku.. aku berlari menuju sebuah taman bunga di tepi danau. Akhirnya aku sampai juga, aku melihat beberapa anak SMA duduk begerombol, dan ada juga yang duduk berdua dengan pacarnya. Itu dia Yesung Opa, aku berlari menghampirinya. Dengan terengah engah aku menceritakan keterlambatanku “Maaf Opa, tadi ada segerombolan berandalan menggangguku, dan aku berantem melawannya” yesung Opa tersenyum padaku “Tidak masalah, Yang penting kau baik-baik saja” kata yesung sambil memberi isarat padaku untuk duduk disampinggya, lalu aku menuruti perintahnya ”Yuna, ini adalah hari perpisahan kita, aku harus pergi ke Seoul” katanya. Aku terkejut “kenapa Opa?” kataku bertanya padanya “Ayah memaksaku untuk ikut dengannnya, aku harus kuliah di sana, sudah hampir satu tahun yang lalu aku lulus SMA, ayahku memarahiku dan memaksaku untuk kuliah tahun ajaran baru ini” katanya  “tapi Opa,, bukannya kau sangat senang tinggal dengan pamanmu disini, lagi pula mimpimu untuk jadi penyanyi? Sekarang kau menyanyi di beberapa café elit di kota kecil ini, kau sudah menggapai impianmu Opa, aku sangat senang melihatmu bernyanyi dengan pianomu” kataku, aku tidak ingin Yesung Opa yang sangat aku sayangi pergi begitu saja “Maaf Yuna, aku harus pergi, aku tidak tau akan jadi apa nantinya, yang jelas aku harus segera membereskan barang-barangku untuk pergi meninggalkan kota kecil ini” hatiku merasa sakit “Opa, aku tidak ingin kau pergi” kataku, tiba-tiba Yesung berdiri sambil berbicara “Aku harus pergi sekarang Yuna, semoga kau selalu beruntung, ini adalah hari perpisahan kita” dia melangkah meninggalkanku “ aku berlari mengejarnya “Opa… mengapa secepat ini kau pergi meninggalkanku” dia membalikan badannya menghadapku, “oh iya, ini untukmu” dia memberikan sebuah gantungan HP berbentuk tangga nada, Yesung berarti  perpaduan nada dan suara, aku akan menjaga Gantungan Hp ini “Aku tidak tahu apakah kita bisa bertemu lagi atau tidak” katanya sambil membalikan badannya berjalan meninggalkanku
 
3 Tahun kemudian (Januari 2011)

           “Yuna.. Mie kecap tiga” ibuku berteriak padaku , aku memasukan mie dan beberapa bumbu ke kuali, lalu menyerahkannya pada tamu yang datang. Aku tinggal di sebuah kota kecil bersama ibuku, kami mempunyai sebuah rumah makan yang sangat sederhana dan menjadi satu-satunya sumber kehidupan kami. Aku sekarang duduk di kelas 3 SMA, sangat benci matematika dan segala sesuatu yang berhubungan dengan sains, nilai bahasa inggrisku juga anjlok dan nilai IPS aku pas pasan. Secara akademik aku berada dijejeran rata-rata kebawah, satu satunya nilai A yang aku miliki adalah pelajaran Olah raga dan satu-satunya pelajaran yang tidak membuat aku tertidur, Aku bergabung di klub Taekwondo menjadi murid kesayangan guru taekwondo serta menjadi cwe terkuat disekolah. Tiap pulang sekolah, jika tidak ada latihan aku membantu ibu, paman, dan bibiku di rumah makan kami. Aku membereskan piring-piring kotor membalikan tulisan open menjadi clouse lalu menutup jendela dan tirai-tirai. Ibuku sekarang sedang dekat dengan guru taekwondoku, tentu saja aku merestui hubungan mereka. Aku gadis biasa dan Kehidupanku sangat normal meskipun sudah sepuluh tahun aku tidak melihat ayah kandungku.


          Aku berada di halaman belakang sekolah, satu per satu teman-teman klub taekwondo mulai pergi pulang kerumahnya, sekarang tinggal aku sendirian, aku masih ingin berlatih. Aku menghancurkan tumpukan bata dengan kakiku dengan mudah, dan merasa puas melihatnya, aku berteriak “ini untuk nilai metematikaku” sambil menghancurkan beberapa tumpukan batu ceper kotak. Aku merasa rilex apabila melakukan ini, aku kembali menghancurkan beberapa batu ceper yang lebih tebal, aku kaget sekali tiba-tiba seseorang datang menghampiriku sambil bertepuk tangan “Hebat sekali gadis manis” katanya, aku menghentikan gerakan taekwondoku, melihat ke arahnya melihat laki-laki paruh baya dengan pakaian serba hitam dan kacamata hitam, dibelakangnya berdiri berjajar sekitar tujuh orang pria tinggi besar dan kekar memakai jas hitam “apa kau yang bernama Cho Hyuna?” kata laki-laki paruh baya yang terlihat seperti pemimpin mereka “ya, aku Cho Hyuna, kau siapa? Ada perlu apa?” kataku.


   
           aku kaget sekali tiba-tiba mereka menyerangku. Menurutku mereka itu orang cemen yang berani mengkeroyok seorang perempuan, aku kalah beberapa jurus dari ketujuh orang itu, dan beberapa jurus lagi aku menangkan, padahal selama ini aku selalu menang, bahkan guru taekwondo akupun pernah aku kalahkan, tapi sekarang posisi aku mulai terpojok. Tiba-tiba pemimpin mereka menghentikan perkelahian ini  “sudah, cukup..” katanya, mereka menghentikan perkelahianya “kau hebat juga gadis kecil, tapi kau masih harus berlatih lagi bersama pelatih kami” katanya sambil tersenyum, lalu melangkah pergi meninggalkanku, masuk ke mobilnya meninggalkanku, aku berlari mengejarnya  “hei, tunggu.. kau siapa? Apa maumu?” mereka pergi begitu saja, mobil mereka menjauh dariku dan hilang dari pandangan.


Seoul, 25 Januari 2011
             Di sebuah ruang kerja di dalam rumah besar dengan dinding serba hitam seorang laki-laki berumur 45 tahun berdiri menghadap ke sebuah jendela dengan tirai hitam yang terbuka, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, dia bilang “Masuk” seorang laki-laki seumuran dengan pakaian serba hitam dan berkacamata hitam masuk kedalam ruangan ”Tuan, aku sudah melihat gadis itu, dan kami mencoba menyerangnya untuk melihat kemampuanya, dia lumayan juga, dia cukup kuat untuk ukuran gadis kecil, tapi kualitas serangan-serangannya masih dibawah standar kita, menurut saya apabila terus latihan dia akan jauh lebih kuat” katanya. Seseorang yang dipanggil tuan itu membalikan badannya dan berkata “baiklah, lakukan semua tugas yang aku perintahkan”.


Di sebuah rumah kecil di makpo
           “Aku pulang Umma…” kataku, hari sudah mulai sore, Rumah makan kami sudah tutup, aku masuk ke rumah melalui pintu samping rumah, Umma menyambutku “Yuna, ada apa dengan wajahmu?”Tanya Umma, aku binggung dengan perkataan umma, emang kenapa wajahku?” tanyaku “Ada sedikit memar diwajahmu” kata Umma. Aku berlari kearah cermin melihat pipiku yang berwarna kebiruan, “Oh ini, tadi aku latihan Taekwondo, aku mendapat lawan yang cukup berat” kataku, aku memutuskan untuk tidak menceritakan apa yang terjadi karena takut Umma khawatir. Aku langsung mandi dan masuk ke kamarku, lalu membaringkan tubuh di tempat tidur, pandanganku tertuju pada tas sekolah diatas meja belajarku, ada noda merah di beberapa bagian tas sekolahku, aku menghampirinya, memeriksa tas sekolahku, tas sekolahku basah oleh cairan berwarna merah begitu juga dengan buku-bukuku, apakah ini darah?, siapa yang melakukan ini? Apakah orang iseng? buru-buru aku menuju kamar mandi, mengunci pintu kamar mandi dan membersihkan tasku serta membuang buku-buku yang tidak dapat dipakai lagi, nanti aku fotocopi punya teman, aku tidak mau ibuku sampai tau.

   
            Aku berlari menuju sekolah, sudah tidak ada waktu lagi, aku bisa telat, akhirnya aku sampai, aku melewati gerbang sekolah, bel bebunyi pas ketika aku melewati gerbang, pintu gerbang ditutup. Aku melangkah memasuki kelas, suny yang duduk disebelahku melihat aku masuk kelas dan memasang tampang sedih “Yuna, seseorang menghancurkan kursimu” katanya, aku melangkah menuju bangku tempatku di ujung sebelah kanan, nomor tiga dari depan, aku melihat kursiku yang hancur terpotong-potong menjadi beberapa bagian “siapa yang melakukannya?” kataku pada suny “suny menggelengkan kepalnya, aku tidak tahu, aku datang pagi-pagi sekali untuk rapat osis, sebelum rapat aku ke kelas dulu, belum ada siapa-siapa tapi kursimu sudah hancur seperti itu” kata suny  “baiklah, tidak masalah, tinggal diganti” kataku. aku mengangat kayu-kayu bekas patahan kursi, memindahkannya ke gudang, dan mengangkat satu buah kursi dari gudang ke kelasku.

            Sejak penyerangan oleh sekelompok orang berbaju hitam itu aku mengalami hal-hal aneh, ini seperti terror, siapa yang melalakukan semuanya? selesai sekolah aku langsung pulang menuju rumah, rupanya ada tamu, aku melihat ada tiga mobil mewah diparkirkan, diluar mobil tersebut aku melihat beberapa orang berjas hitam, mengingatkanku pada orang-orang yang tiba-tiba menyerangku waktu aku sedang latihan taekwondo beberapa hari yang lalu, aku melihat rumah makan kami tutup dan umma sedang mengobrol dengan seorang pria tinggi berbaju serbah hitam. “Itu dia Yuna sudah datang” kata umma senang, “Yuna, ini ayah kandungmu kau masih ingat tidak? Kau terakhir kali bertemu dengannya waktu umurmu tujuh tahun” kata uma, aku menundukan badanku “anyongaseoo” kataku, “kau manis sekali yuna, mulai sekarang panggil aku Ayah, kamu tidak usah sungkan, aku ini ayah kandungmu” kata pria itu, lalu Umma berbicara “kau akan pindah ke Seoul dan tinggal bersama ayah kandungmu” kata umma. Apa? Aku kaget mendengarnya, tapi Umma, mengapa Umma mengusirku” kataku “Aku tidak mengusirmu sayang, jika kau tinggal dengan ayahmu kau akan lebih baik” kata Umma, tapi bagaimana dengan Umma? Umma tinggal disini sendiri?” “Sudah jangan pikirkan Umma, lagi pula Park Jun Wo tidak lama lagi akan melamarku,” kata Umma. aku sungguh terkejut dengan semua yang terjadi, ada sekumpulan orang berbaju hitam menyerangku, lalu ada terror, dan yang terakhir Ayah kandungku datang membawaku pergi untuk tinggal bersamanya, dan aku tidak dapat menolaknya lagi, akhirnya aku ikut ke seoul bersama ayahku.


            Aku duduk di sebuah mobil mewah bersama ayah kandungku, mobil ini sangat luas, di belakang supir hanya ada dua kursi mobil bersebelahan, satu kursi hanya untuk satu orang, yang satu diduduki ayahku dan kursi yang satu  lagi diduduki olehku, di depan kami ada sebuah meja. “Ayah..” aku memulai pembicaraan “ya?” kata ayahku “mengapa kau inggin aku tinggal bersamamu?” kataku “nanti kau akan tau semuanya, kau bukan orang biasa, kau akan menjadi pewaris” kata ayah, aku semakin binggung mendengarnya, tiba-tiba mobil kami berhenti “Ayah ada keperluan, jadi ayah turun disini, Orang Ayah akan mengantarkanmu ke Rumah, nanti kau akan tau semuanya“ kata ayahku sambil keluar dari mobil dan meninggalkanku sendiri, mobil yang aku tumpangi mulai berjalan.


           Mobil yang aku tumpangi berhenti di halaman rumah besar, pagar besi dibelakangku menutup sendiri, seseorang membuka pintu mobilku “Sudah sampai nona, selamat datang di tempat tinggal anda yang baru” aku keluar dari mobilku dan terperangah melihat rumah besar didepanku, waw... besar sekali, Beberapa pembantu dengan baju seragam hitam putih membawa barang barangku “nona, biar kami yang bawa” katanya, pria yang sangat ramah disampingku mempersilahkan aku jalan, segerombolan orang berbaju hitam lalu lalang dan mengingatkankanku pada segerombolan orang yang menyerangku, apa orang yang menyerangku itu ada hubunganya dengan ayah? Laki-laki ramah disampingku yang tampak seperti pengawalku berbicara pada segerombolan orang berbaju hitam tersebut “Perkenalkan ini nona Cho Hyuna calon pewaris, putri tuan Cho Jun Kyu” katanya, mereka menunduk memberi hormat padaku “Anyongaseo nona Cho Hyuna” aku terheran-heran, aku seperti tuan putri calon pewaris kerajaan, aku melangkah melewati Ruang tamu yang sangat besar, dekorasi rumah ini serba hitam dan memiliki kesan jahat. Menaiki tangga dan melewati lorong pendek, sampai kami berhenti di sebuah pintu kamar.


            Orang yang seperti pengawalku itu membukakan pintu untuku “silahkan nona, ini kamar anda” aku masuk kekamarku, beberapa pembantu yang membawa koperku ikut masuk untuk membereskan barang-barangku. Aku memandang ke sekeliling ruangan, kamar sebagus ini akan jadi kamarku? Sama seperti dekorasi diruangan lain, kamarku juga serba hitam, tirai hitam, bantal dan bed cover hitam dengan sedikit hiasan motif merah ati Serta perabotan seperti meja rias dan lemari hitam dengan ukiran yang memberi kesan jahat “baiklah nona, kami tinggal dulu, kamar mandi disebelah sini kami sudah siapkan air hangat, oya kenalkan namaku Lee Hyuk Jay, bila apa-apa anda bisa memanggil saya” katanya lalu pergi meninggalkanku sendirian dikamar dan menutup pintu kamar. Aku meloncat ke kasurku dan membaringkan tubuhku, wa.. lebih mpuk dari kasurku di makpo, tiba-tiba Hp di saku bajuku bergetar, aku melihat sms umma “yuna, kau sudah sampai? Apa kau baik-baik saja?” aku membalas smsnya “ya, aku baik-baik saja” pedanganku terhenti pada gantungan Hpku, ini pemberian Yesung Opa, sekarang aku ada di kota yang sama dengan Yesung Opa, apa aku dapat bertemu denganya? Aku kangen sekali.


           “Nona bangun, sudah siang” Seorang pembantu wanita membangunkanku, aku membuka mataku “ nona cepat bangun, saya sudah menyiapkan air untuk mandi dan baju untuk anda nona” katanya. Aku melompat bangun, mandi dan menggunakan pakaian yang telah disiapkan, pakaian yang aku kenakan adalah celana hitam, blazer hitam dengan kemeja putih didalam blezerku, aku duduk sendiri di ruang makan, para pembantu memberikan aku berbagai hidangan yang mewah, aku belum pernah makan seperti ini sebelumnya.


           Sekarang aku berada di sebuah ruangan yang tampak seperti ruang kerja ato ruang belajar, ada sebuah meja den kursi seperti ruang kerja direktur serta beberapa rak buku yang terisi penuh buku-buku, mereka bilang ini ruanganku, seseorang masuk keruanganku, aku sangat mengenal orang itu, dia pimpinan sekelompok orang berbaju hitam yang menyerangku beberapa hari yang lalu, aku langsung pasang kuda-kuda untuk menyerangnya, dia menghindari pukulanku, pukulanku mengenai tembok, aku kembali menyerangnya, tapi dia terus menghindari seranganku tanpa membalas. “nona, kumohon dengarkan dulu penjelasanku” katanya, akhirnya aku menghentikan seranganku “baiklah, jelaskan apa yang terjadi? Mengapa kau menyerangku dan mengapa kau ada disini? Apa hubunganmu dengan ayahku?” kataku “anda duduk dulu dan tenangkan pikiran anda nona” katanya, aku mengikuti saranya untuk duduk di kursi belakang meja kerja tersebut, sedangkan laki-laki itu duduk didepanku disebrang meja dan mulai bercerita “aku ditugasi ayah anda tuan Cho Jun Kyu untuk meihat kemampuan bela diri anda nona, anda adalah putri tuan yang akan menjadi pewaris, dan syarat utama menjadi pewaris adalah kekuatan dan bela diri, perkelalkan nama saya park jungso” katanya. “Sekarang tugas saya adalah melatih anda menjadi seorang pewaris yang tangguh” kata park jung so, “kenapa aku jadi pewaris?, bukannya aku nanyalah anak dari seorang istri ke dua yang terlah diceraikannya? Pagaimana dengan istri pertama ayah? Mengapa tidak anaknya yang jadi pewaris?” kataku “ny. Ensi baru saja meninggal dan dia tidak punya anak, ayahmu butuh seorang pewaris, oleh karena itu dia menjemputmu” kata park jungso, “lalu siap yang memasukan cairan merah ke tasku dan menghancurkan kursiku?” tanyaku, “cairan merah? Menghancurkan kursi? Kami tidak tau menau masalah itu”.


            Aku akan jadi pewaris ayah, meraka menyuruhku membaca buku-buku bagaimana menjadi pewaris, selain itu mereka juga menyuruhku latihan bela diri, tiap hari aku akan menjalani latihan bela diri, perusahaan ayah bukanlah perusahaan biasa, katanya 60% wilayah ini dikuasai grup keluarga Cho dan 40% dari kota ini dikuasai keluarga Kim, aku harus bisa mengalahkan Kim Jong il untuk menguasai 100% wilayah dan juga mengalahkan Kim Jong Won yang merupakan pewarisnya, “lalu bagaimana dengan sekolahku? Walau aku bodoh, tetap saja aku ingin lulus” “kau boleh sekolah, tapi kau harus menyembunyikan Identitasmu, disekolah tidak boleh ada yang tau kalau kau putra cho junkyu seorang pewaris, lagi pula 4 bulan lagi kau lulus” katanya

Sekarang dia meninggalkanku sendirian dan menyuruhku membaca buku-buku, nanti siang aku akan berlatih bela diri bersama pelatih mereka. Aku memandang berkeliling, aku harus baca buku yang mana dulu? Aku malas membaca dan tidak suka membaca. aku ingat pada Yesung Opa, aku ingin sekali bertemu dengannya, aku merindukannya, tapi aku sudah kehilangan jejaknya tiga tahun lalu, dia tidak memberikan no HP baru padaku. Sebuah laptop tergeletak di mejaku, aku menyalakan laptop dan conec internet, mengetikan kata www.cyword.com, mencari nama Yesung tapi tidak ada, lalu www.twitter.com, www. facebook.com, www.friendster.com, juga tidak ada nama Yesung. Bagaimana aku bisa bertemu Yesung Opa? Akhirnya aku membuka akun Yahoo messenger tanpa diduga Yesung Opa sedang OL “Opa apa kabar.. aku sekarang tinggal di seoul, aku merindukan Opa” kataku, “Yuna, aku juga merindukanmu, kapan-kapan kita bisa ketemu, ini no hpku” kata Yesung. Aku buru-buru mencatat no HP yesung “Maaf Yuna, aku sedang buru-buru, sampai ketemu nanti” dalam seketika nama Yesung di Yahoo messenger offline, aku sudah mencatat no Hp Yesung Opa di Hpku, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya.

            Setelah makan siang aku langsung menuju tempat latihan bela diri, mengganti pakaianku dan mengikat rambutku, seorang pria bertampang imut dan tingginya hanya beberapa senti meter lebih tinggi dariku sedang menungguku di ruang latihan, “Kenalkan aku Lee Sungmin.. aku adalah Guru beladirimu, pertama-tama aku ingin menguji seberapa besar kemampuanmu” katanya, tiba-tiba dia menyerangku, meninjuku, aku berhasil menangkis pukulan-pukulannya, aku menang beberapa jurus, tapi sebagian besar aku kalah, sepertinya kemampuanku masih aga dibawah dia, lalu dia menghentikan pertarungan “Baiklah, lumayan untuk ukuran anak SMA kau sudah sangat kuat, disini kau akan bertemu lawan yang lebih kuat dari pada guru bela dirimu di SMA di makpo, dan secara alamiah kekuatanmu juga akan bertambah, kau berbakat sama seperti ayahmu” kata sungmin, sungmin melatihku teknik-teknik beladiri yang lebih hebat dari pada guru kaekwondoku di Makpo, latihanku selama 2 jam.

            Hari sudah malam, sudah seharian aku ada di rumah ini, jadi ayahku membawaku kesini untuk jadi pewarisnya, aku ini anak tunggalnya, untuk menjadi pewaris harus mengutamakan kekuatan, sepertinya itu cocok untukku, aku tidak suka belajar, aku lebih suka berlatih bela diri, bakatku memang disini, sepertinya aku akan menjadi pewaris yang hebat. Aku membaringkan tubuhku di kasur, nyaman sekali.

            Samar-samar aku mendengar suara alunan piano, siapa yang bermain piano malam-malam begini? Ditempat seperti ini, dengan orang-orang seperti ini? Para penghuni rumah ini adalah orang yang keras bukan tipe orang yang suka bermain piano. Aku beranjak dari tempat tidurku berjalan mencari sumber suara, suasana rumah sepi, aku melewati lorong dan mendengar suara orang sedang rapat, mungkin mereka sedang membicarakan perusahaan atau Organisasi ayah, aku berjalan melewati ruangan luas dengan guci-guci dan ukiran-ukiran, suara piano itu terdengar semakin jelas, aku melewati sebuah lorong pendek, suara piano itu sudah sangat jelas sekarang, harusnya disekitar sini, itu dia aku menemukan pintu yang sedikit terbuka. Aku melangkah mendekati pintu itu dan mengintip kedalam ruangan, aneh sekali berbeda dengan ruangan lain di rumah ini yang serba hitam dan merah tua, ruangan itu serba putih jauh dari kesan kejam atau jahat, ditengah-tengah ruangan terdapat sebuah piano besar dengan seorang pria seumuranku sedang bermain piano, siapa dia? Apa dia pembantu atau bawahan ayahku?” mana mungkin seorang bawahan dapat mendekor sendiri ruangan sesuai keinginanya dan mendapatkan ruangan yang lebih besar dari pada aku? Aku berniat menyapanya, sebaiknya aku kenalan saja dengan dia, belum juga aku melangkahkan kakiku, aku melihat park jungsu orang yang seperti pengawalku itu masuk dari pintu lain berjalan menuju laki-laki yang sedang bermain piano itu, aku memutuskan tetap mengintip dan tidak keluar dari tempat persembunyianku, sekarang park jungsu bediri disamping pemuda itu “Tuan muda Kyuhyun, mengapa anda ada disini, anda tidak boleh berada di rumah ini tuan” kata park jungsu “memangnya kenapa kalau aku disini?” kata pemuda itu “anda harus pergi dari sini” Park jungsu memegang tangan kyuhyun menariknya secara paksa dan keluar dari ruangan menuju pintu belakang.

            Aku kembali kekamarku dan membaringkan tubuhku diatas tempat tidur dan mulai berfikir, siapa orang yang dipanggil tuan muda kyuhyun itu? Mengapa dia datang kesini dan diusir begitu saja, Orang-orang bilang kalau aku adalah satu-satunya keturunan dan satu-satunya orang yang berhak menjadi pewaris, mungkin dia bukan siapa-siapa dan dia tidak berhak ada di rumah ini, dia bukan orang penting. Tapi kalau dia bukan orang penting kenapa dia harus dipanggil tuan muda? Pikiranku beralih kepada Kim Jong il dan Kim Jongwon, seberapa kuatkah mereka, dapatkah aku mengalahkan mereka?, lalu siapa orang telah menerorku waktu di makpo? Apakah ada hubungannya dengan Kim Jong il? Tapi Park Jungsu bilang aku belum diperkenalkan pada orang-orang sebagai bagian keluarga ini ataupun sebagai pewaris, tapi mungkin saja Kim Jong il sudah tau dari awal mengenai posisiku ini. Sudahlah tidak usah memikirkan yang berat-berat, aku lebih enjoy memikirkan Yesung Opa, aku sangat merindukanya, aku mengeluarkan Hpku mengetik sms “Yesung Opa, kau sedang apa? Selamat tidur Opa” seketika dia membalas SMSku “Aku sedang memikirkanmu Yuna, aku merindukanmu”.

TBC




Artikel Terkait

1 komentar: