#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Rabu, 09 Mei 2012

(FF) Yesung "I'm A Singer" Part 5

Senengnya bisa publis ff lagi, maaf ya kelamaan nunggunya...^^ maklumlah penulis lg sibuk....hehehe

By : Yessis


                “Aaaaaaaaaaaaarghhh....Lagu ini benar-benar membuatku gila.” Teriak yesung diruang latihan, ia masih belum bisa membawakan lagu believe dengan bagus.

“Sabar hyung. Hyung pasti bisa.” Kata sungmin memberi semangat. Hari ini hanya mereka berdua yang berlatih vocal, “Lagu ini mengharukan ya hyung.” Kata sungmin tersenyum.

“Kenapa kau tiba-tiba tersenyum?” tanya yesung heran, “Bukankah lagu ini tentang dua orang yang sudah tidak bersama lagi?”

“Ya memang betul. Tapi lagu ini tidak menceritakan kesedihan justru sebaliknya.” Jelas sungmin.

“Aku tidak mengerti. Jelaskan lebih sederhana.” Pinta yesung.

“Heuh...” sungmin menghela nafas panjang, “Aku juga bingung menjelaskannya.”

“Kau tidak akan mengerti jika kau tidak pernah merasakannya.” Kata pelatih vokal yang baru saja masuk ruangan.


“Merasakan apa?” tanya yesung,

“Merasakan kehilangan, dan kau merindukannya.”

Yesung masih terlihat berpikir keras untuk mengerti kata-kata pelatih vokalnya dan sungmin, “Itulah, kau tidak bisa membawakan lagu ini dengan baik, karena kau tidak bisa merasakan lirik didalamnya. Partmu dilagu ini sebagian sudah diberikan pada sungmi, apa kau ingin kehilangan part sisanya?” ancam pelatih vokal.

“Jangaaaan...please jangan. Kalau jatah partku semakin dikurangi bagaimana aku bisa lebih tenar lagi.” Pinta yesung dengan memelas.

“Kalau begitu cepat bawakan lagu ini dengan baik...Atau jangan-jangan kau belum pernah jatuh cinta?” tanya pelatih vokal.

“Pernah. Aku pernah jatuh cinta.” Jawab yesung.

“Lalu kenapa kau bersikap  seolah tidak pernah jatuh cinta?” tanya pelatih vokal heran.

“Aku tidak tahu.”
*****

                “Harus kah aku telpon ji-eun? Tidak..tidak...Dia tidak menyukaiku. Tapi....kenapa waktu itu dia meminta tolong padaku? Bukankah itu artinya aku masih berarti untuknya...” yesung terus bebicara sendiri dikamar.

“Hyung berisik sekali.” Protes ryeowook yang terganggu tidurnya oleh ocehan yesung.

“Telp...jangan...telp....jangan...” yesung tidak menghiraukan protes ryeowook.

“Kalau mau telpon ya telpon saja, kalau ngga ya ngga. Aku pusing mendengarnya.” Kata ryeowook kesal.

Yesung bangkit dari tempat tidurnya, lalu duduk disamping kasur ryeowook, “Ada apa hyung?” tanya ryeowook setengah mengantuk.

“Kalau liburan. Kau ingin pergi kemana?” tanya yesung.

“Kita sibuk hyung, mana mungkin bisa liburan.”

“Aku tidak mengajakmu.”

Ryeowook membuka matanya, tiba-tiba rasa ngantuknya hilang, “Kenapa? Hyung mau kencan? Dengan siapa?” tanya ryeowook antusias.

“Ehmm...Aku mau kencan dengan oemma.” Jawab yesung, ia tersenyum puas melihat mimik wajah ryeowook yang kecewa.

“Ajak saja makan atau belanja. Sudah selesai masalahnya.” Ryeowook kembali menutup matanya tidak antusias.

“Itu terlalu menghabiskan uang.” Kata yesung, lagi pula mana mungkin aku mengajak jieun belanja kita bukan apa-apa batin yesung.

“Nonton di bioskop tapi mana mungkin oemma hyung suka nonton.”

“Kau benar. Nonton di bioskop terlalu biasa.” Kata yesung setuju, “Ah, aku ada ide. Nonton drama musikal. Pasti dia suka.” Teriak yesung girang. Ryeowook menutup telinganya lalu tidur.
*****

                Yesung berdandan dengan rapi, siapa sangka jieun menerima ajakan yesung, dia senang bukan main. Seharian wajahnya terlihat riang. “Mau kemana hyung?” tanya sungmin.

Yesung memakai topinya sambil terus berkaca, “Mau mengerti lagu believe. Aku pergi dulu.” Jawab yesung lalu pamit. Sungmin hanya bisa mengernyitkan dahinya tidak mengerti dengan tindakan hyungnya yang aneh itu.

                Yesung berdiri didepan gedung pertunjukan musikal. Disana terdapat banner besar yang memperlihatkan pemain musikal hari ini, yesung berjalah ke arah banner lalu menunjuk salah satu wajah pemain tersebut, “Suatu hari aku akan bermain musikal.” Kata yesung pada wajah yunho anggota DBSK yang sangat terkenal terutama di jepang.

Yesung melihat jam, sebentar lagi pertunjukkan akan segera dimulai tapi orang yang ia tunggu belum juga munncul, yesung memutuskan untuk menelponnya, “Hallo...Jieun-ah. Sudah sampai mana?” tanya yesung.

“Jongwoon-ah maafkan aku. Aku ada perlu mendadak. Aku tidak bisa datang.” Kata jieun.

“Tidak bisa ya? Ya sudah, tidak apa-apa.” Kata yesung dengan nada kecewa.

“Aku janji, nanti kita nonton bareng lagi. Maafkan aku ya.”

“Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu khawatir.” kata yesung lalu menutup telpon. Ia melihat dua tiket yang sudah ia beli, “Ini sudah tidak berguna.” Yesung melihat seorang  pemuda yang sedang duduk didepan gedung pertunjukkan. Yesung menghampiri pemuda tersebut, “Untukmu.” Kata yesung memberikan kedua tiketnya, pemuda tersebut hanya bisa bengong menerima tiket yesung, setelah yesung berjalan beberapa langkah ia kembali pada pemuda yang masih bengong, ia mengambil satu tiket darinya, “Untukku satu ya.” Kata yesung tanpa meminta persetujuan pemuda tersebut lalu masuk gedung pertunjukkan sendiri.

                Lampu dikursi penonton sudah dimatikan agar penonton dapat fokus untuk menonton pertunjukan dipanggung, yesung mencari tempat duduknya. Ketika ia menemukan tempat duduknya ia seperti mengenal orang yang duduk disampingnnya, “Michi-shi?” panggil yesung.

michi menengok, “Jongwoo-shi? Ah bukan, yesung-shi?” michi terlihat kaget melihat yesung disana.

“Aku tak menyangka bisa bertemu denganmu ditempat seramai ini? Bagaimana kakimu?” tanya mich.

“Aiiih, aku belum seterkenal itu sehingga sulit untuk keluar.” Kata yesung tertawa, “dan kakiku sudah sehat.”

“Syukurlah.” Michi lalu menonton pertunjukkan lagi.

“Kau suka menonton musikal?” tanya yesung tanpa mengalihkan pandangannya pada pertunjukkan.

“Hmmm....So so.” Jawab michi.

“Berarti tidak terlalu. Kenapa?”

“Nyanyiannya aneh.  Aku...tidak terlalu mengerti tentang musik seperti ini.”

“Ooooh...lalu kenapa kau menontonnya.?”

“Karena ini pekerjaan.” Jawab michi, yesung sempat bingung dengan jawabannya.

“Memang kamu kerja apa?” tanya yesung penasaran.

“Aku hanya asisten. Nanti saja aku jelaskan.” Kata michi serius menonton pertunjukkan.

                Pertunjukkan ini merupakan musikal dengan genre komedi romantis sehingga orang-orang sering tertawa karenanya. Yesung tertawa terbahak-bahak ketika adegan kakak beradik melawan pencuri yang akan merampok rumah mereka, dengan kecerdasan kakak beradik tersebut pencuri yang bodoh dapat dikalahkan. Tanpa sengaja yesung justru melihat air mata menetes di pipi michi, michi segera menghapusnya, michi tidak menyadari yesung melihatnya.

                “Musikal tadi benar-benar lucu, keren” kata yesung memuji, ia memperhatikan wajah michi yang tidak terlihat sedih sama sekali, ia penasaran kenapa michi menangis tadi.

“Iya lucu. Tapi sayang.” Kata michi terlihat tidak puas. Mereka berjalan menuju halte bus.

“Kenapa?”

“Kalau lucu saja tanpa disertai pelajaran untuk penonton, sungguh sangat sayang.” Komentar michi.

“Oh begitu ya. Aku tidak menyadarinya sama sekali.” Kata yesung, “Oh ya, katamu kamu kerja jadi asisten? Asisten apa?” tanya yesung.

“Asisten penulisa skenario.”

“Pantas saja, begitu kritisnya dengan cerita.”

Michi tersenyum, “Lalu kalau kamu kenapa menonton musikal? Suka?” tanya michi.

Yesung berpikir sebentar, “Karena aku ingin bisa bermain musikal.” Jawab yesung, entah mengapa ia tidak bisa mengatakan bahwa ia sudah ada janji dengna jieun.

“Oooh...pasti suatu hari kamu bisa.”

“Tentu saja. Aku ini kan jenius.” Kata yesung sambil pura-pura membusungkan dadanya.

“Uuuuh...PD tingkat tinggi.” Kata michi geleng-geleng kepala.

“Sekarang kamu mau kemana?” tanya yesung. mereka sudah sampai dihalte.

“Ke kosan.”

“Hanya nonton saja? Lalu langsung pulang?” tanya yesung, michi mengangguk.

“Bagaimana kalau kita ke timezone? Aku hanya punya waktu libur sebentar jadi harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Bagaimana?”

“Timenzone?” michi berpikir sebentar, “Ok.”

“Ok.” Kata yesung girang, tiba-tiba hpnya berdering.

“Yaa....Yesung-shi, kau ada dimana?” teriak heechul ditelpon.

“Ada apa hyung?” tanya yesung bingung.

“Cepat pulang. Ada hal penting.” Kata heechul lalu menutup telponnya.

Yesung memandang michi dengan tidak enak, michi tersenyum mengerti, “Pulanglah. Sepertinya ada hal penting.” Kata michi.

“Lain kali kita ke timezone, ok?” kata yesung lalu masuk kedalam bus yang baru saja berhenti dihadapan mereka, michi mengangguk setuju.
***********
               
                Yesung berlari menuju dorm ketika ia sampai semua member sudah ada disana, “Apa yang terjadi?” tanya yesung bingung.

“Ini sudah keterlaluan, kalaupun mereka membenci kita, tidak seharusnya mereka berbuat hal sekeji ini.” Kata heechul emosi. Yesung melihat sebuah kotak ditengah-tengah anggota suju,

“Jangan dibuka.” Teriak ryeowook mencegah tapi yesung sudah terlanjur membukanya, “Oh tuhan, apa ini?” kata yesung ngeri melihat seekor kucing yang sudah mati, “Mereka tega sekali membunuh kucing itu.” Komentar yesung.

Memang sudah banyak sekali kejadian anti-fans meneror mereka, “aku masih taha ketika mereka mengatakan grup kita tidak pantas menjadi penyanyi, mengatakan grup kita hanyalah grup sisa dari SM, mengatakan grup kita grup sampah. Tapi membunuh makhluk bernyawa untuk meneror kita ini sungguh tidak bisa dimaafkan.” Kata kangin emosi. Yesung menatap satu persatu member, ia melihat hankyung yang paling shock, wajahnya terlihat sangat pucat,

“Hankyung hyung, kau tidak apa-apa?” tanya yesung.

“Bagaimana bisa tidak apa-apa? Dia yang mendapatkan kotak tersebut dari antis.” Kata heechul masih terlihat marah.

“Kurasa mereka tidak menyukaiku karena aku orang cina.” Kata hankyung menunduk lemas.

“Kita harus menuntut balas.” Kata kangin.

“Kau ingin berbuat apa? Menonjok mereka satu per satu?” tanya yesung.

“Apa maksudmu?” kangin memegang kerah yesung. eteuk segera memisahkan mereka.

“Sudah, sudah....tidak ada gunanya kita bertengkar.” Kata eteuk, “Kami tidak bertengkar.” Kata yesung dan kangin bersamaan. Lalu duduk kembali.

“Kita memang harus menuntut balas pada mereka, bukan dengan cara menyerang mereka tapi....” eteuk berhenti sebentar menatap dongsaengnya satu per satu, “membuat mereka mencintai kita. Kita pasti bisa terkenal dan hebat. Oleh karena itu kita harus berkerja keras. Lebih keras dibandingkan orang lain.”
****

                Yesung membawa bangkai kucing untuk dikuburkan dibukit, ia melihat michi didepan dormnya, “Michi? Sedang apa disini?” tanya yesung heran.

“Yesung? kamu tinggal disini?” tanya michi heran.

“Ini pertemuan ke dua tanpa sengaja kita dalam satu hari ini.” Kata yesung senang.

“Iya.” Michi melihat kotak yang dipegang yesung, “Itu apa?” tanya michi.

“Ini? Sebaiknya kau tidak tahu.” Jawab yesung, “Oh ya kau mau membantu ku?”

                Michi menggali tanah dengan menggunakan skop kebun, “Kenapa harus aku yang menggali.” Kata michi protes,

“Aku takut tanganku menjadi kasar. Aku kan artis harus menjaga penampilan termasuk tangan.” Kata yesung beralasan.

“Pria macam apa, menyuruh perempuan menggali tanah sementara ia enak-enakan diam.” Kata michi bicara sendiri, yesung hanya tertawa melihat reaksi michi. Setelah cukup dalam yesung segera membuka kotaknya, michi melihat kucing yang berlumuran darah, ia sangat kaget melihatnya, michi segera menjauh. Sementara itu yesung menguburkan kucing tersebut, “Maafkan kami karena kami kau menjadi korba. Semoga kau bisa damai dialam sana.” Kata yesung berdoa. Ia lalu mencari michi. Ia melihat michi terlihat muntah-muntah dan menangis.

“Michi-shi kau kenapa?” tanya yesung khawatir, setelah selesai muntah michi terduduk lemas ditanah, ia masih tetap menangis.

“Maafkan aku. Seharusnya aku tidak memperlihatkan kucing itu padamu.” Kata yesung menyesal.

“Tinggalkan aku.” Kata michi masih terisak.

“Tapi ini bukit, tidak baik tinggal sendiri dibukit.” Kata yesung.

“TINGGALKAN AKU.” Teriak michi.

“Baiklah, baik. Aku pergi.” Kata yesung menjauh. Ia lalu bersembunyi dibalik semak agar bisa menjaga michi.

“Oppa...oppa....” sambil menangis michi terus memanggil oppa, yesung tidak mengerti apa yang terjadi padanya.
******

                Dorm superjunior sudah terlihat gelap tapi para penghuninya belum tertidur, mereka berkumpul diruang tengah dengan sebuah lilin diatas meja.  Beberapa orang sudah menguap karena mengantuk. “Lain kali saja kita lakukan ini.” Kata donghae, tangannya memegang eteuk, eteuk berusaha melepaskannya, donghae beralih memegang kibum yang berada disampingnya.

“Yang tidur adalah penakut.” Kata heechul mengambil lilin lalu mendekatkan pada wajahnya sehingga memberi efek misterius.

“Benar, yang keluar dari lingkaran ini adalah penakut.” Kata kangin pura-pura berani.

“Kali ini siapa yang akan bercerita?” tanya eteuk.

“Aku.” Kata heechul menunjuk tangan.

“Kalian tahu dorm yang kita tempati ini pernah ditempati oleh grup lain?” tanya heechul, semua orang menggelengkan kepala.

“Kalau tidak salah grup yang masih trinee sebelum kita kan?” tanya siwon.

“BENARRRR....” teriak heechul membuat semua orang terperanjat., “Eeh....jangan dulu ketakutan, ini masih awal.”

Heechul mulai memasang wajah menakutkan, “Grup yang menempati dorm kita ini adalah grup yang tidak pernah debut? Kalian tahu kenapa?” tanya heechul tapi tidak ada seorangpun yang menjawab.

“Karena salah satu mereka ada yang bunuh diri karena frustasi....” jawab heechul sendiri, ryeowook mulai memegang tangan yesung karena takut.

“Orang yang bunuh diri menghantui grup-grup yang baru debut, karena dia sangat membencinya....kebenciannya membuat orang yang ada di dorm ini menjadi tidak betah.”

“Apa yang dilakukannya pada penghuni dorm?” tanya yesung.

“Perntanyaan bagus. Kau harus berhati-hati.”

“Kenapa?” tanya yesung penasaran

“Karena dia bunuh diri dikamarmu.” Jawab heechul dengan nada menyeramkan.

“Aaaaaaa.....jangan katakan itu hyung.” Teriak ryeowook ketakutan karena secara otomatis itu adalah kamarnya juga.

“Hantu itu akan....dia akan.......” heechul  menahan kata-katanya untuk melihat reaksi teman-temannya, semua yang ada disana menahan nafas untuk mendengar cerita heechul selanjutnya.

“Dia....Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....” heechul berteriak membuat semua orang ikut berteriak. Keadaan menjadi kacau tidak terkendali. Lilin yang dipegang heechul terjatuh mengenai kertas musik disampingnya hingga terbakar, hal ini membuat semua orang semakin kelabakan. Siwon segera menyalakan lampu. Yang lain mengambil air dan mengguyurkannya pada heechul.

“Syukurlah dorm  kita tidak jadi kebakaran.” Kata donghae lega.

“Yaaa....Kenapa kalian menyiramku?” protes heechul.

“Kalau kami tidak melakukannya kau akan terbakar.” Kata shindong.

“Hyung, kenapa tadi berteriak?” tanya kibum penasara karena dari tadi heechul tidak mau menunjukkan wajahnya. Kangin bergerak cepat membuka tangan heechul yang menutupi wajahnya. Semua orang tertawa melihat wajah heechul menghitam.

“Jadi....jadi....hahahahaha” eteuk tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

“Ini gara-gara aku mendekatkan lilin pada wajahku. Ketika aku melihat ke gelas, wajahku sudah coreng moreng.” Kata heechul menjelaskan. Semua orang semakin tertawa dengan penjelasan heechul.
*****

                “Hyung.” Panggil yesung pada heechul. Mereka sedang berlatih diruang vokal.

“Ada apa?” tanya heechul sambil memegang gitar.

“Tentang orang yang bunuh diri itu, memang benar ya ada yang bunuh diri dikamarku sebelumnya?” tanya yesung.

“Entahlah. Aku juga tidak yakin, aku hanya mendengar  cerita ini dari penjaga dorm. Kenapa? Kau takut?” tanya heechul

“Tidak, hanya penasaran saja.” Kata yesung

“bilang saja takut. Tidak usah berpura-pura.” Kata heechul menggoda.

“Tidak hyung.” Kata yesung bersikeras lalu pergi keluar untuk menghindari perdebatan dengan hyungnya.

“eeeyyy….begitu saja marah.”
****

                Yesung berjalan menuju dormnya, entah mengapa ia penasaran dengan orang yang pernah bunuh diri dikamar dormnya. Setelah berjalan sambil bergeleut dengan pikirannya sendiri tak terasa ia sudah sampai di dormnya. Dari kejauhan ia melihat michi keluar dari apartemen dormnya.

“Michi? Sedang apa ia disini?” pikir yesung, awalnya yesung akan memanggilnya tapi karena michi sudah cukup jauh ia tidak jadi memanggilnya. Yesung lalu masuk apartemen dormnya, di pintu depan terdapat ruang security dengan seorang penjaga yang tak asing lagi bagi yesung.

“Annyeong pak.” Sapa yesung.

“Eh yesung-ah…kesini…..kesini.” panggil penjaga apartemen, “Kebetulan kamu datang. Aku ada banyak makanan.”

Yesung berjalan menuju ruang security, ia melihat ada beberapa kotak makanan disana, “Wah, banyak sekali makanannya. Istri bapak perhatian sekali.” Komentar yesung. Ia lalu duduk disamping penjaga.

“eeh…mana mungkin istriku sebaik itu. Ini dari gadis itu.”

“Siapa?” Tanya yesung.

“Adik yang kakaknya pernah tinggal disini. O ya, kalau tidak salah kakaknya pernah menempati dorm kalian.”

“Benarkah? Tapi bukan orang yang bunuh diri dikamarku kan?” kata yesung bercanda sambil menikmati makanan didepannya.

“Iya.” Jawab penjaga dengan entengnya. Yesung yang kaget mendengarnya langsung tersedak oleh makanan.

“Kamu kenapa?” Tanya penjaga.

Yesung meletakan sumpitnya lalu menatap penjaga dengan serius, “Dikamar mana ia bunuh diri?” Tanya yesung.

“Dikamar yang jendela mengarah kejalan.” Jawab penjaga, yesung terbatuk lagi mendengarnya karena itu adalah kamarnya.

TBC

Artikel Terkait

2 komentar: