#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Sabtu, 18 Februari 2012

(FF) Looking For Appa Part 4

By : Yessis


“Bagaimana dengan keadaan yesung?” Tanya kim janghoon, setelah pernyataannya ke wartawan dia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menemui yesung.

“anak itu pergi dari rumah sakit pada malam ketika anda memberi pernyataan pada wartawan.” Kata manager sungjin menjelaska.

“Dia mempunyai nama. Namanya yesung. Aku benar-benar pengecut. Ini kedua kalinya aku membuang mereka.” Kata kim janghoon frustasi.

“Kamu tidak membuang mereka. Sunah-shi sendiri yang pergi darimu, dia sendiri yang memutuskan untuk pergi dari sisimu.” Kata manager sungjin.


“Aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikir sunah, setelah ku perjuangkan untuk menikah dengannya agar keluargaku setuju tapi setelah kami menikah, dia pergi tanpa meninggalkan pesan sama sekali. Aku benar-benar tidak mengerti.”

Dari balik pintu, moon mendengar semuanya, ia benar-benar sedih dengan apa yang terjadi. Perasaannya campur aduk, ia senang karena appanya bukanlah seorang bajingan tapi dia juga sedih karena dia memiliki ibu dan saudara tiri. Bahkan perempuan itu istri pertama appanya.

                Moon pergi kedapur, lalu membungkus banyak makanan, “nona mau kemana? Kenapa membawa banyak makanan?” Tanya pelayannya.

“Aku mau piknik. Bibi cepat bantu aku membereskannya. Oya bibi juga tolong bungkuskan aku kain pembalut luka, plester, salep luka, pokoknya semua yang berhubungan dengan luka terbentur tolong bibi bungkus ya.” Perintah moon. bibinya dengan sigap langsung mengerjakan perintah nonanya.
 Moon memasukkan semua barang yang ia bawa kedalam mobil,

“Cepat pergi pak,” perintah moon pada sopir pribadinya.
*****
               
                “Kamu ini, kenapa ceroboh sekali. Kenapa bisa terjatuh main basket hingga seperti ini lukanya.” Seohyun terus mengomel pada yesung, ia membuka balutan luka yesung lalu menggantinya dengan kain yang baru.

“Aku pusing. Tolong diamlah sebentar.” Pinta yesung lalu  merebahkan tubuhnya di sofa. Seohyun tahu kejadian dirumah sakit, soehyun tahu yesung terluka bukan karena bermain basket. Tapi dia merasa lebih baik pura-pura tidak tahu apa-apa.

“Kamu terlalu menghayati peranmu. Berhati-hatilah, jangan terbawa emosi.” Kata seohyun. yesung membuka matanya lalu kembali duduk.

“Apa maksudmu? Semua aku lakukan demi….”

“Demi apa? Demi dirimu sendiri?” kata seohyun memotong perkataan yesung.

“Seohyun-ah…” teriak yesung.

                Ting…tong…ting….tong….pertengkaran mereka berhenti karena suara bell pintu. Seohyun segera membuka pintu.

“Annyeong….eh….aku salah apartemen ya?” Tanya moon bingung yang melihat seohyun yang membukakan pintu.

Seohyun tersenyum, ia kenal dengan moon, putri kim janghoon, “Masuklah.” Kata seohyun mempersihlahkan. Meski bingung, Moon pun masuk dengan membawa banyak bawaan,

“Yesungie bangulah. Ada yang datang mencarimu.” Kata seohyun. yesung yang tidur disofa segera bangun. Ia kaget melihat moon ada dihadapannya. Moon tersenyum melihat yesung, meskipun ia agak aneh dengan kehadiran seohyun dirumah yesung, tapi ia berusaha tidak peduli.

Yesung berdiri, “Sedang apa disini? Pergilah.” Perintah yesung.

“Aku kesini membawa makanan, ada kimchi, ada kue, ada steak, ada obat….”

“AKu bilang pergi.” Yesung memotong perkataan moon, ia lalu mendorong moon keluar dari apartemennya.

“Setidaknya, kamu terima apa yang kubawa. Semuanya enak. Kamu bisa memakannya bersama oemmamu dan pacarmu.” Kata moon sambil memberikan bungkusan yang ia bawa, yesung mengambilnya lalu melemparkannya ke lantai.

“Kami bukan pengemis. Kami tidak membutuhkan belas kasihanmu.” Teriak yesung. Moon berjongkok mengumpulkan semua makanan yang yesung jatuhkan. Ia masukkan satu persatu kedalam tempatnya. Ia tak ingin menangis tapi air mata tidak bisa terbendung lagi. Yesung merasa sangat bersalah, tapi ia gengsi untuk meminta maaf.

“Apa yang kau lakukan. Bukan seperti ini cara menyambut tamu.” Seohyun datang lalu membantu moon membereskan makanannya. Sedang yesung pergi masuk.

“maafkan yesung. Dia sebenarnya bukan anak yang jahat. Hanya saja dia sedikit keras kepala.” Kata seohyun pada moon.

“Tidak apa-apa. Aku sudah sering dimarahi oleh nya.” Kata moon

“Oh ya? Kalian sudah sering bertemu?” Tanya seohyun.

“Hanya beberapa kali. Itu pun bukan pertemuan yang menyenangkan. Kamu jangan salah paham, aku tidak ada hubungan apapun dengan yesung.” Kata moon berusaha menjelaskan.

Seohyun tersenyum, “Aku tahu.” Kata seohyun

“Kamu benar-benar percaya pada pacarmu. Aku salute.” Kata moon lagi.

Lalu mereka membereskan semua makanan hingga bersih, “Sepertinya ini masih bisa dimakan.” Kata seohyun.

“Syukurlah kalau begitu. Lain kali aku akan membawakan makanan yang lebih enak dari ini. Aku pergi dulu” Kata moon pamit.

“Kamu mau kemana? Tidak makan bersama kamu?” Tanya seohyun.

Moon menggeleng, “Tidak usah. Aku khawatir, orang itu ngamuk lagi.” Kata moon tersenyum. Seohyun ikut tersenyum dengan candaan moon.
****

                Yesung baru saja selesai sekolah, ia tak bisa berkonsentrasi sama sekali dengan pelajarannya. Teman-temannya sudah mearasakan perubahan yesung ini semenjak kyuhyun meninggal, tapi kali ini yesung lebih pendiam lagi. Yesung pulang sekolah sendiri. Ia berjalan menuju rumah, dari kejauhan seseorang yang misterius memperhatikannya, ketika yesung mulai mendekati tempatnya bersembunyi, ia langsung membekap yesung. Yesung berusaha berontak tapi tenaga laki-laki itu lebih kuat dibandingkan dirinya. Laki-laki tersebut terus menyeret yesung menuju bangunan yang kosong. Lalu ia melepaskan bekapannya pada yesung.

“Apa yang kau inginkan?” teriak yesung sambil menjauh dari orang tersebut. Laki-laki tersebut lalu berlutut dihadapan yesung. Yesung bingung dengan apa yang dilakukan oleh laki-laki tersebut.

“Maafkan appa. Apa tanganmu baik-baik saja?” tanya kim janghoon lalu membuka topi yang menutup wajahnya.

“Kenapa harus meminta maaf? Kau bukan appaku.” Kata yesung dingin.

“Aku tahu telah banyak menyakiti kalian. Tapi aku sungguh tak berdaya. Aku harus melindungi istri dan putriku.” Kata kim janghoon lagi.

“Jadi….” Yesung benar-benar kesal dengan pernyataan kim janghoon, “Jadi, akan lebih baik jika kau mengorbankan putramua? Begitu?” suara yesung mulai mengeras.

“Bukan. Bukan seperti itu.” Kata kim janghoon yang masih berlutut, “Kau boleh mencaciku, kau boleh memukulku, kau bahkan boleh membunuhku.”

“Percuma. Semuanya sudah terlambat.” Kata yesung, ia lalu memegang tangan kim janghoon dengan kanannya.

“ikut aku.” yesung lalu menarik kim janghoon. Mereka berjalan hingga disebuah pemakaman.

“Kenapa kita disini?” Tanya kim janghoon bingung. yesung lalu berhenti disebuah makan. Kim janghoon melihat makam dihadapannya, foto didepannya sangat mirip dengan wajahnya. Mirip sekali.

“Ini?” kim janghoon merasa bingung.

“Dia cho kyuhyun. Anak dari cho sunah. Anak yang sangat merindukan ayahnya, kim janghoon.” Kata yesung dengan jelas. Kim janghoon merasa seperti terkena petir. Kakinya lemas, ia terduduk didepan makan. Air mata mulai mengucur dipipinya, ia tak sanggup berkata apapun. Putranya yang tak pernah ia lihat sama sekali ternyata telah meninggal dunia.

“Aku melakukan semua yang ingin kyuhyun lakukan ketika ia tahu bahwa appanya adalah anda. Dua bulan lalu, oemma memberitahukan semuanya, ia mengatakan siapa appanya, ia menulis semua yang ingin ia lakukan bersama anda dibuku catatannya. Ia ingin memeluk anda, dan aku melakukaknnya. Ia ingin anda memanggilnya ‘kyuhyun-ah’ seperti ayah yang lain pada anaknya, meski anda memanggil ‘yesung-ah’ bagiku itu sudah cukup mewakili kata ‘kyuhyun-ah’, ia ingin pergi berlibur kepantai bersama oemm dan appanya seperti anak normal yang lainnya. Ia ingin memancing bersama appanya, ia ingin berenang bersama appanya, setalah tahu kau adalah appanya dia tergesa-gesa ingin bertemu denganmu, ia ambil motornya lalu pergi mencarimu tapi siapa sangka, tuhan lebih menyayanginya, Ia tak ingin kyuhyun bertemu denganmu. Dua hal yang tidak aku bisa aku lakukan untuknya, membuatmu mengakuinya sebagai anak ke seluruh dunia. Dan…..dan memanggilmu appa, karena anda tahu? orang seperti anda tidak layak dipanggil appa.” Kata-kata yesung  terus mengalir seperti pisau yang menghujam di hati kim janghoon. Seribu penyesalan menghinggapinya. Anak yang tak pernah mendapatkan haknya sebagai seorang anak darinya sudah pergi, dan ia tidak bisa membayar semua kesalahannya selama ini.

Seohyun mengintip yesung dan kim janghoon, sejak tadi ia berada dimakam, ketika yesung dan kim janghoon datang, seohyun segera bersembunyi dibalik makan yang lain. Yesung tahu seohyun ada disana. Karena hampir setiap hari seohyun pasti datang kemakam setelah pulang sekolah. Yesung segera menghampiri tempat bersembunyi seohyun, ia memegang tangan seohyun.

“Ayo kita pergi.” Ajak yesung.

“Tapi, dia appanya kyuhyun.” Kata seohyun sambil terus menangis.

“Sudah tidak ada yang bisa kita harapkan dari appa seperti dia.”

“Dia appa kyuhyun, yesungie.” Kata seohyun lagi, ia tak mau pergi. Yesung menarik paksa seohyun.

“Kyuhyun bilang ingin bertemu appanya.” Kata seohyun lagi,

“Aku tahu.” Kata yesung. Mereka bicara sambil tetap berjalan.

“Kyuhyun bilang ia sangat merindukan appanya.” Kata seohyun  semakin terisak.

“Aku tahu.” Yesung tetap berusaha tenang dan tidak mengeluarkan airmata.

“Kyuhyun bilang ingin hidup bersama appa dan oemmanya.

“AKu tahu.”

“Kyuhyun bilang ia senang ternyata hobi dia dan appanya sama, hobi bernyanyi. Nyanyian kyuhyun sangat indah.”

“Aku tahu.”

“Dia tertawa ketika mendengarmu tidak bisa bernyanyi.”

“Aku tahu. Aku sangat bodoh dalam bernyanyi.” Yesung terus menarik seohyun.

Seohyun menepis tangan yesung dengan kuat, “Dia bilang sangat mencintai appanya. Apapun alasan appanya yang telah meninggalkan dirinya. Ia ingin bertemu appanya, yesungie….” Seohyun berjongkok menutup wajahnya.

“Aku tahu. Aku tahu. Aku tahu semuanya karena selain aku sahabatnya, aku juga adalah hyungnya.” Kata yesung lagi.

Flashback
                Kyuhyun terlihat asyik dengan buku catatannya, sedang yesung sedang tertidur disamping kyuhyun. Hari itu sangat cerah, seohyun berjalan menuju kyuhyun, ia lalu duduk disamping kyuhyun. Seohyun memperhatikan kyuhyun yang sepertinya sangat serius,

“Sedang mencatat apa?” tanya seohyun.

“Ini? Aku ingin mencatat apa saja yang ingin aku lakukan ketika bertemu appa.” Jawab kyuhyun.

“Oooh...kamu tidak membeci appamu? Bukankah dia telah meninggalkanmu dan oemmamu?” tanya seohyun penasaran.

Kyuhyun menggeleng, “aku dapat merasakannya, appaku pasti sangat mencintaiku dan oemma.” Jawab kyuhyun.

“Bagaimana kamu bisa tahu? Kamu bahkan belum pernah bertemu dengannya.” Tanya yesung tiba-tiba, ternyata ia mendengarkan pembicaraan seohyun dan kyuhyun daritadi.

Kyuhyun memegang dadanya, “Aku bisa merasakannya hyung.” Jawab kyuhyun dengan sangat mantap.

“Aiishh..kamu terlalu yakin.” Sangkal yesung.

“Sudah-sudah, kenapa jadi berdebat. Bagaiman kalau kita jalan-jalan saja?” kata seohyun melerai.

“Boleh. Boleh. Mau pergi kemana?” tanya yesung antusias.

“Karaoke. Bagaimana? Aku ingin mendengar kyuhyun bernyanyi” usul seohyun.

“aaah...aku tahu, kau tak ingin aku ikut kan? Sudah tahu aku tidak suka bernyanyi,” protes yesung, “sudah, kalian pergi saja. Aku tidak ingin menggangu.” Yesung berdiri lalu berjalan pergi.

“Hyung. Mau kemana? Ayo kita jalan-jalan. Kau boleh pilih kemanapun kita pergi.” Panggil kyuhyun.

“Tidaaakk...kalian pergi saja berdua.” Tolak yesung.
Endflashback
****

                Yesung berjalan gontai menuju apartemennya. Ia berdiri didepan pintu, ia hapus air matanya, “Aku harus semangat. SEMANGAT.” Teriak yesung. Ia lalu membuka pintu apartemennya.

“Oemma. Aku pulang. Aku membawa jeruk yang manis untuk oem….” Yesung melihat oemmanya sedang duduk dimeja makan, oemmanya menggerakkan sendok ditangannya secara perlahan.

“Oemma…” yesung berlari menuju oemmanya, oemmanya tersenyum pada yesung meskipun bukan senyuman yang normal seperti orang biasa.

“Oemma mengenalku? Aku yesungie.” Tanya yesung. Oemma mengangguk dan tersenyum. Yesung sangat senang lalu memeluk oemmanya dengan erat. Setelah lama memeluk oemma yesung lalu melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata kebahagiaannya. Setelah itu ia sadar ada orang lain diruangan itu.

“Kamu? Sedang apa disini?” Tanya yesung bingung melihat moon ada di apartemennya.

“Oppa jangan marah dulu.” Kata moon

“Siapa oppamu?” protes yesung karena dipanggil ‘oppa’ oleh moon.

“Kamu kan kakakku jadi seharusnya aku memanggil oppa.” Kata moon lemah.

“Siapa yang oppamu?” Tanya yesung lagi.

“Iya, ngga. Yesung-shi.” Kata moon meralat. Yesung lalu duduk disamping oemmanya. Yesung memegang tangan oemmanya, “Maafkan aku oemma,aku berteriak didepan oemma. Ini karena perempuan ini, dia bukan anak yang baik oemma. Oemma akan sial jika berada didekatnya.” Kata yesung

“Bukan. Aku bukan pembawa sial.” Teriak moon tidak rela disebut pembawa sial.

“Shhhttt..pelankan suaramu.” Perintah yesung, moon lalu menutup mulutnya.

“Lalu, kenapa kau bisa masuk kedalam rumah?” Tanya yesung lagi.

“Pacarmu yang memberikan nomor kunci rumah ini. Katanya hari ini ia tidak bisa datang mejaga oemma, jadi dia minta pertolonganku untuk menjaga oemma.” Jelas moon.

“Lalu?”

“Lalu ketika aku datang, oemma sudah tergeletak di lantai sambil memegang foto itu.” Tunjuk moon pada foto yang disamping oemmanya, foto mereka bertiga, oemma yang berada ditengah, yesung dan kyuhyun berada disamping kiri-kanannya.

“setelah itu, aku mendudukan oemma di kursi makan. Karena kupikir berada didalam kamar terus sangat membosankan.” Jelas moon.

“Dan oemma bisa menggerakkan sendok ini?” Tanya yesung lagi.

“Ya. Dari awal eomma ingin makan sendiri dengan sendoknya. Meskipun sebenarnya aku tidak terlalu jelas mendengar perkataannya. Tapi sedikit-sedikit aku mengerti ucapannya.” Jelas moon lagi.

“tunggu dulu. Siapa yang menyuruh memanggil ‘oemma’? Tanya yesung lagi.

“heh…cerewet.” Kata moon pelan, untung yesung tidak medengarnya, “Ya, aku akan memanggilnya ahjuma.” Kata moon meralat.

“Bagus.” Kata yesung lagi, “Lalu kau sedang apa disini? Cepat pergi.” Usir yesung.

“Bukannya berterimakasih, malah mengusir.” gerutu moon kesal, yesung menatap moon tajam, moon lalu menunduk karena takut yesung marah lagi, “Kamu beruntung hari ini, karena aku sedang senang dengan keadaan oemma. Tidak dimarahi itu sudah sangat beruntung untukmu.” Kata yesung

“Ya..Ya…aku akan segera pergi.” Moon meletakkan piring ditangannya ke atas meja, kemudian pergi.

“Tunggu dulu.” Kata yesung menghentikan moon. ia lalu berjalan mendekati moon.

“Lepaskan celemeknya. Ini celemek buatan oemma untukku. Cepat lepaskan.” Perintah yesung.

“Iya…iya… aku lepaskan.” Moon membuka dengan cepat celemek yang ia pakai, lalu melemparkannya ke wajah yesung.

“Aishh…kau…” yesung mengambil celemek yang diberikan moon, entah mengapa iya tidak emosi lagi kalau bertemu dengan moon. mungkin karena moon telah menolong oemmanya.

Mata moon tiba-tiba terbelalak, “Itu....api...api....”teriak moon, melihat kearah dapur. Yesung membalikkan badan ia melihat wajan yang terbakar oleh api. Yesung segera berlari ke kamar mandi, moon pun mengikuti dari belakang. Yesung mengambil handuk lalu mencelupkannya ke bak mandi, sementara itu moon mengambil ember dan mengisinya dengan air sampai penuh. Yesung segera melemparkan handuk ke atas wajan yang terbakar hingga apinya menjadi padam, sedang moon dengan susah payah membawa ember berisi air, ia meletakkan embernya dilantai ketika tahu apinya sudah mati.

Yesung mengusap keringat dikeningnya, “Apa ini?” tanya yesungmenunjuk ke ember, “kau ingin api itu  mengenaimu, hah?”tanya yesung dengan nada marah.

“Maafkan aku, aku hanya ingin membantu. aku pikir....” moon tidak melanjutkan kata-katanya, ia pikir dengan membela diri akan semakin membuat yesung marah

“Maafkan aku, tadi aku sedang memanaskan minyak untuk menggoreng nugget.” Moon menundukkan kepalanya karena takut.

“haaah....” yesung menghela napas berat, ia sangat marah hingga ia kehilangan tenaga untuk marah. “Tidak bisa kah sekali saja jika kita bertemu kamu tidak membuat gara-gara.?”

“Maafkan aku.” Kata moon sambil terus menundukkan kepala.

“Sudahlah.” Kata yesung lalu duduk disamping oemmanya, “Sebelum pulang rapihkan semua kekacauan yang kau lakukan.” Perintah yesung. moon dengan cepat berlari ke dapur.

                Yesung lalu menghampiri oemmanya, “maafkan oemma karena telah membuatmu khawatir, tapi semuanya sudah beres sekarang.” Kata yesung untuk menenangkan oemmanya,

Sikap yesung tiba-tiba berubah menjadi lembut ketika melihat oemmanya, yesung kembali memegang tangan oemmanya, ”oemma, aku benar-benar bahagia oemma telah sembuh.” Kata yesung, ia melihat foto dimeja, “Aku tahu oemma sangat merindungkan kyuhyun. Harusnya aku ikut dengan kyuhyun.”

Yesung memeluk oemmanya, “Oemma aku hanya anak angkatmu. Apa oemma menyesal kyuhyun yang pergi, bukannya aku yang pergi.” Kata yesung perlahan lalu meneteskan air mata. Sudah lama pertanyaan ini ingin iya tanyakan pada oemmanya tapi ia selalu takut. Moon melihat yesung memeluk oemmanya tapi ia tidak dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Oemma mengangkata tangannya perlahan, ia lalu memegang wajah yesung, “Oem...ma...sa...yang...ka...l...ian...ber...dua...” kata oemma sambil terbata-bata.

TBC

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. huwa chapter inn mengharukan :'(
    akhirnya eommanya bisa ngomong juga...
    si Kyu kasihan amat nasibnya yakk...

    BalasHapus