#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Senin, 06 Februari 2012

(FF) Yesung "I'm A Singer" Part 3

 
By : Yessis
              Akhirnya kelar juga nulis FF yesung "i'm A singer" part 3, lama banget ya. oya, aku berubah pikiran untuk membuat ff ini sebanyak 4 part. sepertinya hidup yesung terlalu panjang jika hanya dibuat 4 part saja. oya, kisah di ff ini 90% fiksi, 10 %nya aku ambil dari kehidupan yesung. jadi intinya, ini hanya fanfiction hanya sebuah cerita buatan bukan fakta tentang yesung.....So Enjoy It.


2 tahun kemudian

            Umur yesung kini sudah 21 tahun tapi dia masih belum debut juga, masa hukumannya memang sudah selesai tapi masih belum ada tanda-tanda ia akan debut. Semangatnya untuk menggapai mimpi terus maju mundur. Setiap melihat teman-teman seumurannya yang sejak lama sudah debut membuat dia putus asa sehingga ia berpikir untuk keluar dari SME tapi ketika pulang kerumah ia melihat oemma, appa, dan dongsaengnya yang terus memberinya semangat, ia tak tega mengecewakan mereka dengan pergi begitu saja dari SME.

            Yesung melihat temannya jae jung telah berhasil mengembangkan karirnya di jepang. Dia hanya dapat memandang jae jung dari tv, sejak jae jung debut sulit sekali untuk bertemu. Mereka hanya bisa saling telpon dan email. Sementara itu baek min sulit dihubungi, yesung sama sekali tak tahu kabar baek min seperti apa sekarang.


            ”Hei jangan banyak ngelamun.” eteuk membangunkan yesung dari lamunannya.

”Sepertinya ada yang aneh dengan perusahaan akhir-akhir ini.” kata eteuk memberi tahu. Yesung mulai berteman dekat dengan eteuk ketika mereka kuliah.

”Kenapa? Perusahaan ini akan bangkrut?” tanya yesung penasaran.

”Bukan itu. Entahlah, mereka seperti sedang mempersiapkan sesuatu.” jelas eteuk.

”Mempersiapkan apa?” tanya yesung lagi, tapi eteuk menggeleng.

”Kau tidak sadar. Di SME terlalu banyak orang-orang yang belum debut seperti kita tapi mereka tetap mempertahankan kita untuk training.” lanjut eteuk. Yesung mengangguk setuju.

”Kau benar. Apa yang sedang mereka pikirkan ya? Menahan kita begitu lama.” mereka terlihat sangat berpikir, tapi pada akhirnya mereka pergi dengan tidak membuat kesimpulan apapun dan melupakan pembicaraan mereka tadi siang.

”Jongwoon-ah, junsu-ah. Kalian dipanggil keruangan meeting.” Kata salah seorang staff. Mereka pergi keruangan, didalam sudah ada beberapa orang anak training seperti mereka. Yesung dan eteuk kemudian duduk. Beberapa menit kemudian datang anak-anak yang lain hingga jumlah mereka genap 13 orang.

”Sebelum lee soo man datang. Aku absent dulu.”  Kata staff yang mengumpulkan mereka.

”Park junsu, hee chul, han geng, kim jong woon, kim young woon, shin dong, lee sungmin, park hyuk jae, lee dong hae, choi siwon,  kim ryeowook, kim kibum, terakhir kim yu nan.” masing-masing yang dipaggil mengacungkan tangannya.

Seorang pria yang sudah sangat mereka kenal masuk kedalam ruangan. Dia adalah lee soo man. Dia duduk di kursi paling depan agar dapat dengan jelas melihat semua orang yang ada diruangan.

”Kalian tahu kenapa kalian dikumpulkan ditempat ini?” tanya lee soo man, tidak ada yang menjawab diantara mereka.

”Kalian pasti tahu. Kalian merupakan orang-orang yang belum debut hingga saat ini.”

”Aku akan membentuk grup persiapan, kalian akan aku orbitkan dalam satu grup.” jelasnya. Semua orang mulai berbisik-bisik.

”Apa maksudnya? Kita bertiga belas akan menjadi satu grup? Apa itu tidak terlalu banyak.?” bisik eteuk pada yesung, yesung menggeleng tidak mengerti.

”Ini hanya grup persiapan sebelum kalian benar-benar memiliki grup yang sebenarnya.” jelas lee soo man seperti sudah tahu apa yang ada dalam pikiran mereka.

”Grup kalian akan aku beri nama Super Junior ’05, kenapa disebut ’05 karena kalian merupakan grup superjunior angkatan tahun 2005.”
           
Yesung tidak mengerti harus senang atau sedih, disisi lain dia senang karena akan debut tapi dalam satu grup ada 13 orang sama saja seperti menggabungkan dua kelompok boyband. Orang-orang merasa heran dengan keputusan lee soo man, selain banyak yang mentertawakan mereka karena jumlah mereka yang sangat banyak, bangaimana pembagian honornya? Apa semua orang bisa kebagian nyanyi dan lain-lain. Hp yesung berdering.

”Hallo.” jawab yesung.

”Jongwoon-ah, selamat ya. Aku dengar kau akan debut. Maafkan aku tidak bisa merayakan bersamamu, aku sedang konser di jepang.” kata seseorang ditelpon, dia adalah jaejung, meskipun mereka sudah jarang bertemu tapi mereka kadang saling telpon jika rindu.

”Sudah dulu yah. Bye.” jaejung menutup telponnya. Yesung memandang seluruh ruangan. Dia melihat beberapa orang anggota suju sudah datang seperti kangin, eteuk, enyuk, hangeng, ryeowook, dan shindong. Sedang yang lainnya belum datang.

“Aku kesal sekali. Kenapa grup kita banyak sekali orangnya.” kata kangin pada eteuk, eteuk hanya menanggapi dengan senyuman. Kangin memang orang yang emosional, semua orang sudah tahu itu karena mereka training bersama.

”Yang penting kita berusaha sekarang menjadi grup yang terbaik.” kata ryeowook angkat bicara.

”Kau benar, kurasa semua orang yang berada grup ini tidak punya pilihan, pilihan kita hanya satu membuat grup kita menjadi hebat.” kata eteuk setuju. Beberapa angota yang tersisa sudah berdatangan. Selanjutnya manajer mereka juga datang.

”Hallo semua.” sapa manajer kim, ia menghitung anggota yang datang.

”Sepertinya kurang satu, kalian tahu siapa yang belum datang?” tanya manajer kim. Mereka saling melihat antar member agar tahu siapa yang belum datang.

”Sepertinya kim yu nan belum datang.” kata enyuk.

”Ada yang tahu kenapa kim yu nan belum datang?” semua orang terdiam tidak tahu.

”Baiklah kalau memang tidak ada yang tahu. Sekarang aku akan membagikan jadwal latihan dan persiapan debut kalian. Harap kalian ingat dengan baik jadwalnya. Jika kalian ingin berhasil kalian harus bekerja keras, aku pun akan berusaha membuat grup ini menjadi grup yang sangat terkenal, kalian ingat itu.” manajer kim terlihat sangat bersemangat.

’manajer kim saja sangat bersemangat, aku pun harus semangat.’ Batin yesung. Telpon manager kim berdering, ia mengangkatnya lalu berbicara singkat ditelpon. Selesai menutup telponya, Ia tatap satu-per satu anggota suju. Mereka tak mengerti kenapa air muka manajer kim berubah.

”Kalian tahu...” manajer mengeluarkan suaranya, ia berhenti sejenak, tak ada member yang menyela, mereka hanya diam menunggu kata-kata yang akan dikeluarkan manager kim.

”Jangan kalian pikir dengan debut merupakan akhir dari kerja keras kalian. Training memang sangatlah berat tapi ketika kalian debut akan terasa semakin berat, kalian tidak hanya akan berhadapan dengan latihan-latihan yang keras tapi masalah-masalah lain yang akan membuat kalian berpikir ulang apakah ini jalan yang seharusnya kalian ambil atau kalian tinggalkan.” jelas manager kim, mereka sama sekali tidak mengerti arah pembiacaraan manager kim.

”Tentu saja, kami akan selalu bersemangat.” kata kangin memecah kesunyian, diiringi anggukan yang lain. Manager kim tersenyum.

”Barusan aku mendapat kabar bahwa kim yu na mengundurkan diri dari grup, aku harap kalian tetap bersemangat.”

            Yesung berjalan menuju ruangan lee soo man, entah apa yang ingin lee soo man bicarakan dengannya seingatnya akhir-akhir ini dia tidak membuat masalah. Yesung mengtuk pintu,

“Masuk.” Kata seseorang dari dalam. Yesung membuka pintu, ia melihat lee soo man sedang sibuk dengan dokumen-dokumen yang berada dimeja. Ia sama sekali tidak memandang yesung yang sudah masuk ke ruangannya. Beberapa saat yesung terus berdiri menunggu lee soo man bicara. Lee soo man menghentikan pekerjaannya, ia menatap yesung,

“Sedang apa disana? Cepat duduk.” Perintah lee soo man. Yesung kemudian duduk di depan lee soo man.

“Namamu Kim jongwoon?” Tanya lee soo man.

“Benar.” Jawab yesung.

“Aku melihat raport vocal trainingmu cukup bagus dan memuaskan. Kau akan menjadi lead vocal di grupmu, aku harap kau bekerja lebih keras untuk urusan vocal dibandingkan teman-temanmu. Kamu mengerti?” Tanya lee soo man, yesung mengangguk.

“Satu lagi, aku ingin merubah nama panggungmu. Nama kim jong woon terlalu biasa. Ketika dipanggung namamu yesung. Artinya Art Of Voice. Kamu suka?” Tanya lee soo man.

“Yesung. Art of voice, itu terdengar keren. Terimakasih sosaengnim.” Kata yesung senang.
*****

            “Oemmaaaaaaaaaa…namaku yesung, art of voice.” Teriak yesung di telpon, ia tidak sabar untuk memberitahukan oemmanya, semua orang disekelilingnya hanya geleng-geleng kepala melihatnya.

“Jongwoon-ah.” Panggil eteuk, “Selamat ya sudah punya nama panggung.” Kata eteuk, yesung tersenyum.

“Terimakasih. “ kata yesung senang. Dari kejauhan ia seperti melihat seseorang yang sangat ia kenal dan tidak pernah ia lupakan hingga hari ini.

“Jongwoon-ah….kamu kenapa?” eteuk merasa aneh dengan perubahan wajah yesung.

“Hyung. Aku pergi dulu.” Kata yesung pada eteuk kemudian ia pergi.

            Yesung mengikuti orang yang ia lihat tadi, ‘tidak salah lagi. Itu pasti dia.’ Pikir yesung.

“Ji eun-ah.” Panggil yesung. Perempuan itu membalikkan badannya, ia melihat yesung sudah ada dihadapannya.

“Oppa.” Panggil ji-eun.

“Sudah lama kita tidak bertemu. Kamu tidak berubah sama sekali.” Kata yesung. Ji-eun tersenyum

“Kalau boleh aku tahu. Kamu sedang apa disini?” Tanya yesung.

“Aku….” ji-eun menggantungkan kalimatnya. “Aku sedang ikut audisi.”

“Benarkah? Kamu ingin menjadi penyanyi?” Tanya yesung senang sekaligus kaget. Ji-eun mengangguk.

“Aku harap kamu bisa diterima disini.” Kata yesung berharap. Jika memang ji-eun ada di SM maka ia bisa sering melihat ji-eun. Hp ji-eun bordering sehingga memutus pembicaraan mereka.

“Hallo.”  Kata ji-eun menerima telponnya. “Ya oppa, aku baik-baik saja. Oppa tidak perlu khawatir.” Ji-eun lalu menutup telponya.

“Siapa?” Tanya yesung penasaran.

“yoon chu oppa.” Kata ji-eun, dia tidak enak menyebut nama pacarnya didepan yesung, entah mengapa, ia merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Dia sudah lama sekali melupakan yesung.

“Oooh…Pacarmu?” Tanya yesung lagi, ia berusaha tersenyum. Ji-eun mengangguk.
*****
           
            Dalam beberapa bulan yesung dan anggota suju yang lain disibukkan dengan rekaman album dan pemotretan  album. Sedikit demi sedikit yesung dapat melupakan pertemuannya dengan ji-eun.

            Kini semua anggota suju berkumpul di dorm mereka untuk melihat hasil perform pertama mereka dilayar kaca. Mereka semua sudah siap berada didepan layar kaca.

“Aku benar-benar tidak sabar melihat penampilan kita.” Kata kangin. Semua mata tertuju pada televise. Hingga tiba gilirannya, penampilan suju di putar.

“Itu siwon.” Teriak eunyuk

“Waah,,,kau tetap terlihat tampan meski di tv.” Kata eteuk memuji, satu persatu wajah anggota suju terlihat dikamera. Yesung terus melihat tv dengan lekat, berharap wajahnya bisa terlihat. Ketika partnya menyanyi, ia hanya bisa mendengar suaranya sedang wajahnya tidak disorot sama sekali. Hingga detik terakhir penampilan mereka. Wajanya sama sekali tidak terlihat. Ia merasa benar-benar kecewa. Member yang lain menelpon keluarganya untuk memberitahukan penampilan perdana mereka. Yesung kemudian dudk di sofa, dari kejauhan kibum sadar dengan wajah yesung yang berubah murung. Kibum kemudian duduk di sofa.

“Kibum-ah, penampilanmu sangat bagus.” Kata yesung yang sadar kibum duduk disampingnya.

Kibum tersenyum, “Hyung, aku baru sadar sekarang. Dulu aku tidak pernah mengakui suaramu yang kata pelatih bagus. Tapi setelah mendengarnya langsung saat kita perform. Aku baru sadar, aku sangat menyukai suaramu.” Kata kibum berusaha menghibur.

“Terimakasih. Oya, aku pergi dulu ke super market, ada beberapa peralatan mandi yang sudah habis. Kamu mau ikut?”

Kibum menggeleng, “sepertinya aku tidak bisa. Hari ini aku masih ada jadwal syuting.”

“Baiklah, kalau begitu aku pergi.” Kata yesung pamitan.

            Yesung berjalan menuju supermarket, ia terus bergelut dengan pikirannya sendiri, ‘mereka hanya membutuhkan suaraku. Mereka tidak menyukai wajahku. Apakah aku sejelek itu? Tapi shindong yang gemuk saja bisa terlihat di tv, kenapa aku tidak?’ batin yesung. Ia melihat kaleng minuman didepannya. Untuk melampiaskan kekesalannya, yesung menendang dengan keras kaleng tersebut.

“Aaaaw…” teriak seseorang. Yesung melihat seorang perempuan didepannya terkena oleh kaleng yang ia tending. Yesung segera menghampirinya.

“Maafkan aku. aku tidak bermaksud….” Kata yesung merasa bersalah, perempuan itu masih tetap menunduk dan memegang keningnya.

“Kamu tidak apa-apa? Berdarah tidak? Ayo kita kerumah sakit.” Yesung menarik tangan perempuan itu. Perempuan tersebut segera menepisnya.

“Aku baik-baik saja.” Katanya, sekarang yesung bisa melihat wajah perempuan itu.

“Michi?” Tanya yesung, ia ingat sekali dengan wajah orang yang telah menyelamatkan nyawanya. Michi merasa heran karena ia sama sekali tidak ingat dengan yesung.

“Bagaimana kamu tahu namaku?” Tanya michi.

“Benar. Ternyata aku benar. Kamu tidak ingat. Ini.” Yesung menunjukkan gelas hitam yang ia pakai. Michi ingat dengan benda itu. Benda yang sangat berarti dalam hidunya dan juga telah ia buang jauh dari hidupnya lebih tepatnya ia berikan pada orang lain.

“Ah, ya, aku ingat. Kamu anak yang akan bunuh diri karena putus asa itu kan? Tapi maaf, aku lupa namamu” kata michi telah ingat dengan wajah yesung.

“Bukan. Aku bukan mau bunuh diri. Kau ini…kenapa selalu mengatakan aku akan bunuh diri. Bukankah aku sudah bilang, aku tidak sebodoh itu melenyapkan nyawaku sendiri. Dan namaku kim jong woon. Kamu pelupa sekali, tadi tidak ingat wajahku, sekarang kamu tidak ingat namaku” kata yesung

“maafkan aku.” kata michi merasa bersalah, “jongwoon-shi ada apa dengan wajahmu?” Tanya michi tiba-tiba.

“Apa maksudmu?” Tanya yesung tidak mengerti.

“Wajah itu, wajah yang sama yang aku lihat ketika kita bertemu. Apa kamu ada masalah?” Tanya michi. ‘bagaimana ia tahu keadaan hatiku.’ Batin yesung.

“tidak ada. Aku baik-baik saja. Apalagi sekarang aku sudah debut.” Kata yesung menyanggah, ia berusaha membuat suaranya seceria mungkin.

“Benarkah? Syukurlah. Aku senang mendengarnya. Kalau ada kesempatan aku ingin melihat penampilamu.” Kata micihi. Wajah yesung berubah murung lagi.

‘bagaimana kamu bisa melihatku. Wajahku sama sekali tidak ada.’ Batin yesung.

“Kenapa sedih? Apakah wajahmu tidak ada di tv?” Tanya michi.

“Bagaimana kau tahu?” Tanya yesung kaget, michi benar-benar tahu isi hatinya.

“Hahaha…Aku hanya menebak saja.” Michi tertawa melihat ekdpresi yesung yang bingung. yesung ikut tertawa padahal tidak ada hal lucu yang harus ia tertawakan.

“Sepertinya aneh kita bicara ditengah jalan seperti ini. Kamu duduklah dikursi itu. Aku akan segera kembali.” Kata yesung, “ingat jangan pergi dulu.” Kata yesung memperingatkan.

            Michi duduk di kursi taman, ia melihat oran-orang berlalu lalang dihadapannya, ia melihat yesung berlari dari kejauhan.

“Maaf menunggu lama.” Kata yesung sambil membawa sebuah kantung plastic berisi belanjaannya. Ia mengambil sesuatu dari kantung belanjaannya.

“Ini. Pakailahh.” Yesung memberikan sekotak plester pada michi. Michi mengambilnya lalu membuka kotaknya, ia mengambil sebuah plester, ia pandangi lekat plester tersebut.

“Kenapa diam saja? Pakailah. Dahimu terlihat merah dan membengkak.” Kata yesung.

“Tapi, apa kamu tidak salah membeli plester. Masa gambarnya beruang-beruang.” Protes michi.

“Bukannya itu lucu? Kamu tidaj suka?” Tanya yesung, ia merasa bersalah karena salah membeli pleseter.

“Tidak hanya saja. Aku kan sudah besar lagi pula aku seorang perempuan, jika plester bergambar beruang menempel di dahiku, itu akan terlihat aneh.” Kata michi menjelaskan.

“Maafkan aku. kalau begitu aku membeli plester yang lain.” Kata yesung beranjak dari duduknya, ia merasa bersalah karena salah membeli.

“Tidak. Tidak usah. Plester ini sudah cukup. Mungkin aku terlalu berlebihan. Aku akan memakainya.” Michi membuka plesternya. Ketika akan menempelkannya, ia sedikit kebingungan.

“Apa kamu punya kaca?” Tanya michi.

“Sini. Biar aku yang menempelkannya.” Yesung mengambil plester dari tangan michi lalu menempelkannya di dahi michi. Michi berubah mejadi kaku, tiba-tiba saja jantungnya berdebar kencang.

“Wajahmu merah sekali. Apa aku menekannya terlalu kencang hingga kamu kesakitan?” Tanya yesung khawatir.

“Tidak. Tidak apa-apa. Mungkin karena kepanasan.” Kata michi beralasan, ia memegang wajahnya yang panas.

“jongwoon-shi.” Panggil michi.

“Ya?” yesung mengambil dua kaleng minuman ringan dari kantung plastic. Salah satunya ia berikan pada michi.

“Kamu tahu. Seharusnya kamu bahagia wajahmu tidak ada di televise sedangkan teman-temanmu ada.” Kata-kata michi membuat yesung heran. Tapi ia tidak memotong pembicaraan michi, ia ingin mendengar apa alas an michi mengatakan hal itu.

“Karena  ketika suatu saat wajahmu ada di tv, kebagahagiaan yang kamu rasakan akan berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan dengan teman-temanmu. Sesuatu yang sulit didapat, kita akan menghargainya dengan sangat besar ketika kita mendapatkannya. Semakin banyak kesulitan yang kita dapatkan, maka hasilnya akan berbanding lurus dengan kebahagiaan yang kita dapatkan, kita akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih, bahkan lebih besar  dari kesulitan yang kita dapatkan. Jika waktu berlalu, kita tidak akan mengingat sebuah kesulitan yang kita alami berupa pil pahit, tapi kita akan mengingatnya menjadi sebuah hal manis yang menyenangkan untuk dikenang.” Jelas michi, sesaat ia diam, ia berbicara bukan untuk yesung tapi untuk dirinya sendiri.

“Aku bicara apa ya. Melantur kemana-mana.” Kata michi memecah keheningan. Yesung tersenyum.

“Sepertinya bukan aku yang sedang tertimpa masalah.” Kata yesung tersenyum. Michi menundukkan kepala karena malu. Ia melihat jam ditangannya. Seketika ia ingat dengan urusannya yang belum selesai.

“Aku lupa.” Kata michi tiba-tiba sambil berdiri.

“Kenapa?” Tanya yesung heran, ia ikut berdiri.

“Aku harus lupa harus melakukan sesuatu. Aku pergi dulu. Bye” michi terlihat terburu-buru, ia berlari dengan kencang.

“Hey. Tunggu. Bagaimana cara kau menghubungimu?” teriak yesung.

“Cari aku di KBS.” Teriak michi menjawab pertanyaan yesung.

“KBS? Apa dia bekerja disana? Tapi aku tidak pernah melihatnya. Padahal aku sering kesana.” Yesung menghela napas, “kenapa pertemuan kami selalu sama. Ia pergi meninggalkanku duluan.”
*****

            Yesung dan member yang lain sedang bersiap-siap di backstage, mereka segara akan tampil di acara music KBS. Masing-masing member sibuk menghapal lyric dan koreo tari. Yesung melihat ke kiri dan kekanan, ia memperhatikan kru yang sedang bekerja, tapi ia tidak melihat sosok yang ia cari.

“Hyung sedang apa?” Tanya ryeowookb heran.

“oh…tidak apa-apa. Kamu sudah selesai latihan?” Tanya yesung.

“Sudah. Sebentar lagi kita tampil. Meski sudah 3 minggu kita debut tapi aku tetap merasa tegang hyung.” Kata ryeowook, wajahnya terlihat pucat.

“Tenang saja. Kita kan ber-13. Semakin banyak orang maka kita akan semakin kuat.” Kata yesung menenangkan.

            Semua member suju berkumpul, mereka melakukan do’a sebelum tampil. “Uri super juni…” teriak eteuk, “OR” teriak member yang lain dengan semangat. Seperti kebiasaan yesung untuk menyemangati dirinya sendiri, ia akan memegang tangan salah satu member lalu ia berkata, “Kau akan beruntung hari ini.” Siwon yang kebetulan dipegang tangannya hari ini oleh yesung mengernyitkan dahi, hyungnya memang benar-benar aneh. Para memberpun masuk ke stage mereka membawakan lagu “Knock out.” Single pertama mereka. Para penonton terpukau dengan tarian dan nyanyian yang mereka bawakan.
 
Setelah selesai performa, MC pun mewawancara superjunior, mereka diminta untuk memperkenalkan diri dan sedikit ditanya tentang konsep grup karena jumlah member mereka yang cukup banyak.

“Kami, disini ingin menampilkan hal yang berbeda dari boyband pada umumnya. Member kami merupkan member boyband terbanyak yang pernah ada, selain bernyanyi dan menari kami juga ingin menunjukkan bakat-bakat kami yang lain.” Sebagai leader eteuk menjelaskan tentang grup mereka. Penonton pun bertepuk tangan. Setelah selesai member suju kembali ke ruangan  yang disediakan untuk grup. Karena member yang cukkup banyak, ruangan menjadi terasa kecil dan pengap, tapi mereka tetap bahagia.

            Hp yesung bordering, ia melihat layar hp ternyata oemmanya yang menelpon, yesung keluar dari ruangan mencari tempat yang lebih tenang untuk bicara.

“Hallo, oemma.”

“Jongwoona-ah. Oemma tadi melihatmu di tv. Oemma benar-benar senang kamu muncul di tv. Adikmu sampai-sampai merekamnya di kamera digital.” Kata yesung oemma terdengar sangat senang.

“Benarkah oemma? Aku pikir aku tidak terlihat lagi. Aku ingin melihat rekaman itu.” Kata yesung senang. Ia benar-benar bahagia, ia sekarang sudah muncil di tv.

“Kapan kamu pulang?” Tanya oemma.

Wajah yesung berubah murung lagi, sudah lama sekali ia tidak bisa bertemu dengan keluarganya karena kesibukan debut. “Aku belum tahu oemma. Kami masih memilki jadwal yang padat. Tapi tenanglah oemma. Jika aku sudah punya uang yang banyak aku akan membawa oemma, appa dan jongjin tinggal di seoul. Nanti kita bisa bertemu setiap hari.”

“Baiklah. Tidak apa-apa jongwoon-ah, oemma senang jika kamu sukses. Jangan lupa makan makan ya. Jangan tidur terlalu larut malam. Jangan lupa minum vitaminnya. Jaga kesehatanmua ya.”

“De, oemmaku sayang. Aku tutup dulu telponnya ya. Annyeong.” Yesung menutup telponnya.

            Michi tahu hari ini yesung akan tampil, meski acaranya di gedung tempatnya bekerja tapi dia tidak bisa masuk studio, oleh Karena itu ia melihatnya di tv kantor. Michi kesulitan melihat yesung, karena jumlah anggota suju sangat banyak, sehingga wajah mereka hanya disorot sebentar-sebentar. Tapi sampai performa mereka selesai. Michi masih belum bisa melihat yesung. Pada saat suju di wawancara, michi bisa melihat yesung, ia sangat senang yesung sudah disorot kamera sekarang. Michi berlari keluar. Ia mencari ruangan super junior, michi ingin memberitahu yesung bahwa yesung telah tampil di tv. Mdari kejauhan michi melihat sosok yang ia cari, yesung terlihat sedang menelpon. Michi berdiri dibelakang tembok ia tidak ingin mengganggu yesung yang sedang menelpon oemmanya, dari tempat persembunyiannya, michi bisa mendengar percakapan yesung, ‘sepertinya jongwoon oemma sudah member tahunya sudah tampil di tv.’ Batin michi. Setelah yesung menelpon oemmanya, michi segera akan memanggil yesung tapi hp yesung kemblali bordering.

“Ya hallo.” Jawab yesung.

“Hallo. Siapa ini?” Tanya yesung, seseorang ditelpon hanya menangis dan menangis, dia tidak menjawab panggilan yesung. Yesung seperti kenal dengan suara di telp.

“Hallo. Ini ji-eun? Kamu kenapa?” Tanya yesung khawatir.

“Ji-eun-ah,, kamu kenapa? Jawab aku.” teriak yesung semakin khawatir. Yesung kemudian berlari keluar, yesung sempat berpapasan dengan michi, tadinya michi ingin menyapanya tapi yesung sepertinya tidak melihatnya dan melewati michi begitu saja.

TBC

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar