Perhimpunan
Pelajar Indonesia di Jerman, bersama dengan PPI Berlin, dan Nahdlatul Ulama
Cabang Istimewa Jerman, menolak kedatangan Komisi 1 DPR-RI yang datang ke
Jerman. Betapa mirisnya melihat para anggota DPR-RI yang ‘terhormat’ datang ke
jerman berbondong-bondong bersama keluarganya untuk membahas sesuatu yang
urgensinya tidak terlalu penting.
3.1 milyar dikeluarkan untuk membayar biaya keberangkatan mereka padahal
hasil yang dikeluarkan oleh rapat dijerman tersebut tidak sebanding. Padahal di
Indonesia masih banyak rakyat yang kelaparan, apalagi isu BBM akan dinaikan
masih ada yang tentu akan semakin melilit rakyat. Kalaupun mereka tidak bisa
membantu rakyat setidaknya tidak menghabiskan uang anggaran Negara.
Dalam
pernyataan penolakanya, PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU menuntut tiga hal, yaitu
transparansi, laporan, dan pengertian dari para wakil rakyat, yang mana dalam
pernyataan mereka dijabarkan sebagai berikut:
1. Transparansi dari setiap anggota DPR RI mengenai agenda kunjungan ke luar negeri beserta biaya yang akan dikeluarkan. Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat 1 bulan sebelum keberangkatan.
1. Transparansi dari setiap anggota DPR RI mengenai agenda kunjungan ke luar negeri beserta biaya yang akan dikeluarkan. Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat 1 bulan sebelum keberangkatan.
2. Melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada rakyat melalui website DPR RI dan media massa.
3. Pengertian Ibu Bapak wakil rakyat untuk tidak menghamburkan uang rakyat dengan terbang ribuan kilometer untuk Rapat Dengar Pendapat dengan KBRI dan KJRI. Hal ini bisa dilakukan lewat tele-konferens, atau ketika pejabat-pejabat KBRI dan KJRI berada di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar