#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Kamis, 29 September 2011

Yessis Kyura Date In Dufan



Yessis OPV

                Sudah lama sekali aku dan kyura merencanakan liburan ke dufan. Yup, dunia fantasi Disney land-like di indonesia. Tapi tiket dufan sangat mahal sekali, apalagi pada waktu itu aku dan kyura hanya seorang mahasiswa sederhana yang hanya bisa mengumpulkan uang untuk makan, terasa jauh sekali untuk bisa ke dufan. Tapi, apa kalian tahu? Apa yang kita inginkan hari ini akan menjadi kenyataan di masa mendatang, dan itulah yang terjadi padaku dan kyura, dulu serasa sulit untuk pergi ke dufan tapi setelah kami kerja akhirnya kita bisa mewujudkan salah satu mimpi kita dari mimpi-mimpi lain yang sangat banyak, setidaknya satu mimpi bisa tercapai, kalian boleh mengatakan tulisan ini sangat berlebihan tapi itulah yang aku rasakan, setiap apa yang aku rencanakan dulu, bisa terwujud sekarang meskipun tidak semuanya terwujud tapi aku yakin yang lainnya akan menyusul. Baiklah daripada kebanyakan introductionnya, aku ingin menceritakan kebahagiaan kami disana......Let Go......^^


                “Huwaaaaa.....Panaaaaaaaaaaaaaaas...” pikir kyura menurutku, karena memang kamar kosku sangat panas. Jakarta gitu loh. Selain karena itu masih banyak hal yang mendukung HOTnya kamarku. Aku tidak punya kipas angin di kamar kosan, aku terus berpikir beli atau tidak ya kipas angin, tapi sayang uangnya kalau dibeliin kipas angin, toh aku masih bisa bertahan dengan suhu kamar yang panas, aku kadang pelit pada hal-hal tertentu dan royal pada hal-hal tertentu tergantung mood lah. Selain itu kamarku tidak menggunakan genting melainkan asbes jadilah kamarku menjadi super HOT, super duper HOT, mentang-mentang suka super junior…Lho?...salam super…^^ , malam hari aja keringat bisa mengucur deras apalagi siang hari kami seperti dipanggang dalam oven.

“Ayo ah berangkat.” Kataku tidak tahan berada dikamarku yang bertambah dan bertambah panas,

“Masih pagi, baru juga jam8, nanti kita kepagian nyampe dufannya.” Kata kyura,

Beberapa menit kemudian.

“Ayo ah berangkat, bosen nih dikosan terus.” Kataku beralasan padahal sih gara-gara kamarnya panas.

“Iya yuk, berangkat.” Kata kyura setuju, sepertinya dia pun mulai merasakan betapa panasnya kamarku. Oya sebelumnya aku ngasih tahu aja, kyura dan aku beda kosan, kosanku lebih deket ke dufan sehingga kyura menginap dikosanku.

Selanjutnya kami berdiap-siap untuk berangkat, dan seperti biasa kyura yang paling lama dandan, kenapa dimanapun aku berada selalu yang pertama selesai dandan, aku tidak suka sesuatu yang terlalu lama itulah mengapa aku menjadi orang yang tidak sabaran. Setelah kyura selesai dandan, berangkatlah kami menuju halte busway menuju dufan. Hari libur, busway penuh oleh orang-orang sehingga kami tidak kebagian tempat duduk, setelah hampir mendekati ancol kami kebagian tempat duduk.

“Pintu ancol ke gerbang dufan jauh ga sih?” tanya kyura.

“Waktu aku kecil naik bus jadi dekat, kayaknya jauh deh.” Kataku memperkirakan.

Setelah itu kami langsung menuju pintu ancol kami bertanya pada seorang satpam arah menuju gerbang dufan.

“Pak arah ke gerbang dufan kemana?” tanya kyura.

“Kesana, terus kesana, lalu kesana.” jelas satpam menunjukkan arah.

“Oooh...” kataku pura-pura ngerti padahal aku ga jelas kemana arahnya, “jauh ga jaraknya pak?” tanyaku.

“Yaa, jauh kayaknya. Kalau mau naik mobil atau motor.” Kata satpam. Disana ada seorang tukang sapu ikut nimbrung, ga setuju kali ya sama pendapat satpam.

“Ga terlalu jauh neng, jalan kaki juga bisa.” Kata tukang sapu. Kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju pintu gerbang dufan. Kami berjalan kaki mengikuti kebanyakan orang berjalan, istilahnya pakai feeling.

“Itu kali tempatnya.” Kataku,

“Iya, apanya yang jauh.” Protes kyura, karena kita berjalan dari pintu ancol menuju gerbang dufan hanya sebentar,

“Iya, masa satpam menyebut ini jauh.” Kataku setuju.

“Hihihihi...” kami tertawa bersama mengingat badan satpam yang besar tapi ia anggap perjalanan yang menurut kita dekat tapi menurut dia jauh.

Setelah itu kami berkeliling sebentar mencari teman kyura yang sudah datang, Kami janjian dengan teman kyura yang satu perusahaan, kebetulan perusahaannya mendapat tiket gratis, buy one get one, jadi lebih murah,,,,he.... tetep aja kita bisa kedufan karena ada kesempatan ini bukan karena punya uang banyak. Tapi ternyata kita memang kepagian, teman-teman kyura belum datang kami mencari tempat yang enak untuk duduk. Karena pada saat itu sudah banyak orang jadi agak sulit juga mencari tempat duduk yang enak. Lalu aku melihat sebuah pohon yang teduh akhirnya kami duduk disana, samping kiri kanan kami juga ada orang lain yang duduk, aku berpikir kami seperti orang yang lagi pacaran...hahaha....

Untuk menghabiskan waktu yang kosong kami membicarakan bias kami—-aku ga ngerti dari mana asal kata bias, dan apa artinya, yang pasti bias artinya seorang artis yang kita suka---

“si kyu itu lemah kataku...” seperti biasa aku akan menjelekkan bias kyura dan kyura pun akan menjelekkan biasku, sebenarnya kami bencanda sih sedikit beneran (bingungkan...^^).

“Kyu itu udah kuat, waktu di shinpd dia menang, waktu panco sama donghae juga kyu menang, daripada yesung lemah.” Balas kyura.

Aku hanya manyun mendengarnya, “Ssssuuut....” aku takut orang lain dengar kami membicarakan super junior, tahu sendiri kami sudah tidak muda untuk suka boyband, tapi gimana yah udah terlanjur suka...hehehe... kata guru bahasa inggris dalam bahasa inggris perasaan ini disebut guilty pleasure, artiin sendiri deh apa artinya. Beberapa saat kemudian teman mera datang dan selanjutnya kami mengurus tiket, setelah masing-masing mendapat tiket, kami pun berpisah, aku hanya bersama kyura saja bermainnya,

“Kalau harga tiket ini 90rb, kita harus main 9  wahana supaya ga rugi.” Kataku.

“Iya, minimal 9 permainan.” Kata kyura setuju. Kami pun bertekad akan main wahana lebih dari sembilan agar uang kami tidak rugi, walau badai menghadang kami akan tetap maju...halah, lebay.....^^

“Naik apa dulu ya?” tanyaku antusias, kita masuk ke dufan dengan sangat antusias, aku membayangkan seperti masuk sebuah supermarket yang semua barangnya di diskon gede-gedean dan aku harus membeli semuanya tapi setelah sampai didalam super market aku jadi bingung mau mengambil barang yang mana dulu.

Kami berjalan dan menemukan wahana niagara, pada waktu itu kebetulan masih sepi dan kyura pun dari sebelum masuk selalu bilang ingin naik wahana niagara, akhirnya kami putuskan untuk naik. Kami naik perahu berdua, romantis ya.....^^ mungkin kyura membayangkan naik dengan kyuhyun dan aku...? he.... malu bilangnya.

Perahu berjalan dengan perlahan kami seperti disebuah sungai kecil yang tenang, disamping kiri kanan ada benda-benda berbau koboi, tiba-tiba ada sapi yang mengaummm? Lho? Aku ga tahu bunyi sapi digambarkan seperti apa jadi yang ada aja ya....^^

“Jiaah, nih sapi kurang hebat ngagetinnya.” Kataku

“Iya, harusnya lebih keras supaya kita kaget.” Kata kyura, ‘sakit tenggorakan kali tuh sapi kayak yesung ‘ pikirku.

Perlahan tapi pasti kami sampai di ujung sungai datar, selanjutnya perahu naik, dan naik.

“Siap-siap.” Kataku, perahu hampir menuju puncak, dan.....

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA....” teriak kyura.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...” teriakku, jantungku seperti copot beberapa saat ketika perahu meluncur jatuh. Kaki kami basah karena niagara,

“Yessis ko ga teriak sih?” protes kyura,

“Aku teriak ko, ga kedengaran?.” Kataku.

“Iya, ga kedengaran.” Jawab kyura. ‘aku memang tidak bisa teriak bebas, memang sudah dari sananya aku ga bisa teriak kencang, mulutku tidak bisa terbuka lebar, sepertinya pikiranku menahanku untuk berteriak keras.

“Lain kali teriak aja, supaya lebih menyenangkan.” Pinta kyura.

Perutku sudah keroncongan, karena kami belum makan pagi.  Tapi aku tidak langsung bilang ke kyura, kami masih antusias untuk menaiki wahana lainnya.

“Selanjutnya naik apa?” tanya kyura,

“Kita naik itu aja.” Kataku menunjuk sebuah wahana poci, kami naik kedalam poci. Poci pun mulai dijalankan, poci berputar kesana kemari,

‘garing banget nih wahana’ pikir kami berdua, tapi kami hanya diam saja tidak komentar. Poci hanya berputar dan berputar tidak ada tantangannya bagi kami.

Selanjutnya kami berjalan lagi mencari wahana lain, sampailah kami di wahana yang dari dulu aku inginkan, wahana kicir-kicir karena dulu waktu kecil aku belum sempat naik wahana ini, cara kerja wahana kicir-kicir kita duduk dan memakai sabuk pengaman, kenapa disebut kicir-kicir karena bentuknya seperti kicir-kicir, kami yang duduk disana akan diputar-putar pada ketinggian tertentu, wahana ini cukup difavoritkan, banyak orang yang berteriak naik wahana ini, aku benar-benar antusias.

Akhirnya setelah mengantri sebentar kami menempati tempat duduk masing-masing, kami duduk bersebelahan. Dan mulailah kami diangkat lalu diputar dan dibolak balik....detik pertama aku berteriak seperti kehilangan jantungku...detik kedua aku masih kaget, aku merasa seperti ditarik dan didorong kesana kemari. Detik ketiga........detik ke empat...... beberapa menit kemudian, aku benar-benar  bosan dengan wahana ini, entah mengapa perasaan itu keluar, aku ingin mengatakannya pada kyura tapi khawatir merusak suasana, akhirnya aku pendam beberapa saat, aku berusaha berteriak, tapi teriakan yang bukan bernada takut, aku berteriak dengan datar seperti orang yang makan tapi malasa makan. (*bayangin aja sendiri ya...^^).

“Ngebosenin ya?”” kataku tidak tahan dan akhirnya mengeluarkan statemen kejamku, kenapa disebut kejam nanti aku jelaskan. Kyura sedang asyik menikmati wahana dan berteriak dengan kencang,

“AAAAAAAAAAAAAAAA.....glek....” teriakannya langsung berhenti ketika aku bilang seperti itu,

‘iya ya , ngapain aku berteriak Cuma karena ini’ pikir kyura. Itulah mengapa aku bilang kejam, orang yang sedang menikmati kebahagian kehilangan kebahagiaannya karena statemen tidak pentingku. Dulu pernah terjadi kejadian yang hampir mirip, pada saat itu aku dan teman-teman akan mengikuti ujian kuliah, mata kuliah ini adalah matalah kuliah tersulit, kami kadang stress kalau memikirkannya, besok  adalah hari kami ujian aku bermain games memakai laptop temanku (*maklum belum punya laptop ataupun komputer, padahal gila games sama film.) aku asyik bermain games sambil mendengarkan lagu Abeit G. ade, metal-metal gini aku suka lagu melo seperti Ebeit G. Ade...^^ datang dua temanku yang baru pulang dari kampus.

“Yessiiiiiis....” teriak temanku,

“Apa?” tanyaku datar tanpa mengalihkan pandangan dari laptop,

“Kita ga jadi ulangan....Yatta...” katanya antusias....

“Oh.” Kataku singkat, padat dan jelas, tiba-tiba aku merasa suasana menjadi hening, aku menengok pada dua temanku.

“Kenapa? Ko pada diem.” Kataku aneh.

“Ah, yessiiiiiiiiiiiis....merusak suasana.” Teriak temanku

Ya begitulah aku, tidak hanya sikapku yang datar tapi ketika berteriakpun akan terasa datar, apalagi kalau nyanyi ga kedengaran enak, lagunya jadi datar tanpa nada kalau yesung dengar langsung geleng-geleng kepala kali ya, aneh ada orang yang sangat parah dalam bernyanyi.^^

“Kita naik itu yuk.” Ajakku pada kyura, aku menunjuk wahana gelombang ombak, bentuknya bulat orang duduk disisi-sisinya nanti benda tersebut akan berputar dan terombang-ambing layaknya gelombang.

“Asyik ga permainannya?” tanya kyura masih trauma dengan permainan poci yang ngga banget. Kami liat permainan tersebut beberapa saat, cukup lama benda tersebut hanya berputar-putar seperti komedi putar.

“Ah, ga asyik. Kita makan aja yuk.” Kata kyura, akhirnya aku pun setuju karena permainan itu tidak ada tanda-tanda mengasyikkan. Kami pergi lalu membeli makanan dari kejauhan kami mengamati permainan wahan gelombang ombak ternyata wahana tersebut terlihat menyenangkan karena orang-orang yang duduk diombang-ambing sambil berputar.

“Kayaknya asyik, kita naik itu aja ya.” Kata kyura

“Ok.” Kataku setuju, hampir kebanyakan keputusan naik wahana apa, ada ditangan kyura, aku hanya mengikuti dan setuju. Aku tidak peduli karena bagiku naik apapun sama saja, toh aku suka bermain.

Akhirnya kami naik wahana tersebut, kyura duduk dipojok dan aku duduk bagian luar, didepan kami dua remaja anak laki-laki, dan dibelakang kami sepasang kekasih. Mulai lah wahana dijalankan, kami diombang ambing sambil terus berputar, entah mengapa kami tertarik ke arah luar, sehingga aku kejepit kyura...

“Kyura, sakiiiiiiiiiiiiit...” teriakku karena kejepit, selain kejepit leherku juga sakit karena tertarik kearah luar. Meski begitu bagi kami ini hal yang lucu, aku merasa lucu karena kyura berusaha keras sekuat tenaganya manarik badannya kedalam agar tida menjepitku, aku tertawa sambil berteriak kalau aku sakit kejepit, kini yang sakit tidak hanya pinggul dan leher, pipiku pun sakit karena tertawa. Sedang kyura tertawa karena ia mendengar pertengkaran dua orang remaja didepan kami, mereka bertengkar seperti kami.

“Geseran sana. Sakit tahu.” Kata orang pertama yang berada seperti diposisiku.

“Sorry sorry, gue juga susah nih.” Kata orang kedua, mereka terus bertengkar karena permainan itu. Aku tidak menyadari pertengkaran dua sahabat didepan, aku melihat kebelakang ke pasangan kekasih,,,,hueekk...aku ingin muntah melihatnya, yang laki-lakinya dengan jantan seperti melindungi perempuannya,

“Udah...aku takut...udah .... berhenti....” kata perempuannya ketakutan.

“Tenang, ga akan kenapa-kenapa.” Kata laki-lakinya, yang aku tidak suka yang laki-laki memeluk perempuanny bertingkah seolah melindungi.....wueeekkkkkkkkkk....didepan umum gitu loh.

Selesai wahan gelombang ombak, kami tertawa-tawa menceritakan apa yang terjadi diwahan, baiklah intinya wahana ini lumayan menyenangkan meskipun harus sakit leher....^^

Selanjutnya kami ingin naik wahana bioskop bergerak apa namanya aku lupa,

“Aku sangat suka kora-kora tapi ini merupakan wahana favoritku.” Kataku dengan percaya diri karena dulu aku sangat senang naik wahana ini. Akhirnya kami putuskan untuk melihat wahana ini, antriannya sangat panjang tapi aku sudah terbiasa sejak dulu di wahana ini memang selalu mengantri. Sudah beberapa kali maju meskipun masih jauh, terdengar suara adzan, akhirnya kyura putuskan untuk salat dulu semetara aku tetap mengantri karena pada saat itu aku sedang libur solat. Ah, mengantri memang bagian yang sangat membosankan apalagi sendirian tidak ada teman untuk mengobrol. Sementara itu kyura yang pelupa berusaha keras mengingat jalan pulang menuju wahana kami, subhanallah ya sesuatu....^^ karena keinginan keras, orang yang pelupapun dapat dengan mudah kembali ketempat wahana....^^
Kyura datang dan kami meneruskan antrian kami. Kami melihat orang india yang pada saat kami mengantri dia belum mengantri, tiba-tiba dia sudah jauh ada didepan kami. Oh, ternyata ada jalur fast line bagi orang yang berduit karena tiketnya lebih mahal dari harga biasa. Ha...enaknya punya uang. :(

Tiba saatnya kami masuk, aku sudah beberapa kali naik wahana ini tapi kyura belum sama sekali. Untuk introduction kita akan diperlihatkan sebuah film yang berhubungan dengan wahananya. Kali ini film yang ditampilkan adalah Journey into the earth,

“Yessis.” Panggil kyura

“Apa?” tanyaku risih karena aku sedang konsentrasi mengartikan apa yang dibicarakan film, film tersebut menggunakan bahasa inggris dan tidak ditranslate jadi aku harus focus tingkat tinggi.

“Yessis, ko begini sih?” tanya kyura sambil berbisik.

“Apa sih?” kataku mulai kesal karena kyura membuyarkan konsentrasiku.

“Masa Cuma gini doang wahananya.” Kata kyura kebingungan. Aku mulai mengerti kenapa kyura tidak mau diam dari tadi, dia tidak tahu menahu tentang wahana ini.

“Ntar wahananya diruangan yang itu. Sekarang kita nonton dulu filmnya.” Jelasku dengan kesal.

“Oh gitu, kirain ini wahananya.” Kata kyura lalu mulai diam. Setelah filmnya selesai kami masuk ruangan lain, disana terdapat kursi yang ada sabuk pengamannya, kami naik kemudian memasang sabuk pengaman.

“Ko sabuk punyaku kendor sih? Nanti aku bisa jatuh.” Protesku, karena menurut pengalamanku kursi ini akan begerak kesana kemari mengikut apa ya ada difilm. Lampu bioskop dimatikan dan layar besar dihadapan kami menyala, ceritanya kami adalah petualang dalam film tersebut, kami naik sebuah kereta tua yang akan masuk kedalam bumi. Film pun dimulai, kursi kami pun mulai bergerak, membuat seolah kami yang naik kereta itu. Tapi tiba-tiba terjadi kecupuan, kami tidak merasakan sebuah kesenangan disana karena efek bangku yang bergerak tidak membuat kami membayangkan kami berada dalam cerita. Filmnya terlalu sering memperlihatkan pemeran filmnya bukan jalanan yang kami lalui sehingga kami seperti menonton film bukan pergi berpetualang.

“Hah, Cuma begini doang. Cupu banget sih.” Protes kyura, aku hanya diam karena aku merasa aneh, dulu aku suka dengan wahana ini tapi kenapa  sekarang jadi tidak suka.

Selanjutnya kami naik wahana favorit kami berdua yaitu kora-kora, wahana ini berupa perahu yang naik dan turun pada ketinggian tertentu, wahana ini cukup menegangkan bagiku. seperti biasa antrian terjadi sangat panjang. Kami terus begerak dan akhirnya kami naik wahana tersebut, tapi sayang kami duduk dibagian depan ke dua, padahal yang paling menegangkan itu adalah tempat duduk yang paling belakang, ada tempat duduk yang lebih jauh tapi karena ada orang yang muntah sebelumnya kami enggan untuk duduk disana, padahalnya sebenarnya sudah dibersihkan oleh petugas.
Perahu mula naik dan turun secara perlahan semakin lama semakin tinggi dan terus meninggi, kami pun mulai berteriak.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.....” teriak kyura dan juga orang-orang, kali ini aku tidak ingin memaksakan diri lagi berteriak seperti waktu naik kicir-kicir.

Aku hanya berteriak seperlunya dan juga tertawa senang, kalau perahu naik aku tidak berteriak tapi ketika perahu turun aku berteriak, “Huwoooooooooooo....” dengan nada rendah. Sudah kuduga wahana ini mengasyikkan, membuat jantung serasa copot, lucunya lagi seorang laki-laki dibelakang kami ketakutan.

“Udah...udah...aku mau turun.” Pintanya memelas, temannya yang berada disamping berusaha menenangkan sebisanya sambil tetap menikmati suasana, aku tertawa karena dia seorang laki-laki dan takut pada hal seperti ini.

Selanjutnya kami mencari wahana histeria, wahana yang kami berdua belum pernah seumur hidup naiki, cara kerjanya, orang akan duduk melingkar memakai sabuk pengaman, dan selanjutnya kami akan ditarik ke atas dengan kecepatan yang luar biasa. Kami pun mulai mengantri, dari apa yang aku lihat antriannya tidak terlalu panjang, diluar ada antrian yang cukup panjang setelah itu akan masuk bangunan histeria dilihat dari panjang bangunannya seharusnya antrian tidak terlalu panjang. Diluar sangat panas, untuk membunuh kejenuhan aku memperhatikan orang-orang asing yang ada disana, ada orang cina, arab, bule dan lain-lain. Aku juga melihat banyak perempuan yang memakai celana yang sanagaaaat pendek dan juga pakaian tanpa lengan, mereka tidak malu apa dengan pakaian mini seperti itu, memamerkan tubuh kemana-mana pikirku.

“di dufan dari orang yang memakai cadar sampai orang berbaju mini ada semua.” Kata kyura,

“Iya, untung ga ada yang pakai bikini.” Candaku. Selanjutnya kami masuk kedalam ruangan, dan...jeng....jeng....jeng, ternyata antrian tidak seperti bayangan kami, disini antrian dilipat beberapa kali jadi kalau antrian diluruskan akan sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat panjang. Antrian terpanjang seumur hidup kami. Tapi kami tidak mungkin menyerah karena kami sudah mengantri sejauh ini pikirku, dan kupikir orang yang mengantri semua berpikiran sama sepertiku mereka sudah mengantri cukup panjang diluar, jadi sayang saja kalau kami menyerah didalam. Seperti biasa ketika mengantri aku akan memperhatikan orang-orang yang berada disana atau kadang berkhayal untuk FF-FFku selanjutnya. Lalu  Aku melihat seorang perempuan sedang sms-an seorang ahjusi berkulit putih dengan wajah yang menyebalkan, entah mengapa dari wajahnya saja sudah kelihatan orangnya sangat menyebalkan, kalian akan tahu kenapa dia sangat menyebalkan, akan aku ceritakan nanti, dia berada dibelakang wanita yang sedang smsan, aku tahu mereka tidak saling mengenal karena mereka berada pada baris antrian yang berbeda, ahjussi tersebut memperhatikan hp wanita tersebut seperti membaca isi hp itu tanpa diketahui oleh si wanita. Aku kesal dengan ahjusi itu karena tanpa ijin melihat privasi orang. Selanjutnya aku mengalihkan perhatian pada hal lain. Di depanku ada kyura dan dibelakangku ada seorang remaja perempuan, dari wajahnya aku juga bisa melihat anak tersebut sangat menyebalkan. Dia terus mendesakku padahal kami bisa melonggarkan sedikit barisan kami tidak perlu terlalu mepet, selain itu anak itu terus menatapku, apa karena aku cantik? Entahlah, yang pasti aku merasa terprovokasi oleh tatapannya, aku putuskan untuk menatapnya balik, menurut perkiraanku anak tersebut akan mengalihkan pandangannya tapi ternyata perkiraanku meleset, dia tetap menatapku dengan tatapan yang menantang, hingga akhirnya kami saling memandang cukup lama, aku tidak akan menyerah batinku. Akhirnya anak itu mengalihkan pandangannya...”hahaha....” aku menang, aku tertawa dalam hati. Aku berbisik pada kyura dan menceritakn kejadian tadi.

“Ha....Aku pikir kalian saling kenal dan sedang mengobrol.” Kata kyura menanggapi, ia pun melihat kami saling bertatapan cukup lama.

“Yessis masa ditatap seperti itu aja jadi marah.” Lanjutnya, aku juga pikir begitu, aku terlalu kekanakan menanggapi anak tersebut.

Tibalah saatnya kami naik wahana histeria, aku dan kyura duduk saling bersebelahan.

“Hahaha....Aku tegang sekali.” Kataku, aku pegang tangan kyura untuk menenangkan diri, tapi ternyata menurutku terlalu ribet kalau berpegangan tangan sehingga aku melepaskannya.

“Siap.” Kata kyura. Satu.....dua....tiga........jeeeet.....aku merasa seperti terlempar keudara, nafas dan jantungku seperti tertinggal dibawah, ini wahana yang paling menakutkan menurutku, sayang ketika berada diatas kecepatannya tidak seperti awal-awal jadi tidak menakutkan. Di sini aku berteriak secara alami karena memang benar-benar menakutkan.

Untuk selanjutnya kami naik halilintar yang juga harus mengantri panjang, dulu aku tidak suka wahana ini karena membuat badanku sakit-sakit tapi entah mengapa ketika aku naik sekarang, aku suka wahana ini. Wahana ini tidak menakutkan tapi aku sangat enjoy disini. Selain itu kami naik wahana rajawali dua kali, sangat mengasyiakan berada diatas melihat pemandangan kota jakarta dan juga laut jakarta. Apalagi wahana rajawali ini tidak harus mengantri.

Aku sebenarnya tidak terlalu suka naik ontang anting ----kita duduk ditempat duduk yang seperti ayunan setelah itu kami diputar-putar menghasilkan gaya sentrifugal, maksudnya kami seperti tertarik kearah yang berlawanan dengan inti putaran...bingung kan? Aku  juga bingung.---- aku tidak terlalu suka wahana ini karena memang menurutku tidak ada tantangannya, tapi kyura bersikeras ingin naik wahana ini hingga akhirnya aku mengiyakan. Kami berlari kesana kemari mencari tempat duduk. Kyura duduk didepan dan aku duduk dibelakang, dan kalian tahu siapa yang duduk disampingku dan dibelakang kyura, ya, dia adalah ahjussi berkulit putih menyebalkan yang pernah aku ceritakan sebelumnya. Dan ternyata dia memang menyebalkan seperti wajahnya yang menyebalkan. Orang-orang memang berteriak ketika wahana mulai di ontang anting tapi ahjusi tersebut berteriak dengan lebay,

“AAAAAAAAAAAAAAA......UUUUUUUUUUUUU...Andiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....Jooooooooooooo...” begitulah dia berteriak sambil memanggil nama yang kupikir itu nama temannya, dia berteriak bukan karena takut menurutku tapi lebih karena meremehkan wahana ini,

“Aku ingin membunuhnya.” Batin kyura, sedang aku ingin membungkam mulutnya yang menyebalkan itu. Pikiranku dan kyura sama, orang itu sangat menyebalkan hingga akhir.

Hari mulai malam seperti yang pernah kami rencanakan, kami akan melihat kota jakarta malam hari dari atas bianglala. Kami pun harus mengantri seperti biasa. Sebenarnya aku tidak terlalu suka bianglala karena tidak ada tantangannya tapi karena aku belum pernah naik bianglala di dufan, aku pernah naik tapi di pasar malam jadi aku ingin sekali naik bianglala. Kami naik bersama dua orang pasang lain, yang petama sepasang sahabat seperti aku dan kyura dan juga sepasang kekasih, awalnya aku tidak suka dengan laki-laki itu karena mengantri dengan mepet dibelakangku tapi setelah kami mengobrol sepertinya pikiranku salah. Kami berenam mengobrol diatas bianglala.

“Aku takut yessis.” Kata kyura.

“Hahahaha...masa begini aja takut.” Ledekku. Ternyata orang yang disamping kyura juga ketakutan.

“Saya juga takut.” Katanya,

“Bukannya tadi katanya udah naik histeria?” tanyaku heran, karena sebelumnya kami menceritakan apa saja yang sudah kami naiki.

“Iya sih tapi saya takut ketinggian.” Katanya, untuk menghilangkan rasa takut dan juga jenuh akhirnya kami berenam saling berfoto. Kadang aku yang diminta memoto pasangan lain, kadang orang lain yang diminta untuk memfoto kami.

“Kyura, nanti kita ikut multimedia yuk.” Ajakku, sebelum masuk dufan kami dibagi tiket gratis untuk menonton teater musikal multimedia.

“Oh, yang acara itu ya.” Kata salah seorang dari sepasang teman.

“Asyik ga sih teaternya?” tanyaku

“Kata orang-orang sih asyik, kita juga mau kesana.” Katanya.

“Duh, tiketku ada dimana ya?” tanya kyura bingung, dia mengaduk-aduk tasnya maksudnya mengaca-acak tasnya untuk mencari tiket, seperti biasa sifat pelupa kyura kambuh lagi, aku melihat tiketku masih aman berada di dalam dompet.

“Yessis, gimana nih? Tiketku ga ada.” Kata kyura mulai panik.

“Cari lagi.” Kataku dingin, aku sudah hafal sifat kyura yang seperti itu.

“Ini ketemu.” Kata kyura menunjukkan tiketnya yang sudah ditemukan, tiketnya lecek sekali batinku.

“Ini kamu aja yang simpan, kalau aku takut hilang lagi.” Kata kyura memberikan tiketnya, aku menyimpannya bersama tiketku dalam dompet, tietku masih bagus loh…pamer…^^

Ketika wahana akan segera berakhir, salah seorang dari kami menyeletuk, “Bukannya ini bisa diputar ya?” katanya melihat besi bulat yang berada ditengah kami.

“Ayo kita putar.” Kataku, selanjutnya kami memutarnya ke arah kiri dan tidak berputar.

“Putar kearah lain.” Lalu kami memutarnya kearah lain, kali ini berhasil, kursi kami jadi berputar.

“Kenapa tidak dari tadi kita putar.” Kata kyura, kami berputar-putar seperti anak kecil yang baru menemukan mainan baru.

Selanjutnya  aku dan kyura berencana menonton teater musikal  multimedia, tapi karena waktu acaranya jam 7 sedang pada saat itu masih jam 6.30, kami putuskan naik histeria lagi tapi antrian kali ini tidak panjang sehingga dengan cepat kami bisa naik histeria. Aku duduk disamping seorang laki-laki, sedang kyura entah dimana, kami terpisah saat itu. Wahana pun mulai dijalankan, kami ditarik ke atas dengan kecepatan yang sangat tinggi, meskipun wahana ini masih kategori menyenangkan dan menegangkan tapi aku tidak merasakan sensasi yang sama seperti pertama kali aku naik, laki-laki disampingku berteriak.

“Huwaaaaaaaaaaaaaa....nafas gue ketinggalan.” Teriaknya, dia terus berkata nafasnya ketinggalan, aku hanya tertawa senang naik wahana ini. Berbeda denganku yang menikmati wahana ini, kyura sama sekali tidak menikmatiknya, disamping tempat duduknya tidak ada orang lain.

“Yessis, kamu dimana?” panggilnya ketakutan, dia ketakutan karena tidak ada orang disampingnya seperti digiring kedalam kematian pikirnya. Setelah wahana selesai, kyura berlari kearahku,

“Yessis, aku ketakutan tahu sendirian.” Katanya.

“Lho? Kamu tadi ada dimana? Aku pikir semua bangku sudah terisi semua.” Kataku.

“Iya, tadinya aku ingin memanggilmu tapi aku tidak tahu kamu ada dimana.” Kata kyura.

“Eh, udah jam 7. Ayo kita ke acara multimedia.” Ajakku, kami berlari sebisa kami keacara tersebut, setelah beberapa kali salah arah ternyata acara tersebut ada diluar dufan jadi kami harus keluar gerbang dufan dulu.

“Ayo...” teriakku. Kami terus berlari, orang-orang berjalan seperti biasa hanya kami yang berlarian. Aku sangat senang berlari pada malam hari itu. Lalu kami masuk acara multimedia, acaranya sudah mulai setengah jalan. Acaranya diadakan dilapangan yang ada danaunya, bebagai efek cahaya membuat penonton kagum. Air mancur dinyalakan lalu sebuah cahaya dikenakan air mancur tersebut sehingga muncul monster buta ijo, aku sangat kagum melihatnya. Teater musikal ini bercerita tentang timus mas. Seorang anak yang diberikan oleh monster buta ijo kepada sepasang suami istri yang tidak memiliki anak, monster memberikannya dengan syarat jika sudah besar mereka harus memberikan anak itu kembali. Hingga saatnya tiba suami istri itu tidak rela anaknya diambil buta ijo. Kyura tidak terlalu fokus dengan ceritanya, ia lebih menikmati efek-efek cahaya, air mancur dan api yang dimunculkan sedangkan aku meskipun tertarik dengan hal-hal seperti itu tapi aku lebih tertarik melihat ceritanya. Pada akhirnya timun suri disuruh pergi oleh orang tuanya untuk menyelamatkan diri dari buta ijo, ia dibekali senjata garam, biji timun, biji cabe, dan terasi. Aku tidak terlalu masalah dengan penggambaran senjatanya dengan memakai nama-nama bumbu dapur tapi aku sangat tidak suka ada nama terasi disana, serasa tidak keren. Pada akhirnya timun suri dapat menaklukkan buta ijo dengan senjata terakhirnya yaitu terasi. Setelah itu penonton diijinkan berfoto dengan artis pemain. Aku memfoto kyura dengan salah seorang artisnya tapi karena kondisi yang crowded, terlalu penuh dan ramai akhirnya kami memisahkan diri berfoto dengan air mancur dan bangunan drama. Sepertinya kami lebih narsis dari yang bayangkan karena kami lebih suka melihat wajah sendiri daripada melihat wajah orang lain meskipun dia seorang artis.

“Kita ikut  penampilan yang kedua yuk.” Ajak kyura, dia benar-benar tertarik dengan efek-efek yang ditampilkan.

“Sudah malam, kita pulang.” Kataku dingin, kalau sudah menyangkut malam, aku akan keras kepala. Aku tidak mau kami berada diluar pada malam hari terlalu lama.

“Ayolah, Cuma malam ini aja.” Rengek kyura.

“Mhooh, aku mau pulang aja.” Kataku tetap bersikeras. Akhirnya kyura menurutiku kami pulang saat itu juga.

Tadinya sebelum pulang kami akan makan terlebih dahulu tapi melihat harga makanan-makanannya yang mahal kami tidak jadi makan.

“Kita makan mie aja dikosan.” Kataku, biasa anak kosan selalu pengiritan apalagi kami sudah keluar uang banyak untuk bayar tiket, akhirnya kyura ikut juga. Kami pulang naik busway lagi. Perasaan yang tidak enak seperti sebelum-sebelumnya yang pernah aku rasakan,  setiap selesai liburan aku akan merasa sangat sedih karena kami sudah selesai liburannya. Kota jakarta malam hari tidak terlalu padat seperti siang hari. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing. Kami pernah jalan ke kebun raya dua kali, lalu kemonas dua kali, setelah itu kami ke dufan.....

Selanjutnya jalan-jalan kemana lagi ya? Pikirku dan mungkin kyura juga berpikir seperti itu pula.

The End

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar