keesokan harinya
Minggu, 27 Februari 2011
LOVE IS POWER (Part 2) Yesung Kyuhyun Fanfiction
LOVE IS POWER (Part 2)
By: Mr_kyura
Hari pertamaku di internasional Hight School, Aku masuk ke gerbang sekolahan dan melangkah menuju ruang guru untuk pengisian beberapa formulir dan pengarahan dari wali kelasku, aku tidak tau dimana ruang guru, aku melihat segerombolan wanita dan menanyakan letak ruang guru “Selamat pagi, saya mau tanya ruang guru dimana ya?” mereka saling berpandangan, lalu cekikikan “kau anak baru ya? Baiklah kami akan mengantarmu” kata salah satu dari mereka sambil tertawa-tawa bersama beberapa temannya, salah satu dari mereka menggandeng tanganku, mereka akan mengantarku ke ruang guru, kami berjalan melewati lapangan sepak bola menuju gedung barat, sekarang aku berada di lorong pendek yang sepi, bangunan ini letaknya terpisah jauh dari bangunan lain, dan terletak dihalaman belakang sekolah, aku mulai curiga, mengapa ruang guru letaknya seperti ini? Kami berhenti di salah satu pintu, salah seorang dari mereka menyuruhku masuk “ ini ruang guruya” dengan rasa penuh curiga dan penasaran aku melangkah masuk, baru satu langkah dari pintu tiba-tiba pintu dibelakang badanku tertutup.
Aku memandang sekeliling ruangan, ruangan ini agak gelap dan pengap, aku bisa melihat ramat-ramat, kecoa dan tikus, sepertinya aku dikerjai, aku berusaha membuka pintu keluar tapi tidak bisa, aku terkunci sendirian ditempat mengerikan ini, sial,, aku dikerjai, terpaksa aku harus merusak pintu ini dengan mendobraknya, dengan sekuat tenaga aku mendorong pintu itu dengan badanku tapi gagal, lalu aku melakukan percobaan kedua, aku berhasil, pintu gudang ini terjatuh keluar, engsel pintu dan kunci pintu terlepas dari bingkai pintu, aku dapat menghirup udara segar dan berjalan keluar, setengah berlari aku meninggalkan bangunan tua itu, melewati halaman belakang, lapangan bola, aku melihat segerombolan anak perempuan yang telah mengerjaiku tadi, mereka Nampak kaget melihatku “bagaimana mungkin..” tanpa pikir panjang aku menonjok perempuan itu, yang lain tampak histeris dan setengah berteriak “tidak mungkin dia lolos secepat itu.. korban kita sebelumnya menengis-nangis sampai di bukakan penjaga sekolah” yang lain ikut berbicara “lihat dia bawa tas” “ya, korban kita sebeumnya meninggalkan HP di tasnya dikelas, mungkin dia menelepon dan minta tolong, tapi bagai mana bisa secepat itu?” kata yang lain, mereka mengeumuniku dan seperti akan mengkeroyoku, dengan mudah aku menepis tangan mereka, salah satu dari mereka terjatuh duduk ke lantai rumput yang basah, aku menarik kerah baju salah satu dari mereka “hey, jangan macam-macam terhadapku” kataku mengancam, mereka kaget dan keakutan berlari meninggalkanku, aku menanyakan ruang guru kepada seorang cleaning service, akhirnya aku menemukan sebuah pintu bertuliskan “ruang guru” aku masuk kedalamnya, wali kelasku bernama Kim Hechul sorang pria kurus berumur sekitar 29 tahun dia sedang duduk dikusinya menungguku “mengapa kau terlambat yuna? Aku menyuruhmu datang setengah jam sebelum masuk, sedangkan ini sudah jam 6.57 bel segera berbunyi” maaf pa, tadi ada orang yang mngerjaiku” kataku, guru kim menatapku dengan tatapan tajam, “baiklah, aku yakin perempuan sekuat kamu dapat mengatasi hal kecil seperti itu” kata kim hechul, kim hechul adalah kenalan ayahku, dia satu-satunya orang yang tau statusku sebagai anak mafia pewaris tunggal posisi ayahku.
Ketika masuk kelas aku diperkenalkan di depan kelas sebagaimana layaknya anak baru, ternyata segerombolan cwe yang telah mengerjaiku tadi pagi sekelas denganku menyebalkan, sekolah disini tidak begitu berbeda dengan di makpo, seperti biasa aku selalu mengantuk di kelas, menungu-nunggu bel istirahat, melamun hingga bel yang ditunggu-tunggu itu akhirnya berbunyi.
Sejak di makpo tempat favorit aku adalah atap gedung sekolah, setelah makan siang aku langsung menaiki tangga hingga keatap gedung, dari atas sini aku bisa melihat kesibukan kota seoul, melihat awan yang agak mendung, dengan suasana yang sepi. Samar-samar aku mendengar teriakan seorang perempuan, dan juga ada suara orang tertawa, suara itu makin lama-makin jelas, aku berjalan ke arah selatan atap gedung, sepertinya dibalik tembok ruangan lift, aku berjalan menuju suara itu, sekarang aku bsa melihat segerombolan cewe menyebalkan itu sedang beraksi mengerjai seseorang “berani sekali kau tidak memberikan kami contekan” kata salah satu dari mereka, jumlah mereka 5 orang, mereka sedang mengelilingi seorang perempuan menunduk dan menangis, salah seorang memegang pundaknya dan mendorongnya dengan kasar, mereka seperti sedang main keroyokan. Tentu saja ini tidak bisa dibiarkan, aku langsung saja mendekati mereka “hei, apa yang kalian lakukan? Bisanya Cuma main kerorokan?” aku memegang tangan seorang cewe yang telah berlaku kasar tersebut, lalu mendorongnya dengan kasar dan melepaskannya hingga dia terjauh duduk diatas lantai didepanku, aku berbalik menghadap empat orag yang lainnya “kalian berani denganku?” kataku, mereka lalu saling pandang dan kabur begitu saja meninggalkanku, kini yang tinggal hanya aku dan seorang gadis yang tingginya sekitar 5 cm lebih pendek dariku, tampangnya imut, ramrutnya agak panjang, dengan lembut aku melingkarkan tanganku ke pundaknya “sudahlah jangan menangis, aku akan memberi pelajaran pada mereka dan mereka tidak akan mengganggumu lagi, apa kau sudah lapor pada guru?” kataku, lalu dia mengusap matanya sambil berbicara “aku sudah bilang pada guru, guru sudah menghukumnya, tapi mereka tidak berubah malah semakin parah, dia bilang aku ini pengadu, lagi pula mereka sudah biasa terkena hukuman karena membolos dan ketauan membawa roko, jadi semuanya percuma” katanya sambil menunduk dan menahan tangis “siapa namamu?” kataku “aku sunny” jawabnya “namaku yuna, baiklah mulai sekarang kita berteman, aku murid baru dan belum punya teman, aku senang kau jadi teman pertamaku” kataku, sunny mengangkat wajahnya tersenyum padaku “baiklah yuna, aku juga senang punya teman baru” katanya.
Sudah satu minggu aku tinggal di Seoul, Pulang sekolah aku buru-buru berlari menuju mobil mewahku pemberian ayah, aku langsung masuk ke pintu tengah mobil dengan tergesa-gesa, lalu menyruh sopir unuk membawaku ke taman kota, aku akan bertemu yesung opa, kami telah berjanji akan bertemu di taman, akhirnya sampai juga, aku menyuruh sopirku pulang “sudah kau pulang saja, kau tidak usah menjemputku, dan jangan menggangguku “tapi nona, kalau ayah nona menanyakanmu aku jawab apa? Aku ditugaskan untuk tidak mennggalkanmu nona” katanya “kau ini menyebalkan, bilang saja aku ada janji dengan teman, pergi sana” kataku mengusirnya “maaf nona, saya tidak akan pergi” katanya, aku benar-benar kesal “dengar, aku mau kencan, aku ini remaja normal, kau mau mengganggu kencanku ha? Atau aku harus menggunakan kekerasan untuk mengusirmu? Ayah bilang aku adalah orang terkuat, jangan sampai kau cedera hanya karena hal sepele” kataku, akhirnya dia pergi juga, aku duduk di salah satu bangku di bawah pohon sakura. Lima menit kemudian seseorang yang aku nanti-nanti datang, seseorang cowok berambut hitam dengan kepala yang sedikit aga besar, dengan celana jeans hitamg dan jaket hitam, Yesung yang sekarang tampak lebih tegap dan dari pada dulu, aku tidak percaya dapat bertemu dengannya lagi, dia berdiri dihadapanku “Yuna.. aku sangat merindukanmu” katanya “Opa, aku tidak percaya dapat bertemu denganmu lagi” kataku, kami duduk berdampingan disebuah taman sakura didepan sebuah kolam air mancur yang indah, suasana musim semi sangat menyenangkan apalagi disampingku ada orang yang sangat aku cintai, kami saling bercerita, tapi aku harus hati-hati tidak boleh menceritakan statusku sebagai putri mafia “ibuku ingin aku mendapatkan pendidikan yang lebih baik, aku tinggal bersama ayahku” kataku, yesung menatapku dengan penuh curiga “ayah? Kau punya ayah?” katanya “tentu saja, mana mungkin ibuku melahirkanku tanpa seorang laki-laki, kau kan tau kalau orang tuaku bercerai, ayahku merasa bersalah meninggalkanku dan ingin merawatku” kataku, “aku ingin kerumah ayahmu, perkenalkan aku dengan ayahmu” kata yesung, aku aga sedikit panic “ayahku sangat sibuk, sulit sekali bertemu ayahku, nanti aku akan menceritakanmu pada ayah” kataku berusaha menutupi kepanikan. “bagaimana denganmu opa?” kataku, yesung menjawab pertanyaanku “aku hamper sama denganmu, awalnya aku tinggal di makpo karena neneku yang menginginkan aku tinggal disana, supaya terhindar dari pergaulan bebas kota besar, tapi ayahku ingin aku kembali kesini agar dapat kuliah ditempat yang bagus” katanya, “jadi opa tinggal bersama ayah opa juga? Perkenalkan aku dengan ayahmu” kataku, “ayahku sama seperti ayahmu yuna, dia sangat sibuk” kata yesung
tidak terasa kami sudah mengobrol selama satu jam “yuna, apa kau lapar?” kata yesung, “ya aku lapar opa, ayo kita makan” kataku, yesung opa berdiri dari tempat duduk tiba tiba sebuah kertas melayang keluar dari dalam saku jaketnya dan terjatuh, aku mengambil kertas tersebut, sebuah foto, dalam foto tersebut aku melihat yesung opa bersama seorang cowo yang sepertinya aku pernah melihat dia, di foto tersebut mereka berdua sedang mengangkat senuah tropi, “opa fotomu terjatuh” kataku, Sambil menyerahkannya pada yesung “oh ya trims” kata yesung mengambil foto tersebut, sekarang kami berjalan menuju rumah makan ditemani deretan pohon sakura dipinggir jalan, aku mualai membuka pembicaraan “opa, ceritakan mengenai foto itu, siapa cwo disamping opa di dalam foto itu, apa kalian sedang memenangkan sebuah perlombaan?” kataku penuh tanda Tanya “oh, ini sahabat dekatku satu kampus, dia lebih muda dua tahun dariku tapi kita sering satu kelas karena dia pintar, sedangkan aku sangat sibuk dan tidak hanya focus pada kuliah, kami berdua punya grup band aku sebagai vokalis utama, dia sebagai vokalis kedua, kadang-kadang dia merangkap sebagai keyboardis, kami baru saja memenangkan festifal band antar fakutas di universitas kami” kata Yesung, “opa bilang opa punya kesibukan lain selain kuliah?” kataku, “oh, ya aku menyanyi, aku tidak hanya pnya grup band di kampus, tapi aku juga menyanyi di beberapa cafĂ© dan hotel seperti dulu, aku senang menyanyi dan menikmatinya” katanya, aku mengangguk tapi aku merasakan sesuatu firasat, tp entahlah itu hanya peresaanku yang tidak menentu, “opa, siapa nama teman opa itu? Aku seperti tidak asing dengan wajahnya, aku seperti pernah meihatnya” kataku penasaran, “namanya kyuhyun” kata yesung, kyuhyun? Aku ingat sekarang, aku pernah melihatnya di rumahku “opa, kyuhyun tinggal dimana?”kataku, lalu yesung menjawab “dia tinggal di daerah distrik seoul, disebuah rumah minimalis dengan beberapa orang pembantu, ibunya baru meninggal beberapa bulan yang lalu sedangkan ayahnya di amerika untuk bisnis” kata yesung, aku coba menebak-nebak, dia punya hubungan apa dengan keluargaku “hey yuna, kau jangan melamun, jangan-jangan kau melamunkan kyuhyun, mengapa ka terus bertanya tentang kyuhyun? Apa kau mengenalnya? Jangan membuatku cemburu yuna” kata yesung “oh, tidak, aku hanya merasa pernah melihatnya, tapi aku tidak mengenalnya, sudahlah itu tidak penting, lagi pula aku hanya mecintai opa seorang” kataku, akhirnya kami Sampai disebuah rumah makan dengan pemandangan yang indah dengan lilin-lilin yang membuat suasana menjadi lebih romantis.Setelah kencan usai aku bejalan beberapa meter dari restran, mencari tempat sepi dan menyuruh supirku datang kesini, lalu aku pulang kerumah ayahku
keesokan harinya
keesokan harinya
aku duduk di depan sebuah meja panjang, ayahku ada disebrang meja dengan beberapa orang berbaju hitam dan berbadan tegap duduk mengelilingi sebuah meja, “bagaimana yuna, kau sudah dapat mengerti mengenai bisnis keluarga kita?” kata ayah bertanya padaku “ya, aku mengerti dan kita harus hati-hati terhadap keluarga kim karena ingin merebut wilayah kita” kataku, lalu seseorang berbicara “sekarang kim jong won sudah resmi menjadi pewaris dan dia sedang melakukan strategi untuk mengambil wilayah kita, kami berhasil mendapatkan info bahwa kim jong won akan melakukan transaksi dan menjalin kerja sama dengan mafia amerika” katanya “kita harus tau siapa mafia amerika tersebut, lalu membatakan kerja sama mereka” kata salah seorang lagi, sekarang ayah yang berbicarakku “yuna, perkembanganmu sangat pesat, kau sangat kuat sekarang, walau kau seorang wanita, bahkan kau lebih kuat dariku” “ya ayah terima kasih” kataku, “meurutku kau dapat melaksanakan tugas pertamamu sekarang, kau dapat memata-matai transaksi yang akan mereka jalankan hari jumat nanti dan mencari tau identitas mafia amerika tersebut, supaya kita dapat menghubungi mafia amerika itu untuk keudian menawarkan kerjasama jang jauh lebih baik dari pada dengan keliarga kim” kata ayah, “ya ayah, aku siap melakukannya” kataku.
Arlojiku menunjukan pukul 22.00, aku berada didalam sebuah mobil bersama beberapa orang berbaju hitam yang sekarang sudah menjadi bawahanku, aku akan memata-matai kegiatan keluarga kim, kami menutup wajah kami dengan penutup wajah “baiklah, kalian sudah siap?” kataku pada anak buahku “siap” Mereka menjawab dengan kompak, kami turun dari mobil dan mengendap-endap, kamu berada di sebuah aula besar yang diperkirakan akan menjadi tempat kesepakatan antara lawan-lawan kami, aku bersembunyi dibalik lemari besar bersama seorang anak buahku sedangkan, seorang anakbuahku berjaga jaga di depan gedung, dan seorang lagi di dalam mobil. Setelah sepuluh menit menunggu akihirnya dating juga segerombolan orang berbaju hitam, dengan masker kulit berwarna hitam, jumlah mereka sekitar tujuh orang, “tuan muda kim jong won, mereka hamper sampai” kata seseorang dari mereka, orang yang dibilang kim jongwon mengangguk “baiklah, semoga mereka mau menjalin kerja sama dengan kita” katanya. Aku dapat melihat mereka dari celah kecil dibalik lemari, tiba-tiba salah seorang dari mereka berjalan mendekatiku, gawat dia jalan kearahku semakin dekat dan semakin dekat, aku menarik napasku dalam-dalam, kita bisak ketauan, orang itu sudah dihadapanku dan berteriak “ada penyusup..” aku kaget sekali langsung saja aku keluar deri tempat persembunyian dan mulai bertarung, aku mengeluarkan jurus jurusku, sekarang aku menendang perut orang tersebut, dia membalasnya tapi berhasi aku tangkis, kedua anak buahku yang berjaga diluar datang membantuku tapi tetap tidak seimbang 4 lawan 7, sekarang aku bertarung lawan kim jongwon, dia mengenakan jaket hitam dan masker kulit hitam, aku menendang dan memukul, kekuatan kami seimbang, tapi tiba-tiba jongwon berhenti memukul dan aku berhasil menendang dadanya, dia terjatuh kelantai, aku berlari keluar ruangan, ketiga anak buahku mengikutiku lari menuju mobil dan langsung tancap gas. Tiba-tiba hpku berdering tertera yesung memanggil dihpku, aku mengangkatnya “halo, opa..” kataku “yuna kau sedang apa?” tanyanya “opa, aku sedang belajar” kataku “tapi aku mendengar suara mobil, kau berbohong padaku, kau sedang di mobil kan?” kata yesung “ya opa, aku baru saja mengunjungi saudaraku, sekarang aku diperjalanan pulang ke rumah dan aku belajar di dalam mobil” kataku berusaha berbohong sebisa mungkin, “bisakah kita bertemu?” kata yesung “tentu saja, aku senang bertemu denganmu” kataku. Kami berjanji akan bertemu lima hari lagi, karena kami punya kesibukan masing-masing, yesung opa mengakhiri pembicaraannya dengan mengatakan selamat malam. Aku memandang HPku ada yang hilang, gantungan HP berbentuk tangga nada pemberian yesung opa saat perpisahan di mokpo beberapa tahun yang lalu seperinya terjatuh. Aku sedih sekali, padahal selama ini aku selalu menjaga benda itu.
Aku berjalan menuju kelasku, akhirnya sampai juga, di dalam kelas ada segerombolan geng jesica, ada suny, sun ye, yorin, dan beberapa anak cwo, aku langsung mendekati mejaku di barisan paling kanan, dikursiku aku melihat sebuah kotak berwarna pink dengan pita merah bertuliskan untuk yuna, wah apa ini? Apa ini hadiah kejutan dari yesung opa? Aku senang sekali melihat bingkisan hadiah itu dn langsung membukanya, seketika aku terkejut ketika membukanya ada sebuah boneka dan pisau yang menancap pada boneka tersebut, sunny mendekatiku “apa itu yuna?“ katanya terlihat kaget “paling hanya orang iseng, sudah lah jangan dipikirkan” kataku lalu menuju tempat sampah dan embuangnya “mungkin geng jesuca yang melakukannya” kata sunny, “tdak, dia tidak akan berani lagi padaku, aku sudah meberinya pelajaran” kataku, aku sudah mengalami terror ini sejak di makpo, aku berfikir bahwa orang yang melakukan terror ini sama jadi tidak mungkin jesica, bel berbunyi kami belajar sastra korea dilanjutkan dengan pelajaran matematika, kim hechul guru bahasa inggris menerangkan didepan dan seperti biasa, aku selalu mengantuk “hey, kau yuna, kau mengantuk kan? Tolong bawakan aku spidol hitam di ruang guru” katanya mengagetkanku, aku langsung bangkit berjalan keruang kelas, aku menyusuri lorong, lalu berbelok kearah lapangan besket, ruang guru ada di sebrang lapangan basket, “yuna awas..” tiba-tiba seseorang mendorongku hingga terjatuh, begitu juga dengan orang yang mendorongku itu terjatuh diatasku, diiringi dengan suara “prak” dan sebuah pot besar dengan tanaman jatuh tepat dilantai tadi aku berdiri, untung lah ada yang mendorongku, kami berdua bangkit “jesica, kau mau apa? Dan sedang apa disini?” kataku, “aku dari toilet dan melihat bayangan diatasmu langsung saja aku mendorongmu” katanya lalu melangkah pergi meninggalkanku, jesica yang menyebalkan, tiba-tiba menolongku, apakah ini aneh?, hari ini aku mendapatkan dua teror sekaligus.
Hari ini adalah hari rabu, dua hari lagi hari jumat, aku selalu menunggu-nunggu hari itu, karena aku akan berteu dengan seseorag yang sangat aku cintai, aku masuk ke kelas dengan rasa bahagia, aku melihat sunny sedang tersenyum sendiri sambil membuka sebuah kartu “hey sunny, kau sedang apa? Mengapa kau tersenyum sendiri?” kataku “yuna, lihat tabunganku sudah lumayan banyak” katanya, memang kau menabung untuk apa? “aku ingin memberikan hadiah untuk seseorang yang aku cintai” katanya, “jadi kamu punya pacar? Mengapa kau tidak pernah cerita?” kataku “tidak, dia belum menerima cintaku, besok adalah hari ulang tahunnya, maukah kau mengantarku membelikan hadiah untuknya?” kata sunny sambil tersenyum “ya tentu saja” kataku.
Jam sudah menunjukan pukul 3.00 kami berada di sebuah toko besar yang khusus menjual alat musik “sunny, kau yakin toko yag dituju tidak salah? Disinai mahal semua” kataku heran “ya, tidak masalah, aku sudah menabung selama satu tahun dan bekerja part time, aku ingin mebrikanya sebuah piano” katanya meyakinkanku, benar-benar gila untuk apa memberi hadiah mahal pada seseorang yeng belum tentu menerima kita, disini aku bisa melihat berbagai macam piano, mulai yang paling besar sampai yang paling kecil dengan bentuk yang berbeda-beda tiap jenis atau bentuk punya nama sendiri, ada grand piano, VCR, Elekton, aurus dan banyak lagi, semuanya merupakan produk Yamaha, sunny membungkuk melihat harga sebuah piano besar yang dipajang di etalase “waw, mahal sekali, aku ingin memberikannya grand piano tapi uangku tidak mungkin cukup” katanya, kau beli yang murah saja” kataku sambil menunjuk sebuah keyboard kecil “tidak, aku ingin membeli yang special, baiklah aku akan beli clasinova saja” kata sunny “apa itu clasinova?” kataku yang merasa asing dengan kata itu “clasinova adalah piano buatan Yamaha yang lebih kecil dan bentuknya lebih simple dari pada grand piano” kata sunny menghentikan langkahnya, dan menunjuk sebuah piano cantik bertulitskan clasinova dengang tulisan Yamaha dibagian lain, aku membungkuk dan melihat harganya “wah, mahal sekali, memang lebih murah dari pada grand piano, tapi ini mahal juga. Aku sudah berusaha melarangnya tapi sunny bersikeras membeli piano mahal itu, sunny membayar dan memberikan sebuah alamat “pastikan piano itu sampai ke tepat yang aku tuju” kata sunny pada seorang pelayan, lalu sunny menepelkan sebuah kartu berwarna pink pada piano tesebut.
Akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu sampai juga, aku akan bertemu dengan yesung opa, seperti biasa aku mengusir pengawalku lalu duduk di salah satu bangku di taman tempat aku dan yesung opa biasa bertemu. Sudah satu jam aku menunggu yesung opa tidak datang juga, hpnya tidak aktif, dua jam, tiga jam aku duduk menunggu tapi dia tidak datang, langit semakin gelap, hujan pun turun, kini bajuku basah kuyup tapi yesung opa tidak datang, aku menunduk dan putus asa, mengapa dia setega itu? Tiba-tiba seseorang berdiri didepanku dan menyodorkan payungnya, meskipun tidak saling kenal aku merasa tidak asing lagi dengan orang itu, seorang pria tinggi kurus berkulit putih “kasian sekali kau, yesung tidak akan datang” katanya tampak prihatin “kenalkan aku kyuhyun, aku sangat tidak tega melihat seorang perempuan menunggu dan kehujanan seperti itu, jahat sekali seorang laki-laki yang mengingkari janjinya dan membiarkan pacarnya menunggu dan kedinginan” katanya dia menyodorkan payungnya dan menuntunku, aku yang merasa depresi menurut saja kerena aku merasa bingung dan merasa kenal dengan laki-laki itu, dia menuntunku yang basah kuyup menuju mobilnya lalu memberikan sebuah handuk.
Aku sampai disebuah rumah besar bergaya minimalis, tapi tentu saja tidak sebesar rumah ayahku, halaman rumah ini sangat luas, aku masuk kedalam rumah, rumah ini terlihat sangat normal, tidak sepeti rumah ayah yang bergaya mafia, aku sampai di lorong-lorongkecil dan terperanjat kaget melihat sebuah clasinova dengan kartu wana pink menempel dekat dengan tulisan clasinova, aku hendak berbicara tapi kyuhyun menyuruhku masuk kesebuah kamar, ria menunjukan kamar mandi, lalu memberiku sebuah pakaian kaos lengan panjang dan celana panjang berwarba coklat. Aku keluar dari kamar mandi mengenakan pakaian yang iya berikan, aku duduk di sebuah ranjang, dan mulai berfikir, mengapa aku mau saja dibawa pergi oleh orang yang tidak kukenal?, siapa orang itu dan mengapa tiba-tiba membawaku kerumahnya? Apa karena dia teman yesung opa? Apa yesung opa yang menyruhnyamembawaku? Lalu apa hubungan kyuhyun dengan keluargaku? Mengapa aku melihatnya dirumahku?” dan sunny, ternyata laki-laki yang selama ini dia cintai adalah kyuhyun.
TBC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
yah, bentar banget....
BalasHapusgeuleuh dating yuna yesung...
tulisannya banyak yang salah...