#related-posts{float:left;height:160px;margin-bottom:10px; outline: 1px solid #fff;border: 1px solid #ddd;background: #f9fafb;} #related-posts h3{font-family: Francois One;font-size:20px;font-weight:400;color: #222222;margin-bottom: 0.5em;margin-top: 0.5em;margin-left: 0.5em;padding-top: 0em;} #related-posts ul{margin:5px;width:613px;padding-left:17px;list-style:none;display:block;} #related-posts ul li{list-style:none;position:relative;float:left;border:0 none;margin-right:11px;padding:2px;width:86px;} #related-posts ul li:hover{z-index:100} #related-posts ul li:hover img{border:3px solid #BBB} #related-posts ul li:hover div{font-size:7px;text-transform:capitalize;position:absolute;top:20px;left:-15px;margin-left:0;width:130px} #related-posts ul li img{border:3px solid #DDD;width:80px;height:80px;background:#FFF;display:block;} #related-posts ul li div{position:absolute;z-index:99;margin-left:-999em} #related-posts ul li .title{text-align:center;border:1px dotted #CCC;background:#fff;padding:5px 10px

Pages

Rabu, 15 Februari 2012

(FF) Looking For Appa Part 3


By : Yessis


Yesung mendadani oemmanya dengan sangat rapih, “Oemma, hari ini kita akan piknik. Oemma senang kan?” Tanya yesung. “Rambut oemma harus digelung agar terlihat rapi.” Katanya lagi. Sementara itu di dapur soehyun sibuk mempersiapkan bekal untuk piknik.

Ting…tong…terdengar suara bel, seohyun segera pergi membuka pintu, ternyata yang datang adalah ki janghoon,

“Kamu siapa?” Tanya kim jangoon kaget.

Seohyun tersenyum, “ annyeonghaseyo ahjussi. Aku seohyun, calon menantu ahjussi.” Kata seohyun dengan penuh percaya diri.

“Kamu…dengan anakku?” Tanya kim janghoon bingung, soehyun hanya mengangguk.


“Silahkan masuk ahjussi.” Kata seohyun mempersilahkan.

                Yesung mengangkat oemmanya ke kursi roda, lalu ia mendorongnya keluar, “Seohyun-ah, semuanya sudah siap?” Tanya yesung,

“Ya, semua sudah siap.” Jawab seohyun lalu membawa dua bungkus plastic berisi makanan.

“Biar aku yang membawa oemmamu.” Kata kim janghoon lalu memegang dorongan kursi roda yesung oemma, sementara itu yesung mengambil bungkusan plastic yang dipegang seohyun.

“Mau kemana?” Tanya yesung yang melihat seohyun pergi kedapur.

“Mengambil makanan yang lain.” Kata seohyun.

“Pacarmu rajin sekali.” Kata kim janghoon tersenyum pada yesung, tapi yesung tidak merubah ekspresi wajahnya, ia tetap terlihat dingin dan tidak menanggapi perkataan kim janghoon.
****

                Semilir angin pantai menyejukkan hati yesung, sudah lama sekali ia tidak pernah pergi ke pantai, kim janghoon mendorong kursi roda yesung oemma ke sebuah tempat yang teduh oleh pohon kelapa. Seohyun mengikutinya dari belakang.

“Yesung, cepat ambil tikarnya.” Pinta seohyun. Yesung lalu mengambil tikar yang ada dimobil lalu berlari menuju tempat yang akan mereka jadikan tempat piknik. Yesung memasang tikar tersebut dengan cepat. Lalu membantu seohyun menata makanan. Kim janghoon mengangkat yesung oemma untuk duduk di tikar. Seohyun tersenyum melihatnya hingga meneteskan air mata, ia buru-buru melapnya karena khawatir yang lain melihatnya. Tapi sebenarnya yesung sudah terlanjur melihatnya.

Yesung mengambl beberapa makanan lalu menyuapkannya pada oemma, “Bolehkah aku yang menyuapinya?” pinta kim janghoon. Yesung lalu memberikan makanan oemmanya pada kim janghoon. Lalu ia makan makanannya sendiri. Seohyun pun sibuk dengan makanannya sendiri. Kim janghoon menyuapi yesung oemma dengan telaten. Sambil sesekali memperhatikan yesung dan seohyun.

“Sebagai pasangan kekasih kalian terlihat tidak mesra.” Kata kim janghoon tiba-tiba, yesung langsung tersedak oleh makanannya. Dengan cepat ia mengambil minuman didepannya.

“Apa yang kau katakana padanya?” Tanya yesung pada seohyun.

“Aku hanya mengatakan aku calon menantunya.” Jawab seohyun dengan wajah tidak merasa berdosa, “Benarkan?” Tanya seohyun pada yesung. Yesung hanya diam lalu meminum minumannya lagi.

“Hahaha…kalian pasangan yang lucu.” Kata kim janghoon.

                Kim janghoon dan yesung memegang alat pancing masing-masing, “Saat masih muda, appa adalah pemancing handal. Kau pasti kalah.” Kata kim janghoon sambil memasukkan umpan pada mata pancingnya, yesung tidak menanggapinya, ia lalu melemparkan umpan yang sudah terpasang pada mata pancingnya. Ia lalu duduk dikursi kecil yang mereka bawa, kim janghoon tahu yseung masih belum bisa memaafkannya karena selain telah menelantarkannya, kesalahan lain yang sangat besar adalah ia juga telah mempunyai keluarga lain.

“Kamu sangat mirip denganku. Dulu waktu muda, aku pun jarang bicara.” Kata kim janghoon memulai pembicaraan lagi. Ia juga telah melemparkan mata pancingya lalu duduk disamping yesung. Sementara itu seohyun duduk bersama yesung oemma ditikar.

“Oh ya. Aku juga sangat suka bernyanyi. Kau pasti juga sangat menyukai bernyanyi, seperti aku.” kata kim janghoon.

“Aku tidak suka bernyanyi dan aku tidak bisa bernyanyi.” Kata yesung dengan dinginnya. Kim janghoon hanya bisa tersenyum hambar. Sungguh sulit melelehkan kebekuan hati putranya. Tiba-tiba pancingan yesung bergerak. Yesung segara memegang pancingannya, “Wah, pasti ikannya besar.” teriak kim janghoon, melihat yesung yang kewalahan kim janghoon  segera menolong yesung dengan memegan alat pancing yesung, awalnya yesung telihat kaku tapi perhatiannya teralihkan oleh ikan yang terus berontak dari pancingannya.

“Ayo tariiiiik.” Teriak kim janghoon, yesung segara menarik pancingannya.

“Kamu pegang erat ya. Aku akan mengambil jarring.” Kata kim janghoon. Yesung mengangguk, ketika kim janghoon melepaskan pancingannya yesung tak bisa menahan kekuatan ikan, ia terseret, kim janghoon segera menangkap yesung tapi ia terlambat sehingga keduanya tercebur kelaut. Seohyoon yang melihatnya tertawa sangat keras.

“Lihat oemma. Mereka lucu sekali.” Kata seohyun. oemma tiba-tiba mengerakkan bibirnya, tersenyum.

“Oemma tersenyum?” seohyun memeluk tubuh oemm haru.
***

                “Yang terakhir. Hari ini aku harus menyelesaikannya.” Kata yesung sambil melihat catatannya. Ia sudah berdiri didepan gedung tempat kim janghoon bekerja. Ia menemui seorang receipsionist,

“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya receipsionits. Yesung mengambil kartu nama yang diberikan kim janghoon padanya.

“AKu mau bertemu dengannya.” Kata yesung sambil menunjukkan kartu nama kim janghoon. Receipsionits lalu melihatnya.

“Oh, tunggu sebentar.” Lalu receipsionist menelpon.

“Maaf. Tuan Kim janghoon sedang tidak ada ditempat.”

“Boleh saya tahu, beliau ada dimana? Karena ini sangat mendesak.” Tanya yesung.

“Setahu saya beilau sedang menghadiri pementasan putrinya. Kalau ingin lebih jelas anda bisa menelpon tuan kim janghoon langsung.” Kata receipsionist member saran. Yesung lalu pergi. Ia mencari nama sekolah putri kim janghoon melalui hpnya.

“Ini dia. Ada putri dan istrinya lebih baik.” Kata yesung pada dirinya sendiri.
****

                “Duh, appa kenapa belum datang juga.” Moon terus menggerutu karena appanya yang dinantikan untuk melihat pementasannya belum juga datang. Ia terus menelpon appanya tapi tidak juga diangkat. Sesekali ia melihat ke kursi penonton, disana sudah ada oemmanya tapi kursi disamping oemmanya masih juga kosong, “Awas ya appa, kalau tidak datang.” Moon berlari keluar.

“Mau kemana?” Tanya temannya.

“Keluar sebentar.” Teriak moon lalu melesat pergi,

“Tapi pakaianmu….” Temannya hanya geleng-geleng kepala melihat moon yang masih bisa berlari meski memakai gaun yang sangat berat, moon menunggu appanya didekat gerbang sekolah. Orang yang baru saja berdatangan untuk melihat pementasan menatap moon dengan aneh tapi moon sama sekali tidak menghiraukannya. Dari kejauhan moon seperti melihat seseorang yang ia kenal.

“Oh my god, itu. Anak laki-laki itu.” Moon segera berdiri dibalik pohon untuk menghindari laki-laki ia yang ia takuti yang tak lain adalah yesung. “Bagaimana bisa dia tahu aku sekolah disini? Sebegitu dendamnya kah dia sampai mencariku kesini.” Gerutu moon.

Yesung sudah sampai digerbang sekolah, dia bingung harus pergi kemana. Lalu ia bertanya pada satpam sekolah yang berdiri di dekat gerbang sekolah.

“Maaf pak, mau Tanya. Untuk pementasan seni ada dimana ya?” Tanya yesung.

“Kamu ikuti saja mereka.” Kata satpam menunjuk orang-orang yang berdatangan. “Mereka pun akan pergi ke gedung pementasan.”

“Oh begitu. Kalau begitu terimakasih.” Kata yesung. Yesung melihat gaun dibalik pohon. Ia merasa aneh lalu menghampirinya.

                “Apa dia sudah pergi.” Pikir moon, lalu ia mengontip sedikit tapi siapa kira wajah yesung sudah ada dihadapannya. “Aaaaahhhhh….” Teriak moon, secara reflek dia mundur tapi kakinya tersangkut gaun yang besar sehingga tubuhnya jatuh ketanah. Yesung hanya diam saja memperhatikan tanpa membantu sama sekali. Moon berdiri dengan susah payah. Ia memegang pinggangnya yang sakit. Moon sangat kesal sekali karena gaunnya kotor, “Yaaa….” Teriak moon, “ gaunku kotor…” tiba-tiba suara moon melemah ketika melihat mobil appanya masuk gerbang.

“Gawat. Kalau laki-laki ini bertemu appa. Bisa tambah berabe masalahanya.” Batin moon, dengan cepat moon menarik tangan yesung pergi.

“Apa-apaan ini. Lepaskan tanganku.” Teriak yesung, tapi moon tidak menghiraukannya dan tetap menarik yesung menjauh dari mobil appanya. Mereka lalu masuk ke backstage gedung pementasan.

“Lepaskan aku.” kata yesung lalu menepis tangan moon,

“Jangan-jangan kau tahu apa yang akan aku lakukan sehingga kau membawaku kesini?” Tanya yesung, ia curiga moon sudah tahu kalau ia akan mengakui kim janghoon sebagai ayahnya di depan umum.

“Tentu saja aku tahu. Kamu jangan coba-coba melakukannya.” Kata moon yang curiga yesung akan melaporkan pada appanya tentang ulahnya pada yesung. ‘appa bisa marah besar, appa tahunya aku adalah anak yang baik dan lembut.’ batin moon.

“Oooh…kamu sudah tahu dan kamu tidak ingin appamu malu. Jadi kamu melakukan ini padaku. Bagaimanapun aku tidak akan berhenti. Aku akan tetap melakukannya.” Yesung melangkahkan kakinya tapi moon segara memeluk kaki yesung agar tidak bisa pergi, “Lepaskan aku.” teriak yesung.

“Aku tidak akan melepaskanmu. Aku tidak akan membiarkanmu bertemu dengan appa.” Kata moon tetap dengan keras memeluk kaki yesung.

“Kenapa peliharaan dan tuannya sama saja. Suka menahan kaki orang.” Kata yesung yang teringat dengan ddabong anak anjing peliharaan moon yang menggigit celananya.

“Enak aja. Aku bukan ddabong.” Protes moon.

                Kim janghoon masuk ruang pementasan, suasana menjadi ramai karena kedatangan artis terkenal. Kim janghoon segera duduk didekat istrinya, mereka hanya saling menyapa seperlunya seperti orang yang tidak saling mengenal.

Pementasan segera dimulai, narrator masuk panggung. “Jaman dahulu kala, ada sepasang kekasiih yang saling mencintai, mereka adalah romeo dan Juliet. Sepasang kekasih yang saling mencintai ini tidak bisa meneruskan hubungannya karena pertentangan diantara keluarga mereka. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya mari kita lihat melalu pentas drama ‘romeo dan Juliet’.” Semua orang bertepuk tangan, kemudian layarpun terbuka.

“Lepaskan aku.”

“Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu.”

“Lepaskan aku tidak? Atau aku akan melepaskannya dengan paksa.”

“Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu.”

Yesung dan moon merasa ada yang aneh dengan suasana disekeliling mereka, lalu mereka sadar sedang di tonton oleh ratusan orang. Orang-orangpun bertepuk tangan melihatnya. Yesung dan moon membeku beberapa saat.  Moon sadar sedang memegang kaki yesung, ia segera melepaskannya. Lalu berdiri dan mundur tapi kaki yesung menginjak gaun moon, moon terjatuh kebelakang. Yesung dengan cepat menahan kepala moon dengan tangannya sehingga tangannya yang terbentur kelantai. Semua orang semakin bertepuk tangan, layarpun segera ditutup.

                Kim janghoon terlihat kaget karena melihat yesung dan moon bersama, ia segara pergi kebelakang panggung di ikuti oleh istrinya.

                Moon membuka matanya, ia pikir kepalanya terbentur lantai, tapi ia tidak merasakan sakit apapun. Ia melihat yesung disampingnya terlihat kesakitan. Moon segara bangun, dan melihat keadaan yesung.

“Kamu tidak apa-apa?” Tanya moon, yesung memegang tangannya yang terbentur cukup keras.

“Tanganmu. Tangamu tidak apa-apa?” Tanya moon khawatir.

“Yesung-ah.” Teriak kim janghoon yang berlari kea rah yesung, ia segera memeluk yesung.

“Appa.” Panggil moon bingung, kenapa appanya bisa mengenal yesung. Kenapa appanya begitu khawatir pada yesung.

“Yesung-ah. Kamu tidak apa-apa?” Tanya kim janghoon khawatir. Yesung tidak menjawab sama sekali, ia hanya meringis kesakitan, keringat dingin terus bercucuran dari wajahnya.

“putrimu juga jatuh. Kenapa kamu mengkhawatirkan anak orang lain?” Tanya istrinya kesal dengan sikap kim janghoon yang tidak seperti biasanya.

“Aku harus membawamu kerumah sakit. Cepat naik kepunggungku.” Kim janghoon segera akan menggendong yesung.

“Yaaa…Kim janghoon. Dia bukan anakmu, kenapa kau mengkhawatirkannya?” istri kim janghoon semakin kesal. Ia menarik yesung dari gendongan kim janghoon hingga terjatuh. Kim janghoon segera memegang yesung lagi.

“KARENA DIA ANAKKU. PUAS.” Teriak kim janghoon. Istrinya dan moon hanya diam karena kaget, mereka tidak percaya dengan apa yang diucapkan kim janghoon. Sementara itu kim janghoon segera membawa yesung ke rumah sakit.
****

                “Bagaimana keadaannya?” Tanya kim janghoon pada dokter, “kami sudah memeriksa tulang tangannya. Ada retakan di tulang tangan kirinya.” Kata dokter.

“Retak? Lalu apa dia bisa sembuh?” Tanya kim janghoon semakin khawatir.

“Beruntung ini hanya retak sehingga tangannya bisa sembuh. Hanya saja dalam beberapa bulan tangannya tidak bisa digunakan. Dan agar bisa digunakan normal seperti biasa, tangannya harus dilatih secara teratur.” Kata dokter menjelaskan.

“Syukurlah.” Kata kim janghoon lalu ia pergi menuju kamar yesung. Di depan kamar yesung banyak wartawan yang mencarinya, para bodyguard menahan wartawan-wartawan tersebut.

“Kim janghoon-shi. Kita harus bicara.” Seseorang memanggil kim janghoo, orang tersebut adalah istrinya dibelakangnya berdiri moon putri kesayangannya dan juga managernya, sungjin. Kim janghoon lalu mengikuti istri dan anaknya keruangan lain.

                “Apa yang kau katakana tadi siang aku anggap tidak keluar sama sekali dari mulutmu. Begitupun dengan moon, dia sama sekali tidak mendengarnya.” Kata istrinya dengan tagas. Kim janghoon hanya diam.

“Kim janghoon-shi, saya mohon berpikir ulanglah. Karirmu, pernikahanmu, keluargamu, hidupmu bahkan hidup putrimu akan hancur karena skandal ini. Berpikirlah jernih.”

“Tapi ini kesalahanku. Aku telah menelantarkan mereka.” Kata kim janghoon membela.

“Lalu, kau akan menghancurkan hidup istri dan putrimu?” Tanya manager sungjin.

Kim janghoon berdiri, “ maafkan aku. aku terlalu banyak melakukan dosa pada mereka.” Kata kim janghoon, moon segera memeluk appanya.

“Appa…” moon terisak. Kim janghoon semakin bimbang. Ia melepaskan pelukan putrinya lalu pergi menemui para wartawan.

                “Kim janghoon-shi, apa benar anak yang sakit itu adalah anakmu?” Tanya wartawan,

“Karena kalian sangat penasaran dengan masalah ini. Akan aku jelaskan dengan sejelas-jelasnya. Anak itu bernama yesung. Anak yang didalam itu adalah anak yang telah menyelamatkan putri tercintaku, moon geun young. Aku sangat berterimakasih pada anak itu oleh karenanya aku membawanya kerumah sakit karena ia terluka setelah menyelamatkan moon. dengan pasti aku katakan, anak tersebut bukanlah anakku. Anakku hanya satu, moon geun young.” Kim janghoon lalu pergi setelah menjelaskan semuanya pada wartawan, ketika ia membalikkan badan, ia melihat yesung berdiri jauh dibelakangnya. Kim janghoon terus berjalan dan berjalan melewati yesung seperti orang yang tidak kenal.
TBC

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. huwa dasar tuh sih kim janghoon...
    kasihan kan yesungnya :((
    masa' dia gak dianggap lagi -,-

    BalasHapus