#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Rabu, 22 Februari 2012

(Cerpen) Ikan, Laron, dan Semut


Cerita ini aku tulis ketika mendengar sebuah lagu yang berjudul ikan, laron dan semut. meski liriknya sangat sederhana tapi lagu ini mengandung makna yang sangat dalam. aku tidak bisa diam begitu saja, inspirasi keluar begitu saja untuk menulis sebuah cerita. semoga cerpen membuat kalian suka.....^^

By : Yessis

FF pertama tanpa nama yesung dan kyuhyun


                namaku handi, handi prasetya, teman-teman kerjaku memanggilku handi. Aku hidup dengan penuh kesempurnaan. Orang tuaku merupakan seorang pengusaha yang kaya raya dan aku adalah anak tunggal, aku hidup serba berkecukupan meskipun begitu orang tuaku tidak mendidikku menjadi seorang yang manja, mereka mendidikku menjadi seorang yang pekerja keras. Meski ayahku memiliki perusahaan yang banyak tapi ia ingin aku memulai karirku sendiri dimulai dari nol tanpa bantuan siapapun, setelah itu ia kan percaya untuk menyerahkan perusahaan padaku. Dengan otakku yang cemerlang aku bisa lulus cepat di universitas terbaik di negeri ini jurusana ekonomi UI yang juga merupakan jurasan terbaik di UI. Saat ini aku berkerja sebagai konsultan keuangan, setelah dua tahun aku dipercaya untuk memegang posisi manager,
setingkat lebih rendah dari direktur. Hidupku benar-benar sempurna, aku juga telah memiliki seorang kekasih bernama neyla shahid, anak salah satu politikus yang cukup berpengaruh di negeri ini, hubungan ini akan memuluskanku untuk lebih mengembangkan perusahaan keluargaku nantinya, tentang cinta aku tidak tahu sama sekali tentang cinta, yang kupikirkan dalam hidup ini adalah untung atau rugi, jika memang hubunganku dengan neyla sangat menguntungkan maka aku dapat menyebut hubungan kami terbentuk karena cinta.

                Aku sedang sibuk menyelesaikan sisa-sisa pekerjaanku yang hampir selesai, seseorang mengetuk pintu ruanganku, “Masuk.” Kataku. Bobby salah satu bawahanku  sekaligus sahabat kentalku membuka pintu.

“Sudah belum? Anak-anak sudah tidak sabar ditraktir tuh.” Tanya bobby.

“Sedikit lagi. Kalian ke mobil dulu saja. Ini kuncinya.” Aku melemparkan kunci mobilku pada bobby, bobby menangkapnya lalu pergi. Aku mematikkan laptopku. Lalu membereskan mejaku yang sebenar sudah rapi tapi aku paling tidak suka ada hal yang tidak sesuai dengan keinginanku. Aku merapihkan letak fotoku bersama neyla, besok adalah hari pernikahan kami, oleh karena itu aku mentraktir teman-temanku untuk melepas masa lajangku. Malam ini kami akan pergi ke karoke, tentu saja bukan tempat karoke biasa, tempat yang tidak hanya untuk bernyanyi tapi juga untuk bersenang-senang. Hpku berdering, aku mengambilnya dilayar terdapat nama neyla calon istriku. Aku mengangkatnya.

“Hallo. Sayang, ko belum tidur?” tanyaku dengan perhatian. Di mata neyla aku adalah laki-laki yang sempurna, aku tidak pernah lupa hari-hari bersejarahnya, aku selalu memberikan kejutan-kejutan kecil disetiap minggunya, dan aku tidak akan pernah lupa untuk menelponya setiap harinya. Sebenarnya tadi aku sudah menelponnya tapi entah mengapa ia menelpon lagi.

“Aku benar-benar tegang memikirkan hari esok.” Kata neyla manja.

“Hahaha...kamu tidak usah tegang. Besok adalah hari kebahagiaan kita. Sekarang kamu harus tidur agar besok menjadi segar dan menjadi pengantinku yang paling cantik.” Kataku menghibur.

“Baiklah. Aku tidur. Mas juga jangan terlalu lama bersama mereka.” Neyla sudah tahu aku akan merayakan pesta bujang bersama teman-temanku.

“Iya, aku akan pulang lebih cepat. Aku tutup.” Aku pun menutup telpon lalu pergi menyusul teman-temanku.

                Aku dan teman-temanku sudah sampai di tempat karoke langganan kami, tempat ini tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang, hanya orang-orang yang sanggup membayar yang bisa masuk, untuk bisa menjadi anggota aku harus merogoh kocek sebesar 100juta per tahun, dan setiap bulannya aku harus membayar 10jt. Hanya untuk gengsi aku membayar semuanya tanpa ragu. Selain tempat karoke aku masih mempunyai tempat-tempat lain yang berlangganan seperti golf, balap mobil, tennis, dan lain-lain. Aku dan ketiga sahabatku masuk ke ruangan yang sangat mewah, di meja sudah tersedia berbagai macam makanan dan minum, beberapa wanita cantik masuk, mereka benar-benar sangat  cantik dan tahu bagaimana caranya menghibur aku dan sahabat-sahabatku yang sudah lelah bekerja selama seharian, mendengar kata sahabat dari mulutku sendiri aku merasa merinding, ada yang aneh dengan hatiku. Aku selalu bertanya seperti apakah sahabat itu. Aku ingat setahun yang lalu, kami tidak berempat seperti sekarang ini tapi berlima, seorang lagi bernama armand telah kami buang, ya, kami, kami mengorbankannya untuk menanggung kesalahan yang telah kita perbuat bersama. Aku sama sekali tidak kasihan dengan karena menurutku itulah hukum alam, siapa yang kuat dialah yang akan bertahan.

Teman-teman mulai bernyanyi dan minum-minuman, aku pun meneguk segelas anggur merah yang harganya pasti bisa memberi makan ratusan orang yang kelaparan, tapi aku tidak peduli sama sekali. Kami terus bersenang-senang bersama wanita kami tentunya.

Aku melihat jam sudah pkl.02.00 pagi, “Aku harus pulang.” Kataku karena khawatir aku tidak bisa bangun.

“Ha? Ko cepat sekali. Biasanya juga kita pulang pagi.” Protes bobby.

“Siang nanti pernikahanku. Kau ingin melihat pengantinnya mabuk didepan banyak orang.” Kataku, semua orang tertawa mendengar jawabanku.

 Lalu aku pergi menuju mobilku, sebenarnya bobby menyarankanku untuk naik taksi karena memang sebenarnya aku cukup mabuk. Tapi aku merasa masih memiliki kesadaran yang cukup untuk mengendarai mobil. Aku berjalan sempoyongan menuju mobilku. Aku membuka pintu mobil lalu masuk. Aku mulai mengendarai mobilku. Jalanan cukup lengang karena memang baru pkl. 02.00 pagi. Jakarta terasa damai ketika malam hari, aku benar-benar sangat suka dengan malam hari. Jalanan juga terlihat basah, sepertinya sebelumnya sudah turun hujan . Lampu-lampu jalan dikerubungi oleh laron-laron yang biasanya keluar ketika musim hujan. Ketika asyik menikmati malam yang sunyi, aku kaget karena tiba-tiba melintas seorang tukang dengan gerobak sayurnya di depanku, padahal aku sedang melajukan mobil dengan kecepatan diatas 100 km/jam, aku segera menginjak rem tapi entah mengapa remnya tidak bisa berkerja, untuk menghindari tabrakan dengan gerobak sayur aku membanting stir kearah kiri jalan, mobilku terguling beberapa kali. Hingga aku kehilangan kesadaran.
Aku membuka mata, aku tergeletak didalam mobilku yang sudah terbalik. Aku segera keluar dari mobil. Aku memegang keningku yang terasa sakit, ternyata aku sedikit tergores didaerah kening bagian kanan. Aku melihat jam masih pkl.02.34, itu artinya aku tidak terlalu lama pingsan. Aku melihat kesekeliling, aku merasa aneh karena tak melihat tukang dan gerobaknya, apakah ia lari karena takut dipersalahkan atas kecelakaan yang menimpaku.

“malam turun hujan, air menjadi melimpah.”

Aku mendengar ada seseorang yang berbicara, aku melihat kesekeliling tapi aku tidak melihat siapapun.

“Ya, aku senang sekali. Kita tidak akan kekurangan air.” Percakapan itu terus aku dengar tapi aku tidak melihat siapapun. Pandanganku tertuju pada sebuah rumah berpagar, aku mengucek mata berkali-kali, aku pasti salah lihat. Tidak mungkin ikan-ikan di kolam itu bisa bicara. Aku pasti telah gegar otak sehingga aku berhalusinasi. Perlahan aku mendekati rumah tersebut. Ikan-ikan itu terus mengobrol dengan asyiknya. Salah seorang ikan menyadari kehadiranku, ia tersenyum padaku.

“Anda kenapa memandang kami seperti itu? Tidak pernah melihat ikan mengobrol?” tanya ikat itu. Aku tersenyum.

“Tidak apa-apa. Kalian teruskan saja obrolannya.” Kataku mempersilahkan. Aku merasakan lelah, aku duduk disamping rumah itu sambil melamun. Aku melihat ikan dikolam kecil saling bercengkrama, aku melihat laron-laron yang berterbangan dilampu jalanan dekat rumah tersebut juga sedang asyik membicarakan apa saja yang telah mereka lakukan. Aku juga melihat semut yang berjalan di tiang saling memberi salam dengan sesama semut dan juga bertanya tentang pekerjaannya. Seharusnya aku merasa aneh dengan kejadiaan ini tapi entah mengapa aku merasa semua itu biasa saja, seperti aku melihat manusia yang saling bicara dan saling bercengkrama.

“Ikan.” Panggilku. Kedua ikan itu lalu menengok padaku.

“Aku merasa heran. Boleh aku bertanya padamu?” tanyaku. Tiba-tiba pikiranku dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang harus dikeluarkan saat itu juga. Tiba-tiba aku merasa sangat penasaran.

“Apa yang ingin kau tanyakan?” tanya ikan.

“Aku heran, tidakkah kau bosan hidup dalam kolam itu setiap hari?” tanyaku, aku bertanya seperti seorang anak tk yang sangat polos, tapi aku tidak peduli dengan itu semua, aku benar-benar ingin bertanya ini pada ikan di kolam.

“Tidak. Aku tidak bosan sama sekali berada ditempat sekecil ini.” Jawab ikan.

“Kenapa?” tanyaku lagi.

“Karena ku disini setiap hari bersama tuhanku, Allah SWT. Aku tidak akan pernah merasa bosan selama Allah selalu bersamaku.” Jawab ikan itu.

“Ooh...” aku berhenti bertanya, lalu aku  melihat laron.

“Laron, boleh aku bertanya?” tanyaku.

“Apa yang ingin kau tanyakan. Cepatlah, karena hidupku tak lama lagi?” tanya laron yang terlihat terburu-buru.

“Aku ingin bertanya, apakah kau tidak merasa hidupmu sangat tidak adil karena kau hanya bisa hidup dalam semalam?” tanyaku. Laron tersebut mengernyitkan dahi mendengar pertanyaanku yang aneh. Aku tidak merasa ada yang aneh dengan pertanyaanku.

“aku merasa hidupku sangat berguna walau aku hanya semalam hidup di dunia.” Jawab laron.

“Kenapa?” tanyaku aneh.

“Karena dalam semalam aku hidup kusebut nama tuhanku, aku terus menyebut nama Allah SWT.” Jawab laron.

“Ooh.” Aku lalu melihat semut yang masih giat bekerja,

“Semut, boleh aku mengganggu sebentar?” tanyaku.

“Apa yang ingin kau tanyakan?” salah seorang semut berhenti berjalan. Ia mendengarkan apa yang ingin aku tanyakan.

“Tidakkah kau merasa lelah bekerja? Siang malam kau terus bekerja?” tanyaku. Karena aku merasa sangat lelah bekerja padahal aku mendapatkan upah yang sangat sangat memuaskan. Jauh dari seekor semut yang bekerja tanpa di gaji, mereka bekerja hanya untuk ratu mereka saja.

Semutpun tersenyum, “Tidak, aku sama sekali tidak lelah. Walau sepanjang hidupku harus terus bekerja, aku tidak akan pernah lelah.” Jawab semut, aku mengeryitkan dahi aneh.

“Kenapa?” tanyaku penasaran.

“Karena setiap saat dalam bekerja aku selalu bersama tuhanku, Allah SWT. Aku tidak akan pernah lelah selama Ia ada bersamaku.”jawab semut lalu pergi meneruskan pekerjaannya. Aku termenung dengan jawaban ikan, laron, dan semut. Aku memutar balik hidupku selama ini, aku merasa hidupku sempurna tapi selalu saja ada yang kurasa kurang dalam hidupku, aku terus dan terus mengejar karir hingga tingkat yang tinggi dalam waktu yang singkat. Semakin aku meraih kegemilangan semakin aku merasakan kekosongan. Apakah karena aku telah meninggalkan tuhanku, apakah aku karena aku telah melupakan Allah?

Dan aku bertanya pada jiwaku,
sejauh apa hidup tanpa tuhanmu?

Sejak kecil hingga dewasa aku diajarkan untuk bekerja keras, aku dididik untuk bisa menyelesaikan semua masalahku sendiri. Tapi aku tidak pernah diajarkan untuk berdo’a meminta pertolongan pada Allah.

dan aku bertanya pada hatiku
selama apa hidup tanpa tuhanmu?

Ya, sejak kecil aku tidak mengenal yang namanya tuhan, aku menganggap kesuksesan yang kuraih adalah hasil jerih payahku sendiri, aku tak pernah meminta pertolongan siapapun. Dan selama itu aku merasakan kekosongan dalam hatiku.

dan aku bertanya pada diriku
sekeras apa kerja tanpa tuhanmu?

Sangat keras aku berusaha mencapai puncak, aku ingin membuktikan pada ayah, ibu dan semua orang bahwa aku bisa sukses dengan tanganku sendiri. Aku tak membiarkan siapapun menolongku. Dan selama itu aku sangat gelisah dan ketakutan, aku tidak memiliki seseorang yang memegangku dan memberikan kenyamanan padaku.

Pertanyaan-pertanyaan mudah itu terasa sulit ku jawab. Aku ingat-ingat kembali jawaban ketiga hewan itu, ikan, laron, dan semut.

Dan ikan pun menjawab
Tiada bosan walau berada di tempat sekecil ini
Karena ku disini setiap hari bersama tuhanku
Dan laron pun menjawab tiada tersia walau hanya semalam hidup didunia
Karena dalam semalam aku hidup kusebut tuhanku
Dan semut pun menjawab tiada lelah walau sepanjang hidup aku terus bekerja.
Karena setiap saat dalam bekerja bersama tuhanku

Aku tahu sekarang jawabannya, Tuhan, jawabannya Allah. Ya, aku telah melupakan Allah, aku telah menjauh dari tuhanku sendiri. Aku terlalu sombong dengan segala yang kumiliki, ketampanan, kekayaan, kecerdasan dan kekuasaan. Dan hasilnya, sekeras apapun aku berusaha aku tidak pernah menemukan kepuasan. Aku tidak pernah bersyukur terhadap apa yang telah aku miliki.

Tiba-tiba dunia berputar-putar disekelilingku, aku merasakan pusing yang amat sangat. Tiba-tiba aku merasa tubuhku remuk redam. Aku berusaha membuka mata, aku melihat darah disekelilingku. Aku kembali ke posisi semula, aku berada didalam mobilku yang terbalik, bedanya sekarang aku merasa sangat tidak berdaya, aku merasakan sakit yang luar biasa diseluruh tubuhku bahkan aku tidak bisa bicara sama sekali. Aku berusaha membuka mata, tapi aku hanya bisa sedikit membuka mata. Aku melihat seseorang diluar mobil, mereka ada beberapa orang, aku mendengar mereka sedang berbicara.

“Kau yakin dia sudah mati?” tanya seseorang.

“Aku sudah mengeceknya. Dia bahkan tidak bernapas sama sekali.” Jawab orang yang lain, aku benar-benar kaget mendengar suara orang yang kedua, aku sangat mengenalnya, dia adalah orang yang dengan bangga kuperkenalkan kepada siapa saja sebagai sahabat dekatku, dia adalah bobby sahabatku. Aku pernah membuang seorang teman demi mencapai keinginanku, dan sekarang sahabatku mengorbankanku demi hasratnya sendiri.

“Ayo kita pergi sebelum orang melihat kita disini.” Ajak bobby, mereka pun pergi meninggalkan handi sendirian.

Aku benar-benar kesal karena di khianati oleh sahabat sendiri. Aku ingin berteriak tapi aku seperti kehilangan suaraku, sekeras apapun aku membuka mulut aku tidak mengeluarkan suaraku sama sekali. Aku menangis, aku kesal, juga aku takut, apa yang akan terjadi padaku, maut didepanku, aku ingat dengan kehidupanku, aku tidak pernah menyebut nama Allah sekalipun dalam hidupku. Aku sering berbuat baik dengan menyumbang ke fakir miskin tapi aku melakukannya demi gengsi bukan karena kasihan ataupun karena tuhan. Dimalam yang pekat ini, aku sendiri, aku tidak merasakan sakit lagi karena rasa takutku lebih besar dibandingkan dengan rasa sakit tubuhku. Apa yang harus ku katakan pada Allah tentang hidup selama ini. Ya Allah, aku benar-benar merasa malu, aku sangat malu. Aku terus menyebut nama Allah, walaupun hanya berupa gerakan bibir saja, perlahan aku bahkan sulit mengerakkan bibirku. Perlaha aku menutup mataku, hingga semuanya menjadi gelap.
****

                “Cepat. Disini. Cepat kesini.” Soerang tukang sayur yang hampir saja tertabrak oleh handi, membawa beberapa penduduk menuju mobil handi yang terguling. Ambulance yang ditelpon datang beberapa saat kemudia. Mereka bahu membahu mengeluarkan handi yang tergencet dalam mobil.


Lirik Lagu Ikan, laron dan semut - Fatih
Download link

Aku senang aku senang
Tapi bingung aku bingung
Aku senang aku senang
Tapi heran aku heran

Dan aku pun bertanya pada semua ikan di kolam
Tiadakah kau bosan disitu
Dan dia pun menjawab
Tiada bosan walau berada di tempat sekecil ini
Karena ku disini setiap hari bersama tuhanku

Dan aku pun bertanya pada laron-laron berterbangan
Kenapa kau hidup semalam
Dan dia pun menjawab tiada tersia walau hanya semalam hidup didunia
Karena dalam semalam aku hidup kusebut tuhanku

Aku senang aku senang
Tapi bingung aku bingung
Aku senang aku senang
Tapi heran aku heran

Dan aku pun bertanya pada semut-semut disarangnya
Tidak kah kau merasa lelah bekerja
Dan dia pun menjawab tiada lelah walau sepanjang hidup aku terus bekerja.
Karena setiap saat dalam bekerja bersama tuhanku

Dan ikan pun menjawab
Tiada bosan walau berada di tempat sekecil ini
Karena ku disini setiap hari bersama tuhanku
Dan laron pun menjawab tiada tersia walau hanya semalam hidup didunia
Karena dalam semalam aku hidup kusebut tuhanku
Dan semut pun menjawab tiada lelah walau sepanjang hidup aku terus bekerja.
Karena setiap saat dalam bekerja bersama tuhanku

Dan aku bertanya pada jiwaku,
sejauh apa hidup tanpa tuhanmu
dan aku bertanya pada hatiku
selama apa hidup tanpa tuhanmu
dan aku bertanya pada diriku
sekeras apa kerja tanpa tuhanmu

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar