#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Senin, 21 Maret 2011

(FF) A vs B Part 6

By : Yessis

      “Yuri-ah....”teriak michi memeluk yuri yang baru pulang dari kampus,
“kamu kenapa menangis?” tanya yuri yang melihat mata michi bercucuran air mata,
“apa karena surat-surat teror itu?” tanya yuri, michi mengangguk,
“selain itu yesung oppa salah paham antara aku dan kyuhyun. Hanya kamu yang percaya aku.” Jelas michi,
“tenanglah. Bukankah kamu sudah meminta kyuhyun untuk menjelaskan masalahnya?” tanya yuri,
“sudah. Tapi dia tidak mau menjelaskan masalahnya.” Jawab michi,
“kenapa?” tanya yuri heran, michi menggeleng, tidak mungkin dia menjelaskan alasan kyuhyun pada yuri.
“apa sebaiknya kamu yang bicara dengan kyuhyun?” pinta michi,
“entahlah, aku tidak yakin. Sepertinnya dia masih marah padaku.” Jawab yuri.
“Bagaimana jika kita berdua yang menemuinya. Aku pikir dia akan luluh jika aku memintanya ketika ada kamu disana.” usul michi,
”Baiklah.” Jawab yuri,
“terimakasih yuri-ah...” michi memeluk yuri.
      “kenapa ramai sekali?” tanya yuri,
“entahlah.” jawab michi. Mereka sudah berdiri di depan bangunan SME untuk bertemu dengan kyuhyun.
“sepertinya ada jumpa fans.”tebak michi,
“sepertinya akan sulit untuk masuk. Aku telpon kyuhyun bekali-kali pun tidak diangkat.” kata yuri, ”bagaimana jika kamu telpon yesung oppa saja.” usul michi, yuri membuka telponnya dkemudian menekan nomor yesung,
”Hallo.”,
”Kami ingin bertemu dengan kyuhyun...ya...ya...baiklah.” yuri menelponnya,
”yesung meminta kita menunggu disini, nanti akan ada orang yang mengantakan tanda pengenal agar kita bisa masuk dengan mudah.” jelas yuri.
Tiba-tiba ada berteriak, ”Hei, itu michi pacar kyuhyun.”, michi dan yuri dikerumi oleh para fans dan wartawan.
Yuri dan michi terjepit, secara perlahan michi dan yuri terpisah, yuri dapat keluar dalam kerumunan sedang michi masih terjebak didalam kerumunan.
Tiba-tiba Kyuhyun masuk kedalam kerumunan, ia tarik tangan michi lalu membawanya masuk kedalam gedung SME. Yuri hanya memandangnya dari kejauhan. Kyuhyun membawa michi ke tempat parkir,
”hentikan.” teriak michi, kyuhyun melihat michi yang marah,
”kenapa?” tanya kyuhyun,
”jika terus seperti ini, kita akan menyakiti yuri.” jelas michi, kyuhyun terdiam nampak berpikir.
”kita urus nanti, lebih baik kamu pergi dulu.” kata kyuhyun kemudian menarik kembali tangan michi tapi kali ini kyuhyun kesulitan menarik michi.
”Aaawh...hentikan, tanganku sakit.” teriak michi, ternyata yesung memegang tangan michi, kyuhyun semakin keras menarik michi begitupun yesung,
”Apa yang kau inginkan?” tanya kyuhyun,
”jangan mempermainkan orang lain. Aku tahu siapa yang kau suka. Hentikan permainan ini.” kata yesung dingin,
”aku tak memepertmainkan siapapun.” teriak kyuhyun semakin menarik michi, michi berteriak kesakitan,
”kyuhyun, lepaskan aku, kamu menyakiti tanganku.”, akhirnya kyuhyun melepaskan tangan michi. Kemudian yesung menarik michi ke mobilnya dan pergi.
Kyuhyun terus berdiri ditempat parkir dari kejauhan terdengar suara sepatu mendekatinya, kyuhyun melihat kearah orang yang bejalan tersebut, dia melihat seorang peempuan dengan berjalan sedikit terpincang-pincang mendekatinya, dia adalah yuri. Kyuhyun melihat yuri memakai sepatu yang dipakainya.
Sekarang mereka saling berhadapan, yuri menampar kyuhyun dengan keras,
”sudah cukup sikap kekanak-kanakanmu.” kata yuri dengan nada dingin, dia membuka sepatunya lalu pergi. Kyuhyun tak dapat berkata apa-apa, dia terlalu kaget dengan kejadian yang menimpanya.
            ”Berhenti...”teriak michi, yesung mengerem mobilnya secara mendadak, kemudian michi keluar,
”mau kemana?” tanya yesung, yesung mengejar michi,
”ada apa sebenarnya? Aku akan mengantarkanmu pulang.” yesung menarik tangan michi lagi, tapi michi menolak.
”Kenapa kamu menolongku?” tanya michi,
”aku hanya tidak ingin kamu tersakiti. Kamu tahu kan kyuhyun itu hanya menyukai yuri jadi jangan bermimpi bisa mendapatkan hati kyuhyun.”jelas yesung.
Plak....michi menampar yesung, ”Jangan pernah memperdulikanku lagi.” kata michi
kemudian menghentikan taksi dan pergi, kenapa kamu peduli padaku? Itu akan lebih menyakitiku ketika aku tahu kamu tidak menyukaiku batin michi. Yesung mengusap pipinya,  baru pertama kali dia ditampar, hatinya terasa sakit bukan karena tamparannya tapi karena kebencian orang yang menampar padanya.
Kyuhyun terduduk di ruang tengah dorm, beberapa saat kemudian yesung datang, ”kyuhyun...”panggilnya, lalu kyuhyun berdiri,
”Hyung....” kata kyuhyun. Kemudian mereka saling bepelukan. Seisi dorm merasa aneh dengan kelakuan mereka,
”ada apa dengan mereka?” tanya sungmin,
”entahlah.” jawab ryeowook tidak mereka,
”mungkin mereka sudah gila.”celetuk shindong yang keluar dai dapur.
”aku tak mengerti isi hati perempuan.” kata kyuhyun,
”kamu benar. Mereka terlalu sulit untuk dipahami. Bukankah aku sudah menolongnya tapi kenapa dia marah padaku.” kata yesung.
”apa kita bertanya pada anak suju yang lain saja?”usul kyuhyun,
”entahlah. Dari sikap dan wajahnya saja mereka tidak meyakinkan dapat menyelesaikan masalah kita.” kata yesung,
”Haaah.” mereka menghela nafas berbarengan. Kemudian merebahkan tubuhnya dilantai, masing-masing masuk kedalam dunia pikirannya. Anak-anak suju yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka.
Kyuhyun menunggu yuri keluar dari kampusnya, dia tidak berani untuk masuk kembali kedalam kampus, dia khawatir kejadian yang lalu terulang lagi. Yuri keluar dari kampus, ketika melihat kyuhyun dia berhenti kemudian berjalan lagi melewati kyuhyun seolah tak mengenalnya,
”aku antar pulang.” kata kyuhyun tapi yuri tidak menghiraukannya, dia terus berjalan ke halte bus, kyuhyun mengejarnya dan meninggalkan mobilnya dikampus. Kyuhyun berdiri dibelakang yuri. Bus datang yuri masuk kedalamnya, kyuhyun mengikutinya. Kyuhyun tidak terbiasa naik bus apalagi dia harus berdiri berdesak-desakan dengan yang lain beruntung tidak ada yang mengenalnya. Kakinya mulai terasa pegal dan kesemutan tapi masih belum ada juga bangku yang kosong, selain itu keringatnya meluncur deras dari pelipisnya karena kegerahan tapi yuri masih tak merasa kasihan melihatnya.
Yuri turun dari bus dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki kyuhyun tetap mengikutinya dari belakang. Mereka bejalan kaki cukup lama, kyuhyun merasakan kakinya mulai sulit di gerakan, dia sudah terlalu kelelahan. Yuri masuk sebuah swalayan kemudian membeli banyak barang,
”biar aku yang bawa.” kata kyuhyun mengambil kedua kantong belanjaan yuri yang cukup berat, yuri membiarkan kyuhyun mengambilnya kemudian melanjutkan perjalanannya dengan tetap berjalan kaki.
Yesung terus bolak balik di depan restoran tempat michi bekerja,
”masuk...tidak...masuk....tidak...masuk...tidak...” berulang kali yesung berpikir apakah dia akan menemui michi atau tidak,
”sedang apa aku disini.” batinnya, yesung berdiri di depan restoran tempat michi bekerja,  akhirnya ia putuskan untuk pergi. Yesung memilih pulang dengan berjalan kaki dibanding naik mobilnya. Ketika yesung membalikkan badannya ia melihat seseorang yang sangat ingin ia temui. Michi berdiri tak bergerak melihat yesung berada dihadapannya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan kemudian ia memilih berpura-pura tak mengenal yesung, ia berjalan melewati yesung.
”Tunggu.....” kata yesung menghentikan langkah michi,
”Aku ingin bicara.” lanjutnya,
”tak ada yang perlu kita bicarakan.”jawab michi datar,
”ada, ada yang harus kita bicarakan....”kata yesung,
”kita bahkan tak punya hubungan apa-apa. Teman bukan, saudara juga bukan...jadi kita tidak punya hal yang harus dibicarakan.”lanjut michi dingin.
Michi melangkahkan kakinya untuk pergi, yesung memegang tangannya,
”aku sungguh-sungguh ingin bicara.” kata yesung,
Tiba-tiba wajahnya terlihat pucat dan berkeringat,
”lepaskan.” teriak michi membuka paksa genggaman yesung, yesung menundukkan kepalanya kemudian berlutut,
”kamu kenapa?” tanya michi khawatir dengan perubahan yesung, yesung hanya terdiam, tangannya memegang erat perutnya dan tubuhnya terjatuh ke jalan.
 ”oppa...kamu kenapa? Oppa bangunlah...”teriak michi.
Yesung membuka matanya perlahan, ”kamu sudah sadar. Syukurlah.”kata michi yang sedari tadi menunggu yesung siuman,
”aku kenapa?” tanya yesung merasa bingung,
”kamu tadi pingsan kata dokter oppa sakit radang usus. oppa tidak teratur makan ya?” tanya michi,
”aku makan jika sempat, terkadang jika sangat sibuk, aku jadi malas makan.” jelas yesung,
”Ishh...sesibuk apapun oppa harus makan. Ingat, kesehatan lebih mahal dari apapun juga...” kata michi menasehati yesung,
”iya oemma..” canda yesung, michi hanya cemberut dipanggil oemma oleh yesung,
”baiklah, sekarang oppa makan ya.” michi membawakan semangkuk bubur, yesung kemudian berdiri,
”mau kemana? Oppa belum sehat sama sekali.” kata michi khawatir, wajah yesung masih terlihat pucat,
”aku tidak suka bubur. Aku makan makanan lain.” kata yesung kemudian pergi keluar kamar rumah sakit, michi mengejarnya.
”apa kamu sudah memberi tahu orang lain aku ada disini?” tanya yesung,
”belum. Kenapa?” tanya michi heran,
”bagus. Ayo cari tempat makan yang enak.” ajak yesung, michi sudah lupa dengan kemarahannya pada yesung.
 ”di mana kita kan makan? Sudah cukup lama kita berjalan. Apa oppa tidak pusing berjalan cukup lama, oppa kan masih sakit.” kata michi, kakinya sudah terasa pegal,
”aku ingin makan kimchi.”kata yesung singkat,
”tadi kita sudah banyak melewati warung yang menjual kimchi.” protes michi, ia kesal harus berjalan jauh seperti ini,
”ada satu restoran yang menjual kimchi istimewa, aku ingin makan kimchi disana.” kata yesung tak menghiraukan michi yang sudah kelelahan,
”itu dia. Ayo masuk.” teriak yesung girang. Michi melihat sebuah warung yang sangat sederhana, orang-oang yang makan disana hampir semuanya orang tua, kenapa yesung menyukai tempat sesuram ini pikir michi.
”oppa sakit radang usus. Tidak boleh makan makanan yang pedas.” kata michi, tapi yesung tetap memaksa memesan kimchi, saat kimchi sudah dihidangkan, michi merebut semua kimchi yang dipesan yesung, ia makan semuanya dengan lahap, yesung bengong melihat michi memakan semua kimchi yang dihidangkan,
”aaaaaaaa....pedas...”teriak michi kepedasabn, sebenarnya dia tidak menyukai makanan pedas, ia mengambil segelas air untuk menghilangkan rasa pedannya,
”kamu suka kimchi?” tanya yesung,
”aku sudah bilang. Oppa tidak boleh makan makanan pedas.” kata michi masih tetap kepedasan,
”pak, satu lagi kimchinya.” teriak yesung,
”hah? Oppa ingin membunuhku. Aku sudah tidak kuat memakannya.” protes michi,
”kita lihat siapa yang akan bertahan dan siapa yang akan kalah.” kata yesung sambil tersenyum. Seorang pelayan mengantarkan sepiring penuh kimchi, michi kembali memakannya, ia sedikit ragu untuk memakannya lagi, tapi ia paksakan untuk memakannya, setelah beberapa suap yesung berkata,
”sudah cukup. Aku kalah, aku tidak akan makan kimchi jadi tolong hentikan.” yesung merasa kasihan melihat michi yang sudah sangat kepedasan,
”syukurlah.” ucap michi lega.
”sudah selesai? Ayo cepat bayar.” perintah michi, yesung mengambil dompet disakunya,
”aku lupa tidak membawa uang cast, kamu bayar dulu ya.”pinta yesung,
”apa? Uangku sudah habis untuk membayar biaya dokter.” kata michi,
”jadi kita harus bagaimana?” tanya michi,
”pak tolong kesini.” teriak yesung,
”apa kita bisa membayar dengan ini.” kata yesung menyodorkan kartu kreditnya pada bapak setengah baya dihadapannya,
”anak kurang ajar, apa kalian ingin mempemainkaku.” teriak bapak tua, dia telihat sangat marah,
”maaf pak tapi saat ini kami tidak membawa uang tunai.”kata michi memelas,
”kami bisa meminta teman kami untuk datang membawakan kami uang tunai jika bapak mau.” kata yesung,
”tidak usah, aku tahu penipu seperti kalian yang hanya ingin makan gratis. Ikut aku.” kata bapak tua memegang kerah baju yesung, michi mengikutinya dari belakang.
”apa bapak ingin mencuci piring-piring ini?” tanya michi yang melihat setumpukan piring kotor,
“siapa yang suruh kalian mencuci piring. Ikut aku.” bapak tua tersebut membuka pintu belakang sambil terus memegang kerah baju yesung tapi yesung diam saja tidak melawan. Mereka sampai disebuah rumah tua,
”kalian harus membersihkan kandang sapi itu dan membelah kayu-kayu itu.” tunjuk bapak tua kesebuah kandang sapi dan setumpukan kayu bakar yang siap di belah,
”cepat kerjakan.” perintah bapak tua sangar,
”kau bersihkan kandang sapi dan aku membelah kayu.” kata yesung,
”tidak mau. Disana bau sekali.” protes michi sambil menutup hidungnya,
”aku saja yang membelah kayu.” kata michi kemudian mengambil kampak, yesung menuju kandang sapi kemudian memebersihkannya, awalnya meamang tercium sangat bau tapi lama-kelamaan yesung terbiasa kemudian membersihkan kandang sapi tersebut dengan cepat. Sementara yesung sudah menyelesaikan pekerjaannya, michi masih berkutat dengan kampak dan balok kayu, dia sama sekali tidak tahu caranya memegang kampak dan mmbelah kayu, dari kejauhan yesung mentertawakaannya, michi kesal ditertawakan seperti itu, di tetap berusaha untuk membelah kayu. Yesung menghampirinya,
”sini.” kata yesung mengambil kampak dari tangan michi, ia bersiap-siap membelah kayu, kampaknya ia pukulkan pada kayu tapi pukulannya meleset,
”hahaha...kamu pikir membelah kayu itu mudah.” sekarang michi yang mentertwakan yesung, yesung tidak terima harga dirinya jatuh hanya gara-gara tidak bisa membelah kayu, ia coba membelah untuk yang kedua kalinya tapi tetap tidak berhasil.
Bapak tua datang lagi melihat pekerjaan yesung dan michi, ia ambil kampak kemudian memperlihatkan cara membelah kayu yang benar, yesung mencobanya lagi dan kali ini yesung berhasil;
”yee...berhasil.” teriak michi, yesung menjatuhkan kampaknya, michi yang tadinya sangat kegirangan berubah khawatir,
”oppa tidak apa-apa?” tanya michi, wajah yesung kembali terlihat pucat,
”tidak apa-apa, mungkin aku terlalu lelah.”

TBC

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar