#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Selasa, 14 Februari 2012

(FF) Looking For Appa Part 2

By : Yessis


“Kau lihat. Dia sama sekali tidak pantas menjadi ayah. Aku sudah curiga ketika dia menelantarkan oemma.” Teriak yesung di depan sebuah makam.

“Lihat ini.” yesung menunjukkan buku catatannya. “Ini sama sekali tidak berguna.” Yesung melemparkan buku catatannya pada makam didepannya. Ia terduduk lemas.

“Kenapa? Kenapa seperti ini? Kau bilang semua akan baik-baik saja. Tapi kenyataannya, tidak ada hal baik yang datang.” Kata yesung lagi. Seseorang memungut buku catatan yang dibuang yesung.

“Kata-katanya tidak akan salah. Semuanya akan baik-baik saja.” Kata seohyun yang berdiri disamping yesung, ia menatap makam didepannya dengan tatapan sedih. Yesung  hanya diam. Seohyun membantunya berdiri lalu memasukkan buku catatannya kedalam saku jaket yesung.

“kau bilang, apapun yang terjadi kau akan menyelesaikannnya. Apa kau lupa dengan janji itu?” Tanya seohyun. Yesung menggeleng.

“lalu apa kau akan mundur?” Tanya seohyun lagi. Yesung kembali menggeleng.

“Aku pulang dulu. Oemma pasti menungguku.” Kata yesung pamit. Suaranya masih terdengar lemah.

“tunggu.” Seohyun memberikan bungkus makanan pada yesung. “Makanlah bersama oemma.” Kata seohyun.

“Terimakasih.” Lalu yesung mengambil bungkus makanan yang diberikan oleh seohyun.

                Yesung terus berjalan sambil melamun, pikirannya penuh oleh kejadian tadi siang. Didepannya ramai oleh banyak orang, semua orang melihat seorang gadis yang sedang sibuk meminta anjingnya keluar dari lubang, “Ddabong-ah, cepat kemari.” Gadis tersebut memegang roti agar anjingnya mau keluar dari lubang, gadis tersebut tidak bisa masuk lubang karena ukuran lubang yang terlalu kecil. Yesung melihat lubang anjing itu terjatuh cukup dalam sehingga anjing tersebut kesulitan untuk naik. Anjing tersebut menggongong ketakutan

“Ddabong-ah, kamu pasti bisa naik. Cepatlah memanjat.” Kata gadis tersebut, airmata sudah mengucur dipipinya, orang-orang hanya melihat tanpa menolong sama sekali. Yesung meneliti lubang tersebut dengan seksama. Lalu ia melihat sungai di ujung kanannya. Ia pergi melihat sungai tersebut. Ia melihat lubang pembuangan air yang terhubung dengan lubang tempat anjing terjatuh.

“Sudah kuduga.” Yesung berlari ke gadis yang masih sibuk meminta anjingnya naik.

“Kemarikan rotimu?” pinta yesung, gadis tersebut sedikit bingung tapi ia lalu memberikan roti ditangannya pada yesung. Yesung berlari kearah sungai, gadis tersebut mengikuti yesung. Ia naik pagar sungai. Ia tetap berpegangan pada pagar agar tidak terjatuh ke sungai. Yesung menyimpan roti pada lubang pembuangan air.

“Kemarilah anak anjing.” Kata yesung, “Ddabong. Namanya ddabong.” Kata gadis itu.

“Kemarilah ddabong.” Kata yesung meralat perkataannya. Dalam beberapa detik anak anjing itu keluar melalui lubang pembuangan air, yesung dengan cepat mengambil ddabong lalu menyerahkannya pada pemiliknya. Gadis tersebut dengan cepat mengambil ddabong. Yesung baru sadar siapa gadis dihadapannya, ia adalah moon geun young anak kim janghoon. Ia tidak melepaskan pegangannya pada ddabong.

“Terimakasih.” Kata moon, “Tapi tolong lepaskan ddabong.” Pinta moon.

“Kamu putri kim janghoon?” Tanya yesung memastikan, dia masih tetap memegang ddabong, “Iya, tapi tolong lepaskan ddabong. Dia kesakitan.” Kata moon menarik ddabong secara paksa, ddabong terlepas dari pegangan yesung tapi yesung kehilangan keseimbangannya hingga terjatuh ke sungai.

                “Maafkan aku.” kata moon lalu memberikan sapu tangannya pada yesung, yesung terlihat basah kuyup. Yesung menepis tangan moon dengan kasar.

“Aku sungguh tidak sengaja. Aku benar-benar minta maaf.” Kata  moon lagi. Yesung teringat seseuatu. Ia mengambil buku catatannya dari saku jaket. Buku catatannya basah kuyup oleh air. Yesung membuka-buka halamannya, tulisan pada catatan tersebut menjadi memudar.

“AHh, itu buku catatanmu ya. Aku minta maaf, aku membelikan yang baru yang lebih bagus dari itu.” Kata moon yang melihat yesung sibuk dengan buku catatannya yang basah.

“DIAMLAH.” Teriak yesung kesal, “Pergilah.” Perintah yesung. Yesung lalu membuka jaketnya lalu mengambil benda-benda lain yang ada dijaketnya seperti dompet dan lain-lain.

Moon sangat terkejut karena dibentak oleh yesung, “Aku…aku…tidak bermaksud mengganggumu. Aku hanya merasa menyesal dan ingin membantumu.” Kata moon ia terlihat menahan tangis.

Yesung lalu menatap moon tajam, “Selama hidupku, aku belum pernah bertemu dengan seorang perempuan yang sangat sangat sangat mengganggu sepertimu. Jadi tolong....pergilah.” Yesung mengucapkannya dengan lembut tapi sangat menusuk. Hingga akhirnya moon benar-benar menangis.

Yesung agak sedikit merasa bersalah melihat moon menangis, “Menangislah. Tapi aku tidak akan tertipu oleh air matamu.” Yesung lalu pergi meninggalkan moon sendiri.

“Gukk…gukk..” ddabong anjing moon menggigit celana yesung, “Aaaww…lepaskan aku.” teriak yesung sambil mengibas-kibaskan kakinya agar ddabong melepaskan gigitannya.

“Yaaa….Kau kira aku akan diam saja di bentak seperti itu” Teriak moon, yesung kemudian melihat moon, dengan cepat moon melempar yesung dengan dengan sebuah botol kaleng tepat ke dahi yesung.

“Ddabong-ah, cepat lari.” Moon dan ddabong dengan cepat melarikan diri.

“Hei…tunggu pembalasanku.” Teriak yesung, ia tidak mengejar moon sama sekali. Yesung memegang dahinya yang benjol karena lemparan kaleng moon.
****

                Yesung kembali ke apartemennya dengan basah kuyup, beberapa kali ia bersin karena kedinginan, ia melihat seseorang berdiri didepan apartemenya, orang tersebut adalah kim janghoon.

“Kamu kenapa?” Tanya kim janghoon khawatir.

“Ikutlah.” Kata yesung lalu berjalan menuju apartemennya. Kim janghoon hanya mengikuti tanpa berkata apapun lagi. Yesung membuka kunci apartemennya, “Masuklah.” Kata yesung mempersilahkan. Lalu ia meninggalkan kim janghoon sendiri diruang tamu. Setelah beberapa menit menunggu, yesung sudah keluar dengan pakaian yang kering dan rambut yang masih basah. Yesung lalu pergi kedapur membuatkan teh hangat dan beberapa cemilan, ia baru ingat dengan makanan yang diberikan oleh seohyun, makanan itu tertinggal didekat jembatan.

“Gara-gara anak itu.” Yesung mengomel sendiri. Ia lalu membawa minuman dan cemilan kemudian meletakkannya dimeja. Kim janghoon masih terlihat berdiri, yesung tidak berkata apapun, dia tidak mempersilahkan kim janghoon duduk, ia pun tidak mempersilahkan kim janghoon minum. Ia pergi begitu saja menuju kamar oemmanya.

“oemma, aku pulang.” Kata yesung, oemmanya masih diam membisu.

“Oemma kenapa tidak tidur?” Tanya yesung, kim janghoon mengikuti yesung dari belakang, ia terlihat kaget melihat sunah hanya diam membisu, tubuhnya lebih kurus ketika terakhir kali mereka bertemu, yesung sadar kim janghoon dibelakangnya tapi ia tetap tidak menghiraukannya.

“Aku seperti mencium sesuatu.” Kata yesung lagi, ia memeriksa celana oemmanya, “Ah…oemma tidak bisa tidur karena buang air ya.” Yesung terus bicara meskipun oemmanya tidak bereaksi. Yesung lalu membuka pampers oemmanya lalu menggantinnya dengan yang baru. Ketika ia akan pergi kebelakang untuk membuang pampers oemmanya, kim janghoon menahannya.

“Ada apa dengan oemmamu?” Tanya kim janghoon penasaran.

“Aku harus membuang ini.” Kata yesung menunjuk pada pampers ditangannya, kim janghoon lalu memberi jalan pada yesung untuk pergi.

Kim janghoon menghampiri sunah, ia berlutut disamping kasur yesung oemma, ia memgang lembut tangan yesung oemma, “sunah-ah, ada apa denganmu?” Tanya kim janghoon, tapi yesung oemma sama sekali tidak bergerak. Ia tetap diam membatu. “Aku memang salah. Aku memang bajingan, aku hanya seorang pengecut yang penakut. Maafkan aku sunah.” Kata kim janghoon mulai meneteskan air mata. Yesung hanya mellihat mereka dari kejauhan.

Tanpa terduga, yesung oemma menggerakkan kepalanya untuk melihat kim janghoon, yesung cukup kaget melihatnya, awalnya ia ingin menghampiri oemmanya tapi ia menahan dirinya, “Sunah, kau ingat aku. aku kim janghoon. Kekasihmu.” Kata kim janghoon antusias ketika melihat yesung oemma menatapnya. Tapi yesung oemma hanya diam tak berkata apapun.

“Jika kau marah padaku, katakanlah. Kalau perlu pukul aku.” pinta kim janghoon. Tapi yesung oemma tidak bereaksi sama sekali, ia hanya menatap kim janghoon.

yesung lalu memegang kim janghoon, “Ahjussi tolong keluar, oemma akan istirahat.” Kata yesung lalu menarik kim janghoon keluar dari kamar, kim janghoon masih memegang tangan oemmanya dengan kencang, begitupun dengan oemmanya, yesung lalu melepaskan pegangan tangan mereka. Yesung mendorong kim janghoon keluar dari kamar. Yesung lalu menutup pintu kamar oemmanya. Kini yesung berhadapan dengan kim janghoon, kim janghoon masih terlihat diam, perlahan ia mengangkat tangannya lalu memgang pipi yesung dengan lembut.

“Kau adalah anakku.” Kata kim janghoon. Ia lalu memeluk yesung erat, “Yesung-ah, maafkan appa.” Kata kim janghoon. “Tolong ulangi lagi.” Pinta yesung, “Maafkan appa.” Kata kim janghoon, “bukan itu. Tapi yesung-ah.” Kata yesung. “Yesung-ah. Yesung-ah. Yesung-ah. Berapa kalipun kau memintanya, appa akan terus mengatakannya.” Kata kim janghoon. Yesung meneteskan air matanya, ia lalu memluk kim janghoo dengan erat.

                Kini yesung dan kim janghoon duduk di sofa, “Minumlah.” Yesung mempersilahkan, kim janghoon lalu meminum teh di depannya, “Ini teh buatanmu?” Tanya kim janghoon. Yesung mengangguk.

“Teh ini sangat enak.” Kata kim janghoon, kim janghoon menatap yesung, “Ada apa dengan keningmu?” Tanya kim janghoon yang sadar dengan kening yesung yang benjol.

Yesung memegang keningnya, “Ah..ini…tidak apa-apa. Hanya terbentur pintu saja.” Kata yesung. Kim janghoon melihat sebuah kotak P3K di bawah meja. Ia lalu mengambil salep luka.

“Kamu harusnya berhati-hati.” kata kim janghoon lalu menempelkan salep tersebut di kening yesung. Yesung merasakan kebahagian yang luar biasa, ia merasakan perasaan perlindungan dari seorang ayah. “Tidak bisakah kamu memanggilku appa?” pinta kim janghoon, tapi yesung hanya diam saja.

“Sudah selesai. Besok lukamu pasti sembuh.” Kata kim janghoon lagi.

                Setelah kim janghoon pergi, yesung merebahkan tubuhnya dikasur, ia ingat belum mengeringkan buku catatannya. Ia lalu menulis ulang list yang ada dibuku catatannya ke buku yang lain. Ia melingkari dua point yaitu :

1.       Memeluk appa.
2.       Dipanggil kyuhyun-ah

Yesung melihat foto disamping tempat tidurnya, disana terdapat yesung bersama seorang laki-laki yang sebaya dirinya, “Kyuhyun-ah, meski sekarang dia hanya memanggil ‘yesung-ah’, pasti suatu hari dia akan memanggilmu. ‘kyuhyun-ah’.” Kata yesung bicara pada foto.
TBC

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. loh, jadi anak sebenarnya itu kyu ya?
    hem penasaran nih...
    terus yang dimakam itu siapa? apa itu makam kyu?
    apa kyu mati? #ngasal #hiraukansaya
    nice ff chingu ^^

    BalasHapus