By : Yessis
Rabu, 09 Mei 2012
(FF) Yesung "I'm A Singer" Part 5
Senengnya bisa publis ff lagi, maaf ya kelamaan nunggunya...^^ maklumlah penulis lg sibuk....hehehe
By : Yessis
TBC
By : Yessis
“Aaaaaaaaaaaaarghhh....Lagu ini
benar-benar membuatku gila.” Teriak yesung diruang latihan, ia masih belum bisa
membawakan lagu believe dengan bagus.
“Sabar
hyung. Hyung pasti bisa.” Kata sungmin memberi semangat. Hari ini hanya mereka
berdua yang berlatih vocal, “Lagu ini mengharukan ya hyung.” Kata sungmin
tersenyum.
“Kenapa kau
tiba-tiba tersenyum?” tanya yesung heran, “Bukankah lagu ini tentang dua orang
yang sudah tidak bersama lagi?”
“Ya memang
betul. Tapi lagu ini tidak menceritakan kesedihan justru sebaliknya.” Jelas
sungmin.
“Aku tidak
mengerti. Jelaskan lebih sederhana.” Pinta yesung.
“Heuh...”
sungmin menghela nafas panjang, “Aku juga bingung menjelaskannya.”
“Kau tidak
akan mengerti jika kau tidak pernah merasakannya.” Kata pelatih vokal yang baru
saja masuk ruangan.
“Merasakan
apa?” tanya yesung,
“Merasakan
kehilangan, dan kau merindukannya.”
Yesung masih
terlihat berpikir keras untuk mengerti kata-kata pelatih vokalnya dan sungmin,
“Itulah, kau tidak bisa membawakan lagu ini dengan baik, karena kau tidak bisa
merasakan lirik didalamnya. Partmu dilagu ini sebagian sudah diberikan pada
sungmi, apa kau ingin kehilangan part sisanya?” ancam pelatih vokal.
“Jangaaaan...please
jangan. Kalau jatah partku semakin dikurangi bagaimana aku bisa lebih tenar
lagi.” Pinta yesung dengan memelas.
“Kalau
begitu cepat bawakan lagu ini dengan baik...Atau jangan-jangan kau belum pernah
jatuh cinta?” tanya pelatih vokal.
“Pernah. Aku
pernah jatuh cinta.” Jawab yesung.
“Lalu kenapa
kau bersikap seolah tidak pernah jatuh
cinta?” tanya pelatih vokal heran.
“Aku tidak
tahu.”
*****
“Harus kah aku telpon ji-eun?
Tidak..tidak...Dia tidak menyukaiku. Tapi....kenapa waktu itu dia meminta
tolong padaku? Bukankah itu artinya aku masih berarti untuknya...” yesung terus
bebicara sendiri dikamar.
“Hyung
berisik sekali.” Protes ryeowook yang terganggu tidurnya oleh ocehan yesung.
“Telp...jangan...telp....jangan...”
yesung tidak menghiraukan protes ryeowook.
“Kalau mau
telpon ya telpon saja, kalau ngga ya ngga. Aku pusing mendengarnya.” Kata
ryeowook kesal.
Yesung
bangkit dari tempat tidurnya, lalu duduk disamping kasur ryeowook, “Ada apa
hyung?” tanya ryeowook setengah mengantuk.
“Kalau
liburan. Kau ingin pergi kemana?” tanya yesung.
“Kita sibuk
hyung, mana mungkin bisa liburan.”
“Aku tidak
mengajakmu.”
Ryeowook
membuka matanya, tiba-tiba rasa ngantuknya hilang, “Kenapa? Hyung mau kencan?
Dengan siapa?” tanya ryeowook antusias.
“Ehmm...Aku
mau kencan dengan oemma.” Jawab yesung, ia tersenyum puas melihat mimik wajah ryeowook
yang kecewa.
“Ajak saja
makan atau belanja. Sudah selesai masalahnya.” Ryeowook kembali menutup matanya
tidak antusias.
“Itu terlalu
menghabiskan uang.” Kata yesung, lagi pula mana mungkin aku mengajak jieun
belanja kita bukan apa-apa batin yesung.
“Nonton di
bioskop tapi mana mungkin oemma hyung suka nonton.”
“Kau benar.
Nonton di bioskop terlalu biasa.” Kata yesung setuju, “Ah, aku ada ide. Nonton
drama musikal. Pasti dia suka.” Teriak yesung girang. Ryeowook menutup
telinganya lalu tidur.
*****
Yesung berdandan dengan rapi,
siapa sangka jieun menerima ajakan yesung, dia senang bukan main. Seharian
wajahnya terlihat riang. “Mau kemana hyung?” tanya sungmin.
Yesung
memakai topinya sambil terus berkaca, “Mau mengerti lagu believe. Aku pergi
dulu.” Jawab yesung lalu pamit. Sungmin hanya bisa mengernyitkan dahinya tidak
mengerti dengan tindakan hyungnya yang aneh itu.
Yesung berdiri didepan gedung
pertunjukan musikal. Disana terdapat banner besar yang memperlihatkan pemain
musikal hari ini, yesung berjalah ke arah banner lalu menunjuk salah satu wajah
pemain tersebut, “Suatu hari aku akan bermain musikal.” Kata yesung pada wajah
yunho anggota DBSK yang sangat terkenal terutama di jepang.
Yesung
melihat jam, sebentar lagi pertunjukkan akan segera dimulai tapi orang yang ia
tunggu belum juga munncul, yesung memutuskan untuk menelponnya,
“Hallo...Jieun-ah. Sudah sampai mana?” tanya yesung.
“Jongwoon-ah
maafkan aku. Aku ada perlu mendadak. Aku tidak bisa datang.” Kata jieun.
“Tidak bisa
ya? Ya sudah, tidak apa-apa.” Kata yesung dengan nada kecewa.
“Aku janji,
nanti kita nonton bareng lagi. Maafkan aku ya.”
“Tidak
apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir.” kata yesung lalu menutup telpon. Ia melihat
dua tiket yang sudah ia beli, “Ini sudah tidak berguna.” Yesung melihat
seorang pemuda yang sedang duduk didepan
gedung pertunjukkan. Yesung menghampiri pemuda tersebut, “Untukmu.” Kata yesung
memberikan kedua tiketnya, pemuda tersebut hanya bisa bengong menerima tiket
yesung, setelah yesung berjalan beberapa langkah ia kembali pada pemuda yang
masih bengong, ia mengambil satu tiket darinya, “Untukku satu ya.” Kata yesung
tanpa meminta persetujuan pemuda tersebut lalu masuk gedung pertunjukkan
sendiri.
Lampu dikursi penonton sudah
dimatikan agar penonton dapat fokus untuk menonton pertunjukan dipanggung, yesung
mencari tempat duduknya. Ketika ia menemukan tempat duduknya ia seperti
mengenal orang yang duduk disampingnnya, “Michi-shi?” panggil yesung.
michi
menengok, “Jongwoo-shi? Ah bukan, yesung-shi?” michi terlihat kaget melihat
yesung disana.
“Aku tak
menyangka bisa bertemu denganmu ditempat seramai ini? Bagaimana kakimu?” tanya
mich.
“Aiiih, aku
belum seterkenal itu sehingga sulit untuk keluar.” Kata yesung tertawa, “dan
kakiku sudah sehat.”
“Syukurlah.”
Michi lalu menonton pertunjukkan lagi.
“Kau suka
menonton musikal?” tanya yesung tanpa mengalihkan pandangannya pada
pertunjukkan.
“Hmmm....So
so.” Jawab michi.
“Berarti
tidak terlalu. Kenapa?”
“Nyanyiannya
aneh. Aku...tidak terlalu mengerti
tentang musik seperti ini.”
“Ooooh...lalu
kenapa kau menontonnya.?”
“Karena ini
pekerjaan.” Jawab michi, yesung sempat bingung dengan jawabannya.
“Memang kamu
kerja apa?” tanya yesung penasaran.
“Aku hanya
asisten. Nanti saja aku jelaskan.” Kata michi serius menonton pertunjukkan.
Pertunjukkan ini merupakan
musikal dengan genre komedi romantis sehingga orang-orang sering tertawa
karenanya. Yesung tertawa terbahak-bahak ketika adegan kakak beradik melawan
pencuri yang akan merampok rumah mereka, dengan kecerdasan kakak beradik
tersebut pencuri yang bodoh dapat dikalahkan. Tanpa sengaja yesung justru
melihat air mata menetes di pipi michi, michi segera menghapusnya, michi tidak
menyadari yesung melihatnya.
“Musikal tadi benar-benar lucu, keren”
kata yesung memuji, ia memperhatikan wajah michi yang tidak terlihat sedih sama
sekali, ia penasaran kenapa michi menangis tadi.
“Iya lucu.
Tapi sayang.” Kata michi terlihat tidak puas. Mereka berjalan menuju halte bus.
“Kenapa?”
“Kalau lucu
saja tanpa disertai pelajaran untuk penonton, sungguh sangat sayang.” Komentar
michi.
“Oh begitu
ya. Aku tidak menyadarinya sama sekali.” Kata yesung, “Oh ya, katamu kamu kerja
jadi asisten? Asisten apa?” tanya yesung.
“Asisten
penulisa skenario.”
“Pantas
saja, begitu kritisnya dengan cerita.”
Michi
tersenyum, “Lalu kalau kamu kenapa menonton musikal? Suka?” tanya michi.
Yesung
berpikir sebentar, “Karena aku ingin bisa bermain musikal.” Jawab yesung, entah
mengapa ia tidak bisa mengatakan bahwa ia sudah ada janji dengna jieun.
“Oooh...pasti
suatu hari kamu bisa.”
“Tentu saja.
Aku ini kan jenius.” Kata yesung sambil pura-pura membusungkan dadanya.
“Uuuuh...PD
tingkat tinggi.” Kata michi geleng-geleng kepala.
“Sekarang
kamu mau kemana?” tanya yesung. mereka sudah sampai dihalte.
“Ke kosan.”
“Hanya
nonton saja? Lalu langsung pulang?” tanya yesung, michi mengangguk.
“Bagaimana
kalau kita ke timezone? Aku hanya punya waktu libur sebentar jadi harus
dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Bagaimana?”
“Timenzone?”
michi berpikir sebentar, “Ok.”
“Ok.” Kata
yesung girang, tiba-tiba hpnya berdering.
“Yaa....Yesung-shi,
kau ada dimana?” teriak heechul ditelpon.
“Ada apa
hyung?” tanya yesung bingung.
“Cepat
pulang. Ada hal penting.” Kata heechul lalu menutup telponnya.
Yesung
memandang michi dengan tidak enak, michi tersenyum mengerti, “Pulanglah.
Sepertinya ada hal penting.” Kata michi.
“Lain kali
kita ke timezone, ok?” kata yesung lalu masuk kedalam bus yang baru saja
berhenti dihadapan mereka, michi mengangguk setuju.
***********
Yesung berlari menuju dorm
ketika ia sampai semua member sudah ada disana, “Apa yang terjadi?” tanya
yesung bingung.
“Ini sudah
keterlaluan, kalaupun mereka membenci kita, tidak seharusnya mereka berbuat hal
sekeji ini.” Kata heechul emosi. Yesung melihat sebuah kotak ditengah-tengah
anggota suju,
“Jangan
dibuka.” Teriak ryeowook mencegah tapi yesung sudah terlanjur membukanya, “Oh
tuhan, apa ini?” kata yesung ngeri melihat seekor kucing yang sudah mati,
“Mereka tega sekali membunuh kucing itu.” Komentar yesung.
Memang sudah
banyak sekali kejadian anti-fans meneror mereka, “aku masih taha ketika mereka
mengatakan grup kita tidak pantas menjadi penyanyi, mengatakan grup kita
hanyalah grup sisa dari SM, mengatakan grup kita grup sampah. Tapi membunuh
makhluk bernyawa untuk meneror kita ini sungguh tidak bisa dimaafkan.” Kata
kangin emosi. Yesung menatap satu persatu member, ia melihat hankyung yang
paling shock, wajahnya terlihat sangat pucat,
“Hankyung
hyung, kau tidak apa-apa?” tanya yesung.
“Bagaimana
bisa tidak apa-apa? Dia yang mendapatkan kotak tersebut dari antis.” Kata
heechul masih terlihat marah.
“Kurasa
mereka tidak menyukaiku karena aku orang cina.” Kata hankyung menunduk lemas.
“Kita harus
menuntut balas.” Kata kangin.
“Kau ingin
berbuat apa? Menonjok mereka satu per satu?” tanya yesung.
“Apa
maksudmu?” kangin memegang kerah yesung. eteuk segera memisahkan mereka.
“Sudah,
sudah....tidak ada gunanya kita bertengkar.” Kata eteuk, “Kami tidak bertengkar.”
Kata yesung dan kangin bersamaan. Lalu duduk kembali.
“Kita memang
harus menuntut balas pada mereka, bukan dengan cara menyerang mereka tapi....”
eteuk berhenti sebentar menatap dongsaengnya satu per satu, “membuat mereka
mencintai kita. Kita pasti bisa terkenal dan hebat. Oleh karena itu kita harus
berkerja keras. Lebih keras dibandingkan orang lain.”
****
Yesung membawa bangkai kucing
untuk dikuburkan dibukit, ia melihat michi didepan dormnya, “Michi? Sedang apa
disini?” tanya yesung heran.
“Yesung?
kamu tinggal disini?” tanya michi heran.
“Ini
pertemuan ke dua tanpa sengaja kita dalam satu hari ini.” Kata yesung senang.
“Iya.” Michi
melihat kotak yang dipegang yesung, “Itu apa?” tanya michi.
“Ini?
Sebaiknya kau tidak tahu.” Jawab yesung, “Oh ya kau mau membantu ku?”
Michi menggali tanah dengan
menggunakan skop kebun, “Kenapa harus aku yang menggali.” Kata michi protes,
“Aku takut
tanganku menjadi kasar. Aku kan artis harus menjaga penampilan termasuk
tangan.” Kata yesung beralasan.
“Pria macam
apa, menyuruh perempuan menggali tanah sementara ia enak-enakan diam.” Kata
michi bicara sendiri, yesung hanya tertawa melihat reaksi michi. Setelah cukup
dalam yesung segera membuka kotaknya, michi melihat kucing yang berlumuran
darah, ia sangat kaget melihatnya, michi segera menjauh. Sementara itu yesung
menguburkan kucing tersebut, “Maafkan kami karena kami kau menjadi korba. Semoga
kau bisa damai dialam sana.” Kata yesung berdoa. Ia lalu mencari michi. Ia
melihat michi terlihat muntah-muntah dan menangis.
“Michi-shi
kau kenapa?” tanya yesung khawatir, setelah selesai muntah michi terduduk lemas
ditanah, ia masih tetap menangis.
“Maafkan
aku. Seharusnya aku tidak memperlihatkan kucing itu padamu.” Kata yesung
menyesal.
“Tinggalkan
aku.” Kata michi masih terisak.
“Tapi ini
bukit, tidak baik tinggal sendiri dibukit.” Kata yesung.
“TINGGALKAN
AKU.” Teriak michi.
“Baiklah,
baik. Aku pergi.” Kata yesung menjauh. Ia lalu bersembunyi dibalik semak agar
bisa menjaga michi.
“Oppa...oppa....”
sambil menangis michi terus memanggil oppa, yesung tidak mengerti apa yang
terjadi padanya.
******
Dorm superjunior sudah terlihat
gelap tapi para penghuninya belum tertidur, mereka berkumpul diruang tengah
dengan sebuah lilin diatas meja.
Beberapa orang sudah menguap karena mengantuk. “Lain kali saja kita
lakukan ini.” Kata donghae, tangannya memegang eteuk, eteuk berusaha
melepaskannya, donghae beralih memegang kibum yang berada disampingnya.
“Yang tidur
adalah penakut.” Kata heechul mengambil lilin lalu mendekatkan pada wajahnya
sehingga memberi efek misterius.
“Benar, yang
keluar dari lingkaran ini adalah penakut.” Kata kangin pura-pura berani.
“Kali ini
siapa yang akan bercerita?” tanya eteuk.
“Aku.” Kata
heechul menunjuk tangan.
“Kalian tahu
dorm yang kita tempati ini pernah ditempati oleh grup lain?” tanya heechul,
semua orang menggelengkan kepala.
“Kalau tidak
salah grup yang masih trinee sebelum kita kan?” tanya siwon.
“BENARRRR....”
teriak heechul membuat semua orang terperanjat., “Eeh....jangan dulu ketakutan,
ini masih awal.”
Heechul
mulai memasang wajah menakutkan, “Grup yang menempati dorm kita ini adalah grup
yang tidak pernah debut? Kalian tahu kenapa?” tanya heechul tapi tidak ada
seorangpun yang menjawab.
“Karena
salah satu mereka ada yang bunuh diri karena frustasi....” jawab heechul
sendiri, ryeowook mulai memegang tangan yesung karena takut.
“Orang yang
bunuh diri menghantui grup-grup yang baru debut, karena dia sangat
membencinya....kebenciannya membuat orang yang ada di dorm ini menjadi tidak
betah.”
“Apa yang
dilakukannya pada penghuni dorm?” tanya yesung.
“Perntanyaan
bagus. Kau harus berhati-hati.”
“Kenapa?”
tanya yesung penasaran
“Karena dia
bunuh diri dikamarmu.” Jawab heechul dengan nada menyeramkan.
“Aaaaaaa.....jangan
katakan itu hyung.” Teriak ryeowook ketakutan karena secara otomatis itu adalah
kamarnya juga.
“Hantu itu
akan....dia akan.......” heechul menahan
kata-katanya untuk melihat reaksi teman-temannya, semua yang ada disana menahan
nafas untuk mendengar cerita heechul selanjutnya.
“Dia....Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....”
heechul berteriak membuat semua orang ikut berteriak. Keadaan menjadi kacau
tidak terkendali. Lilin yang dipegang heechul terjatuh mengenai kertas musik
disampingnya hingga terbakar, hal ini membuat semua orang semakin kelabakan.
Siwon segera menyalakan lampu. Yang lain mengambil air dan mengguyurkannya pada
heechul.
“Syukurlah
dorm kita tidak jadi kebakaran.” Kata
donghae lega.
“Yaaa....Kenapa
kalian menyiramku?” protes heechul.
“Kalau kami
tidak melakukannya kau akan terbakar.” Kata shindong.
“Hyung,
kenapa tadi berteriak?” tanya kibum penasara karena dari tadi heechul tidak mau
menunjukkan wajahnya. Kangin bergerak cepat membuka tangan heechul yang
menutupi wajahnya. Semua orang tertawa melihat wajah heechul menghitam.
“Jadi....jadi....hahahahaha”
eteuk tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.
“Ini
gara-gara aku mendekatkan lilin pada wajahku. Ketika aku melihat ke gelas,
wajahku sudah coreng moreng.” Kata heechul menjelaskan. Semua orang semakin
tertawa dengan penjelasan heechul.
*****
“Hyung.” Panggil yesung pada
heechul. Mereka sedang berlatih diruang vokal.
“Ada apa?”
tanya heechul sambil memegang gitar.
“Tentang
orang yang bunuh diri itu, memang benar ya ada yang bunuh diri dikamarku
sebelumnya?” tanya yesung.
“Entahlah.
Aku juga tidak yakin, aku hanya mendengar
cerita ini dari penjaga dorm. Kenapa? Kau takut?” tanya heechul
“Tidak,
hanya penasaran saja.” Kata yesung
“bilang saja
takut. Tidak usah berpura-pura.” Kata heechul menggoda.
“Tidak
hyung.” Kata yesung bersikeras lalu pergi keluar untuk menghindari perdebatan
dengan hyungnya.
“eeeyyy….begitu
saja marah.”
****
Yesung berjalan menuju dormnya,
entah mengapa ia penasaran dengan orang yang pernah bunuh diri dikamar dormnya.
Setelah berjalan sambil bergeleut dengan pikirannya sendiri tak terasa ia sudah
sampai di dormnya. Dari kejauhan ia melihat michi keluar dari apartemen
dormnya.
“Michi?
Sedang apa ia disini?” pikir yesung, awalnya yesung akan memanggilnya tapi karena
michi sudah cukup jauh ia tidak jadi memanggilnya. Yesung lalu masuk apartemen
dormnya, di pintu depan terdapat ruang security dengan seorang penjaga yang tak
asing lagi bagi yesung.
“Annyeong
pak.” Sapa yesung.
“Eh
yesung-ah…kesini…..kesini.” panggil penjaga apartemen, “Kebetulan kamu datang.
Aku ada banyak makanan.”
Yesung
berjalan menuju ruang security, ia melihat ada beberapa kotak makanan disana,
“Wah, banyak sekali makanannya. Istri bapak perhatian sekali.” Komentar yesung.
Ia lalu duduk disamping penjaga.
“eeh…mana
mungkin istriku sebaik itu. Ini dari gadis itu.”
“Siapa?”
Tanya yesung.
“Adik yang
kakaknya pernah tinggal disini. O ya, kalau tidak salah kakaknya pernah
menempati dorm kalian.”
“Benarkah?
Tapi bukan orang yang bunuh diri dikamarku kan?” kata yesung bercanda sambil
menikmati makanan didepannya.
“Iya.” Jawab
penjaga dengan entengnya. Yesung yang kaget mendengarnya langsung tersedak oleh
makanan.
“Kamu
kenapa?” Tanya penjaga.
Yesung
meletakan sumpitnya lalu menatap penjaga dengan serius, “Dikamar mana ia bunuh
diri?” Tanya yesung.
“Dikamar
yang jendela mengarah kejalan.” Jawab penjaga, yesung terbatuk lagi
mendengarnya karena itu adalah kamarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mimiiin,, ayo dong lanjutkan part selanjutnya :D Penasaran :'(
BalasHapushehehe....mianhe..lama bgt ya lanjutannya... :D
BalasHapus