Kawasan Senayan mulai banyak dikenal sejak didirikan gelanggang olahraga bertaraf internasional dengan nama Gelora Bung Karno, yang dibangun awal 1960-an atas bantuan Uni Sovyet pada zaman PM Nikita Kruschev. Ada yang menyatakan PM Uni Soviet ini kecewa karena tidak ada tanda-tanda prasasti yang menyebutkan Uni Soviet-lah yang membangunnya.
Yang diselesaikan pertama kali adalah stadion renang (selesai Juni 1961), berkapasitas 8.000 penonton. Kemudian pada Desember 1961, selesai pula stadion tenis yang berkapasitas 5.200 penonton. Pada Desember 1961 pula, stadion madya dengan kapasitas 20 ribu penonton juga selesai dibangun. Istora yang berkapasitas 10 ribu penonton selesai pada Mei 1962, yang kemudian digunakan untuk pertandingan Piala Thomas. Stadion utama sepakbola yang berkapasitas 100 ribu penonton selesai dibangun pada Juni 1962. Stadion utama beratap temu gelang berentuk oval. Stadion dikelilingi jalan lingkar sepanjang 920 meter. Lapangan sepak bola di dalamnya dikelilingi lintasan berbentuk elips dengan sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.
Pada periode yang sama, persisnya pada 1960, Soekarno juga membangun mesjid Istiqlal. Pada masanya, dan bahkan hingga kini, Istiqlal tak hanya menjadi mesjid terbesar di Indonesia, tetapi juga terbesar dan termegah di kawasan Asia Tenggara.
Saat ada yang mengeluhkan kondisi rakyat yang masih susah, Sukarno menjawab, ''Biarlah dulu, nanti kalau gedung-gedung ini selesai, rakyat akan lupa semua kesusahan itu dan hanya ingat pada gedung-gedung ini.'' Soekarno juga memancangkan ambisinya dalam membangun Jakarta seraya membandingkannya dengan negara lain. Jika Mesir dapat membangun Kairo, Italia memiliki Roma, Prancis dengan Paris dan Brazil dengan Brazilia, kata Soekarno, “maka Indonesia juga harus bangga memperlihatkan Jakarta sebagai pintu masuk negara.''
Aku pernah datang ke senayan untuk pertama kalinya disebuah acara. ternyata stadion sepakbolanya tidak sebesar yang aku bayangkan padahal, senayan merupakan salah satu stadion terbesar di Asia tenggara. meskipun senayan menurutku tidak besar tetap saja untuk melihat orang dari ujung ke ujung sangatlah sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar