Minggu, 13 Februari 2011
(FF) Three man story part 5 End
part 1 2 3 4
By : Yessis
Cast : Alcheon, kibum, donghae, kim jong woon, kyuhyun
Kibum merupakan seorang dosen yang sangat killer, dia tidak akan segan-segan menghukum mahasiswanya yang melakukan perbuatan curang, salah satu mahasiswa terbaiknya adalah minsu dan kyu, mereka merupakan pasangan dikampus. Suatu hari kibum mendapatkaan informasi bahwa minsu mencuri penelitian orang lain, kibum dengan tegas mengeluarkan minsu dari kampus. Minsu yang tak tahan dengan tekanan hidupnya mengakhiri hidupnya dengan membunuh dirinya. Kematian minsu membuat kyu sangat
membenci kibum dan ia memutuskan keluar dari kampus dan menghilang.Kibum dan kyu saling berpandangan mengingat masa-masa pada saat mereka masih bersama. ”sudah lama tak bertemu?” kyu berjalan kearah kibum. Sedang kibum hanya terdiam ditempatnya berdiri. “Bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai?” lanjut kyu, kibum bergeming, “Jangan sentuh orang-orangku.” Kata kibum, kyu tersenyum sinis, “selamanya kau tak akan hidup bahagia setelah apa yang kau lakukan pada Minsu-ah.” Kyu memperlihatkan kemarahannya setelah menyebutkan nama Minsu, kibum sedikit kaget mendengarnya, selama ini dia tak bisa menghilangkan rasa bersalahnya pada minsu. “jika kau ingin balas dendam karena minsu maka lakukanlah tapi hanya padaku jangan lakukan pada orang lain.” Lanjut kibum, wajahnya memucat keringat dingin keluar dan tangannya gemetar, “Kenapa? Kau takut?” kyu semakin mendekati kibum dan berbisik padanya, “Tenang saja semuanya akan menjadi tontonan yang menarik.” Kyu tersenyum kemudian pergi meninggalkan kibum. Kibum diam tak bergerak sama sekali. Kibum segera sadar dan berlari kearah rumahnya. Ia telpon alcheon berkali-kali tapi tak diangkat, begitupun dengan donghae hpnya tak aktif, kibum semakin kencang berlari, aku tak akan membiarkan kalian terluka gumamnya. Kibum mengingat masa lalunya bersama kyu dan minsu, ”maafkan aku minsu-ah, aku terlambat menyelamatkanmu.” gumamnya, meskipun kibum mengeluarkan minsu karena semua bukti mengarahkan bahwa minsu berlaku curang tapi kibum tak percaya, setelah minsu keluar dari kampus, kibum terus mencari kenyataan yang sebenarnya, hingga pada suatu malam dia menemukan kebenarannya bahwa minsu tidak berbuat curang, tapi dia terlambat, minsu sudah mengakhiri hidupnya, kibum sangat membenci dirinya sendiri karena tak dapat melindungi mahasiswinya sendiri.
Pintu rumah terbuka, kibum berusaha tak memikirkan kemungkinan yang buruk. Ia lihat seisi rumah hancur berantakan, kibum belari kekamar, kedapur kesemua isi rumah tapi tak juga menemukan mereka, ”kakak....donghae....” teriak kibum berkali-kali, ”Kakak...donghae...” suaanya semakin melemah karena putus asa, ”ada apa ini?” seseorang membalas panggilannya, kibum melihat asal suara, dia adalah donghae yang baru saja datang dari luar, ”apa yang terjadi? Ada apa dengan rumah kita?” tanya donghae heran, kibum memegang kedua bahu donghae, ”kau tak apa-apa?” tanya kibum, ”kau kenapa? Tentu saja aku tak apa-apa.” jawab donghae. ”syukurlah.” kibum merasa lega sekarang. Tiba-tiba dia teringat sesuatu, ”Chip.....chip itu ada dimana?” tanya kibum, ”chip?” donghae belum mengerti pertanyaan kibum, ”chip yang aku berikan pada kakak” kibum coba menjelaskan, ”ah, chip. Chip yang kak alcheon pegang.” dongahae mulai mengerti, ”ya, dimana chip itu.’ Tanya kibum, ”aku tidak tahu.” Jawab donghae polos. Telpon kibum berbunyi, kibum mengangkatnya, ”hallo, ada apa pak kyung?”, ”apa? Junha diculik?”
”Hentikan mobilnya.” Perintah jong woon, alcheon segera mnghentikan mobilnya. Kini mereka berada disebuah perbukitan, dihadapan mereka terhampar pohon-pohon teh berwarna hijau membuat siapapun yang melihatnya merasakan ketenangan. Jong woon keluar dari mobilnya diikuti oleh alcheon. Jong woon berdiri melihat kebun teh dan alcheon berdiri dibelakangnya. ”Sejak kecil aku dididik secara keras oleh ayahku dan hingga saat ini hidupku berada dibawah bayang-bayang ayahku.” jong woon memecah kesunyian diantara mereka berdua, alcheon mendengarkan tanpa menyela sedikitpun. ”tapi sebenarnya aku beruntung, kau tahu kenapa?” tanya jong woon, ”karena aku memiliki ibu yang lembut.” lanjut jong woon tanpa meminta jawaban dari alcheon, ”yang mengajarkanku kasih sayang dan kelembutan, jika tak ada dia mungkin aku akan seperti ayahku yang diktator.” jong woon berhenti sejenak, ”Sejak kecil aku tak ingin seperti ayah, aku lebih suka bermain musik bersama dengan temanku kim minju (kakak junha) kami belajar bemain biola. Minju mendapatkan dukungan dari keluarganya untuk bermain musik sedangkan aku harus belajar musik secara diam-diam karena takut ketahuan ayahku.” lanjutnya, ”aku iri pada temanku minju kaena ia dapat bemain musik sesukanya. Oleh karena itu aku berusaha keras agar dapat lebih baik darinya. Hingga suatu hari aku dapat menciptakan seebuah lagu yang ku beri judul putri salju. Lagu itu aku buat untuk junha adik dari minju tapi....” jong woon diam sejenak mengingat masa lalunya bersama minju, ”sahabat yang sangat kupercaya mengambil hasil jerih payahku selama ini. Aku sangat kecewa dan kuputuskan untuk berhenti untuk bermain musik.” jong woon membalikkan badannya, ”Saat ini cita-citaku bukanlah musik, tapi rakyatku. Rakyatku lebih berharga dari apapun. Aku ingin mengubah sistem kediktatoran di negri ini agar rakyatku dapat hidup bahagia.” mata jong woon terlihat bersemangat, ”kenapa anda mau menceritakan hidup anda pada saya?” tanya alcheon, jong woon tersenyum, ”sedikit banyak aku tahu tentang kalian, dan apa yang kalian cari.”, ”maksud anda?” tanya alcheon, ”sebagai pengganti ayahku, aku memiliki cita-cita sendiri untuk rakyatku. Organisasi terlarang...” alcheon terlihat kaget jong woon menyebutkan nama organisasi terlarang, ” organisasi terlarang merupakan oraganisasi yang menginginkan kedamaian di muka bumi ini tidak terjadi. Karena mereka adalah penjual senjata oleh karena itu mereka tak ingin bumi ini damai maka senjata mereka tidak akan ada yang beli. Seperti korea selatan dan korea utara, belum ada kesepakatan damai diantara kami.”, Duarr, sebuah peluru mengarah ke alcheon tapi dengan gesit alcheon dapat menghindarinya, suara peluru mulai terdengar keberbagai arah, jong woon dan alcheon berlindung pada mobil mereka yang anti peluru, kemudian mereka masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya sehingga terjadi kejar mengejar antar mobil alcheon dengan mobil orang-orang yang menembak mereka. Alcheon melajukan mobilnya semakin kencang padahal mereka berada diperbukitan, tiga mobil berusaha mengejarnya, mobil pertama berhasil menyamai jarak mereka, lalu menyenggol mobil alcheon. Alcheon kehilangan keseimbangan sehingga mobilnya jatuh kejurang.
”siapa yang membawa junha?” tanya donghae pada pak kyung, dia terlihat sangat khawatir, ”saya tak tahu siapa mereka, mereka berpakaian seperti orang biasa hanya saja ada yang aneh.” Pak kyung berpikir untuk mengingat sesuatu, kibum dan donghae diam tak mengganggu berharap Pak kyung mengingat sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk oleh mereka, ”ah, ya, aku ingat, mereka semua memakai pin berbentuk naga melilit buah persik. Bentuk yang pertama kali aku lihat.” kata pak kyung, kibum dan donghae saling berpandangan seperti mengetahui sesuatu.
Alcheon membuka paksa pintu mobil, darah mengucur dari keningnya, tangan kanannya terasa sakit seperti ada tulang yang patah, ia cari jong woon tapi ia tak ada di tempat duduknya, ”Kim jong woon...jong woon..” panggil alcheon berkali-kali, dari semak-semak seperti ada sesuatu yang bergerak, alcheon berlari melihatnya, ternyata benar dugaannya, jong woon terlempar dari mobil, ”jong woon, apa kau baik-baik saja?” tanya alcheon, jong woon masih setengah sadar, secara perlahan ia sadar dari pingsan, pipi banyak tergores, ”kau bisa berdiri?” tanya alcheon memastikan keadaan jong woon, jong woon berusaha berdiri dibantu oleh alcheon, ”sepertinya tulang kakiku ada yang retak.” jong woon terlihat menahan sakit. ”aku bantu berjalan.” alcheon merangkulkan lengan jong woon pada pundaknya. Mereka berjalan tertatih-tatih, ”siapa mereka?” tanya jong woon, ”entahlah.” jawab alcheon, ”kita harus segera keluar dari hutan ini sebelum malam datang, ”kau benar.” jong woon berusaha mmpercepat langkahnya.berkat keahlian alcheon membaca hutan, mereka dapat keluar dari hutan dengan cepat, ”kita harus hati-hati. Aku khawatir mereka masih mencari kita.” kata jong woon, alcheon mengangguk, jong woon meraba saku jasnya ”sial, hpku tak ada, mungkin masih ada dalam mobil, bagaimana dengan milikmu?” tanya jong woon, alcheon menunjukkan hpnya yang rusak dan tak bisa terpakai.
Beruntung alcheon menguasai medan sehingga mereka dapat keluar dari hutan dengan mudah. Sekarang mereka berada dipinggir jalan berharap ada mobil yang lewat, alcheon membiarkan alcheon duduk untuk beristirahat, ”aku akan mencari sesuatu untuk kita makan.”, jongwoon mengangguk. Alcheon memetik beberapa buah kelapa lalu pergi ketempat jongwoon menunggunya, dari kejauhan terdengar suara orang berkelahi, alcheon berlari kearah sumber suara, benar dugaannya, penjahat yang mengejarnya sedang mengeroyok jong woon, alcheon segera membantu jong woon yang terlihat mulai kehabisan tenaga.beberapa orang sudah tumbang ditangan alacheon kini tertinggal dua orang yang cukup kuat diantara mereka, jongwoon melawan orang yang perawakannya hampir sama sepertinya tapi gerakannnya sangat lincah dan energik, orang tersebut terus mengarahkan tendangannya ke kaki jong woon yang sedang terluka, jong woon terus menghindarinya tapi pada batas tertentu dia tidak mungkin untuk terus menghindar, jong woon mengabaikan rasa sakit pada kakinya kemudian menyerang dengan pukulan yang sangat telak dirahang si penjahat hingga ia tumbang tak sadarkan diri. Alcheon berhadapan dengan penjahat yang badannya sangat besar meskipun pukulan penjahat tersebut sangat kuat dan menakutkan tapi dia memiliki kelemahan dalam hal kecepatan, alcheon memanfaatkan kelemaha tersebut dia padukan gerakan pukulan dan tendangan secara bergantiaan hingga orang tersebutpun tumbang. Alcheon dan jon woon pergi menggunakan mobil penjahat yang menyerang mereka. Tiba di sebuah pom bensin, alcheon berhasil menghubungi kibum dan donghae.
Donghae memarkirkan mobil mereka disebuah gedung tua yang sepertinya bekas pabrik tinta, dibelakang mereka mobil alcheon dan jongwoon pun berhenti. ”kakak, kau tak apa-apa?” donghae menghampiri alcheon, ”aku tak apa-apa. Bagaimana dengan junha?” tanya alcheon, ” aku sudah menelusurinya, dia ada digedung ini.” jawab kibum, jongwoon keluar dari mobil, ”untuk apa orang itu datang.” kibum masih merasa marah dengan jong woon, ”sudahlah. Sekarang kita susun rencana utnuk menyelamatkan junha.” alcheon berusaha menenangkan kibum. Alcheon dan donghae masuk kedalam gedung sementara jongwoon dan kibum menunggu didalam mobil.
Di mobil kibum dan jong woon sama-sama diam, kibum sibuk mencari siapa sebenarnya pelaku dibalik semua ini lewat teknologinya, sedangkan jong woon terus melihat gedung dimana junha di sekap, kenangan masa kecil mereka yang bahagia hingga masa-masa mereka menjadi jauh terus bermunculan dipikiraannya.
Junha merasa tenggorokannya seperti ditusuk ribuan jarum, selain karena lelah berteriak, seharian ini dia beelum minum sama sekali. Junha berada dalam kotak jeruji yang digantung ditengah gedung, beberapa penjaga duduk minum-minum dibawahnya. Junha merasa sangat takut, ni pertamakalinya ia mengalami hal yang sangat mengerikan. Air matanya sudah kering untuk dikeluarkan tapi perasaannya tetap merasa takut, junha terus berdo’a berharap ada orang yang mau menyelamatkannya tapi siapa, sekarang dia sudah tak punya ayah dan ibu yang selalu melindunginya. Tiba-tiba penjahat yang beerada dibawahnya tertidur, junha tak mengerti mengapa mereka seperti itu. ”junha, kau baik-baik saja?”teriak donghae muncul di bawah junha, ”donghae-ah, tolong aku.” junha bersyukur akhirnya ada orang yang akan menyelamatkannya. ”tunggu sebentar, aku akan berusaha membebaskanmu. Kamu tenang ya.” junha mengangguk, alcheon yang juga berada disana berusaha mencari cara untuk menurunkan junha. ”kak, lihat itu.” donghae menunjuk sebuah tombol kuning dan merah, kuning artinya turun dan merah naik. Alcheon menekan tombol kuning, kotak jeruji yang seharusnya turun malah terbuka, junha terjatuh, donghae bergerak cepat menangkap junha. ”kau tak apa-apa?” tanya donghae, junha masih menutup matanya, ”apa aku sudah terjatuh?” tanya junha, junha membuka matanya ternyata dia baik-baik saja. ”ayo kita segera pergi.” perintah alcheon, ketika mereka melangkah datang beberapa orang berpakaian hitam yang menahan kibum dan jong woon, ”tak semudah itu kalian bisa pergi” kata seseorang dari arah belakang mereka, dia adalah kyu, kibum tak menyangka kyu sangat banyak berubah. ”lepaskan mereka.” teriak donghae, alcheon menahan donghae, mereka dikelilingi oleh puluhan penjahat, pistol diacung ke kibum dan jong woon untuk mengancam donghae dan alcheon.. ”berikan chipnya. Maka kalian akan selamat.” kata kyu, ”tidak, kami tidak akan membeerikannya pada bahkan jika haus mati.” kibum memandang kyu tajam, ” benarkah? Kita lihat saja nanti.” kyu menembak kaki kibum. ”aaaaa....” kibum tumbang, kakinya berlumuran darah, ”jika kau benci aku, maka bunuh saja aku. Mereka tak besalah sama sekali.” kibum meringis kesakitan, ”hentikan.” donghae terlihat emosi, dia tak berpikir lagi lalu menyerang penjahat yang menahan kibum, jong woon memanfaatkan kesempatan dengan menarik tangan orang yang mengacungkan pistol padanya. Alcheon membantu donghae melumpuhkan penjahat-penjahat yang ada.
Kyu menhampiri kibum yang terduduk dipojok. Keringat dingin keluar dari tubuh kibum, kakinya semakin mati rasa. Kyu tersenyum melihat kibum kesakitan, kakinya mnginjak kaki kibum, kibum semakin kesakitan tapi kali ini ia berusaha untuk menahan rasa sakitnya, ”kau akan merasakan kesakitan yang pernah dirasakan oleh minsu-ah.” kyu sama sekali tak merasa kasihan melihat kibum yang semakin pucat dan kesakitan. Donghae menendang kyu hingga terjatuh, ”kibum....bangun, kau harus bertahan.” teriak donghae, ”aku masih hidup.” kata kibum lemah, donghae tersenyum mendengarnya. Kyu bangkit menantang donghae, donghae pun bangkit memasang kuda-kuda untuk bertarung. Kyu berlari kemudian meloncat dan menendang kearah donghae, donghae menahan tendangan kyu menggunakan kedua tangannya sehingga terdorong beberapa langkah. Beberapa anak buah kyu datang membantu kyu, donghae cukup kewalahan menghadapi mereka, hal yang sama terjadi pada alcheon dan jong woon. Junha menemani kibum yang sedang terluka, ”kakak bertahanlah.”, wajah kibum semakin, kesadaranna semakin menurun., ”aku tak akan mati, yang terluka hanya kakiku, tenanglah.” ucap kibum mencoba menenangkan.
”Berhenti.” teriak kyu, ”Serahkan chip itu atau mereka akan mati.” kyu menodongkan pistolnya pada junha dan kibum. Alcheon, donghae dan jongwon menghentikan perkelahian mereka, alcheon mengambil chip yang ia simpan dan melempakannya pada kyu, kyu menangkapnya. Ketika kyu akan melangkah pergi, kibum memegang erat tangan kyu dan tidak membiarkan kyu pergi, ”aku tahu kau sudah memasang bom untuk menghancurkan gedung ini.” bisik kibum pada kyu, kyu tersenyum sinis mendengarnya, ”Kalian pergilah, gedung ini akan segera meledak.” teriak kibum, anak buah kyu panik dan berlarian keluar kecuali beberapa orang saja yang setia padanya, ”kami tidak akan pergi kecuali membawamu pergi juga.” teriak donghae, kyu berusaha melepaskan tangannya dari kibum, ”baiklah jika ini yang kau inginkan.”.....duarrrr, terdengar sebuah letusan, genggaman kibum melemah kemudian ia terjatuh, ”Kibum..” teriak donghae dan alcheon bersamaan, mereka berlari kearah kibum. Kyu terus berdiri, dia merasakan timah panas mengenai punggungnya, darah mengucur deras dibagian belakang dan depan tubuhnya, ternyata jong woon melepaskan tembakannya kearah kyu, pada akhirnya kyu tumbang, anak buahnya lari meninggalkannya kesakitan sendirian, tak ada yang mengkhawatirkannya, wajah minsu terus ia lihat, perlahan matanya menutup, seetes air mata keluar dari matanya.
”dia tak apa-apa, kibum hanya pingsan.” kata jonwoon yang menghentikan tangisan donghae, ”hei...bodoh, bangun. Kenapa membuatku khawatir.” teriak donghae pada kibum yang masih tak sadarkan diri, alcheon tersenyum bahagia mengetahui kibum baik-baik saja. Sedangkan junha masih terus mematung mencerna semua kejadian yang terjadi padanya, jong woon memakaikan jasnya pada junha dan berkata, ”aku tidak akan pernah mengingkari janjiku, aku ada disini untuk menjagamu selamanya,”. perlahan junha bereaksi meneteskan meneteskan air mata. Alcheon dan donghae menggotong kibum untuk keluar dari gedung sedangkan jong woon membantu junha agar terus berlari, setelah mereka keluar beberapa detik kemudian gedung meledak mengahancurkan segala isinya.
Setelah kematian kyu, semuanya terungkap. Kyu adalah salah satu anggota organisasi terlarang meskipun motif sebenarnya adalah untuk balas dendam pada kibum. Hingga saat ini organisasi terlarang masih belum dapat diungkap.berbekal chip yang mereka dapatkan, alcheon, donghae, dan kibum masih terus melanjutkan petualangan mereka untuk menghancurkan organisasi terlarang.
THE END
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bagus eon... kek baca sinopsis iris... hehe...
BalasHapusthankyou....akhirnya nu mau juga baca FF2ku.... :D
BalasHapus