#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Selasa, 27 Maret 2012

Yessis ComeBack



Akhirnya bisa melihat blogku tercinta, terasa sepi ya ga ada update-updatean terbaru tentang yekyu maupun tentang yessiskyura, aku kangeeeeeeeeeen banget sama blog ini dan kalian semua. Yups, aku bisa posting lagi setelah sekian lama menghilang, bertapa,,,,bertapa di rumah sakit…hehhehe… tadi mau vakum seminggu buat ngerjain tugas, eh, siapa sangka jadi vakum hampir 3 minggu karena sakit. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh.

Aku ingin cerita pengalamanku selama vakum dari blog. Ceritanya pada sore hari ketika dikantor aku sudah merasakan sedikit demam dan pusing. Setelah jam kerja selesai aku langsung menujun kosan
untuk istirahat. Dikosan aku semakin merasa demam, bahkan ketika mengambil air wudhu saja badan terasa menggigil. Semakin malam badan semakin panas, mual, dan pusing. Dikamar aku mengompres diri sendiri untuk menurunkan suhu badan. Subhanallah malam itu benar-benar malam yang panjang untukku. Aku menelpon mama untuk menjemputku dari kosan. Esok harinya aku dijemput mama lalu pergi ke dokter, katanya sih hanya demam biasa dan hanya diberi obat untuk menghilangkan panas, pusing, dan mual. Akhirnya aku putuskan untuk istirahat dirumah.

Sudah dua hari berlalu, aku tidak merasakan perubahan yang lebih baik, aku tetap merasa panas, mual dan pusing. Pada hari sabtu rencananya mama ada kegiatan tapi pagi-pagi ditelpon oleh adik yang ternyata sakit juga, sama sepertiku adik (perempuan) demam tinggi, akhirnya mama memutuskan untuk tidak jadi pergi dan mengantarku dan adik ke puskesmas. Di puskesmas, aku dan adik di cek darah dan ternyata kami berdua positif thypus, tapi aku sedikit berbeda karena trombositku turun padahal adikku terlihat lemah dariku, tapi aku sakit thypus dan demam berdarah, kami berdua harus dirawat dirumah sakit (puskesmas). Ini pertama kalinya aku sakit thypus dan demam berdarah. Dan ini pertama kalinya aku dirawat di rumah sakit. Di rumah sakit kami sering disalah kenal, katanya kami seperti kembar karena kami kakak beradik jadi perawat sering salah menyebut nama kami, bahkan adikku disangka yang lebih tua, padahal kami berbeda 6 tahun…hahha….senangnya disangka lebih muda. ^^

Setelah 4 hari berlalu adikku sembuh lebih awal karena memang dia hanya sakit thypus, sedangkan aku harus bertahan di rumah sakit karena trombositku terus turun. Pertama kali di cek trombositku sekitar 120rb sedangkan trombosit normal adalah 150rb. Sore hari trombositku menjadi 112rb. Hari kedua trombositku turun drastis menjadi 50rb, agar trombosit naik aku harus banyak minum dan makan tapi karena aku juga sakit thypus jadi aku tidak bisa makan buah-buahan, sungguh menderita pada saat itu. Aku terus diberi minum minuman dari biji angkak, air  biji angkak merupakan obat yang bagus untuk menaikan trombosit tapi sayang rasanya pahit dan bau. Mama merebus biji angkak hingga benar-benar kental. Ketika minum pertama kali aku masih bisa meminumnya, ketika minum kedua kali aku masih kuat meminumnya, tapi untuk yang ketiga kali aku sudah tidak tahan dengan baunya, aku merasakan mual dan memuntahkan semua air angkak yang aku minum. Karena trauma aku tidak mau meminum air biji angkak lagi. Hari ketiga, trombositku kembali turun lagi menjadi 41rb, lalu pembantuku dirumah juga masuk rumah sakit setelah dicek dia juga terkena demam berdarah tapi trombositnya lebih rendah dariku sekitar 20rban, karena trombosit yang sangat rendah pembantuku itu harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan harus ditransfusi darah. Mama yang sedang merawatku terpaksa meninggalkanku untuk membantu pembantuku itu, mama pergi membeli darah yang dibutuhkan oleh pembantuku di PMI. Hari keempat trombositku tetap 41 rb, sebagai pengganti biji angkak aku banyak minum pocari sweet, sari kurma plus madu, dan air mineral. Ketika dokter memeriksaku, aku bertanya apakah aku boleh memakan buah, lalu dokter menjawab “boleh, makan aja yang banyak, tidak ada pantangan.” Mungkin karena aku tidak ada maag jadi aku boleh makan buah. Aku disarankan makan jus jambu merah dan air kelapa hijau. Aku terus banyak makan dan minum, sari kurma, habbatusauda, jus jambu, air kelapa, pocari sweet dan sedikit air biji angkak. Akhirnya trombositku naik menjadi 71rb pada hari kelima. Aku masih belum boleh pulang kerumah karena dikhawatirkan trombositnya turun lagi. Pada hari ke enam trombositku naik menjadi 98rb, pada hari itu aku diperbolehkan untuk pulang, Alhamdulillah ga di infuse lagi.

Setelah sembuh aku tidak langsung masuk kerja, rencananya aku akan istirahat selama 3 hari untuk memulihkan tenaga. Aku dirumah bersama mama dan ponakanku yang masih berumur 1.5 tahun, sedangkan kakak dan kakak ipar sibuk bekerja sementara itu adikku sudah masuk kuliah lagi. Selama 2 hari itu aku bermain dengan ponakan dan pada hari kedua ponakan sudah terasa panas suhu tubuhnya, tapi meskipun panas dia masih terlihat segar bugar. Ketika sore hari mama masih menggendong ponakanku yang terus menangis karena panas, sementara itu ummi dan abinya belum juga pulang kerja. Aku sibuk dengan laptopku dan adikku entah sedang apa. Tiba-tiba mama berteriak-teriak, aku kaget dan langsung menghampirinya. Aku kaget, shock sekaligus takut melihat ponakanku sudah tak bergerak dan warna kulitnya biru kuning, aku pegang kakinya yang kaku terasa dingin, aku khawatir dia sudah tidak ada, mama terus menangis dan berteriak memintaku dan adikku mengambil kompresan. Tanpa berpikir apapun aku mengambil kain apapun dari tempat pakaian yang sudah disetrika lalu aku basahi dengan air, aku berikan kain basah pada adik dan adik memberikannya pada mama. Pada saat itu sebenarnya kakiku sudah bergetar tapi aku berusaha kuat, mama terus menangis memangku ponakan yang sudah tidak bergerak. Aku berlari keluar, pada saat itu kampung masih sepi karena magrib, aku tanpa berpikir apapun berteriak minta tolong karena belum ada yang keluar juga aku masuk lagi kedalam rumah, beberapa detik kemudian orang-orang berbondong-bondong masuk kedalam rumah. Aku meminta orang yang datang untuk memanggil bidan, dokter, angkot untuk pergi kerumah sakit dan lainnya. Ibu-ibu mengerubungi mama yang masih menangis, semenit kemudian ponakanku sadarkan diri dan mulai menangis. Alhamdulillah, aku kira tidak bisa melihatnya lagi. Tadinya aku mau menggendong ponakan untuk dibawa kerumah sakit, tapi mama tidak mau melepaskannya selain itu ponakanku terus menangis dan tidak mau digendong oleh siapapun. Akhirnya ponakanku dibawa dirumah sakit sedang aku dan adik tinggal dirumah karena kami baru pulih dari sakit jadi kami tidak boleh kecapaian. Semalaman aku tidak bisa tidur karena ingat kejadian magrib tadi dan juga khawatir dengan keadaan ponakanku. Ponakanku dirujuk ke rumah sakit besar

Dirumah hanya ada aku dan adikku, kami berdua tinggal dirumah. Setelah 3 hari masih belum diketahui ponakanku sebenarnya sakit apa, panasnya masih turun naik. Rencananya hari senin aku akan kembali bekerja dan adikku kuliah, aku dan adik sarapan pagi bersama tanpa sengaja adikku melihat kakinya sendiri yang penuh dengan bintik-bintik merah, aku ingat ketika aku sakit demam berdarah kakiku juga bintik-bintik seperti itu. Adikku tidak mau ke puskesmas katanya dia baik-baik saja dan tidak merasa demam tapi aku memaksanya untuk cek darah karena aku khawatir itu demam berdarah. Ketika di cek darah benar saja trombosit adik turun menjadi 75rb, setengahnya dari normal. Akhirnya adik dirawat di puskesmas. Pada saat itu aku tidak memberitahu mama karena aku takut mama khawatir. Lalu aku beli makanan dan minuman untuk adikku, tapi siapa sangka mama menelponku dan akhirnya aku memberitahu mama bahwa adik sakit demam berdarah. Karena ponakanku perlu perhatian yang ekstra jadi mama, kakak, dan kakak ipar menjaga ponakan, sementara itu aku menjaga adikku dipuskesmas. Mama setiap hari datang tapi tidak sampai menginap, pada hari kedua trombosit adikku turun menjadi 56rb dan pada malam harinya adikku mulai gelisah, kulitnya terasa gatal katanya, dia menangis ingin pulang, aku sebenarnya bingung, tiba-tiba adikku mimisan (keluar darah dari hidung), aku memanggil perawat dan perawat bilang adikku harus di bawa kerumah sakit besar karena dikhawatirkan mimisannya diakibatkan pendarahan. Aku mulai panik dan menelpon paman untuk menjemput kami. Paman datang dengan istrinya dan dua paman lainnya. Lalu kami membawa adikku kerumah sakit tempat ponakanku dirawat agar berdekatan sehingga lebih mudah merawatnya. Adik sudah terlihat lemah dan pucat padahal sebelum-sebelumnya dia terlihat segar bugar seperti bukan orang sakit, di jalan aku terus mengeceknya khawatir pingsan.

Sampai dirumah sakit tempat ponakanku berada ternyata tidak ada kamar kosong, lalu kami ke rumah sakit lain yang dekat dengan rumah sakit sebelumnya dan ternyata rumah sakit itu pun juga penuh. Di rumah sakit ketiga kami bersyukur karena ada kamar kosong. Akhirnya adikku dan ponakan dirawat dirumah sakit yang berbeda. Mama merawat adik dan aku pulang kerumah, karena dikhawatirkan keadaanku ngedrop lagi karena capek. Kini dirumah aku hanya sendiri, rumah terasa sepi dan dingin karena hanya ada aku sendiri. Pamanku menawarkan untuk menginap dirumahnya tapi aku tetap ingin tinggal dirumah, aku tidak ingin rumah semakin dingin karena ditinggalkan pemiliknya. Aku ingin menangis karena kejadian yang menimpa keluargaku tapi aku  berusaha untuk tidak menangis dan terus berdo’a semoga aku dan keluargaku kuat menghadapi cobaan ini, aku juga berdo’a agar mamaku kuat dan selalu sehat karena orang yang paling lelah adalah mama sudah hampir sebulan mama merawat kami yang silih berganti masuk rumah sakit.

Aku ingin menangis karena kejadian yang menimpa keluargaku tapi aku  berusaha untuk tidak menangis dan terus berdo’a semoga aku dan keluargaku kuat menghadapi cobaan ini, aku juga berdo’a agar mamaku kuat dan selalu sehat karena orang yang paling lelah adalah mama sudah hampir sebulan mama merawat kami yang silih berganti masuk rumah sakit.

Pada akhirnya dapat diketahui ponakanku ternyata juga sakit thypus dan demam berdarah, tapi trombositnya dapat cepat naik. Setelah 3 hari dirumah sakit besar adikku bisa pulang kerumah sementara ponakanku masih dirumah sakit karena panasnya yang masih naik turun, dokter mengindikasikan ada penyakit lain sehingga ponakanku harus di rongten, setelah hasil keluar ternyata ponakanku ada sakit paru-paru. Subhanallah, cobaan belum juga selesai. Hingga aku berangkat kerja, ponakanku masih dirawat dirumah sakit padahal biaya perawatan terus membengkak, aku berharap dia bisa cepat sembuh dan pulang kerumah. Amin.

Begitulah ceritaku selama ini menghilang dari peredaran. Banyak hal yang terjadi yang bisa membuat kita semakin kuat dan semakin dewasa. Minta do’anya ya semua supaya ponakanku bisa cepat sembuh.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar